Difteri pada orang dewasa sama bahayanya dengan difteri pada anak. Bahkan dalam kondisi
tertentu orang dewasa yang terinfeksi bakteri difteri bisa menjadi agen penularan kepada orang
lain tanpa ia menyadarinya.
Mungkin Anda sudah pernah mendengar istilah carrier difteri yakni orang-orang yang tidak
mengalami gejala penyakit namun menjadi pembawa bakteri difteri. Orang seperti ini tetap
memiliki kemampuan yang sama untuk menularkan difteri.
1. Sakit tenggorokan
Gejala difteri biasanya diawali dengan sakit tenggorokan yang muncul karena terjadinya
peradangan pada selaput lendir di area sekitar rongga mulut dan tenggorokan.
Mungkin awalnya agak sulit membedakan antara sakit tenggorokan dan difteri, namun selang
beberapa hari difteri akan mulai menunjukkan gejala-gejala yang khas.
Untuk bisa mengenali apakah itu sakit tenggorokan biasa atau difteri, kami sarankan Anda
membaca artikel ini:
2. Muncul pseudomembran
Gejala difteri pada orang dewasa yang selanjutnya adalah muncul selaput berwarna putih abu-
abu pada tenggorokan yang disebut dengan pseudomembran.
Selaput ini terbentuk dari tumpukan sel-sel yang rusak dan mati akibat toksin yang dihasilkan
oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.
Selaput ini lengket dengan jaringan tenggorokan dibawahnya sehingga apabila terkelupas akan
mengeluarkan darah.
3. Demam ringan
Gejala awal difteri pada orang dewasa biasnya juga disertai dengan demam namun tidak terlalu
tinggi. Demam gejala difteri ini biasanya berkisar antara 380 Celcius.
Ciri orang dewasa terkena difteri yang selanjutnya yakni mengalami nyeri pada otot-ototnya
yang disertai dengan tubuh terasa lemas. Adanya inflamasi pada jaringan otot adalah penyebab
terjadinya rasa nyeri tersebut.
5. Leher bengkak
Orang dewasa yang terkena difteri juga bisa mengalami pembengkakan pada kelenjar limfa. Hal
ini bisa diketahui dari membengkaknya bagian leher yang diistilahkan dengan sebutan bull neck.
6. Sesak napas
Corynebacterium diphtheriae adalah bakteri berbahaya yang mampu menghasilkan racun atau
toksin bernama exotoxin.
Awalnya racun difteri akan merusak sel-sel pada jaringan pernapasan bagian atas yang
menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan bernapas.
Racun difteri juga bisa melumpuhkan otot diafragma yang bisa berujung pada hilangnya
kemampuan menarik dan mengeluarkan napas. Ini adalah tahapan berbahaya pada penyakit
difteri yang dapat berujung pada kematian.
7. Jantung berdebar
Ciri-ciri difteri pada orang dewasa yang terakhir adalah jantung berdebar.
Exotoxin yang dihasilkan bakteri difteri tidak hanya dapat menyerang sistem pernapasan bagian
atas saja, ia juga bisa terbawa oleh darah dan menyerang organ-organ lainnya seperti ginjal dan
jantung.
Masuknya racun difteri ke jantung biasanya akan menyebabkan gejala jantung berdebar-debar.
Apabila tidak segera diobati maka hal ini bisa menyebabkan terjadinya kerusakan otot jantung
(miokarditis) dan gagal jantung.
Cara mengobati difteri pada orang dewasa
Mengobati penyakit difteri pada orang dewasa dilakukan dengan 2 cara. Pertama menetralisir
racun exotoxin dengan serum anti difteri, kedua mematikan bakteri Corynebacterium diphtheriae
dengan menggunakan antibiotik difteri.
Di dalam serum anti difteri sudah terdapat antitoksin yang dapat menetralisir exotoxin. Serum ini
dibuat dengan memanfaatkan kuda sebagai media.
Apabila Anda ingin mengetahui bagaimana proses pembuatan serum anti difteri dan apa saja
kandungan yang ada di dalamnya, silakan baca artikel berikut:
Namun perlu diketahui jika serum difteri ini hanya mampu menetralisir racun exotoxin yang
belum masuk ke dalam sel (unbound), sedangkan racun yang sudah masuk dan merusak sel tidak
bisa dinetralisir.
Orang dewasa yang sudah dinyatakan suspect difteri harus segera mendapatkan pengobatan baik
dengan antibiotik maupun dengan serum tanpa harus menunggu hasil lab.
Orang dewasa yang terjangkit difteri juga harus diisolasi hingga benar-benar dinyatakan sembuh
dan bersih dari infeksi.
Begitu pula dengan orang-orang terdekat yang harus mendapatkan pemeriksaan guna memutus
rantai penularan.
Di Indonesia program imunisasi difteri untuk anak (DPT) sudah jadi program pemerintah yang
bisa diperoleh secara gratis. Namun program ini tidak diperuntukkan untuk orang dewasa.
Perlu Anda ketahui jika orang dewasa juga harus mendapatkan imunisasi difteri dengan vaksin
penguat (booster) setiap 10 tahun sekali.
Hal ini disebabkan karena kekebalan yang diperoleh dari imunisasi difteri hanya memberikan
perlindungan penuh selama 10 tahun, setelah itu kekebalannya akan menurun seiring waktu.
Karena itulah vaksin penguat dibutuhkan untuk mengembalikan kekebalan ditingkat yang
optimal.
Bagi Anda yang ingin mengetaui bagaimana cara mendapat vaksin difteri untuk orang dewasa
dan berapa harga yang harus dibayar, artikel berikut ini bisa membantu:
1. Orang dewasa juga memiliki risiko terjangkit penyakit difteri, meskipun umumnya difteri
banyak terjadi pada anak.
2. Orang dewasa bisa menjadi carrier, yakni orang yang tidak mengalami gejala sakit
namun bisa menyebarkan bakteri difteri pada orang lain.
3. Orang dewasa perlu mendapat vaksin booster difteri, ini adalah cara paling efektif agar
orang dewasa terhindar dari wabah difteri.