KDPK NGT
KDPK NGT
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................. 2
D. Manfaat.......................................................................................................... 2
A. Dasar Teori..................................................................................................... 3
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat penulisan
Kami berharap dengan membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui pengertian
dan dapat menambah wawasan pengetahuan dan wawasan apa saja yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi, serta mengetahui tujuan dari NGT.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBERIAN NUTRISI
A. DASAR TEORI
PETUNJUK
1. Baca dan pelajari lembar kerja.
2. Siapkan alat-alat yang di butuhkan dan di susun secara ergonomis.
3. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet.
4. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan.
2. Gunakan tempat yang hangat dan bersih.
3. Bertindak lembut pada saat melakukan tindakan.
4. Opservasi kondisi pasien secara kontinu.
5. Perhatikan keadaan umum klien pada saat pemasangan NGT.
6. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaannya.
7. Letakan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.
PROSEDUR PELAKSANAAN.
1. Beritahu pasien atau orang tua (pada pasien bayi dan anak-anak) tindakan yang
akan di lakukan.
2. Siapkan alat dan bahan secara ergonomis.
3. Pasang sampiran atau penutup tirai.
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin(sebaiknya semi fowler), pasien yang
gelisah atau tidak tenang sebaiknya di ikat kaki dan tangannya.
5. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
6. Bersihkan daerah hidung dengan menggunakan kassa atau lidi kapas.
7. Pasang kain pengalas diatas dada pasien.
8. Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrument steril.
9. Pakai sarung tangan steril.
10. Ukur panjamg selang dengan cara pegang ujung akir selang setinggi ujung
sternum (xifisternum), ukur sampai ke hidung kemudiaan belok ke telingah beri
tanda pada selang.
11. Licinkan ujung pipa dengan air dan bagian pangkal pipa diklem dulu atau licinkan
dengan jeli.
12. Masukkan NGT perlahan-lahan sambil pasien di suruh menelan (bila pasien sadar)
bila terasa ada tahanan, hentikan dan coba melalui lubang hidung satunya.
13. Periksa apakah selang NGT benar-benar masuk lambung dengan cara:
Memasukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok berisi
air, klem di buka, jika ternyata sonde masuk lambung, tandanya tidak ada
gelembung udara yang keluar, sebaiknya jika ada gelembung udara yang
keluar banyak dan bertentetan, hal ini menandakan sonde masuk ke dalam
paru-paru, maka cabut segerah sonde.
Hisap isi lambung sedikit dengan spoit pada pasien yang sangat payah atau
pada BBLR bila cairab lambung reaksi asam berarti posisi sudah tepat.
Warna kertas lakmus yang semulah biru akan berubah menjadi merah bila
cairan yang keliar adalah asam lambung.
Masukkan udara dengan spoit 2-3cc ke dalam lambung sambil
mendengarkan dengan setoskop. Bila terdengar bunyi berarti posisi sudah
benar kemudian udara di keluarkan kembali dengan menarik spoit.
Prosedur ini hanya di lakukan dengan udara, jangan pernah menggunakan
air, karna di takutkan selang tersebut berada di paru-paru.
14. Pasang spoit dengan corong pada pangkal pipa bila sudah yakin pipa masuk
lambung.
15. Ambil makanan cair sesuai dosis yang sudah di tentukan kemudian masukkakn
perlahan-lahan.
16. Klem dulu pipa setelah cairan habis dan hisap kembali cairan dengan spoit.
17. Tinggikan pangkal pipa apabila cairan tidak lancer. Bila pasien perlu minum
obat,larutkan obat dan berikan sebelum makanan habis.
18. Bila pipa dengan air masak dan pangkal pipa segera di klem.
19. Lekatkan pipa dengan plester pipa bila NGT di pasang permanen.
20. Bereskan alat dan rapikan pasien.
21. Lepas sarung tangan (sebelumnya cuci tangan yang menggunakan sarung tangan
dalam larutan chlorin 0,5%), rendam sarung tangan dalam larutan chlorine 0,5%
selama 10 menit.
22. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih.
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah system pencernaan
yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pebcernaan dimulai dari
mulut sampai usus halus bagian distal,sedangkan organ asesoris terdiri atas hati,kantong
empedu,dan pancreas.
2. PRASANGKA
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi,dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah, tempe
yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tetpai tidak digunakan sebagai
makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi tempe
dapat merendahkan derajat mereka.
3. KEBIASAAN
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan
makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan itu merupakan
sumber vitamin yang baik. Adapila makanan larangan makan ikan bagi anak-anak
karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan. Padahal ikan merupakan
sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4. KESUKAAN
5. EKONOMI
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi.penyediaan
makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status
gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang
dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi.
1. Pengertian
NASOGASTRIC TUBE (NGT) adalahselang yang dimasukkan melalui
nasopharynx menuju lambung.
2. Tujuan NGT
1) Mengeluarkan cairan/ isi lambung (lavage) dan gas yang ada dalam
gaster(dekompression).
2) Mencegah atau mengurangi mual (nausea) dan muntah(vomiting) setelah
pembedahan atau trauma.
3) Irigasi karena pendarahan atau keracunan dalam lambung
4) Untuk memberikan obat dan makana secara langsung pada saluran pencernaan
5) Mengambil specimen dari lambung untuk pemeriksaan laboratorium.
3. Tipe dan indikasi pemasangan NGT:
1) NGT tipe salem Sump, Levin, Miller-Abbott Untuk decompression.
2) NGT tipe duo, Dobhoff, Levin untuk feeding(Gevage)
3) NGT tipe Sangtaken-Blakemor untuk Compression
4) NGT tipe Levin, Edwald, salem sumo untuk mengeluarkan isi
lambung(lavage)
4. Alat-alat yang diperlukan
1) NGT (14-16)
2) Jelly
3) 1 pinset anatomis
4) 1 bengkok
5) Handuk dan tissue
6) Segelas air putih dan sendok/ sedotan(dot untuk bayi)
7) Plaster dan gunting
8) Spuit (10 atau 20 cc)
9) Stethoscope
10) Spatel lidah(Tongue Blade) dan senter
11) Sepasang sarung tangan
12) Kapas alcohol
13) Peniti (pin)
PERHATIAN
1. Selama pemasangan NGT jangan sampai dilepas sebelum difiksasi
2. Fiksasi dimulai dan diakhiri di batang hidung
3. Evaluasi dilakukan selama dan sesudah tindakan
4. Tindakan yang dilakukan tidak harus berurutan sesuai petunjuk dengan catatan yang
tidak prinsip
5. NGT jangan di fiksasi / di klem ketika di insersikan
6. Untuk bayi baru lahir dan premature pemasangan NGT dengan prinsip steril.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Mudah-mudahan dengan tahap pembelajaran dalam penyusunan makalah
yang membahas tentang pemberian nutrisi dan pemasangan NGT, kita sebagai
mahasiswa akbid muhammadiyah dapat menerapkannya.
Bagi para pemabaca, diharapakan dapat lebih memperhatikan gaya hidup
yang dapat menimbulkan masalah-masalah kesehatan seperti, kebiasaan yang
merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA