Kolam Tanah
Kolam Tanah
PENDAHULUAN
Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah
tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air
perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah
dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan target produksinya.
Kolam selain sebagai media hidup ikan juga harus dapat berfugsi sebagai
sumber makanan alami bagi ikan, artinya kolam harus berpotensi untuk dapat
sistem budidaya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan air yang
2. Kolam Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian
1
Kolam merupakan lahan basah buatan yang dapat dikelola dan diatur
langsung oleh manusia untuk kebutuhan budidaya ikan. Ada banyak tipe-tipe
kolam ikan yang banyak dipakai oleh masyarakat untuk melakukan budidaya air
Bagi projek penternakan ikan pada skala besar, kolam tanah biasanya
menjadi pilihan bagi sesetengah pengusaha. Pembinaan kolam tanah yang betul
dapat memudahkan proses tuaian ikan. Antara kelebihan kolam tanah ialah
1.3 Tujuan
5. Untuk mengetahui apa saja parameter kualitas air dari kolam tanah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kolam yang dimaksud adalah kolam yang dibuat dengan cara menggali
tanah / sawah kemudian mengisinya dengan air. Kolam ini memiliki dinding dan
dasar berupa tanah. Tipe kolam ini cukup banyak pemilihnya bahkan cenderung
paling populer di kalangan petani ikan, karena pembuatannya cukup mudah dan
sederhana, hanya menggali tanah dan mengisinya dengan air.Meskipun ada juga
kolam tanah yang terjadi secara alami dan siap digunakan untuk memelihara
ikan.
modifikasi. Misalnya memberikan lapisan batu pada dinding, atau lapisan pasir
pada dasar kolam. Namun pada intinya, kolam tanah yang dimaksud adalah
Kolam dimana air yang ada di dalamnya bersentuhan langsung dengan tanah
bebas / bumi.
Kolam tanah kaya akan ion-ion dan mineral dari tanah. Salah satu
keunggulan kolam tanah adalah karena tanah banyak mengandung mineral renik
yang penting bagi nutrisi ikan lele. Tanah juga berfungsi sebagai penstabil ion
dalam air. Ketika air kekurangan ion, tanah akan memberikannya. Ketika air
kolam tanah dapat tumbuh besar dan cepat daripada ikan yang dibiakkan di
kolam terpal.
3
Air kolam tanah tidak cepat bau. Hal ini disebabkan karena kolam tanah
memiliki bakteri yang berfungsi sebagai perombak bahan organik dan penyuplai
mineral bagi bakteri. Perombakan bahan organik yang cepat akan membantu
mengurai pakan lele yang tidak habis sehingga tidak berada terlalu lama di
dalam air. Kolam Tanah umumnya dikelola secara tradisional. Luas lahan yang
m.
Ada beberapa hal Yang perlu Diperhatikan dari Kolam Tanah (tradisional),
yakni :
Kualitas air; Sumber air yang masuk ke kolam harus diperhatikan, dan
ukuran lele.
4
Keunggulan :
Kelemahan :
1. Tidak semua tanah cocok untuk dijadikan kolam lele. Tanah yang memiliki
kerapatan kurang baik akan menyebabkan air rembes ke dalam tanah sehingga
2. Hama / pemangsa alami benih lele dapat muncul dari dalam tanah
3. Lele yang dibesarkan di kolam tanah relatif lebih rentan terserang penyakit
3. Merepotkan pada saat panen sebab lele akan bersembunyi di dalam lumpur
Ada beberapa jenis ikan yang dapat dibudidayakan di dalam kolam tanah,
Jenis kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila yaitu kolam tanah
dengan jenis tanah bertekstur liat atau liat berpasir. Kedalaman kolam sebaiknya
matahari yang berperan pada proses fotosintesis tumbuhan dalam air, sehingga
menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan di dalam kolam. Pada kolam
5
sebaiknya memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. agar mudah
Kolam lele umumnya stagnan/ tak ganti air dan biasanya asupan mineral
renik tersebut juga tidak ditambahkan dari luar. AKibatnya pertumbuhan lele
terpal lebih lambat. Tanah selain berfungsi menyediakan mineral juga sebagai
gudangnya/tukar ion. Jika air kurang ion maka tanah akan menyuplainya. Jika air
kelebihan ion maka tanah akan mengikatnya. Ini dilakukan oleh partikel tanah
terutama yang banyak bahan organic seperti ligan/kompleks dalam ilmu kimia.
Kita tahu EDTA juga berfungsi seperti ini terutama untuk melarutkan Ca Mg
(makro) Fe (mikro) agar dapat digunakan plankton dengan teratur dan aman.
Mineral renik umumnya beracun jika dia zat tunggal. Sehingga plankton kolam
tanah akan lebih stabil. Untuk mengatasinya dapat ditambahkan tanah atau abu
pada kolam terpal secara teratur sebagai suplai mineral. Tambahan pula,
bahan organic sekaligus penyuplai mineral bagi bakteri yang sangat lengkap.
Dengan demikian air kolam tanah akan lebih baik karena perombak bahan
organic yang cepat. Ini ditandai air kolam terpal akan cepat bau.
ikan muajair mungkin sudah tak asing lagi di wilayah kita, terutama
didaerah jawa, ikan ini hidup diair tawar. morfologi serta anatominya mungkin
mirip dengan ikan mas, tetapi antara ikan mas dan mujair ada perbedaan baik
6
Ikan mujair hidup secara berkelompok. Tempat hidup ideal untuk ikan
mujair adalah di perairan tenang seperti bendungan, sungai dan danau air tawar.
Meskipun ikan mujair dapat dipelihara di dalam akuarium, mereka tidak akan
tumbuh secepat ikan mujair yang dibesarkan di kolam atau alam terbuka. Di
beberapa daerah, bibit ikan mujair ditebarkan di sawah pada musim tanam. Bibit
ikan mujair akan tumbuh hingga ukuran konsumsi (12-15 cm) bersamaan saat
kondisi lingkungan yang tidak ideal). Ikan mujair memiliki toleransi tinggi
terhadap kadar garam dalam air (salinitas), sehingga masih dapat bertahan
hidup di air payau. Mereka juga dapat hidup di air dengan kandungan amonia di
Untuk membuat kolam maka tanah yang akan dijadikan kolam harus
mampu menyimpan air atau kedap air sehingga kolam yang akan di buat tidak
bocor. Bentuk kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan ada
segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini yang harus diperhatikan adalah tentang
7
Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar
tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan
untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak mudah
bocor.
Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah tanah liat atau
liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan
tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah
pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran
kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air kolam, sebaiknya dasar
Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua
bentuk yaitu berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak sama
8
Gambar 2. Bentuk pematang trapesium tidak sama kaki
sama kaki pada kedalaman kolam 1m, jika kolam tersebut dibuat dengan
pematang trapesium tidak sama kaki maka lebar pematang pada bagian atas
adalah 1 m maka lebar pematang pada bagian bawahnya adalah 4,5 m pada
kedalaman kolam 1 m.
Dasar kolam untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan
air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam setiap
seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter
(Gambar 2.18).
9
Cara pengukuran yang mudah untuk mengetahui kemiringan dasar kolam
adalah dengan menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing ujung
pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ditempatkan sebatang kayu atau
bambu yang sudah diberi ukuran, yang paling bagus meteran, kemudian selang
kecil yang telah berisi air direntangkan dan ditempatkan pada bambu, kayu atau
Saluran didalam kolam budidaya ada dua macam yaitu saluran keliling
atau caren dan saluran tengah atau kemalir. Saluran didalam kolam ini dibuat
miring ke arah pintu pengeluaran air. Hal ini untuk memudahkan di dalam
Kolam yang baik harus memiliki pintu pemasukan air dan pintu
pengeluaran air secara terpisah. Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air
sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam terpendek agar air dalam kolam
10
Ada juga letak pintu pengeluaran dan pemasukan air berada disudut
Letak pintu air tersebut ada kelemahannya yaitu air dikedua sudut yang
Pada kolam tanah pintu pemasukan dan pengeluaran air dibuat dari
bambu atau pipa paralon. Bentuk pintu pemasukan diletakkan sejajar dengan
permukaan tanggul sedangkan pintu pengeluaran dapat dibuat dua model yaitu
tinggi air kolam dan kedua dibuat dengan model huruf L (Gambar 7).
11
2.4 PEMILIHAN LOKASI KOLAM TANAH
sumber air bersih, lokasi kolam yang ingin di dirikan hendaklah berhampiran
sumber air bersih seperti sungai, tasik, bekas lombong, paya, terusan, parit,
empangan & mata air. Sample air juga perlu diambil dan dianalisa di makmal
untuk memastikan air tersebut sesuai untuk ternakan ikan. Parameter air yang
sesuai sila rujuk topik 'Pengurusan Mutu Air'. Kemudian faktor kedua yakni
hendaklah tidak terlalu rendah atau sama pada paras air untuk mengelakkan
kolam ikan tersebut tidak boleh dikeringkan melalui graviti dan menyukarkan
proses tuaian dan pengapuran bagi kolam tanah. Elakkan juga pemilihan lokasi
Keadaan tanah di lokasi budi daya juga perlu diteliti, terutama tekstur
tanahnya (penyusun tanah) dan tingkat kesuburannya. Tekstur tanah yang baik
adalah tanah liat dengan sedikit pasir (3 : 2). Tanah yang liat dan sedikit berpasir
dapat menahan air dengan baik karena tidak mudah merembes ke luar sehingga
tidak banyak terjadi kebocoran kolam. Di samping itu, keadaan tanah di lokasi
kolam budidaya juga subur agar biota-biota air lain yang bermanfaat untuk
dalamnya.
12
Keadaan tekstur tanah yang liat dan sedikit berpasir dapat diketahui
dengan cara menggenggamnya dengan diberi sedikit air. Bila pada saat
genggaman tanah tersebut dibuka dan tanah tidak buyar (tetap menyatu), maka
tanah tersebut baik untuk kolam ikan. Tetapi bila tanah tersebut buyar pada saat
genggaman dibuka, maka lokasi tesebut tidak baik untuk kolam ikan. Kesuburan
tanaman yang tumbuh di lokasi subur, maka tanah di lokasi tersebut subur dan
Pada parameter kualitas air kolam tanah, ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Yakni ada aspek Fisik dan aspek kimia yang dijelaskan di
bawah ini :
A. Aspek Fisik
Arus sangat berperan dalam sirkulasi air, pembawa bahan terlarut dan
Desain dan kontruksi untuk kegiatan budidaya laut harus disesuaikan dengan
kecepatan arus dan kondisi substrat dasar perairan (lumpur, pasir, karang, dll),
arus yang ideal untuk usaha budidaya ikan dalam keramba jaring apung berkisar
13
Suhu air merupakan salah satu parameter kualitas perairan yang
Suhu air yang baik dan layak untuk usaha budidaya laut (ikan) berkisar antara
bahan terlarut lainnya. Perairan yang memiliki kecerahan yang rendah pada
cuaca normal memberikan suatu indikasi banyaknya partikel yang terlarut dan
sebaiknya >3m, menurut Imanto eta al. (1995) kecerahan yang ideal untuk lokasi
anorganik tersuspensi yang terlarut dalam kolam air yang merupakan hasil dari
dalam kolam air pada kondisi tertentu sangat dipengaruhi oleh pergerakan
14
dan produktivitas primer perairan. Nilai kekeruhan yang ideal untuk usaha
B. Aspek Kimia
bagi kegiatan budidaya ikan karena nilai yang ekstrim dapat merusak permukaan
aktivitas fotosintesis, suhu serta buangan industri dan rumah tangga. Nilai pH
laut biasanya berkisar antara 7,58,5. Nilai pH yang optimal untuk budidaya ikan
adalah 6,58,5 (Beveridge, 1996). Perairan yang bersifat asam (pH<5) atau
1. Salinitas
Salinitas sangat bervariasi luas di perairan teluk atau estuarin, hal ini dapat
disebabkan oleh pasang surut, banyaknya air tawar yang masuk baik melalui
15
Kisaran salinitas yang baik untuk kegiatan budidaya ikan, tergantung dari
jenis ikan yang akan dibudidayakan. Kisaran salinitas yang diinginkan untuk jenis
ikan kerapu adalah 27-34 ppt, ikan kakap 25-33 ppt, beronang 28-311 ppt, dan
2. Oksigen Terlarut
dipengaruhi oleh factor lingkungan antara lain suhu, salinitas, dan ketinggian
lokasi. Oksigen terlarut akan turun konsetrasinya dalam air jika suhu air, salinitas,
Sumber utama oksigen dalam perairan adalah hasil difusi dari udara,
16
Kekurangan iksigen dapat pula dialami akibat terhalangnya difusi karena
oksigen dalam air lebih besar atau sama engan 5 mg/L. Nilai DO yang baik
3. Nitrogen
yang bersifat racun terhadap ikan dan organisme lainnya hanya ada 3, yaitu
amonia (NH3-N), nitrit NO2-N, dan nitrat (NO3-N). Senyawa nitrogen biasanya
berasal dari atmosfer, sisa makanan, organisme mati, dan hasil metabolisme
hewan akutik lainnya. Dari ketiga senyawa tersebut yang paling bersifat toksik
pada ikan adalah amonia dan nitrit sedangkan nitrat hanya bersifat toksik pada
konsentrasi tinggi.
Konsentrasi amonia yang aman dan tidak beracun pada ikan adalah kecil
dari 0,1 mg/L sedangkan untuk keperluan budidaya ikan sebaiknya 0,3 mg/L
(KLH, 2004).
4. Fosfat
17
Senyawa fosfat dalam air berasal dari sumber alami antara lain dari erosi
Kadar fosfat yang cukup tinggi dan melebihi kebutuhan normal organisme
oksigen terlarut secara drastic dan akhirnya berakibat pada kematian ikan dan
organisme akuatik lainnya (Adnan, 1994). Untuk keperluan budidaya ikan, kadar
fosfat perairan yan baik dan aman adalah 0,2 mg/L-0,5 mg/L
18
BAB III
3.1 Kesimpulan
Kolam tanah adalah kolam yang dibuat dengan cara menggali tanah /
sawah kemudian mengisinya dengan air. Kolam ini memiliki dinding dan
Ada beberapa hal Yang perlu Diperhatikan dari Kolam Tanah (tradisional),
yakni :
o Pematang
19
o Kualitas air.
o Ketinggian air.
Ada beberapa jenis ikan yang dapat dibudidayakan di dalam kolam tanah,
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal konstruksi kolam
tanah, yaitu :
Berhampiran sumber air bersih, kemudian faktor kedua yakni kawasan air
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Agriefishery.2012.http://zonaikan.wordpress.com/2012/08/10/kolam-tanah-untuk-
21
Arta.2010.http://artaquaculture.blogspot.com/2010/10/mengapa-pertumbuhan-
Budhi.2012..http://adearisandi.wordpress.com/2012/10/31/ikan-mujair/. Diakses
Le2pondok.2012.http://lelepondok.blogspot.com/2012/11/kolam-tanah.html.
Mardiansyah.2013.http://benihlelesangkuriangcirebon.blogspot.com/2013/06/kola
Permana.2013. http://wismanpermana3.blog.com/2013/04/14/parameter-kualitas-
Rayanya.2012.http://jagat-rayanya.blogspot.com/2012/04/mujair.html. Diakses
Rozi.2011.http://ikan-air-tawar.blogspot.com/2011/03/jenis-kolam-air-tawar.html.
Yudhistira.2013.http://trik-budidaya-ikan.blogspot.com/p/hormonik.html. Diakses
Zaelani.2013.http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2013/06/kontruk
2013.
22