Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Diabetic Foot adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik
diabetes mellitus; merupakan suatu penyakit pada penderita diabetes bagian kaki, dengan gejala
dan tanda sebagai berikut
1. Sering kesemutan/gringgingan (asimptomatis)
2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil)
3. Nyeri saat istirahat
4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus)
2.2Klasifikasi

Adanya klasifikasi Diabetic Foot yang dapat diterima semua pihak akan mempermudah
para peneliti dalam membandingkan hasil penelitian dari berbagai tempat. Dengan klasifikasi
PEDIS (International Working Group on Diabetic Foot-2003), maka akan dapat ditentukan
kelainan apa yang lebih dominan, vascular, infeksi, atau neuropatik, sehingga arah pengelolaan
pun dapat dituju dengan lebih baik
Tabel 2.2. Klasifikasi PEDIS International Consensus on the Diabetic Foot 2003
1 = None
Impaired Perfusion 2 = PAD + but no critical
3 = Critical limb ischemia
1 = Superficial full thickness, not deeper than
dermis
Size/Extent in mm2 2 = Deep ulcer, below dermis, involving
Tissue Loss/Depth subcutaneous structures, fascia, muscle or tendon
3 = All subsequent layer of the foot involved
including bone and or joint
1 = No symptoms or signs of infection
2 = Infection of skin and subcutaneous tissue only
3 = Erytheme > 2 cm or infection involving
subcutaneous structure(s). No systemic sign(s) of
Infection
inflammatory response
4 = Infection with systemic manifestation: fever,
leukocytosis, shift to the left, metabolic instability,
hypotension, azotemia
1 = Absent
Impaired Sensation
2 = Present
Tabel 2.2. Klasifikasi Wagner
0 = Kulit intak atau utuh
1 = Tukak superfisial
2 = Tukak dalam (sampai tendon, tulang)
3 = Tukak dalam dengan infeksi
4 = Tukak dengan gangrene pada 1-2 jari kaki
5 = Tukak dengan gangrene luas seluruh kaki

2.2 Etiologi
Etiologi ulkus kaki diabetik biasanya memiliki banyak komponen. Sebuah studi
multicenter baru-baru ini menyebutkan 63 persen ulkus kaki diabetik terhadap tiga serangkai
neuropati sensoris perifer, trauma, dan deformitas. Faktor lain dalam ulserasi adalah iskemia,
pembentukan kalus, dan edema. Meskipun infeksi jarang terlibat dalam etiologi foot diabetik,
rentan terhadap infeksi begitu ada luka.
2.3 Epidemiologi
Seperempat dari populasi diabetes berisiko tinggi mengalami cedera kaki akibat adanya
neuropati diabetes atau gangguan peredaran arterial. Setiap tahun 3 sampai 7% penderita diabetes
menderita lesi kaki untuk pertama kalinya. Setelah penyembuhan luka, risikonya
menderita ulserasi lebih lanjut (kambuh) meningkat setiap tahunnya sampai antara 30 dan 100%,
tergantung pada kualitas perawatan setelahnya.

Seperti amputasi sebelumnya, pasien ini juga harus dianggap sebagai pasien berisiko tinggi
dan memerlukan pemantauan dan perawatan intensif dan terstruktur. Di Jerman, lebih dari 20.000
lesi pada penderita diabetes masih berujung pada amputasi per tahun. Setelah amputasi, mortalitas
kira-kira 20%. Dalam waktu 3 tahun 50% pasien yang masih hidup juga mengalami amputasi pada
sisi kontralateral. Kelangsungan hidup lima tahun pasien setelah amputasi rendah, mendekati 25%
Tabel 1 Bakteri Penyebab Foot Diabeticum

Gambar 1 Faktor Resiko

2.4 Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai