Refrat - Hafiidz Fatich Rosihan
Refrat - Hafiidz Fatich Rosihan
Iron Deficiency Anemia, Cystitis, and Bacterial Vaginosis Increase the Risk
for Developing Preterm Labor
Diajukan Kepada :
Disusun oleh :
20174011152
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
Iron Deficiency Anemia, Cystitis, and Bacterial Vaginosis Increase the Risk
for Developing Preterm Labor
Disusun oleh:
20174011152
Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
mortalitas bayi dan balita dibandingkan pada tahun 1990 dimana 20 per 1000 bayi lahir
sampai 2015. Sekarang, angka mortalitas bayi masih tinggi, dimana ditemukan 67 per
1000 bayi lahir. Penyebab utama angka mortalitas bayi yang tinggi adalah kelahiran
prematur. Bayi prematur mempunyai 35 kali resiko lebih tinggi menuju kematian
Menurut WHO, prevalensi dunia anemia pada kehamilan adalah 55 % dan akan
anemia pada ibu hamil adalah 63%, dimana, 46,2% ibu hamil di Bali menderita anemia.
Selain anemia defisiensi besi, banyak faktor lain yang mempengaruhi kelahiran
prematur termasuk infeksi saluran kemih (cystitis) dan bakterial vaginosis. UTI
bakterial vaginosis akan menyebarkan bakteri patogen ke bayi mereka secara vertikal
selama persalinan pervaginam. Hal ini terjadi karena infeksi bakteri retrogade dari
vagina ke uterus dimana kemudian akan masuk ke plasenta, yang akan berkembang
menjadi persalinan prematur, bayi lahir mati dan abortus (Sumampouw, et al., 2017).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji jurnal ini
3
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hubungan anemia defisiensi besi, sistitis, dan bakterial vaginosis sebagai
2. Memenuhi sebagian syarat untuk ujian stase obstetric dan ginekologi di RSUD
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PCOS
1. Definisi
Definisi PCOS diadopsi dari European Society for Human Reproduction dan
Embryology and the American Society for Reproductive Medicine pada tahun 2003,
disingkirkan.
Definisi lain didapatkan dari Androgen Excess and PCOS Society (2009) yang
yang mirip
5
2. Prevalensi
PCOS adalah kelainan endokrin wanita yang paling sering dijumpai, yang
melibatkan 5-20% dari wanita dalam masa reproduksi. Walaupun ovarium polikistik
dapat ditemukan dalam 20% populasi wanita, hal ini tidak harus menimbulkan gejala
klinik seperti PCOS, akan tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala klinik
bila diprovokasi oleh kenaikan berat badan atau resisten terhadap insulin. PCOS
berkaitan dengan 75% dari seluruh kelainan anovulasi yang menyebabkan infertility,
90% dari wanita dengan oligomenorrhoea, lebih dari 90% dengan hirsutism dan lebih
3. Patofisiologi
a. Gonadotropin
b. Resistensi insulin
yang pendek seperti irreguler periode menstruasi dan hirsutism, namun merupakan
6
c. Androgen
free testosterone dalam sirkulasi. Berkurangnya kadar SHBG juga dikaitkan dengan
e. Anovulasi
Meski kadar androgen naik pada wanita dengan PCOS, kadar progesteron
jelas, namun hipersekresi dari LH dikaitkan dengan siklus mens yang tidak reguler.
Disisi lain, anovulasi dapat disebabkan oleh resistensi insulin (Tan H, 2013).
Amenore dan oligomenore yang terjadi merupakan hasil dari anovulasi. Tidak
7
terjadinya ovulasi ini menghambat produksi progesteron dan progesteron
withdrawal untuk memicu menstruasi. Amenore juga dapat diakibatkan dari level
endometrium atrofi.
Wanita dengan PCOS dapat terjadi pendarahan banyak dan tak terduga.
Dalam hal ini, progesteron tidak diproduksi karena anovulasi, dan paparan kronis
amenore (tidak adanya menstruasi selama 3 bulan atau lebih berturut-turut) dengan
PCOS dapat dimulai sejak menarche. Sekitar 50 persen dari semua perempuan yang
baru mengalami menarke memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur sampai 2
pada gadis dengan PCOS, siklus menstruasi ovulasi tidak stabil dan akan terus
b. Hiperandrogenisme
1) Hirsutisme
yang kasar dan hitam pada beberapa bagian tubuh seperti pada laki-laki.
8
dalam pertumbuhan rambut lembut, ringan dan berpigmen terkait dengan
Wanita dengan PCOS biasanya melaporkan hirsutisme dimulai pada akhir masa
remaja atau awal 20-an. Selain itu, berbagai obat juga dapat menyebabkan
2) Acne
Acne vulgaris merupakan hal yang normal ditemukan pada masa remaja,
namun jika ditemukan acne persisten harus dicurigai sebagai PCOS. Moderate
acne ditemukan pada 50 % pada remaja dengan PCOS. Kenaikan androgen juga
3) Alopesia
c. Disfungsi Endokrin
9
1) Resistensi Insulin
studi klasik menunjukkan bahwa kedua wanita kurus dan gemuk dengan PCOS
Gynecology, 2016).
2) Akantosis Nigrican
Kondisi kulit yang ditandai dengan kulit yang menebal, plak berwarna
abu-coklat terlihat di daerah flexure seperti bagian belakang leher, aksila, lipatan
glukosa oral pada wanita gemuk dengan PCOS, prevalensi TGT dan DM adalah
remaja obesitas dengan PCOS. Bahkan setelah disesuaikan untuk indeks massa
10
tubuh (BMI), wanita dengan PCOS tetap lebih mungkin untuk memiliki DM
4) Dislipidemia
kolesterol total-HDL, dan oleh tingkat HDL yang rendah. Perubahan profil
Gynecology, 2016).
5) Obesitas
dibandingkan dengan kontrol wanita dengan usia yang sama. Hal ini ditandai
Resistensi insulin diyakini memainkan peran besar dalam patogenesis PCOS dan
Obstructive Sleep Apnea sering terjadi pada wanita dengan PCOS dan
kemungkinan terkait dengan obesitas sentral dan resistensi insulin yang dialami
11
f. Infertilitas
Infertilitas atau subfertility adalah keluhan yang sering pada wanita dengan
PCOS dan hasil dari siklus anovulasi. Selain itu, pada wanita dengan infertilitas
sekunder untuk anovulasi, PCOS adalah penyebab paling umum dan menyumbang
g. Keguguran
Penyebab keguguran pada wanita dengan PCOS tidak jelas. Awalnya, studi
h. Endometrium Neoplasia
Pada wanita dengan PCOS, tiga kali lipat mengalami risiko peningkatan
endometrium adalah risiko jangka panjang dari anovulasi kronik, dan perubahan
Gynecology, 2016).
i. Komplikasi Kehamilan
Satu metaanalisis besar menemukan wanita dengan PCOS memiliki dua sampai tiga
kali lipat risiko tinggi diabetes gestasional dan hipertensi pada kehamilan (William’s
Gynecology, 2016).
j. Psikologis Kesehatan
12
Wanita dengan PCOS dapat ditemukan dengan berbagai masalah psikososial
seperti kecemasan, depresi, rendah diri, berkurangnya kualitas hidup, dan citra
B. Metformin
1. Definisi
biguanide yang dipergunakan sebagai anti hiperglikemik oral pada penderita diabetes
mellitus tipe 2. Kerja utamanya adalah menghambat produksi glukosa dari hepar, selain
itu metformin juga menghambata pengambilan glukosa dari saluran pencernaan dan
mempunyai efek anti lipolitik, menurunkan konsentrasi asam lemak bebas dalam
kinase pathway (AMPK) baik secara in vitro maupun in vivo sehingga menyebabkan
penurunan produksi glukosa dan meningkatkan oksidasi asam lemak di dalam sel-sel
2. Dosis Metformin
Dosis Awal 2 x 500mg, dosis pemeliharaan 3 x 500mg, dosis maksimal 2,5 gram.
Pemberian obat ini dilakukan secara peroral dan saat pasien makan (FKUI, 2013).
3. Efek Samping
13
Masalah dalam sistim gastrointestinal terjadi pada 20% pasien seperti mual,
muntah, diare dan rasa lidah pahit. Pada pasien dengan insulin eksogen dapat terjadi
Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau sistem kardiovascular, dapat
meningkatkan kadar asam laktat dalam darah sehingga dapat menganggu keseimbangan
Penggunaan metformin sebagai obat untuk PCOS pertama kali dilakukan oleh
insulin, menurunkan kadar serum LH, total dan free testosterone dan menyebabkan
peningkatan kadar serum FSH dan SHBG pada wanita obesitas dengan PCOS.
Modifikasi yang signifikan pada sekresi spontan LH dan perbaikan fungsi reproductive
axis setelah pemakaian metformin pada wanita PCOS yang tidak obesitas dilaporkan
pada insulin puasa dan total testosterone dan juga meningkatkan SHBG sehingga
yang signifikan pada mean BMI, waist-to-hip ratio, hirsutism, acne dan juga
memperbaiki siklus menstruasi. Tetapi tidak terdapat perubahan pada kadar LH atau
LH-to-FSH ratio. Penurunan testosterone dan free index nya yang paling tinggi terjadi
14
Peranan metformin dalam memperbaiki induksi ovulasi pada wanita penderita
PCOS melalui beberapa cara meliputi menurunkan kadar insulin, merubah efek insulin
pada ovarium dalam pembentukan androgen, proliferasi sel-sel theca dan pertumbuhan
adanya penghambatan pada produksi androgen pada sel theca manusia. Yang juga
penurunan berat badan dengan pemakaian metformin jangka panjang dan hal ini
C. Chlomiphene Citrate
1. Definisi
Clomiphene citrate adalah obat oral, nonsteroid, stimulan ovulasi, dengan rumus
citrate memiliki sifat agonis estrogen dan sifat antagonis. Sifat antagonis mendominasi
kecuali pada kadar estrogen sangat rendah. Akibatnya, umpan balik negatif yang
(FKUI, 2013).
2. Cara Kerja
15
Clomiphene berikatan dengan reseptor estrogen di hipofisis dan hipotalamus.
kadar estrogen yang beredar secara efektif, dan dirasakan hasil hipoestrogenisme. Hal
ini menyebabkan umpan balik negatif estrogen terganggu, dan sekresi follicle-
stimulating hormone (FSH) meningkat dari hipofisis anterior. Hal ini menyebabkan
pematangan banyak folikel. Pada fase folikuler akhir, karena retensi clomiphene citrate
yang lama dalam jaringan, deplesi reseptor estrogen terus terpusat. Akibatnya,
peningkatan estradiol (E2) sekresi dari ovarium tidak mampu mengerahkan umpan balik
negatif normal pada rilis FSH. Hal ini menyebabkan pertumbuhan beberapa folikel
3. Dosis
Dosis untuk infertilitas wanita adalah 1-2 x 50 mg, dimulai pada hari ke 5 siklus
4. Efek Samping
kista ovarii, rasa kembung, mual, muntah dan gangguan penglihatan (FKUI, 2013)
16
BAB III
PEMBAHASAN
Pada jurnal ini membahas efek induksi ovulasi dari metformin dibandingkan atau
dikombinasikan dengan clomiphene citrate. Di New Zeland pengobatan standart untuk wanita
yang anovulatori adalah perubahan gaya hidup dan olahraga pada wanita dengan BMI >
parallel randomized trial pada wanita dengan oligo atau anovulatory dengan PCOS. Pemilihan
sampel didasarkan oleh kriteria PCOS oleh ESHRE/ASRM Rotterdam Consensus 2. Dalam
konsensus ini diperlukan adanya dua dari tiga kriteria diagnosa yaitu :
Faktor ekslusi penelitian ini adalah wanita dengan terapi CC atau metformin selama 5
bulan, infertil dikarenakan faktor tuba dan wanita dengan penyakit lain yang parah. Obat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Metformin 500mg 3 kali sehari, CC 50 mg dosis awal
dan CC 150mg digunakan sebagai dosis tertinggi dan plasebo. Pemberian obat dihentikan saat
Keluaran primer yang diharapkan dalam penelitian ini adalah hamil (positif pp test, hasil
USG menunjukkan gestational sac, hasil PA yang menunjukkan bukti kehamilan jika terjadi
aborsi atau kehamilan ektopik). Keluaran sekunder yang dicari adalah adverse events, ovulasi
(dikonfirmasi dengan serum progesterone lebih dari sama dengan 25 nmol/l), abortus spontan,
17
Subjek dibagi menjadi dua kelompok besar berdasar BMI. Kelompok pertama dengan
BMI >32 dibagi menjadi 2 yakni mendapat placebo atau metformin, sedangkan kelompok
dengan BMI <32 dibagi tiga yakni mendapat CC, Metformin atau kombinasi CC dan
Metformin.
Hasil dari penelitian ini adalah dari 677 wanita sebagai subjek awal, 349 wanita tidak
memenuhi kriteria inklusi, 157 wanita tidak bersedia menjadi subjek, sehingga tersisa 171
wanita.
Keluaran Primer
Pada wanita dengan BMI >32kg/m2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
penggunaan metformin dan plasebo dalam hal angka kelahiran hidup (p=0.21) dan angka
kehamilan (p=0.48). Pada subjek dengan BMI <32 tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara pemberian metformin, CC atau kombinasi CC dan metformin dalam hal angka kelahiran
18
hidup (p=0.04) dan angka hamil (p=0.35). Dengan kesimpulan akhir bahwa angka lahir hidup
pada pelayanan standar tidak begitu berbeda dengan pemberian metformin (p=28) dna angka
kehamilan (p=0.16)
Keluaran Sekunder
Untuk keluaran sekunder tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada angka aborsi
(<20 minggu) dan tidak ditemukan fetal death (>20 minggu), kehamilan ectopic terlalu sedikit
Efek samping dan komplikasi kehamilan juga diteliti pada studi ini. Kehamilan ektopik
terjadi pada seorang wanita dari BMI.>32 kg/m2 yang menerima plasebo dan wanita dari BMI
usia kehamilan 23 minggu dikarenakan fetal hypoplastic heart pada wanita BMI ≤32 kg / m2
Wanita dengan BMI >32 kg / m2 yang mengalami efek samping adalah 42% pada
mereka yang menerima plasebo dan 41% pada mereka yang menerima metformin; sedangkan
perempuan dengan BMI ≤ 32 kg /m2, 31% dengan CC, 43% dengan metformin dan 54%
dengan CC ditambah metformin. Jumlah keseluruhan wanita mengalami side efek tidak
berbeda secara signifikan antara lima perlakuan yang berbeda kelompok (P ¼ 0,51), untuk
gastrointestinal side efek (P ¼ 0,23). Hanya dua wanita dilaporkan mengalami vasomotor side
efek. Dari 45 wanita dengan kelahiran bayi hidup, satu menderita gestational diabetes, tiga
menderita gangguan hipertensi padakehamilan dan tiga mengalami kelahiran prematur (usia
19
Pada penelitian ini tidak didapatkan manfaat dari metformin jika ditambahkan dalam
terapi standart untuk menimbulkan ovulasi pada PCOS dan tidak ditemukan side efek yang
Kekuatan penelitian ini adalah multi-centre RCT dengan metode yang memiliki
keamanan tinggi (menggunakan komputer sebagai pihak ketiga) dan penggunaan placebo
secara terkontrol, sehingga tidak ada pihak yang mengetahui siapa yang mendapat plasebo atau
obat lain. Meskipun memungkinkan bagi peserta untuk menebak apa obat yang mereka terima
berdasarkan efek samping obat. Kekuatan lain dari penelitian ini adalah kategorisasi menurut
BMI, karena ada bahwa teori yang menyebutkan bahwa induksi ovulasi memiliki perbedaan
Kelemahan penelitian ini adalah Kelemahan utama pada penelitian ini adalah tidak
cukup adekuat untuk mendeteksi perbedaan klinis yang terjadi dikarenakan hanya terdapat kecil
perbedaan antar perlakuan sehingga subjek akan mempertanyakan hasil penelitian ini.
Poin lain yang mungkin dianggap kelemahan termasuk tidak dilakukan pengawasan
perubahan BMI pada subjek penelitian dan standar BMI yang tinggi jika dibanding dengan
WHO.
20
Kerugian penggunaan metformin yakni tingginya insiden efek samping pada
gastrointestinal. Tetapi penelitian lain menyebutkan bahwa banyak potensi keuntungan dari
metformin lebih CC. Termasuk tidak adanya efek pada endometrium seperti penipisan
menggunakan CC.
Dan tidak didapatkannya efek jangka panjang yakni meningkatnya risiko kanker
ovarium seperti pada wanita yang menggunakan CC. Meskipun demikian CC merupakan first
line untuk PCOS dengan anovulasi dan metformin adalah pilihan alternatif yang masuk akal
Kesimpulan penelitian ini adalah tidak didapatkannya ada bukti bahwa menambahkan
kehamilan dan kelahiran hidup untuk wanita dengan anovulasi pada PCOS.
21
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Revised 2003 consensus on diagnostic criteria and long-term health risks related to polycystic
Sujata Kar. 2015. Clomiphene citrate, metformin or a combination of both as the first
line ovulation induction drug for Asian Indian women with polycystic ovarían syndrome: A
doi:10.1093/humrep/deq100
22