Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maghfira Ulfha Viani Pratiwi

Nim : 04084821618237

1. Pengertian Efloresensi kulit.


Efloresensi kulit adalah perubahan kulit abnormal yang dapat dinilai
dengan mata telanjang akibat proses patologik.
Menurut Praklen, Efloresensi kulit dibagi dua, yaitu :
a) Efloresensi prmier : Makula, papul, plak, urtika, nodus, nodulus,
vesikel, bula, pustul dan kista.
b) Efloresensi sekunder : Skuama ,kusta, erosi, ulkus dan sikatriks.

2. Pengertian Fisurra
Fissura adalah permukaan kulit yang retak, linier, dapat basah atau kering,
akibat kekeringa kulit atau peradangan berlebihan dan hilangnya densitas
kulit.

3. Anatomi pada kuku.


Kuku merupakan bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum yang
menebal) kuku bertumbuh dengan kecepatan kira-kira 1 mm per minggu.
Bagian kuku :

1
1. Matriks kuku
2. Dinding kuku (nail wall )
3. Dasar kuku (nail bed)
4. Alur kuku (nail groove)
5. Akar kuku (nail root)
6. Lempeng kuku (nail plate)
7. Lunula
8. Eponikium
9. Hiponikium

4. Cara menegakkan diagnosis pada Dermatitis Atopik.


Diagnosis DA ditegakkan berdasarkan kriteria diagnostik menurut
Hanifin dan Rajka pada tahun 1980 yang samapai sekarang masih
digunakan . Dibutuhkan sedikitnya 3 kriteria mayor ditambah 3 atau lebih
kriteria minor.

A. Kriteria Mayor :
1. Pruritus ( gatal ).
2. Morfologi sesuai umur dan distribusi lesi yang khas.
3. Bersifat kronik eksaserbasi.
4. Ada riwayat atopi individu atau keluarga.

B. Kriteria Minor :
1. Xerosis
2. Ichthyosis / palmar hyperlinearity / keratosis pilaris
3. Imunisasi kulit segera (tipe I)
4. Peningkatan serum IgE
5. Awal usia onset
6. Kecenderungan terhadap infeksi kutaneous
7. Kecenderungan terhadap dermatitis tangan atau kaki nonspesifik
8. Eksim puting susu
9. Cheilitis
10. Konjungtivitis rekuren
11. Lipatan infraorbital Dennie-Morgan
12. Keratoconus
13. Katarak subkapsular anterior
14. Orbital semakin gelap
15. Wajah pucat / eritema wajah
16. Pityriasia alba

2
17. Lipatan anterior leher
18. Gatal saat berkeringat
19. Intoleransi terhadap pelarut wol dan lipid
20. Aksentuasi perifolar
21. Intoleransi makanan
22. Kursus dipengaruhi oleh faktor lingkungan / emosional
23. Dermographisme putih / tertunda pucat

5. Tabulasi diagnosis banding LSK. Pada kasus.

Perbedaan Liken Simplek Kronis Psoriasis Likenifikasi Dermatitis Atopik

Etiologi Belum diketahui  Faktor genetik Autoimun


 Autoiimun
Gambaran Klinis Perasaan gatal yang Gatal yang ringan. Timbul rasa gatal.
hebat. Bercak eritema disertai Plak papular- eritematosa,
terdapat skuama,
Awalnya beupa eritema, dengan skuama yang
likenifikasi.
edema, papul. Ukuran tebal, berlais-lapis,
lentikuler-plakat, bentuk berwarna putih
lonjong. mengkilap.
Predileksi Skalp, leher bagian Kulit kepala, ekstremitas Fosa kubiti, fosa politea,
belakang, pergelangan bagian ektensor, siku, leher belakang.
kaki, ekstremitas bagian lutut.
ekstensor.
Pemeriksaan Pemeriksaan spesimenn Histopatologi, Fenomena kadarnya dilakukan bila
Penunjang dengan KOH 10% tetesan lilin, Fenomena ada gangguan klinis.
Auspitz, Fenomena Pemeriksaan kadar igE
Koebner. serum dan uji kulit.

Penatalaksanaan Topikal : Preparat Ter, Topikal : Preparat Ter Topikal : Emolien


kortikosteroid. (ICD) 2-5 5%, Asam (hidrofilik urea 10%)
salisilat3-5%. Kortikosteroid untuk
Sistemik: Antihistamin, Kortikosteroid : dewasa :Hidrokortison 1-
efek sedatif. Emolien,retinoid,ditranol. 2,5%, Antihistamin ;
dokseprin krim 5%
Sistemik:
Kortikosteroid,
Antihistamin, Antibiotik:
Eritromisin, csfadroxil.

Anda mungkin juga menyukai