Ringkasan Kasus
CUP Corp. adalah salah satu perusahaan asuransi terbesar yang berbasis di Eropa.
Perusahaan tersebut telah menikmati tingkat pertumbuhan yang luar biasa yaitu lebih dari
25% tiap tahunnya selama 10 tahun terakhir. Perusahaan menjual berbagai berbagai jenis
asuransi kesehatan, jiwa, kerugian, property, dan otomotif.
Namun, pada 1996 dan 1997 pertumbuhannya datar dan tidak sesuai dengan tingkat
pertumbuhan 3% seperti yang direncanakan. Penurunan tingkat pertumbuhan ini disebabkan
beberapa hal, yaitu iklim ekonomi yang memburuk, pajak dan pungutan social yang lebih
tinggi, semakin meningkatnya persaingan, dan kepuasan ekstensif dari permintaan dasar akan
asuransi Jerman. Akibatnya ada banyak pelanggan yang membatalkan kontrak mencapai 10%
dari total premi yang dimiliki CUP Corp. Fenomena tersebut disebut dengan istilah lapse
rate. Tentu hal ini merupakan masalah yang harus diatasi oleh perusahaan.
Konsep proyek tersebut adalah Customer Care Center (CCC). CCC adalah suatu
layanan yang menyediakan satu nomor telepon untuk dapat digunakan guna melayani semua
pertanyaan serta masalah pelanggan dan untuk semua jenis asuransi yang ditawarkan oleh
CUP Corp. CCC tersebut diperlengkapi dengan staff yang mencukupi agar dapat beroperasi
selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu untuk memastikan bahwa selalu ada staff yang
melayani pelanggan. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak dari lapse rate yang
dialami perusahaan.
Desain dari konsep CCC ini sudah siap dan sasaran yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Pelanggan CUP Corp. akan memiliki satu nomor pada teleponnya untuk semua
pertanyaan dan masalah mereka;
2. CCC akan melayani selama 24 jam per hari dan 7 hari per minggu;
3. CUP Corp. akan mendapat manfaat dari penurunan lapse rate; dan
4. CUP Corp. menjadi pemimpin layanan di industry asuransi dengan meningkatkan
jumlah pelanggannya.
Jadi pada intinya, CUP Corp. merupakan sebuah perusahaan asuransi yang besar
namun memiliki masalah di mana banyak pelanggan yang melakuakan pembatalan kontrak.
Pembatalan kontrak ini banyak disebabkan oleh ketidaktahuan agen sehingga pelanggan tidak
puas akan layanan yang diberikannya. Banyak pelanggan yang bertanya kepada agen
perusahaan namun mereka kebanyakan tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Selain
itu, factor iklim ekonomi yang buruk dan tingginya pajak penghasilan yang diterapkan juga
ikut berdampak pada banyaknya pelanggan yang membatalkan kontrak.
Berlatar belakang hal tersebut akhirnya CUP Corp. menciptakan CCC untuk
menangani keluhan pelanggan dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh pelanggan.
Setelah satu tahun CCC berjalan, Derrick Wertmuller sebagai manajer yang
bertanggung jawab atas proyek CCC tersebut, ingin memastikan keberhasilan CCC dan
menetapkan indicator-indikator kunci dari keberhasilan CCC tersebut.
Pertanyaan
1. Sebagai penasihat dari Derrick Wertmuller, sistem pengukuran kinerja apa yang anda
sarankan yang sebaiknya diadopsi untuk mengukur keberhasilan CCC?
2. Apa factor kunci dari keberhasilan CCC mengacu pada sistem pengukuran kinerja
yang anda sarankan?
Jawaban
Inovasi dan Pembelajaran (Learning and Growth): selain proses bisnis internal,
inovasi dan pembelajaran juga penting untuk diterapkan di perusahaan. Perusahaan
harus mampu meng-upgrade skill dari pegawainya terutama staff yang berada
dibelakang layar CCC. Staff CCC harus meningkatkan kompetensi dalam menghandle
sebuah panggilan dan juga menjawab semua complain yang diutarakan pelanggan.
Jadi ukuran ini juga relevan untuk mengukur keberhasilan CCC.