Negara Pancasila Yang Berketuhanan Yang Maha Esa
Negara Pancasila Yang Berketuhanan Yang Maha Esa
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang hanya ada di negara kita. Sebagai
dasar negara, Pancasila merupkan hasil rumusan dari nilai-nilai dan norma-norma yang
berakar dan tumbuh dalam dan dari kepribadian bangsa Indonesia yang dijiwai oleh agama
yang hidup di negara ini. Dalam Pancasila telah dijamin kebebasan hidup beragama terutama
pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Isi Pancasila telah diterima oleh umat
dengan dasar keyakinan masing-masing agama. Yang menjadi keharusan ialah setiap bangsa
Apakah perlunya beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa? Sesuai dengan sila
pertama, yaitu Ketuahan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, kita manusia berada di dunia adalah
ciptaan-Nya. Oleh karena itu, wajarlah bila manusia bertakwa dan iman kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Kita wajib mengakui dan meyakini, bahwa di luar alam semesta ini masih ada zat yang
sempurna, yaitu Tuhan pencipta atau Al-Khalik. Tuhan pencipta alam semesta sekaligus
sebagai pengatur. Kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan dapat dibuktikan melalui amal
perbuatan kita. Yang paling utama dan pokok, yaitu melaksanakan segala perintah dan
menjauhi semua larangan-Nya. Misalnya, sesuai agama yang kita anut dengan menjalankan
ibadah sesuai dengan syariatnya. Tidak melakuakan hal-hal yang dilarang oleh agama, antara
lain seperti mencuri, membunuh, bohong, dan sebagainya. Apabila kita telusuri sebab segala
kejadian, kita akan sampai kepada kesimpulan, yaitu adanya penyebab pertama itu disebut
Dari uraian di atas, kita harus benar-benar yakin adanya Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan
itu harus benar-benar ditanamkan dalam diri masing-masing. Kita manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan mempunyai suatu kewajiban. Kewajiban itu adalah beriman dan bertakwa
kepada Tuhan sesuai dengan agamanya masing-masing. Dalam kehiduppan sehari-hari, kita
banyak melakukan berbagai kegiatan. Kita banyak melakukan perbuatan yang berhubungan
dengan pekerjaan, seperti berdagang, bertani, guru, pengusaha, dan sebagainya. selain itu,
kita selalu mengadakan hubungan dalam bentuk komunikaasi dengan orang lain. Perbuatan-
perbuatan yang kita lakukan tersebut, perlu dilandasi dengan iman dan takwa yang kuat.
Mengapa demikian? Sebab jika perbuatan itu tidak dilandasi dengan iman dan takwa,
manusia akan lepas kendali. Bila keadaannya demikian, manusia cenderunng mempunyai
Contoh:
Kita tahu, bahwa sekarang ini segala sesuatunya serba cangih. Salah satunya adalah
diciptakannya pesawat ulang-alik oleh bangsa Amerika. Pesawat ini dapat pergi ke bulan
dengan waktu yang singkat dan dapt ditumpangi manusia. Dalam perbuatan dan penggunaan
alat ini bila tidak dilandasi dengan rasa iman dan takwa, manusia cenderung bersifat
sombong. Bila sedang mendaptkan musibah pun kita harus punya iman dan takwa. Sebab jika
tidak dilandasi iman dan takwa, sering timbul perasaan tidak puas terhadap Tuhan. Seakan
Tuhan tidak memperhatikan umat-Nya. Walaupun sedang mendapatkan musibah, seperti
sakit, bencana alam, masalah rezeki mestinya kita terima dengan rasa syukur.
Jadi, apa pun yang kita hadapi, baik dalam keadaan suak atau duka harus diterima dengan
rasa iman dan takwa. Dengan cara mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebenarnya telah dinyatakan
pula dalam UUD 1945, baik pada bagian pembukaan maupun pada bagian batang tubuhnya.
Pada bagian pembukaan, terdapat dalam alinea ke-3 yang menyatakan bahwa “Atas berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa…maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”.
Pada bagian Batang Tubuh, tercantum pada pasal 29 ayat 1 dan 2, sebgai berikut:
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memluk agama dan beribadah
Kehidupan beragama dalam ketetapam MPR RI terutama pada masa Orde Baru dapat
ditemukan pada ketetapan MPR tentang GBHN baik GBHN 1973, GBHN 1978, GBHN
1983, maupun GBHN 1988. Di dalam GBHN tentang Agama dan KEpercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, Sosial Budaya, antara lain menyatakan bahwa “Kehidupan
keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan, sehingga
terbina hidup rukun diantara sesama umat beragama …”. pengaturan tentang agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam ketetapan MPR, lebih tegas lagi di atur
dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 ialah tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengaturan kehidupan beragama di Indonesia secara yuridis diperkuat oleh Kitab Undang-
“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja
Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu
Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga yang tidak
agama umum yang diizinkan atau upacara penguburan mayat duhukum dengan hukuman
Ideologi dapat diartikan sebagai gagasan berdasarkan pikiran tertentu yang ingin diwujudkan,
gagasan yang mengandung pengertian adanya pedoman tertentu untuk mencapai apa yang
dicita-citakan. Ideologi sebenarnya sangat erat kaitannya dengan filosofi, karena filosofi
mencari kebenaran, sementara ideologi ingin mlaksanakan dan mewujudkan cita-cita tertentu
Ideologi berkembang sesuai dengan budaya dan lingkungan masyarakat tempat ideologi itu
muncul atau dimunculkan. Oleh sebab itu, apabila suatu bangsa mengambil dan menganut
ideologi dari luar, belum tentu ideologi itu sama dengan kepribadian bangsa yang dianutnya.
Apabila suatu bangsa menganut ideologi bangsa lain, proses penyesuain antara kepribadian
bengsa itu dengan ideologi yang diambilnya dapat berjalan dalam waktu lama dan belum
tetntu berjalan lancer. Bahkan, bisa terjadi benturan dan pergolakan dalam tubuh bangsa itu
sendiri yang acapkali membawa korban yang tidak sedikit kalau ada pemaksaan.
Setiap bangsa mempunyai ideologi nasional sesuai dengan pilihannya. Identitas nasional
yang dipilihnya itu mencerminkan identitas atau jati diri bangsa yang bersangkutan. Bangsa
Indonesia memilih dan menetapkan Pancasila sebagai ideologinya. Pancasila bukanlah tiruan
dari ideologi milik bangsa lain. Ia juga bukan merupakan perpaduan gagasan ideologi-
ideologi yang ada di dunia ini. Ia digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena
dan cita-cita itu harus diwujudkan dalam alam kemerdekaan karena kemerdekaan itu
diibaratkan sebagai jembatan emas menuju cita-citaa bangsa. Perwujudan dari gagasan dan
cita-cita bangsa itu adalah kegiatan pembangunan dalam segala aspek kehidupan.
Pelaksanaan pembangunan itu harus bersendikan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai itu harus
ditetapkan secara utuh, bulat, dan seperti dalam kegiatan pembangunan. Inilah alasan
mengapa pembangunan nasional juga dikatakan sebagai wujud pengamalan Pancasila dalam
pembangunan nasional di Indonesia, kita dapat melihatnya dari aspek sejauh mana nilai-nilai
Pancasila sudah diamalkan secara utuh, bulat dan serasi dalam kehidupan bermasyarakat
dalam arti luas. Pancasila adalah kristalisasi nilai-nilai luhur yang bersumber dari tradisi,
kebudayaan, agama, dan sejarah. Oleh karena ia bersumber dari yang demikian itu maka ia
adlah watak dan jiwa kepribadian bangsa. Sebagai konsekuensi logis dari semua itu,
Sebagai ideologi, Pancasila memiliki dimensi nasional, yaitu cita-cita yang harus dituju
manusia-manusia Indonesia yang dijiwai oleh Pancasila dan bermoral Pancasila. Pada
akhirnya, mereka menghayati dan mengamalkan Pancasila itu dalam keseharian hidupnya.
Setiap negara mempunyai ideologi nasional. Umumnya, ideologi nasional itu tercantum
dalam konstitusinya. Ideologi nasional bangsa Indonesia termaktub dalam pembukaan UUD
1945 alinea keempat. Ideologi itu disebut dengan Pancasila. Oleh karena itu, selain sebagai
yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Dengan ideologi
Pncasila bangsa Indonesia tetap bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
walaupun bangsa Indonesia yang terdiri dari suku bangsa yang beragam, adat istisdat yang
berbeda, bahasa daerah yang bervariasi, dan memeluk agama yang berbeda.
Selain itu, dengan ideologi Pancasila bangsa Indonesia mampu menyelesaikan berbagai
persoalan dan cobaan yang dihadapi dan menimpa bangsa Indonesia semenjak awal
kemerdekaannya hingga sekarang ini. Berbagai permasalahan dan cobaan itu memperlihatkan
pihak yang tidak ingin melihat bangsa Indonesia menjadi bangsa bersatu, kuat dan maju
selalu berusaha menjatuhkan dan merobohkannya dengan berbagai cara. Oleh karena itu, kita
sebagai bangsa Indonesia berkewajiban untuk membela negara dari rongrongan, ancaman,
dan serangan musuh. Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus benar-benar kita tanamkan dalam hati
sanubari. Selanjutnya, kepercayaan dan ketakwaan harus kita wujudkan dalam perbuatan
Contoh perwujudan ketakwaan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan
sehari-hari ialah menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing dengan sungguh.
Kita jangan sampai salah mengerti akan arti beribadah. Beribadah itu tidak hanya sekedar
bersembahyang atau berdoa di tempat-tempat ibadah, seperti masjid, gereja, kuil, pagoda,
atau pura. Melainkan harus diimbangi dengan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan
larangan.
Perbuatan yang baik sesuai dengan perintah Tuhan, misalnya mengasihi sesama manusia,
suka memaafkan, sekalipun orang itu membenci kita, suka menolong tanpa pamrih, jujur,
rendah hati, menepati janji, mau berkorban untuk oranglain, dan sebagainya.
Sungguh disayangkan, bila ada orang yang mengaku beriman dan beragama, tetapi
manusia, mencuri, merampok, memperkosa, dan sebagainya. untuk itu, kita harus mawas diri
(intropeksi). Bila kita beragama dan bertakwa kepada Tuhan, hendaknya perbuatan kita
sesuai dengan tuntutan agama kita masing-masing, yaitu perbuatan baik. Kita hendaknya
menjauhi perbutan-perbuatan yang dilarang oleh agama, seperti judi, mencuri, bohong,
Untuk mengenbangkan sikap percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu
1. KETELADANAN
Di dalam masyarakat kita, pemimpin, pemuka masyarakat, dan tokoh agama mempunyai
penaruh terhadap perilaku masyarakat. Semua tindakan dan perilaku yang baik perlu kita
teladani. Sebagai generasi muda khususnya pelajar, kita harus mampu berbuat baik, yang
didasari rasa iman dan takwa. Perbuatan yang demikian merupakan teladan bagi adik-adik
generasi penerus kita. Jadi, segala perbuatan yang kita lakukan harus dilandasi iman dan
Untuk mengembangkan sikap iman dan takwa kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari,
diperlukan bimbingan. Bimbingan ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan, penerangan,
dan ceramah. Baik dari pemuka masyarakat, pemimpin atau tokoh agama. Dalam
memberikan bimbingan ini, terutama kita harus berbuat baik. Melaksanakan perintah Tuhan
dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal-hal yang diberikan dalm bimbingan dan penyuluhan
Segala perbuatan yang kita lakukan, hendaknya berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan
Kita tidak boleh merusak alam dan lingkungan. Karena alam dan lingkungan seperti
Sebagai manusia bertakwa, hendaknya selalu berusaha dan bekerja keras. Tidak boleh
Contoh-contoh perwujudan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam keluarga, kampus, dan masyarakat.
1. dalam keluarga
Dalam keluarga yang beragama islam pada waktu akan makan mengucapkan
Bismillahirrohmanirrohim. Demikian pula pada keluarga yang beragama lain sebelum dan
sesudah makan juga mengucapkan doa. Semua agama yang ada di negara kita mengajarkan
Sebagai mahasiswa kita harus meningkatkan perbuatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Misalnya kita melakukan kegiatan kebersihan lingkungan, karena kebersihan
adalah sebagian daripada iman. Kita mengadakan acara memperingati hari-hari besar agama.
Sesama teman harus saling menghormati. Dan juga kepada para dosen pengajar harus patuh
dan juga menghormati. Yang muda dihargai dan yang tua dihormati.
3. Dalam masyarakat
Dalam hidup bermasyarakat harus dilandasi iman dan takwa. Mengapa demikian? Karena
kita hidup ini diciptakan Tuhan. Apa yang kita lakukan dalam hidup ini semat-mata hanya
karena Tuhan. Misalnya, kita harus tabah dalam menghadapi cobaan. Dalam melakuakn
pekerjaan hendaknya tekun dan jujur. Bila sedang menerima nikmat dari tuhan kita wajib
bersyukur. Sebagai orang yang bertakwa kita harus saling menghormati antar umat beragama.
Hal-hal semacam ini perlu kita hayati dan kita lakukan dalam kehidupan bermasyarakat.