Anda di halaman 1dari 19

Nama : Raka Nababil (114040306)

Miftakhul Arief (114040313)


Nurdiansyah (114040316)

AUDIT MANAJEMEN PADA PT PERTAMINA PERSERO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisa kita ketahui, selalu ada permasalahan yang dihadapi Pertamina baik
dalam aspek harga BBM yang selalu mengalami kenaikan bahkan penurunan
harga, maupun dalam permasalahan distribusi yang mengalami kendala, serta
sering pula terjadi Kelangkaan BBM di sejumlah daerah mengakibatkan beberapa
SPBU tutup. Kelangkaan terjadi akibat adanya pengurangan pasokan dari
Pertamina dan karena kinerja fungsi layanan jual yang belum maksimal. Pada saat
langka, rata-rata SPBU menjual bensin hanya tiga sampai empat jam, antrian
tampak semrawut karena pengendara saling berebut untuk segera dilayani. Akibat
kelangkaan, harga bensin di tingkat pengecer melambung tinggi. Dan
permasalahan yang sekarang sementara diperbincangkan yaitu masalah ledakan
tabung gas yang terjadi dimana-mana yang juga menjadi tanggung jawab pihak
Pertamina.
Dari kejadian-kejadian itu muncul pertanyaan mengapa dan ada apa
dibalik permasalahan tersebut, untuk mengetahuinya dibutuhkan audit
manejemen. Tetapi dalam makalah ini hanya mengambil salah satu
fungsi pemasaran saja yaitu pada bagian BBM, baik BBM subsidi maupun
nonsubsidi serta dikhususkan pada penjualan BBM kepada SPBU. Dengan adanya
audit manajemen terhadap fungsi pemasaran, perusahaan mampu menguji dan
menilai tujuan dan kebijakan pemasaran di tengah permasalahan-permasalahan
yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN

B. PROFIL PERUSAHAAN
Sebagai lokomotif perekonomian bangsa Pertamina merupakan
perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas
serta energi baru dan terbarukan.Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat
berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi.
Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun, Pertamina semakin percaya diri
untuk berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan
penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir.Berorientasi
pada kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal yang menjadi komitmen
Pertamina,agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan
dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan
salah satu komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran
strategis dalam perekonomian nasional. Semangat terbarukan yang dicanangkan
saat ini merupakan salah satu bukti komitmen Pertamina dalam menciptakan
alternatif baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien dan
berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam memanfaatkan
sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi baru
dan terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina
bergerak maju dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi
Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Mendukung visi tersebut, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang
perusahaan, yaitu Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream, dimana
Perusahaan berupaya untuk melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan
bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien dan menguntungkan.
Pertamina menggunakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan
kiprahnya untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan menerapkan Tata
Kelola Perusahaan yang sesuai dengan standar global best practice, serta dengan
mengusung tata nilai korporat yang telah dimiliki dan dipahami oleh seluruh
unsur perusahaan, yaitu Clean, Competitive, Confident, Customer-focused,
Commercial dan Capable. Seiring dengan itu Pertamina juga senantiasa
menjalankan program sosial dan lingkungannya secara terprogram dan terstruktur,
sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap
seluruh stakeholder-nya.
Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan
usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu
Pertamina yang dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri
meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak
dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina
juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang
terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM).
Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi
baik secara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra
kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical
Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating/ Pertamina Participating
Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB).
Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya
dilakukan di dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah
menyediakan 10.000 Mega Watt (MW) listrik tahap kedua. Di samping itu
Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal dengan gas metana batubara
(GMB) dalam rangka mendukung program diversifikasi sumber energi serta
peningkatan pasokan gas nasional pemerintah.
Potensi cadangan gas metana Indonesia yang besar dikelola secara serius
yang dimana saat ini Pertamina telah memiliki 6 Production Sharing Contract
(PSC)-CBM. Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak
mentah, pemasaran dan niaga produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis
perkapalan terkait untuk pendistribusian produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan
terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan),
RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong).
Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan
Unit Kilang LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang
dihasilkan meliputi bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah,
minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan Non BBM seperti pelumas, aspal,
Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta Liquefied Natural Gas (LNG),
Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya.
C. VISI DAN MISI PT PERTAMINA
Visi: Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Misi: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka
Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi
baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri
serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi,
yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta
pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat
serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta
kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan
terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.
Tata Nilai Perusahaan
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman
bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai
perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:
CLEAN (BERSIH).
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi
suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas
tata kelola korporasi yang baik.
COMPETITIVE (KOMPETITIF).
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
kinerja.
CONFIDENT (PERCAYA DIRI).
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN).
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
COMMERCIAL (KOMERSIAL).
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
CAPABLE (BERKEMAMPUAN).
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.

D. STRUKTUR ORGANISASI PT PERTAMINA


STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE
1. Organ Utama:
1) Pemegang Saham & RUPS
2) Komisaris
3) Direksi
2. Organ Pendukung:
1) Sekretaris Perseroan (Sekper).
2) Satuan Pengawasan Intern (SPI).
3) Komite Audit.
3. Struktur Governance Eksternal
Aspek-aspek pengaturan yang berasal dari pihak eksternal Perusahaan
Organ Utama
Pemegang Saham & Rups.
PEMEGANG SAHAM PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
ADALAH PT PERTAMINA (PERSERO) & PT PERTAMINA DANA
VENTURA
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
RUPS Tahunan untuk mengesahkan:
RKAP : diselenggarakan paling lambat 30 hari setelah tahun anggaran
berjalan;
Laporan Tahunan dan Perhitungan Tahunan : diselenggarakan paling
lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir;
RUPS lainnya/Luar Biasa yang dapat diselenggarakan sewaktu-waktu apabila
diperlukan oleh Pemegang Saham atau atas usulan Komisaris dan/atau Direksi.
Wewenang RUPS
a) Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris;
b) Menyetujui atau menolak RJPP dan RKAP;
c) Menetapkan target kinerja masing-masing Direksi dan Komisaris;
d) Melakukan penilaian kinerja Direksi dan Komisaris;
e) Menetapkan auditor eksternal untuk melakukan audit atas laporan keuangan;
f) Menetapkan remunerasi Komisaris dan Direksi;
g) Menetapkan perhitungan alokasi laba perusahaan;
h) Menetapkan jumlah maksimum jabatan Komisaris yang boleh dirangkap
oleh seorang Komisaris;
i) Menetapkan jumlah maksimum jabatan Komisaris yang boleh dirangkap
oleh Direksi pada Anak Perusahaan;
j) Mendelegasikan kepada Komisaris tentang pembagian tugas dan wewenang
anggota Direksi.
Hak Pemegang Saham
Menghadiri RUPS dan memberikan suara pada RUPS.
Memperoleh informasi material baik dari Komisaris maupun Direksi mengenai
keuangan atau hal-hal lain yang menyangkut Perusahaan secara lengkap, tepat
waktu, dan teratur.
Memperoleh pembagian laba Perusahaan (dividen).
Menyelenggarakan RUPS dalam hal Direksi dan/atau Komisaris lalai
menyelenggarakan RUPS Tahunan dan sewaktu-waktu meminta penyelenggaraan
RUPS Luar Biasa
KOMISARIS
Keanggotaan dan Komposisi:
1. Komisaris terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang dan seorang diantaranya
diangkat sebagai Komisaris Utama
2. Sekurang-kurangnya 20% dari anggota Komisaris harus berasal dari kalangan
di luar PT PGE dengan ketentuan:
a) Tidak menjabat sebagai Direksi di perusahaan terafiliasi;
b) Tidak bekerja pada departemen/lembaga atau badan lainnya di lingkungan
Pemerintahan;
c) Tidak bekerja di PT PGE atau afiliasinya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir;
d) Tidak mempunyai keterkaitan finansial dengan PT PGE atau perusahaan lain
yang menyediakan jasa dan produk kepada PT PGE dan afiliasinya;
e)Bebas dari benturan kepentingan;
3. Masa jabatan 5 tahun , dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan
Kualifikasi Personil
1) Syarat Formal : orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan
hukum, tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah dihukum dalam kurun
waktu 5 tahun sebelum pengangkatan
2) Syarat Materiil : Memiliki integritas, dedikasi, kompetensi, menyediakan
waktu yang cukup;
3) Syarat Lain : bukan pengurus parpol, usia tidak lebih dari 60 tahun, Tidak
memiliki benturan kepentingan
Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban Komisaris
Tugas dan tanggung jawab:
Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi serta pemberian nasehat
kepada Direksi, dalam hal :
a) Penyusunan/pelaksanaan/pertanggungjawaban RJPP dan RKAP
b) Kepatuhan terhadap anggaran dasar dan peraturan yang berlaku
c) Pelaksanaan keputusan RUPS
d) Efektivitas pelaksanaan praktik-praktik GCG
e) Efektivitas struktur pengendalian intern
f) Penilaian/pemberian rekomendasi tentang manajemen risiko perusahaan .
Kewajiban:
a) Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP;
b) Memberikan pendapat kepada RUPS mengenai masalah strategis atau yang
dianggap penting;
c) Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan
Direksi, termasuk laporan hasil audit internal/eksternal;
d) Menandatangani RJPP dan laporan tahunan;
e) Melaporkan dengan segera kepada RUPS tentang terjadinya gejala
menurunnya kinerja Perusahaan;
f) Menginformasikan kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
perusahaan lain.
Hak dan Wewenang Komisaris
Hak:
1) Memiliki akses terhadap Perusahaan sesuai dengan ketentuan AD dan
peraturan perUUan yang berlaku;
2) Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;
3) Menanyakan/meminta penjelasan kepada Direksi mengenai pengurusan
perseroan;
4) Menerima honorarium;
5) Mengundurkan diri;
6) Menerima salinan risalah rapat Komisaris;
7) Mendapatkan bantuan tenaga profesional.
Wewenang:
Memberhentikan sementara waktu anggota Direksi
Mengevaluasi dan menyetujui atau menolak permintaan persetujuan dari Direksi
untuk transaksi tertentu sesuai ketentuan AD
Mengambil keputusan di dalam maupun di luar rapat Komisaris.
DIREKSI
Keanggotaan dan Komposisi
1) Jumlah Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, seorang diantaranya diangkat
sebagai Direktur Utama.
2) Masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan
3) Komposisi Direksi memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang
efektif, tepat, cepat dan independen
Kualifikasi Personil Direksi
1) Syarat Formal : orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan
hukum, tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah dihukum dalam kurun
waktu 5 tahun sebelum pengangkatan
2) Syarat Materiil : Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman,
kejujuran, prilaku baik, dedikasi
3) Syarat Lain : bukan pengurus parpol, usia tidak lebih dari 55 tahun, Tidak
memiliki benturan kepentingan
Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban Direksi
Tugas dan Tanggung jawab :
a) Memimpin dan mengurus Perseroan.
b) Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perseroan.
c) Mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan
d) Bertanggungjawab penuh dalam menjalankan tugas untuk kepentingan
perseroan sesuai ketentuan yang berlaku
e) Bertanggungjawab secara pribadi jika bersalah atau lalai dalam pelaksanaan
tugasnya
Kewajiban:
a) Menyiapkan RKAP, RJPP, menandatanganinya bersama dengan Komisaris,
dan disyahkan RUPS;
b) Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan
dan jalannya Perusahaan;
c) Mengadakan dan memelihara pembukuan
d) Menyusun dan mengimplementasikan sistem akuntansi yang sesuai dengan
standar akuntansi keuangan;
e) Menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan untuk disyahkan RUPS;
f) Menetapkan struktur organisasi dan uraian tugasnya
g) Memberikan penjelasan kepada Komisaris
Hak Direksi
1) Menetapkan kebijakan-kebijakan
2) Membuat aturan kepegawaian
3) Mengangkat dan memberhentikan pekerja
4) Mengangkat seseorang/kuasanya untuk melakukan perbuatan tertentu atas
tanggungjawabnya
5) Menjalankan tindakan-tindakan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku
6) Memperoleh gaji,tunjangan dan fasilitas lain sesuai ketetapan RUPS
Wewenang Direksi
1) Melakukan perikatan/transaksi sesuai ketentuan AD
2) Mengatur pendelegasian wewenang
3) Direktur Utama bertindak untuk dan atas nama Direksi, serta mewakili
perseroan dengan terlebih dulu mendapat persetujuan rapat Direksi
ORGAN PENDUKUNG
SEKRETARIS PERSEROAN
Kedudukan dan Kualifikasi
1. Diangkat, diberhentikan, dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama.
2. Memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang memadai.
Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
1. Koordinasi perencanaan dan penyelenggaraan RUPS
2. Memastikan perseroan mematuhi ketentuan tentang persyaratan keterbukaan
dan pengungkapan dalam laporan tahunan
3. Mengkoordinasikan rapat direksi dan rapat gabungan direksi dan komisaris
4. Membuat dan mendokumentasikan risalah RUPS, risalah rapat direksi dan
risalah rapat gabungan direksi dan komisaris
5. Menyiapkan daftar pemegang saham dan daftar khusus
6. Memastikan kepatuhan atas pelaksanaan GCG
7. Mewakili perseroan untuk berkomunikasi dengan stakeholders
8. Menyeleksi informasi yang relevan untuk dipublikasikan kepada
stakeholders SATUAN PENGAWAS INTERNAL (SPI)
Kedudukan dan Kualifikasi
1) SPI mempunyai kedudukan yang independen
2) Kepala SPI bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama
3) Kepala SPI dan Auditor harus memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi
yang memadai
Tugas dan Tanggung Jawab SPI
1) Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan;
2) Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan;
3) Memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi efektif;
4) Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha;
5) Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan;
6) Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkap kasus ;
7) Memberikan saran-saran perbaikan ;
8) Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen;
9) Mendukung penerapan GCG di lingkungan Perusahaan;
10)Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada Direktur
Utama dan memberikan tembusan kepada Komisaris melalui Komite Audit.
KOMITE AUDIT
Komposisi dan Keanggotaan
1) Terdiri atas seorang Ketua dengan komposisi:
a) Ketua Komite Audit adalah salah satu anggota Komisaris Independen.
b) Anggota Komite Audit berasal dari luar Perusahaan.
c) Ketua dan anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Komisaris
Utama.
2) Anggota Komite harus memiliki komitmen.
3) Anggota Komite tidak memiliki benturan kepentingan.
4) Anggota Komite diangkat dan diberhentikan oleh Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab
1) Memastikan efektivitas sistem pengendalian internal perseroan
2) Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit SPI dan Auditor Eksternal.
3) Memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian manajemen.
4) Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris.
6) Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Komisaris.

E. STRATEGI MANAJEMEN PT PERTAMINA (PERSERO)


1. Fokus
Menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk
meningkatkan nilai tambah perusahaan.
2. Integritas
Mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan nyata.
3. Visionary (Berwawasan Jauh Kedepa)
Mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan
datang untuk dapat tumbuh dan berkembang.
4. Excellence (Unggul)
Menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha.
5. Mutual Respect (Keselarasan dan Kesetaraan)
Menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam kegiatan
usaha.

F. MANAJEMEN RESIKO
1. Klasifikasi, Tujuan, Ruang Lingkup, Dan Manfaat
A. Klasifikasi resiko
Resiko Perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai :
Resiko strategi, yang meliputi antara lain: resiko kegagalan eksplorasi dan
eksploitasi,
resiko adanya produk substitusi BBM dan NBBM, resiko persaingan bisnis, resi
ko kerugian anak Perusahaan, resiko kerugian kerja sama strategis, resiko
penugasan daripemerintah (PSO), resiko kegagalan marketing,
resiko penurunan cadangan minyak mentah, serta resiko yang timbul dari dampak
adanya kebijakan/regulasi pemasaran.
Resiko operasional, meliputi antara lain: resiko kegagalan operasional
kilang, resiko
kelangkaan minyak mentah dan produk minyak, resiko memproduksi migas, resi
ko kehandalan peralatan (pasokan dan teknologi), resiko kesalahan proses, resiko
bencana
alam, resiko ketidakpatuhan pada prosedur, resiko pemogokan kerja dan SDM, r
esiko kegagalan penanganan lingkungan, resiko kesehatan dan keselamatan
lingkungan serta keselamatan proses, resiko perubahan situasi sosial, politik dan
keamanan, resiko persaingan pemasaran.
Resiko keuangan, yang meliputi antara lain: resiko harga produk BBM dan
NBBM, resiko transaksi mata uang asing, resiko perubahan harga minyak mentah
dunia, resiko keterlambatan terbitnya SKOP, resiko perubahan nilai suku bunga,
resiko ketiadaan dana akibat keputusan pemerintah, resiko tidak tertagihnya
piutang, dan resiko dari adanya regulasi keuangan dari pemerintah.
B. Tujuan Manajemen Resiko
Manajemen resiko bertujuan untuk meminimalisasi resiko kerugian.
C. Ruang lingkup Manajemen Resiko
Manajemen resiko sekurang-kurangnya mencakup:
Mengidentifikasi potensi resiko internal pada setiap fungsi/unit dan potens
i resiko eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan;
Mengembangkan strategi penanganan pengelolaan resiko
Mengimplementasikan program-program pengelolaan untuk mengurangi
resiko;
Mengevaluasi keberhasilan manajemen resiko.
D. Manfaat Manajemen Resiko
Manfaat manajemen resiko adalah memperkecil dampak kerugian dari
ketidakpastian dalam usaha.
2. Kebijakan Umum
Dalam menerapkan manajeman resiko sekurang-kurangnya::
A. memperhatikan keselarasan antara strategi, proses bisnis, SDM, keuangan, t
eknologi, dan lingkungan, dengan tujuan Perusahaan.
B. menetapkan system dan prsedur standar manajemen resiko.
C. menyiapkan Penilai Resiko (risk assesor) yang kompeten.
3. Unsur-Unsur Terkait
Penerapan manajeman resiko pada dasarnya melibatkan unsur-unsur Perusahaan
dengantanggung jawab sebagai berikut :
A. Direksi dan seluruh pekerja bertanggung jawab menggunakan
pendekatan manajemen resiko dalam
melakukan kegiatannya sesuai dengan batas kewenangan dan uraian tugas (job
description) masing-masing.
B. Organ yang bertanggung jawab di bidang manajemen resiko adalah:
Komisaris dan Komite yang terkait antara lain Komite Audit (dalam hal
tidak ada KomiteResiko).
Direksi.
Fungsi manajemen resiko.
Satuan Pengawasan Intern (SPI)
C. Komisaris dan Direksi bertanggung jawab menetapkan tingkat
resiko yang dipandang wajar.
D. Komisaris bertanggung jawab untuk
memonitor resiko-
resiko penting yang dihadapi Perusahaan dan memberi saranmengenai perumusan
kebijakan di bidang manajemen resiko.
melakukan pengawasan penerapan manajemen resiko dan memberikan
arahankepada Direksi.
memastikan bahwa penyusunan RJPP dan RKAP telah memperhatikan
aspekmanajemen resiko.
melakukan kajian berkala atas efektivitas sistem manajemen resiko danmela
porkannya kepada Pemegang Saham/RUPS.
E. Direksi bertanggung jawab untuk :
menjalankan proses manajemen resiko di fungsi-fungsi terkait (risk
owners).
melaporkan kepada Komisaris tentang resiko-resiko yang dihadapi dan
ditangani.
menyempurnakan sistem manajemen resiko.
F. Fungsi Manajemen Resiko bertanggung jawab untuk:
merumuskan sistem manajemen resiko,
merumuskan kebijakan pokok yang berhubungan dengan manajemen
resiko.
mengidentifikasi dan menangani resiko-resiko serta membuat pemetaan
resiko.
mengimplementasikan dan mengupayakan penerapan manajemen resiko
yang efektifdalam batas-batas tanggung jawab dan kewenangannya.
memantau dan mengevaluasi perkembangan resiko dan melaporkannya
kepada Direksi.
G. Satuan Pengawasan Intern (SPI) bertanggung jawab untuk :
Memastikan bahwa kebijakan dan sistem manajemen resiko telah
diterapkan dandievaluasi secara berkala.
Mengevaluasi dan memberikan masukan atas kecukupan dan efektivitas
pengendalianintern dalam rangka mitigasi resiko.
Mengevaluasi dan memberi
masukan mengenai kesesuaian strategi dengan kebijakan manajemen resiko.
4. Proses Manajemen Resiko
Proses manajemen resiko sekurang-kurangnya meliputi :
A. Identifikasi resiko
B. Pengukuran dan analisis resiko
C. Pemilihan metode pengelolaan resiko
D. Implementasi metode pengelolaan resiko
E. Evaluasi terhadap implementasi metode pengelolaan resiko
F. Pelaporan manajemen resiko

G. ANALISIS SWOT TERHADAP PT. PERTAMINA (PERSERO)


1. Strength (Kekuatan)
Kekuatan internal pada PT. PERTAMINA (Persero):
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi
Produk dari PERTAMINA sudah memiliki pengakuan dari dunia internasional.
Diantaranya produk oli dari PERTAMINA yang sudah memiliki sertifikat ISO.
Memiliki pelayanan yang baik
Untuk pelayanan, sudah dapat mendistribusikan produknya ke seluruh penjuru
Indonesia bahkan sampai ke daerah-daerah terpencil.
Sumber daya manusia yang handal
SDM di PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan orang-orang yang sudah
profesional di bidangnya. Memiliki kemampuan dan pengalaman yang sudah
teruji. Selain itu pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan dunia bisnis
banyak diikuti oleh para karyawan, yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan
dan kemampuannya.
Pengalaman di bidang migas
PERTAMINA sudah bergerak di bidang migas di indonesia sejak tahun 1968.
Dengan pengalaman yang cukup lama di bidang migas, faktor ini dapat menjadi
salah satu nilai tambah. Pengalaman dan pengakuan dari dunia internasional
berhubungan dengan dunia migas menjadikan PERTAMINA cukup disegani
dibidang migas.
Penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi
Teknologi informasi di PERTAMINA sudah terintegrasi dan mendukung proses
bisnis perusahaan. Dengan adanya Divisi SBTI, ini menunjukkan adanya
kepedulian yang cukup tinggi dari pihak manajemen untuk mengembangkan
teknologi informasi.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan internal pada PT. PERTAMINA (Persero):
Kurangnya modal
Kendala PERTAMINA saat ini adalah kekurangannya modal dalam hal kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, sehingga pihak manajemen
membangun kerjasama dengan pihak asing untuk melakukan tersebut.
Masalah birokrasi yang menghambat kinerja
Birokrasi yang terlalu rumit menghambat proses pengambilan keputusan karena
terlalu banyak waktu yang terbuang untuk menjalankan suatu keputusan.
Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan
Sumber daya manusia di PT. PERTAMINA banyak yang penempatan dan
penggunaannya tidak maksimal sehingga menggurangi efektifitas dan efisiensi
perusahaan.
Jumlah armada yang kurang
Peningkatan permintaan pasar yang membutuhkan arus distribusi barang yang
tinggi dapat terhambat dengan kurangnya jumlah armada pengangkut barang yang
ada sekarang ini.
Ketergantungan pasokan pada satu pemasok, sehingga apabila terjadi
keterlambatan pasokan produk akan mengganggu operasional perusahaan.
3. Opportunities (Peluang)
Peluang eksternal pada PT. PERTAMINA (Persero):
Pasar bisnis yang masih tinggL
Penggunaan migas yang merupakan salah satu kebutuhan pokok dunia saat ini
membuat permintaan akan produk ini tetap tinggi walaupun terjadi gejolak harga.
Harga jual yang murah
PERTAMINA dapat menjual BBM dengan harga murah karena pemanfaatan dari
subsidi pemerintah. Hal ini dapat digunakan PERTAMINA sebagai salah satu
kesempatan untuk menguasai pasar migas di Indonesia.
Sumber daya migas yang masih cukup tinggi
Sumber cadangan migas yang tersedia di Indonesia masih cukup banyak yang
belum tereksplorasi. Cadangan minyak ini dapat digunakan PERTAMINA untuk
meningkatkan penjualan dalam memenuhi permintaan pasar.
Produk (dengan nilai oktan tinggi yang menghasilkan pembakaran yang
lebih bersih, non subsidi) yang bisa jadi menggantikan dominasi penjualan
premium.
Sebagai pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM)
PT. PERTAMINA (Persero) memiliki kesempatan unuk megubah pelayanan yang
kurang baik dan mengubah Image yang tertancap dibenak konsumennya,
menjadikan Konsumennya menjadi konsumen yang memiliki Loyalitas tinggi
pada PT. PERTAMINA (Persero).
4. Threats (Ancaman)
Ancaman eksternal pada PT. PERTAMINA (Persero):
Masuknya pihak swasta untuk beroperasi di bidang Non-BBM
Dengan masuknya pihak swasta yang bergerak di bidang Non-BBM cakupan
pasar PERTAMINA dalam hal Non-BBM seperti oli menjadi berkurang. Hal ini
menjadikan pendapatan PERTAMINA menjadi berkurang.
Makin banyaknya pihak swasta yang melakukan eksplorasi migas di
wilayah Indonesia.
Pihak swasta yang melakukan eksplorasi Migas di Indonesia kadang mempunyai
dana dan peralatan yang lebih bagus dibanding PERTAMINA hal ini
menyebabkan lahan minyak mentah yang kaya akan cadangan minyak akhirnya
dikelola oleh pihak swasta.
Pengaruh Intervensi
Dikarenakan PERTAMINA merupakan perusahaan multi internasional, maka
adanya pengaruh-pengaruh intervensi di dalam tubuh PERTAMINA khususnya
pada posisi manajemen strategis seperti dewan komisaris. Intervensi ini
menyebabkan terbatasnya ruang gerak manajemen untuk menentukan kebijakan
yang akan diambil.
Pasar bebas
Dengan adanya pasar bebas, perusahaan asing yang bergerak di bidang migas
diperbolehkan untuk memasarkan hasil produksinya di wilayah Indonesia. Hal ini
akan meningkatkan persaingan bisnis yang ketat.
Image bahwa produk yang ditawarkan kompetior (Shell dan Petronas)
memiliki tingkat kualitas yang lebih baik menjadikan ketertarikan konsumen
untuk berganti produk konsumsi.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berbagai upaya telah dilakukan PT Pertamina dalam mengatasi kendala-kendala
yang dihadapi dalam pendistribusian produknya.
1. Untuk memecahkan masalah keterbatasan daya tampung dan biaya pada
depot Plumpang dan Merak, digunakan metode Analytical Hierarchy Process.
2. Peningkatan perencanaan sistem dilakukan untuk meningkatkan kualitas
secara menyeluruh meliputi:
Peningkatan Sarana dan Fasilitas,
Peningkatan Sumber Daya Manusia,
Peningkatan Sistem Operasi.
3. Melakukan sistem prioritas dalam mengatasi keterbatasan daya tampung.
4. Melakukan perluasan wilayah distribusi untuk mengatasi kelangkaan
BBM. Selain itu juga Pertamina meneruskan distribusi BBM selama 24 jam dan
memberikan kredit kepada pengusaha SPBU yang belum memiliki delivery order
(DO) selama bank persepsi libur pada Sabtu dan Minggu. Kemudian, Pertamina
juga melaksanakan contigency plan dengan menerapkan sistem manual sekaligus
berkoordinasi dengan bank persepsi agar melayani transaksi selama libur.
5. Pertamina terus mengupayakan sejumlah cara guna mempertahankan
retail outlet-nya melalui pengiriman BBM zero loses dan evaluasi penerapan
sistem win-win solution terhadap SPBU.

B. SARAN
1. Berbagai upaya yang dilakukan PT Pertamina sudah cukup baik, namun perlu
adanya monitoring dan evaluasi terhadap upaya-upaya tersebut terutama dalam
hal distribusi produk sehingga dapat berjalan dengan maksimal, efisien dan
efektif.
2. Perlunya koordinasi dan sinkronisasi antarpihak dalam pelaksanaan distribusi
dari kilang hingga ke konsumen.
3. Perlunya pengawasan yang ketat terhadap berjalannya distribusi baik melalui
darat maupun laut sehingga tidak terjadi penyelundupan, penimbunan,
pengoplosan dan sebagainya yang dapat merugikan semua pihak
Pertamina sudah mencapai kesuksesanya, hampir semua masyarakat
indonesia memakai pertamina, cuma ada satu saran, kalau bisa pertamina
menyediakan terus bahan bakarnya jangan sampai ada lagi yang namanya
kelangkaan BBM.

Anda mungkin juga menyukai