Anda di halaman 1dari 24

Diagnosa Pasien dengan

Keluhan Gatal di Badan dan


Lipatan Tungkai

IKHWANUL MUSLIMIN IDRIS


102016007
Skenario

Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dibawa ibunya datang


ke poliklinik dengan beruntus (papul) bersisik kemerahan
yang terasa gatal pada badan serta lipatan kedua tungkai atas
dan bawah sejak 2 minggu yang lalu. Kulit terlihat sangat
kering.
Rumusan Masalah

Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dengan keluhan beruntus (papul) bersisik
kemerahan yang terasa gatal pada badan serta lipatan kedua tungkai atas dan
bawah sejak 2 minggu yang lalu.
Analisis Masalah
Anamnesis
Pemeriksaan
Tata
Tata Laksana
Laksana Fisik

Pemeriksaan Diagnosis
Penunjang (WD/DD

Komplikasi
RM Epidemiologi
Epidemiologi

Infeksi
Etiologi
Sekunder

Manifestasi
Patofisiologi
Klinik
Anamnesis

Identitas
Hasil anamnesis
Riwayat
Keluhan
pribadi dan 1. laki-laki usia 10 tahun
Utama
sosial 2. Keluhan gatal pada
badan serta lipatan
tungkai atas dan
bawah. Kulit terlihat
sangat kering
Riwayat 3. Sejak 2 minggu yang
Riwayat lalu
penyakit
penyakit dahulu
keluarga 4. Kelainan sudah timbul
sejak bayi
Riwayat
penyakit
sekarang
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
 Lokalisasi
 Effloresensi dan sifatnya
Pada pemeriksaan fisik pasien didapat adalah terdapat bercak dan beruntus yang terasa gatal pada badan, kedua
tungkai atas dan bawah serta kulit tampak bersisik kemerahan dan kering.

Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium : IgE Serum, Eosinofil, dan Sel T
 Dermatografisme Putih
 Percobaan Asetilkolin
 Percobaan histamin
Diagnosis
Diagnosis Banding
 Dermatitis Kontak : alergi dan iritan
 Dermatitis Corporis
 Dermatitis Numularis
 Tinea Korporis

Diagnosis Kerja
 Dermatitis Atopik
Banding Dermatitis Dermatitis Dermatitis Dermatitis Dermatitis Tinea Corporis
Diagnosis Kontak Iritan Kontak Alergi Atopik Numularis seboroik

Etiologi Kontak dengan Hapten, factor Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui jamur
iritan allergen, factor
individu

Lokasi Lokasi tersering Tangan,lengan,waj Pipi, lipatan siku, Bisa di mana saja Kult kepala daerah kulit tidak
tangan ah,telinga,leher,ba lipatan lutut, leher berambut berambut pada
dan pergelangan wajah, badan,
genitalia,tungkai tangan lengan,dan tungkai

Epidemiologi Jumlah belum Lebih sedikit dari Belum diketahui Laki-laki > Populasi umum
pasti DKI secara pasti perempuan

Sifat Penyakit Akut dan kronik Akut dan Kronik kronik Akut dan kronik

Gambaran Klinis Eritema,skuama,li Eritem,edema,pap Eritema, papul, Plak Skuama kuning Lesi bulat/lonjong,
kenifikasi, batas ulavesikel, hiperpigmentasi, eritematosa,koin, berminyak batas tegas
tidak tegas skuama,papul erosi, skuama, berbatas tegas,
kering skuama
Epidemiologi
Epidemiologi berdasarkan penelitian dinegara tempat dilakukan
penelititan. Di Indonesia data kunjungan pasien baru dermatitis atopik
(diagnosis ditetapkan dengan kriteria Hanifin Rajka) kelompok usia 0-
14 tahun.
Etiologi dan Patogenesis
Penyebab pasti dari dermatitis atopik masih belum diketahui secara pasti namun
namun gambaran kelinis akibat interaksi factor bawaan dan pencetus (factor internal
dan faktor eksternal
 Perubahan sistem imun (imunopatologi)
 Alergen dan superantigen
 Predisposisi genetik
 Faktor psikologis
 Teori atau hipotesis higiene
Faktor Pemicu
 Makanan (biasaanya pada anak, tersering telur, susu, gandum, kedelai, dan
kacang tanah
 Tungau debu rumah
 Bulu binatang
Manifestasi Klinik

Manifestasi dan tempat predileksi DA pada masing-masing


fase dapat berbeda. DA secara subyektif lebih gatal. Rasa gatal
dan garukan yang terus dapat menerus memicu kerusakan
barier kulit, sehingga memudahkan masuknya alergen dan
iritan sehingga sering berulang (kronik-residif). Perjalan
penyakit yang demikian berdampak gangguan fisik dan emosi
pasien, sehingga kualitas hidup menurun.
Tipe Dermatitis Atopik
 Dermatitis Atopik fase infantil
 Dermatitis Atopik fase anak
 Dermatitis Atopik fase remaja dan dewasa
Dermatitis Atopik fase infantile
• Usia bayi <2 tahun
• predileksi utama di wajah (pipi) dan tersebar simetris
• Dapat meluas ke dahi, kulit kepala, telinga, leher pergelangan tangan, dan tungkai.
• Lambat laun dapat menjadi kronisdan residif
• Bentuk basah dan gatal, berupa papula milier kemudian timbul eritem, papulovesikel pecah akan jadi erosi dan
eksudasi hingga mejadi kering(krusta) dan dapat infeksi
• Sebagian besar sembuh usia >2 tahun, sebagian berlanjut ke fase anak
Dermatitis Atopik fase anak
 kelanjutan fase infantil atau muncul tanpa didahului fase infantil
 Usia 2-10 tahun
 Predileksi di fosa kubiti, poplitea, fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher dan
tersebar simetris
 Siklus gatal hingga digaruk
 Cenderung lebih kering, hiperkeratosis, hiperpegmentasi, papul, erosi, ekskoriasi, krusta, dan
skuama
Dermatitis Atopik Fase Remaja
 Dewasa usia >13 tahun
 Dapat merupakan kelanjutan dari fase infantile ataupun fase anak
 Predileksi mirip fase anak dapt meluas hingga kedua telapak tangan, jari- jari, pergelangan tangan, bibir, leher
bagian anterior, skalp, dan puting susu.
 Manifestasi klinis bersifat kronis, berupa plak hiperpigmentasi, hiperkeratosis, likenifikasi, ekskoriasi dan
skuamasi.
 Rasa gatal lebih hebat saat beristirahat, udara panas dan berkeringat.
 Fase ini berlangsung kronik-residif sampai usia 30 tahun, bahkan lebih
Kriteria Diagnostik Dermatitis Atopik

Kriteria diagnostik DA pada mulanya didasarkan atas


fenomena klinis yang menonjol, yaitu gejala gatal. George
Rajka menyatakan bahwa diagnosis DA tidak dapat dibuat
tanpa adanya riwayat gatal. Pada tahun 1980 Hanifin dan
Rajka membuat kriteria diagnostik DA
Kriteria Hanifin-Rajka
Kriteria Mayor Kriteria Minor

Untuk • Pruritus (gatal) - Tanda Dennie-Morgan - Gatal bila berkeringat


- Keratokonus - Awitan dini
membuat • Morfologi sesuai - Konjungtivitis rekuren - Peningkatan Ig E serum
umur dan - Katarak subkapsuler anterior - Reaktivitas kulit tipe cepat(tipe2)
diagnosis DA distribusi lesi yang - Cheilitis pada bibir  - Eczema of the nipple
berdasarkan khas - White dermatographisme - Intoleransi makanan tertentu
kriteria • Bersifat kronik - Pitiriasis Alba - Intoleransi beberapa jenis bulu binatang
menurut eksaserbasi - Fissura pre aurikular  - Tanda Hertoghe
• Ada riwayat atopi (kerontokan pada alis bagian lateral).
Hanifin dan
individu atau
Rajka di atas keluarga -Dermatitis di lipatan leher anterior  - Facial pallor
dibutuhkan   - Xerotic - Iktiosis pada kaki
sedikitnya 3 - Hiperliniar palmaris - Papul perifokular hiperkeratosis
- Keratosis palmaris - Hiperpigmentasi daerah periorbita
kriteria mayor
- Kemudahan mendapat infeksi Stafilokokus dan Herpes Simpleks
ditambah 3 atau - Perjalanan penyakit dipengaruhi faktor lingkungan dan emosi
lebih kriteria
minor
Infeksi sekunder

Infeksi sekunder pada DA meliputi infeksi jamur, bakteri dan virus. Infeksi tersering
pada DA, terutama oleh bakteri kelompok Streptococci B-hemolytic dan
Staphylococcus aureus.
Pytrirosporum ovale merupakan penyebab infeksi jamur yang sering dijumpai.
Infeksi oleh virus herpes simpleks atau vaccinia dapat memunculkan erupsi Kaposis
varicelliform, jarang terjadi. Infeksi tering yang dijumpai di Indonesia ialah moluskum
kontagiosum dan varisela.
Komplikasi

Pada anak penderita dermatitis atopik, 75% akan disertai penyakit


alergi lain di kemudian hari. Penderita dermatitis atopik mempunyai
kecenderungan untuk mudah mendapat infeksi virus maupun
bakteri .
DA yang mengalami perluasan dapat menjadi eritroderma. Atrofi
kulit (striae atroficans) dapat terjadi akibat pemberian kortikosteroi
jangka panjang.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan bila ada keraguan


klinis. Peningkatan kadar IgE dalam serum juga dapat terjadi
pada sekitar 15 % orang sehat , demikian pula kadar eosinofil ,
sehingga tidak patognomonik. Uji kulit dilakukan bila ada
dugaan pasien alergik terhadap debu atau makanan tertentu,
bukan untuk diagnostik.
Tata Laksana
Non farmako : Edukasi dan konseling Perlu diberikan kepada
orangtua, para pengasuh, keluarga dan pasien tentang DA, perjalanan
penyakit, serta berbagai faktor yang mempengaruhi penyakit.
Faktor pencetus kekambuhan dapat menghilang berangsur-angsur
sesuai dengan bertambahnya usia.
Faktor psikologis seringkali berperan sebagai faktor pencetus atau
sebaliknya
Lanjutan
Pemilihan obat topikal :Obat topikal yang digunakan pada DA bayi dan
anak, sama dengan orang dewasa, meliputi pelembab, kortikosteroid, dan
obat-obat penghambat kalsineurin (misalnya pimekrolimus atau
takrolimus).
 Pelembab
 Kortikosteroid topikal
 Inhibitor Kalsineurin : Takrolimus dan Pimekrolimus
 Pengobatan sistemik
Kesimpulan

Berdasarkan gejala-gejala yang timbul pada pasien, dan


setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, pasien diduga
menderita dermatitis atopik. Namun karena kurangnya hasil-
hasil lain yang mendukung, diagnosis tidak dapat ditegakan
secara jelas dan pasti. Diagnosis DA ditegakkan berdasarkan
kriteria diagnostik menurut Hanifin dan Rajka pada tahun
1980 yang sampai sekarang masih digunakan. Dengan
penanganan yang baik dan teratur, penyakit ini dapat segera
diatasi.

Anda mungkin juga menyukai