Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

“ LOGIKA ”

OLEH

KELOMPOK VI

1. RAHMI HASAN : 512 . 089


2. DEWI SUCI ANDINI : 512 . 101
3. AGUSMAN PANDRA : 512 . 103
4. SARTIKA : 512 . 105
5. VALERIA PRAMITA : 512 . 107

SEMESTER : III ( GANJIL )


DOSEN PEMBIMBING : Elfi TAJUDDIN, S.Ag.,M.Hum.

JURUSAN : PSIKOLOGI ISLAM (PI-B)


FAKULTAS : USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


IMAM BONJOL PADANG
1435 H / 2013 M

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………...……………………...1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG……………………………………………………………...…………..2

B.RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………...………….2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LOGIKA………………………………………………………………..…….3

B. TIPE – TIPE LOGIKA ………………………………...………………………….………..…5

C. MANFAAT BELAJAR LOGIKA ……………………………………...…………………..…7

D. HUBUNGAN LOGIKA DENGAN PSIKOLOGI…………………………………….............7

E. LOGIKA DAN PENALARAN ILMIAH………………………………...………………..…..9

PENUTUP

KESIMPULAN……………………………………………………….……………………….....11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..….12

2
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis,
argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan
tidak logis adalah sebaliknya.

Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah manfaat yang
didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu
sistem yang bersifat logis, karena itu ilmu pengetahuan tidak mungkin melepaskan
kepentingannya terhadap logika.

Sebagai suatu ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah, logika lahir dari pemikir-pemikir
Yunani yaitu Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Dalam perkembangannya, logika telah
menarik minat dan dipelajari secara luas oleh para filosof. Logika juga menarik minat filosof-
filosof muslim sehingga menjadi pembahasan yang menarik dalam masalah agama.

B.RUMUSAN MASALAH

1. PENGERTIAN LOGIKA

2. TIPE – TIPE LOGIKA

3. MANFAAT BELAJAR LOGIKA

4 . HUBUNGAN LOGIKA DENGAN PSIKOLOGI

5. LOGIKA DAN PENALARAN ILMIAH

3
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN LOGIKA

1.Menurut Bahasa (Etimologi)

“Logika” diturunkan dari kata sifat “Logike” (Bahasa Yunani) yang berhubungan
dengan kata benda “Logos” yang artinya fikiran. 1
Hal ini menunjukkan adanya hubungan
antara fikiran dan kata yang merupakan pernyataannya dalam bahasa. Berfikir adalah suatu
kegiatan jiwa untuk mencapai pengetahuan.

Logos juga bisa diartikan sebagai perkataan atau sabda.2 Istilah lain yang digunakan
sebagaigantinya adalah Mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti
berkata atau berucap. Mantiq disebut sebagai penyelidikan tentang dasar – dasar dan metode –
metode berpikir benar.

2. Menurut Para Ahli

a. Irving M.Copy > Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum – hukum yang
digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dan penalaran yang salah.).

b. M.Sommer > Logika adalah ilmu pengetahuan tentang karya – karya akal budi untuk
membimbing menuju yang benar > Ilmu Pengetahuan : dasar dari logika, Karya Akal Budi :
sasaran logika, Membimbing menuju yang benar : tujuan logika.

c.The Liang Gie > Logika adalah bidang pengetahuan dalam lingkungan filsafat yang
mempelajari secara teratur asas-asas dan aturan-aturan penalaran yang betul.

4.Kesimpulan

Logika adalah : pengetahuan dari bidang filsafat yang mempelajari tentang teknik, aturan,
dan hukum – hukum penalaran/berfikir dengan semestinya/seharusnya agar dapat memperoleh
kesimpulan yang benar.

1
Afraniati Affan, Filsafat Logika, (Padang : Azka Padang,, 2002), h:1.
2
.Mundiri, Logika, (Semarang : Rajawali Pers, 1994), h:1.

4
4.Ruang Lingkup

Logika sebagai suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran.
Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Adapun bentuk pemikiran yang lain mulai dari yang
paling sederhana ialah pengertian atau konsep (concept), proposisi atau pernyataan (propotition),
statement dan penalaran.3

a.Masalah/Term

Term merupakan pengertian atau konsep tentang sesuatu benda. Pengertian adalah sesuatu
yang abstrak. Jika kita hendak menunjukkan pengertian, maka itu harus diganti dengan lambang.
lambang paling lazim adalah bahasa, di dalam bahasa pengertian itu lambangnya berupa kata –
kata atau sebagai fungsi dari pengertian itu disebut term. Karena adanya perbedaan sifat lambang
dan yang dilambangkan maka harus diperhatikan jumlah kata dengan jumlah pengertian.
Contohnya : meja makan terdiri dari dua kata meja dan makan tetapi dua kata tersebut
hanyamengandung satu pengertian.

b.Proposisi

Proposisi lambangnya dalam bahasa berupa kalimat berita. Hanya kalimat beritalah yang
merupakan suatu pernyataan yang dapat benar atau salah.

c.Penyimpulan

Penyimpulan adalah kegiatan akal manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
berdasarkan pengetahuan yang sudah ada.

3
Afraniati Affan, Filsafat Logika, (Padang : Azka Padang,, 2002), h:2-4.

5
B. TIPE – TIPE LOGIKA

1. Logika Makna Luas dan Logika Makna Sempit


Logika dalam arti sempit adalah searti dengan logika deduktif atau logika formal,
sedangkan dalam arti luas pemakaian logika tidak hanya dimaksudkan sebagi suatu
pembahasan mengenai logika sendiri, tetapi juga tentang sistem-sistem. Yaitu mencakup :
a. Asas-asas paling umum mengenai pembentukan pengertian, inferensi dan
tatanan (logika formal atau logika simbolik).
b. Sifat dasar dan syarat pengetahuan dengan objek yang diketahui, ukuran
kebenaran, kaidah-kaidah pembuktian (epistemologi).
c. Metode-metode untuk mendapatkan pengetahuan dalam penyelidikan-
penyelidikan ilmiah (metodologi).

2. Logika Deduktif dan Logika Induktif


Logika deduktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas
penalaran yang bersifat deduktif, yaitu penalaran yang merumuskan suatu kesimpulan
sebagai kemestian dari pangkal pikiran sehingga bersifat betul menurut bentuk dan
bekerjanya akal, yakni runtutannya serta kesesuaiannya dengan langkah-langkah dan
aturan-aturan yang berlaku sehingga penalaran yang terjadi adalah tepat.
Sedangkan logika induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas-
asas penalaran yang betul dari sejumlah kesimpulan umum.

3. Logika Formal dan Logika Material


Logika formal adalah suatu bagian logika deduktif, yaitu bagian yang bertalian
dengan perbincangan-perbincangan yang sah menurut bentuk dan bukan menurut isinya.
Logika isi adalah suatu jenis atau bagian logika yang menelaah pemikiran atau
penalaran sepanjang kegiatan itu mengungkapkan dunia kenyataan dan mempelajari
kemampuan akal utk mencapai kebenaran, yaitu kesesuaian antara bentuk pikiran dengan
isi yang dikandungnya.

6
4. Logika Murni dan Logika Terapan
Menurut Leonard, logika murni (pure logic) sebagai “the science of the effect on
the meaning of statements and consequently on the validity of proofs of all parts and
aspects of those statements and proofs except the strict intensions of the term contained is
them”, (ilmu tentang efek terhadap arti dari pernyataan-pernyataan dan sebagai akibatnya
terhadap kesahan dari pembuktian-pembuktian tentang semua bagian dan segi dari
pernyataan-pernyataan dan pembuktian-pembuktian kecuali arti-arti tertentu dari istilah-
istilah yang termuat didalamnya).
Logika murni merupakan suatu pengetahuan mengenai asas-asas dan aturan-
aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-
pernyataan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah yang
dipakai dalam pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan.
Logika terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang
ilmu, bidang-bidang filsafat dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa
sehari-hari. Misalnya, logika sosiologi bagi sosiologi.

5. Logika Filsafat dan Matematik


Logika filsafat dipertentangkan dengan logika matematik. Logika filsafat
(Philosophical Logic) merupakan ragam logika yang masih berhubungan erat dengan
pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban (Deontic Logic) dengan etika
atau logika arti (Intentional Logic) dengan metafisika.
Logika Matematika merupakan ragam logika yang menelaah penalaran yang
benar dengan menggunakan metode-metode matematik serta bentuk-bentuk, lambang-
lambang yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda atau kekaburan
yang terdapat dalam bahasa biasa. Logika jenis ini sangat teknis dan dan ilmiah. Logika
matematika yang juga dianggap searti dengan logika simbolik disebut dengan Technical
Logic Scientific Logic.4

4
Afraniati Affan, Logika Dasar, (Hayfa Press, 2009), h:30 - 32.

7
C. MANFAAT BELAJAR LOGIKA

Tujuan logika adalah sebagai studi ilmiah untuk memberikan prinsip – prinsip dan hukum
– hukum berpikir yang benar.

Faedah Mempelajari Logika5 :

1.Logika menyatakan, menjelaskan dan mempergunakan prinsip – prinsip abstrak yang dapat
dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan.

2.Pelajaran logika menambah daya berpikir abstrak dengan demikian melatih dan
menggembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.

3.Logika mencegah kita tersesat dalam berfikir.

4.Menempatkan persoalan dan menunaikan tugas pada situasi dan kondisi yang tepat.

5.Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan
kebenaran dan menghindari kekeliruan.

D. HUBUNGAN LOGIKA DENGAN PSIKOLOGI

Logika bisa dikatakan cara kita berfikir dengan melihat hukum-hukum, patokan-patokan
dan rumus-rumus berfikir. Dan sama juga dengan Psikologi, dia juga membicarakan aktivitas
berfikir.

Psikologi mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa menyinggung sama sekali urusan benar
atau salah. Sebaliknya urusan benar atau salah menjadi masalah pokok dalam Logika. Logika
tidak mempelajari cara berfikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling
sehat dan praktis6.

5
Afraniati Affan, Filsafat Logika, (Padang : Azka Padang,, 2002), h:4 -5.

6
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2339984-antara-logika-dan-
psikologi/#ixzz2mUAqGeKs diakses pada tanggal 04 Desember 2013 Pukul 15.00

8
Jalan pemikiran kita dipengaruhi oleh keyakinan, pola berfikir kelompok, kecenderungan
pribadi, pergaulan dan sugesti. Kemudian ada juga pemikiran yang diungkapkan sebagai luapan
emosi seperti caci-maki, pujian atau pernyataan keheranan dan kekaguman. Ada juga pemikiran
yang diungkapkan dengan argumentasi yang secara selintas terlihat benar untuk
memutarbalikkan fakta dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi maupun golongan.

Kita tidak mungkin memahami pikiran seseorang kalau tidak diwujudkan dalam bentuk
ucapan, tulisan atau isyarat. Isyarat adalah perkataan yang dipadatkan, karena itu ia perkataan
juga. Jadi Pikiran dan perkataan adalah identik, tidak berbeda satu sama lain dan bukan
tambahan bagi masing-masingnya. Pikiran adalah perkataan dan perkataan adalah pikiran.
Angan-angan, khayalan, pikiran yang berkecamuk dalam dada dan kepala kita tidak lain adalah
bisikan kata yang amat lembut. Semua kata ini tersusun dan merupakan susunan kata yang
mewakili maksud tertentu.

Bagaimanapun rendahnya tingkat kepintaran seseorang, dengan Logika dasar dan hukum-
hukumnya, dia dapat membedakan bahwa sesuatu itu berbeda dengan sesuatu yang lain. Dalam
Psikologi membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses subjektif di
dalam jiwa. Dengan demikian, Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah
perkembangan berfikir.
Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal untuk berfikir (bagaimana
seharusnya). Untuk dapat berfikir bagaimana seharusnya, kita terlebih dahulu harus mengetahui
tentang bagaimana manusia itu berfikir. Di sinilah letak hubungan antara Psikologi dan Logika7.

7
http://marvellsyauqi.blogspot.com/2011/06/hubungan-logika-dengan-ilmu-lainnya.html diakses
pada tanggal 04 Desember 2013 Pukul 15.30

9
E. LOGIKA DAN PENALARAN ILMIAH

a.Logika

Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.
Penalaran (reasoning) mempunyai beberapa pengertian :
 Proses menarik kesimpulan dari pernyataan – pernyataan.
 Penerapan logika dan atau pada pemikiran abstrak dalam memecahkan
masalah atau tindakan perencanaan.
 Kemampuan untuk mengetahui beberapa hal tanpa bantuan langsung persepsi
indrawi atau pengalaman langsung.

Penalaran ilmiah merupakan gabungan dari penalaran itu.8 Penalaran merupakan proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Logika mempelajari masalah penalaran dan tidak semua kegiatan berpikir itu adalah sebuah
penalaran. Kegiatan penalaran dalam logika disebut juga dengan penalaran logis. Penalaran
adalah proses dari akal manusia yang berusaha untuk menimbulkan suatu keterangan baru dari
beberapa keterangan yang sebelumnya sudah ada. Dalam logika, keterangan yang mendahului
disebut premis, sedangkan keterangan yang diturunkannya disebut kesimpulan. Penalaran
dianggap sebagai konsep kunci yang menjadi pembahasan dalam logika. Penalaran adalah suatu
corak pemikiran khas yang dimiliki manusia untuk memecahkan suatu masalah.

Penalaran merupakan proses berpikir untuk mendapatkan pengetahuan. Supaya pengetahuan


yang didapat benar maka penarikan kesimpulan harus dilakukan dengan benar atau mengikuti
pola tertentu. Cara penarikan kesimpulan disebut logika. Ada dua cara penarikan kesimpulan
yaitu logika induktif dan logika deduktif.

8
Sabarti Akhadiah, Filsafat Ilmu LAnjutan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), hal .232

10
Induksi merupakan cara berpikir dengan melakukan penarikan kesimpulan yang bersifat
umum/general berdasarkan kasus-kasus individu/spesifik. Kentungan kesimpulan yang bersifat
umum ini yang pertama adalah ekonomis. Dan yang ke 2 bahwa kesimpulan umum ini
memungkinkan proses penalaran berikutnya baik induktif maupun deduktif. Dengan demikian
memungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan secara sistematis
Deduksi merupakan cara berpikir untuk melakukan penarikan kesimpulan dari peryataan
umum menjadi pernyataan khusus. Penalaran deduktif menggunakan pola berpikir silogisme.
Dari premis mayor dan premis minor kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Contoh :
Semua mahluk memiliki mata - premis mayor
Si A adalah makhluk - premis minor
Jadi Si A memiliki mata – kesimpulan
Ketepatan penarikan kesimpulan bergantung pada kebenaran premis mayor, kebenaran
premis minor dan cara/keabsahan penarikan kesimpulan. Baik logika deduktif maupun induktif
menggunakan pengetahuan sebagai premis-premisnya berupa pengatahuan yang dianggapnya
benar. Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif untuk menyusun pengetahuannya. Premis
yang digunakannya berasal dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima.

b) Penalaran Ilmiah9
Kemampuan menalarlah yang membedakan manusia dari binatang. Kemampuan menalar ini
lah kekuatan manusia yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan.
Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi hanya terbatas untuk bertahan hidup. Manusia
mampu mengembangkan kemampuannya karena dua hal, yaitu yang pertama manusia
mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan informasi atau pendapat.
Hal yangke 2 manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut kerangka berpikir tertentu.
Penalaran pada hakikatnya adalah proses berpikir dalam rangka menarik kesimpulan atau
menemukan kebenaran. Perasaan meruapakan kegiatan peanarikan kesimpulan yang tidak
didasarkan penalaran.

9
http://ebookpp.com/lo/logika-dan-penalaran-ilmiah-doc.html diakses pada tanggal 05 Desember 2013 pukul
02.00

11
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari bahasa
latin yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara umum logika adalah ilmu yang
mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang
betul dari penalaran yang salah.
Dalam perkembangannya logika juga disebut sebagai cabang filsafat. Logika sangat
berguna bagi kehidupan manusia untuk berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur demi
mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.
Logika menyelidiki, menyeleksi, dan menilai pemikiran dengan cara seriusdan terpelajar
serta bertujuan untuk mendapatkan kebenaran, terlepas dari segalakepentingan dan keinginan
perorangan. Logika merumuskan serta menerapkanhukum - hukum dan patokan - patokan yang
harus ditaati agar seseorang dapatberpikir benar, efisien, sistematis, dan teratur. Dengan
demikian ada dua obyekpenyelidikan Ilmu Logika (Ilmu Mantiq), Pertama, Pemikiran sebagai
obyekmaterial juga dikenal dengan nama Logika Material dan yang kedua, patokan-patokan atau
hukum - hukum berpikir benar sebagai obyek formalnya, yang disebut logika formal.

12
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Affan Afraniati, 2002. Filsafat Logik., Padang : Azka Padang.

Affan Afraniati, 2009, Logika Dasar, Padang : Hayfa Press

Mundiri, 1994. Logika, Semarang : Rajawali Pers.

Akhadiah Sabarti, , 2011, Filsafat Ilmu Lanjutan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2339984-antara-logika-dan-
psikologi/#ixzz2mUAqGeKs diakses pada tanggal 04 Desember 2013 Pukul 15.00

http://marvellsyauqi.blogspot.com/2011/06/hubungan-logika-dengan-ilmu-lainnya.html diakses
pada tanggal 04 Desember 2013 Pukul 15.30

http://canchun.blogspot.com/2013/06/hubungan-logika-dengan-ilmu-ilmu-lainnya.html diakses
pada tanggal 05 Desember 2013 Pukul 01.00
http://ebookpp.com/lo/logika-dan-penalaran-ilmiah-doc.html diakses pada tanggal 05
Desember 2013 pukul 02.00

13

Anda mungkin juga menyukai