Tatalaksana
Komplikasi
Komplikasi terminasi kehamilan buatan
a) Perforasi uterus, terjadi karena penggunaan sonde uterus (Wiknjosastro, 2010).
Penanganan dilakukan dengan menghentikan tindakan kuretase dan melakukan
kolaborasi dengan dokter bedah untuk dilakukan laparatomi (Prawirohardjo,
2011).
b) Robekan serviks, disebabkan penggunaan tenakulum (Wiknjosastro, 2010).
Penanganan serviks yang robek dilakukan penjahitan untuk menghentikan
perdarahan.
c) Perdarahan, timbul karena atonia atau sisa hasil konsepsi di dalam uterus.
Pencegahan atonia dilakukan dengan pemberian metergin 0,2 mg IM atau 10 IU
oksitosin secara IV sebelum dilakukan kuretase untuk meningkatkan kontraksi
uterus (Saifuddin, 2014).
d) Penanganan sisa hasil konsepsi dengan pemberian profilaksis dan uterotonika
untuk dilakukan kuretase ulang (Prawirohardjo, 2011).
e) Infeksi, pencegahan infeksi dilakukan pemberian antibiotik(Wiknjosastro,
2010).
Mochtar R, 2012. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi ke-2. EGC: Jakarta.
Sulistyowati, S., Febri R., Supriyadi H.R., Soetrisno. 2017. Blighted ovum: Roles
of human leukocyte antigen-E and natural killer cells. Bali Medical Journal, 6( 2):
381-385.