Anda di halaman 1dari 4

Infeksi saluran kemih didefinisikan sebagai presentasi klinis dari mikroorganisme dalam

urin yang melebihi batas ambang normal mikroorganisme tersebut, yang berpotensi menginvasi
pada jaringan dan struktur saluran kemih, bila jumlah bakteri di dalam urinnya lebih dari
100.000/mL urin. Namun pada beberapa pasien wanita, bisa dikatakan infeksi meskipun jumlah
bakterinya kurang dari 100.000/mL urin . Wanita lebih beresiko terkena infeksi saluran kemih
daripada laki-laki karena pada wanita panjang uretranya lebih pendek dibandingkan laki-laki.
Pada wanita panjang uretra 1,5 inci dan pada laki-laki panjang uretra 8 inchi.

Urinary Tract Infection (UTI) atau lebih dikenal Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan
masalah yang banyak dijumpai dalam praktek klinis. Menurut saluran yang terkena maka ISK
dapat dibedakan menjadi bagian atas (pielonefritis) dan bagian bawah (sisititis, prostatitis,
uretritis) (Tisher dan Wilcox, 1997).

Dari segi klinis ISK dibagi menjadi:


1. Infeksi saluran kemih tidak terkomplikasi (simple / uncomplicated urinary tract infection)
yaitu bila tanpa faktor penyulit dan tidak didapatkan gangguan struktur maupun fungsi saluran
kemih.
2. Infeksi saluran kemih terkomplikasi (complicated urinary tract infection) yaitu bila terdapat
hal-hal tertentu sebagai penyulit ISK dan kelainan struktural maupun fungsional yang merubah
aliran urin, seperti :
a. Obstruksi saluran urin
(1) Anomali konginetal
(2) Batu saluran kemih
(3) Oklusi urete
(4) Kista ginjal
(5) Abses ginjal
(6) Tumor ginjal

b. Refluks vesikouretral
c. Penderita gangguan fungsi dan struktur ginjal
d. Residu urin dalam kandung kemih
(1) Neurogenic bladder
(2) Struktur uretra
(3) Penyakit dengan pembesaran prostat
e. Instrumentasi saluran kemih
(1) Katerisasi urin
(2) Dilatasi uretra
(3) Sistoskopi dan nefrostomi
(4) Pielografi retrograde
f. Populasi / keadaan yang spesifik
(1) Penderita DM dan immunocompromized
(2) Wanita hamil
(3) Penerima transplantasi ginjal
(4) Infeksi nosokomial
(5) Penderita penyakit sickle cell

B. Etiologi
Kebanyakan infeksi saluran kemih disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari flora tinja
usus bagian bawah. Hampir 80% infeksi yang terjadi pada penderita tidak rawat inap dan tidak
obstruksi disebabkan oleh Escherichia coli. Bakteri Gram negatif lainnya seperti klabsiella
pneumonia dan Proteus mirabilis serta coccus bakteri Gram positif seperti misalnya
Enterococcus faecalis dan Staphylococcus epidermis juga merupakan uropatogen potensial

Route of infection
Secara umum, organisme masuk ke dalam saluran kemih melalui tiga rute: ascending, hematogen
(descending), dan jalur limfatik. Uretra wanita biasanya dilewati bakteri yang berasal dari flora
tinja. Panjang pendek urethra perempuan dan kedekatannya dengan daerah perirectal membuat
Kolonisasi dapat terjadi.
Faktor lain yang menyebabkan kolonisasi uretra meliputi penggunaan spermisida dan
diafragma sebagai metode kontrasepsi. Walaupun ada bukti pada wanita yang menalami infeksi
kandung kemih , modus masuknya mikroorganisme tidak sepenuhnya dipahami. Memijat uretra
perempuan dan hubungan seksual membuat bakteri dengan mudah mencapai kandung kemih.
Sekali bakteri telah mencapai kandung kemih, organisme berkembang biak cepat dan dapat naik
ke ureter ke ginjal. Urutan kejadian lebih mungkin terjadi jika reflux vesicoureteral (refluks urin
ke ureter dan ginjal saat berkemih). Kenyataan bahwa ISK lebih umum pada wanita dari pada
laki-laki karena perbedaan anatomi di lokasi dan panjang uretra cenderung untuk mendukung
tingkatan rute infeksi sebagai rute akuisis.

Infeksi ginjal oleh penyebaran hematogen dari mikroorganisme biasanya terjadi sebagai
akibat dari penyebaran organisme dari infeksi primer di dalam tubuh. Infeksi melalui descending
rute jarang terjadi dan melibatkan sejumlah relatif kecil invasif patogen. Bakteremia yang
disebabkan oleh S. aureus dapat menyebabkan abses ginjal. organisme lain termasuk Candida
spp, Mycobacterium. TB, Salmonella spp., dan enterococci. Pada saat tertentu, sulit untuk
memproduksi pielonefritis eksperimental dengan infus administrasi gram-negatif organisme
umum seperti E. coli dan P. aeruginosa. Secara keseluruhan, kurang dari 5% dari hasil UTI
didokumentasikan dari penyebaran mikrorganisme secara hematogenous.

Ada sedikit bukti yang mendukung peran penting untuk limfatik ginjal dalam patogenesis
UTI. limfatik menghubungkan antara usus dan ginjal, serta antara kandung kemih dan ginjal.
Tidak ada bukti, bahwa mikroorganisme ditransfer ke ginjal melalui rute ini. Setelah bakteri
mencapai saluran kemih, tiga faktor menentukan perkembangan infeksi adalah: ukuran
inokulum, virulensi dari mikroorganisme, dan kompetensi pertahanan host (manusia) . Sebagian
besar ISK mencerminkan kegagalan dalam mekanisme pertahanan host.

C. Patofisiologi
Rute infeksi bakteri pada ISK diketahui sebagai berikut:
1. Asenden

Seperti pada dugaan masuknya bakteri tinja ke dalam kandung kencing melaluri uretra wanita
atau ke dalam ginjal melalui ureter
2. Hematogen

Seperti pada infeksi Staphylococcus pada korteksi ginjal


3. Perluasan langsung

Seperti pada sistitis terkait dengan fistula enterovesika . Pada wanita, pendeknya uretra dan
berdekatannya antara uretra dan daerah perirektal menyebabkan kolonisasi dari uretra. Bakteri
dapat memasuki kantung kemih melalui uretra. Setelah berada di kantung kemih, organisme akan
membelah diri dengan cepat dan dapat bergerak keatas menuju ginjal melalui ureter.

D. Gejala klinis
Pasien yang terkena ISK pada umumnya tidak memberikan gejala yang berarti, namun
biasanya semuanya terkait dengan tempat dan keparahan infeksi. Gejala-gejala yang dapat timbul
meliputi berikut ini, baik sendirian maupun timbulnya bersama-sama seperti menggigil, demam,
nyeri pinggang, dan sering mual sampai muntah, disuria, sering terburu-buru kencing, nyeri
suprapubik, dan hematuria .

Anda mungkin juga menyukai