TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ulkus kaki diabetik adalah luka kronik pada daerah di bawah pergelangan
kaki, yang meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan mengurangi kualitas hidup
pasien. Ulkus kaki diabetik disebabkan proses neuropati perifer, penyakit arteri
perifer ataupun kombinasi keduanya. (Soelistijo et al., 2021)
Gagal jantung adalah abnormalitas dari struktur jantung atau fungsi yang
menyebabkan kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh
tubuh. Secara klinis, gagal jantung merupakan kumpulan gejala yang kompleks
dimana seseorang memiliki tampilan berupa: gejala gagal jantung; tanda khas gagal
jantung dan adanya bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat
istrahat. (Siswanto et al., 2023)
2.2 Epidemiologi
Prevalensi diabetes melitus (DM) di Indonesia cukup tinggi. Pada tahun 1983,
prevalensi DM di Indonesia adalah 1,63%, meningkat sebesar 5,7% pada tahun 2007
dan diprediksi akan meningkat sebesar 6% pada tahun 2030 atau sebesar 8,5 juta jiwa
penderita DM pada tahun 2013 dan akan meningkat menjadi 14,1 juta pasien pada
tahun 2035. Prevalensi pasien DM di Indonesia berpotensial lebih tinggi daripada
data yang tersedia. (Waspadji et al.,1983; Mihardja et al.,2009; shaw et
al.,2010;Guariguata et al.,2014)
Salah satu komplikasi utama dari diabetes melitus adalah berkembangnya
ulkus kaki diabetik. Penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa komplikasi utama dari
DM di Indonesia adalah neuropati (13%-78%), komplikasi mikrovaskuler (16%-
53%) dan ulkus kaki diabetik (7,3%-24%). (IWGDF,2013)
Diperkirakan terdapat sekitar 23 juta orang mengidap gagal jantung di seluruh
dunia. American Heart Association memperkirakan terdapat 4,7 juta orang menderita
gagal jantung di Amerika Serikat pada tahun 2000 dan dilaporkan terdapat 550.000
kasus baru setiap tahun. Prevalensi gagal jantung di Amerika dan Eropa diperkirakan
mencapai 1 – 2%. (Luthfi, 2009)
Insidensi dan prevalensi gagal jantung meningkat secara dramatis sesuai
dengan peningkatan umur. Studi Framingham menunjukkan peningkatan prevalensi
gagal jantung, mulai 0,8% untuk orang berusia 50-59 hingga 2,3% untuk orang
dengan usia 60-69 tahun. (Luthfi, 2009)
2.3 Klasifikasi
Klasifikasi kaki diabetes dengan ulkus menurut Wagner (Soelistijo et al.,
2021)
Derajat Karakteristik
0 Kulit kaki intak, dapat disertai deformitas atau selulitis
Nilai Interpretasi
Sensation 0 Normal
Keterangan ;
PAD : Peripheral Artery Disease
CLI : Critical Limb Ischemia
SIRS : Systemic Inflammatory Response Syndrome
Klasifikasi gagal jantung dapat dijabarkan melalui dua kategori yakni kelainan
struktural jantung atau berdasarkan gejala yang berkaitan dengan kapasitas fungsional
dari New York Heart Association (NYHA).2
Berdasarkan kelainan struktural jantung Berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA)
Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk Tidak ada batasan aktivitas fisik. Aktifitas fisik
berkembang menjadi gagal sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, berdebar
jantung. Tidak terdapat atau sesak nafas.
gangguan struktural atau
fugsional jantung, dan juga
tidak tampak tanda atau
gejala.
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk kelainan Terdapat batasan aktivitas
pada struktur jantung ringan. Tidak terdapat keluhan
yang berhubungan dengan saat istrahat, namun aktivitas
perkembangan gagal jantung fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, berdebar
tapi tidak terdapat tanda atau atau sesak nafas.
gejala.
Stadium C Kelas III
Gagal jantung yang simtomatik Terdapat batasan aktivitas
berhubungan dengan penyakit yang bermakna. Tidak
struktural jantung yang terdapat keluhan saat istrahat, namun aktivitas fisik
mendasari. ringan menyebabkan kelelahan berdebar atau sesak
nafas.
Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural Tidak dapat melakukan Aktivitas fisik tanpa
lanjut serta gejala gagal keluhan. Terdapat gejala saat istrahat. Keluhan
jantung yang sangat meningkat saat
bermakna muncul saat melakukan aktivitas.
istrahat walaupun sudah
mendapat terapi farmakolog
2.4 Faktor Risiko
Faktor risiko terjadi ulkus diabetikum pada penderita penyakit DM adalah
(Roza et al., 2015)
Jenis kelamin laki-laki menjadi faktor predominan berhubungan dengan
terjadinya ulkus.
Pasien penyakit DM yang telah menderita penyakit DM lebih dari 10 tahun.
Neuropati menyebabkan gangguan saraf motorik, sensorik dan otonom.
Gangguan motorik menyebabkan atrofi otot, deformitas kaki, perubahan
biomekanika kaki dan distribusi tekanan kaki terganggu sehingga
menyebabkan kejadian ulkus meningkat
Perawatan kaki tidak teratur dan penggunaan alas kaki yang tidak tepat
Faktor risiko terjadinya gagal jantung adalah (NHLBI, 2022)
Orang yang berusia 65 tahun atau lebih memiliki risiko gagal jantung
yang lebih tinggi
Riwayat keluarga menderita gagal jantung membuat risiko mengalami
gagal jantung lebih tinggi. Perubahan tertentu, atau mutasi, pada gen
dapat membuat jaringan jantung seseorang lebih lemah atau kurang
fleksibel.
Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang tidak
sehat, merokok, menggunakan kokain atau obat-obatan terlarang
lainnya, penggunaan alkohol yang berlebihan, dan kurangnya aktivitas
fisik, meningkatkan risiko gagal jantung
Penyakit jantung atau pembuluh darah, penyakit paru-paru, atau
infeksi seperti HIV meningkatkan risiko seseorang menderita gagal
jantung. Kondisi jangka Panjang seperti obesitas, tekanan darah tinggi,
diabetes, penyakit ginjal kronik, dan anemia juga dapat meningkatkan
risiko seseorang menderita gagal jantung.
DAFTAR PUSTAKA