Anda di halaman 1dari 15

HAKIKAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN PERILAKU DI

DALAM ORGANISASI

SIFAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Suatu keharusan bagi sebuah organisasi yang mempraktikan desentralisasi


untuk melakukan pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen harus
memiliki kesesuaian dengan strategi perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi
dikembangkan pertama kali melalui proses formal dan rasional yang kemudian akan
menentukan desain sistem manajemen perusahaan.

KONSEP-KONSEP DASAR

Pengendalian

Agar tujuan organisasi tercapai, suatu organisasi harus melakukan


pengendalian menggunakan perangkat-perangkat pengendalian. Berikut adalah elemen
dalam sistem pengendalian :

Perangkat Kendali Assesor

Defector Effecctor

Perusahaan yang
sedang dikendalikan

1. Pelacak (detector) merupakan perangkat untuk mengukur apa yang sesungguhnya


terjadi didalam proses yang dikendalikan.
2. Penilai (Assesor) merupakan alat untuk menentukan signifikansi peristiwa aktual
dengan membandingkan ekspektasi atau standar yang seharusnya terjadi.
3. Effector merupakan perangkat pengubah perilaku jika assesor menginginkan
untuk melakukan hal tersebut.
4. Jaringan komunikasi merupakan alat penerus informasi antara detector dan assesor
serta antara assesor dan effector.

Manajemen

Organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerjasama untuk


mencapai tujuan bersama. Proses pengendalian manajemen merupakan proses pemastian
oleh manajer diseluruh tingkatan untuk mengawasi pengimplementasian strategi terhadap
orang yang mereka awasi.

Sistem

Sistem merupakan cara tertentu yang bersifat repetitif yang digunakan


untuk melaksanakan sekelompok aktivitas. Karakter dari sistem berupa rangkaian langkah
yang terkoordinasi berulang dan berirama yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tertentu.

BATAS-BATAS PENGENDALIAN MANAJEMEN

Pengendalian manajemen terletak diantara pengendalian tugas dan


formulasi strategis. Formulasi strategis berfokus pada jangka pendek dan menggunakan
perkiraan kasar akan masa depan, sedangangkan pengendalian tugas berfokus pada
kegiatan jangka pendek yang menggunakan data akurat saat ini, sementara pengendalian
manajemen terletak diantaranya. Proses perencanaan formulasi strategis merupakan hal
yang penting, proses pengendalian adalah hal yang penting dalam pengendalian tugas,
serta pengendalian manajemen perencanaan dan pengendalian adalah hal yang sama
pentingnya.

Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen adalah proses dimana para manajer


mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasi strategi organisasi.
Terdapat beberapa aspek proses pengendalian manajemen sebagai berikut.

Kegiatan Pengendalian Manajemen


Kegiatan dari pengendalian manajemen meliputi kegiatan seperti:

- Merencanakan yang seharusnya dilakukan organisasi.


- Mengkoordinasi aktivitas beberapa bagian organisasi.
- Mengkomunikasikan informasi.
- Mengevaluasi informasi.
- Memutuskan tindakan yang seharusnya diambil.
- Mempengaruhi orang untuk merubah perilaku mereka.

Pengendalian manajemen melibatkan antisipasi dari kondisi masa depan


untuk memastikan tercapainya tujuan organisasi. Jika seorang manajer menemukan
pendekatan yang menurutnya lebih baik dan lebih sama dengan tujuan organisasi maka
sitem pengendalian manajemen tidak seharusnya menghalangi penerapannya.

Keselarasan Tujuan

Pengendalian manajemen meliputi interaksi antar individu yang tidak


dapat tergambar secara mekanis. Setiap manajer bukan hanya memiliki tujuan organisasi
tetapi juga tujuan pribadi. Oleh sebab itu perlu adanya pengendalian yang mempengaruhi
mereka bertindak mencapai tujuan pribadi sekaligus membantu mencapai tujuan
organisasi.keselarasan tujuan serarti memungkinkan tujuan anggota sejalan dengan tujuan
organisasi itu sendiri.

Perangkat Penerapan Strategi

Dalam menjalankan organisasi kedalam tujuan strategisnya, manajer


dibantu oleh sistem pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen adalah satu-
satunya perangkat manajer yang berfungsi untuk mengimplementasikan strategi yang
diinginkan.

Tekanan Finansial dan Nonfinansial

Sistem pengendalian manajemen meliputi skala kinerja finansial dan non


finansial. Fokus dari dimensi finansial terletak pada hasil moneter berupa laba bersih serta
pengembalian atas modal.tapi sesungguhnya tiap sub unit organisasi memiliki tujuan non
finansial berupa mutu produk, kepuasan pelanggan, pangsa pasar serta semangat kerja
karyawan.
Bantuan dalam Mengembangkan Strategi Baru

Bantuan interaktif dapat menarik perhatian manajemen pada tahap


pengembangan, baik dari sisi negatif yang berupa keluhan pelanggan dan baik dari sisi
positif yang berupa pembukaan pasar baru yang menunjukkan perlu adanya strategi baru.
Pengendalian interaktif adalah bagian yang tak terpisahkan dari segi sistem pengendalian
manajemen.

Perumusan Strategi

Formulasi strategi adalah proses perumusan strategi dan tujuan organisasi


untuk mencapai tujuan ini. Strategi adalah perencanaan yang penting dan besar. Secara
umum, strategi menetapkan arah tujuan organisasi yang diinginkan oleh manajemen
senior.

Perbedaan Formulasi Staregi dan Pengendalian Manajemen

Perbedaan mendasar antara formulasi strategi dan pengendalian


manajemen adalah kesistematisan keduanya, yaitu formulasi strategi pada dasarnya tidak
sistematis. Karena kesempatan, ancaman serta gagasan baru muncul dalam jangka waktu
yang tidak bisa ditentukan, dengan demikian, keputusan stategi bisa dibuat kapan saja.
Perbedaan yang lain, analisis strategi melibatkan penilaian berupa estimasi kasar
sedangkan pengendalian manajemen mlibatkan angka yang berurutan untuk mendapatkan
enstimasi yang dapat diandalkan.

Pengendalian Tugas

`Pengendalian tugas merupakan proses pemastian bahwa tugas yang


penting dan spesifik dilaksanakan secara efisien dan efektif. Orientasi pengendalian tugas
terletak pada transaksi yang melibatkan tugas individual yang sesuai dalam aturan proses
pengen dalian manajemen. Pengendalian tugas terdiri dari berbagai pengawasan agar tidak
terdapat penyimpangan dari aturan. Informasi dalam organisasi sebagian besar terdiri dari
sistem pengendalian tugas seperti jumlah pesanan pelanggan, jumlah jam kerja karyawan
serta jumlah komponen untuk menghasilkan suatu produk.
Perbedaan Pengendalian Tugas dan Pengendalian Manajemen

Perumusan Strategi Pengendalian Manajemen Pengendalian Tugas

Memutuskan lingkup Mengendalikan organisasi Menjalankan proyek riset


arah riset riset individual

Menyusun kebijakan Memutuskan tingkat Pemesanan ulang suatu


spekulasi persediaan persediaan barang

Menerapkan kebijakan Menerapkan program Memelihara dokumen


yang telah disepakati rekruitmen terbatas kepegawaian

Memasukkan bidang Memperluas pabrik Menjadwalkan produksi


bisnis baru

Mengubah rasio utang Menerbitkan surat utang Mengatur arus kas


atau modal baru

Dampak Internet terhadap Pengendalian Manajemen

internet memberikan manfaat yang tidak dapat diperoleh dari telepon:

- Akses yang mudah dan cepat.


- Komunikasi multi target.
- Komunikasi berbiaya rendah.
- Kemampuan menampilkan citra tertentu.
- Pergeseran kekuatan dan kendali kepada individu.

Internet memfasilitasi pengkoordinasian dan pengendalian sistem melalui


informasi yang efektif dan efisien, namun dibalik itu semua internet tidak dapat
menduplikasi proses fundamental yang melibatkan pengendalian manajemen. Kesediaan
akses data secara elektronik ke database hanya akan memberikan kontibusi yang
minimpada penilaian yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem pengendalian yang
optimal. Penilaian tersebut meliputi:
1. pemahaman nilai relatif bagi pentingnya keanekaragaman dan persaingan pribadi
yang tidak dapat diukur secara nominal.
2. Penyelarasan tujuan dari banyak individu dengan organisasi.
3. Pengembangan tujuan melalui area fungsional, departemen yang akan dnilai dan
unit bisnis.
4. Pengkomunikasian tujuan kinerja dan unit strategi yang spesifik bagi keseluruhan
organisasi.
5. Penjelasan variabel kunci yang menjadi tolak ukur penilaian kontibusi tiap
individu terhadap organisasi.
6. Pengevaluasian kinerja aktual terhadap pembuatan kesimpulan dan ukuran standar
tentang kinerja manajer.
7. Penyelenggaraan pertemuan untuk meninjau kinerja produktif kelompok individu
dalam organisasi.
8. Pendesainan struktur penghargaan kinerja yang tepat.
9. Mempengaruhi individu untuk mengubah perilaku agar sesuai dengan tujuan
organisasi.

PERILAKU DALAM ORGANISASI

Setiap organisasi memiliki lebih dari satu tujuan yang ingin dicapai.
Kemampuan menghasilkan laba yang besar merupakan salah satu tujuan utama yang
menjadi perhatian, selain itu perusahaan juga wajib menentukan sejumlah tujuan lain yang
berhubungan dengan tanggung jawab mereka terhadap para pemegang saham.

GOAL CONGRUENCE

Goal congruence adalah keselarasan antara tindakan yang mengarahkan


setiap orang atau anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya dengan tujuan
perusahaan. Hubungan antara sistem pengendalian manajemen dengan goal congruence
adalah sistem pengendalian intern berguna untuk memastikan sejauh mana goal
congruence dapat dilaksanakan.
FAKTOR INFORMAL YANG MEMPENGARUHI KESELARASAN

Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan norma-norma tentang perilaku yang terdapat


di masyarakat, dimana organisasi perusahaan menjadi bagian dari norma. Norma tersebut
mencakup etos kerja yang diwujudkan dalam keuletan serta loyalitas pekerja terhadap
perusahaan.

Faktor internal

- Budaya perusahaan (budaya perusahaan akan tercermin melalui perilaku


karyawannya, cotohnya: karyawan yang rajin dan disiplin).
- Gaya manajemen (gaya dari seorang manajer dalam memimpin perusahaan).
- Organisasi informal (hubungan kerja antara departemen yang satu dengan
departemen lainnya).
- Persepsi dan komunikasi (perintah atasan kepada bawahan, serta komunikasi kerja
antar karyawan).
- kerjasama dan konflik (hubungan dalam lingkup organisasi, dimana seorang
manajer senior membuat keputusan dan menyebarkan keputusan tersebut melalui
hierarki organisasi)
- Organisasi informal dimana pentingnya hubungan komunikasi seorang manajer
dan karyawan serta antara manajer divisi dan manajer utama.

SISTEM PENGENDALIAN BERSIFAT FORMAL

Aturan-aturan

Aturan-aturan merupakan seperangkat tulisan yang memuat semua jenis


pengendalian dan instruksi, yang didalamnya terdapat: instruksi-instruksi jabatan ,
prosedur standar operasi, pembagian kerja, manual-manual dan tuntutan etis. Aturan –
aturan tersebut memiliki keberagaman sifat ada yang sangat sederhana hingga aturan yang
sangat penting. Adapun beberapa tipe aturan sebagai berikut:

- Pengendalian fisik
penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan berpassword
komputer, cctv dan pengendalian fisik lainnya.
- Manual-manual
penulisaan aturan kedalam manual.
- Pengamanan sistem
Pengamanan ini di rancang kedalam sistem pemrosesan informasi untuk menjamin
agar informasi yang mengalir melalui sistem akan lebih akurat dan untuk
mencegah (atau setidaknya untuk meminimalisasi) kecurangan.
- Sistem pengendalian tugas
sebagai penjamin agar tugas-tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien.

JENIS-JENIS ORGANISASI

Jenis organisasi sangat berpengaruh terhadapn rancangan sistem


pengendaliannya, untuk itu jenis organisasi dapat dikelompokan kedalam 3 kategori
umum:

1. Struktur fungsional dimana setiap manajer bertanggung jawab bagi fungsi-


fungsi dispesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis dimana unit manajer bertanggung jawab bagi aktivitas
masing masing unit.
3. Struktur matriks, dimana unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab
rangkap.

Organisasi-organisasi fungsional

Alasan dari bentuk fungsional adalah karena adanya gagasan perlunya


seorang manajer yang memiliki pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang
berkaitan dengan fungsi spesifiknya. Keuntungan dari bentuk fungsional adalah adanya
efisiensi dan efektivitas, namun terdapat beberapa kelemahan dari penerapannya sebagai
berikut:

- Ambiguitas terhadap efektivitas tiap fungsi atas hasil laba yang dapat dihasilkan
karena setiap fungsi (setiap divisi) memberikan sumbangan yang sama untuk hasil
akhir.
- Potensi atas terjadi perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda.
- Struktur fungsional sangan sulit untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan
produk dan pangsa pasar yang beragam.

Unit-unit bisnis

Unit bisnis atau sering juga disebut divisi, bertanggung jawab terhadap
seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Mereka
bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pengkoordinasian kerja dan berbagai
fungsi lainnya di berbagai fungsi yang terpisah-pisah.

Keuntungan dari organisasi unit bisnis ini adalah ia dapat berfungsi


sebagai sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum. Sedangkan kerugian dari
unit bisnis ini adalah kemungkinan masing masing unit bisnis melakukan replikasi
sejumlah pekerjaan dalam sebuah organisasi fungsional,s eorang manajer unit bisnis pada
hakikatnya merupakan seorang yang genius, tetapi para bawahannya merupakan para
spesialis fungsional, para prakteknya staf unit bisnis lebih banyak memakan biaya dari
pada nilai yang diperoleh dari divisionalisasi, lebih lagi para spesialis yang terampil sangat
sedikit. Kerugian lain dari bentuk unit bisnis ini adalah bahwa perselisihan yang terjadi
diantara spesialis fungsional dalam organisai perusahaan fungsional digantikan oleh
perselisihan diantara unit-unit bisnis dalam organisasi perusahaan unit bisnis.

FUNGSI-FUNGSI PENGENDALI

Pengendali biasanya menjalankan fungdi-fungsi sebagai berikut:

1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.


2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan
(termasukpengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan para
pihak-pihak eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan
laporan laporan ini untuk para manajer ,menganalisis program dan
proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya kedalam anggaran tahunan secara menyeluruh.
4. Melakukan supervisi audit internal
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi
dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannyadengan fungsi
pengendali.

Relasi ke Jajaran Organisasi

Fungsi pengendalian merupakan fungsi staf, meskipun seorang


pengendali biasanya bertanggung jawab untuk merancang maupun untuk mengoperasikan
sistem yang mengumpulkan dan melaporkan informasi, pemanfaatan informasi ini adalah
tanggung jawab jajaran manajemen. Akan tetapi, sebagaimana yang sudah dinyatakan
diatas pengendali tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk mengambil
keputusan. Tangung jawab sesungguhnya adalah untuk menjalankan fungsi pengendalian
adalah mulai dari CEO turun kebawah melalui jalur organisasi.

Pengendali Pengendali
Perusahaan Perusahaan

Manajer unit
Manajer Unit bisnis
Bisnis

Pengendalian
Pengendalian Unit
unit bisnis
Bisnis

Pengendalian unit Bisnis

Para pengendali unit bisnis membagi loyalitas mereka, kepada pihak


pemegang kendali perusahaan dan juga pada manajer di unit mereka, yaitu pihak yang
diberi bantuan para stafnya. Dua kemungkinan hubungan alternatif pengendali dapat
dilihat pada ilustrasi gambar diatas.
Di beberapa perusahaan pengendali bisnis memberi laporan kepada
manajer unit bisnisnya dan mereka dihubungkan dengan hubungan garis terputus putus
dengan pengendali perusahaannya. Disini manajer unit bisnis adalah atasan langsung
pihak pengendali. Dan dia memiliki wewenang dalam menyewa,melatih,memindahkan,
membeeikan kompensasi, mempromosikan dan memecat para pengendali di unit yang
bersangkutan.

Alternatif hubungan lain ditunjukan pada gambar kedua dimana para


pengendali unit bisnis memberi laporan secara langsung kepada pengendali perusahaan
dimana,pengendali perusahaan sekaligus adalah atasan mereka, sebagaimana ditunjukan
garis putus putus dalam diagram organisasi. Disisi lain jika pengendali bisnis bekerja jika
pengendali bisnis bekerja untuk pengendali perusahaan maka manajer unit bisnis akan
memperlakukannya lebih kepada seorang mata-mata dari kantor pusat sebagai mitra kerja
terpercaya.(Robert Newton Anthony 2007)

The Effects of Strategy-Management Control System Misfits on Firm Performance

Oleh : Lindawati Gani dan Johnny Jeremias

Latar Belakang dan Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk menyelidiki


efek dari penyesuaian diri antara strategi bisnis dan sistem pengendalian manajemen
terhadap kinerja. Jurnal ini berisi tentang penelitian mengenai apakah perusahaan yang
menggunakan sistem pengendalian manajemen sebagai strategi bisnis mereka jauh lebih
unggul jika dibandingkan dengan perusahaan yang belum menggunakan pengendalian
manajemen secara signifikan.

Penelitian ini akan memaparkan mengenai dampak dari strategi sistem


pengendalian manajemen. Selain itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu
perusahaan meningkatkan kinerja mereka dengan berfokus pada sistem kontrol yang
sangat penting bagi mereka untuk berkembang dan berhasil.

Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat ketidakcocokan
pada sistem strategi kontrol untuk variabel sistem kontrol karena memiliki efek negatif
yang signifikan terhadap kinerja. Sebaliknya, penyesuaian terhadap sistem strategi-
kontrol untuk variabel sistem kontrol non-kritis tidak mempengaruhi kinerja negatif
(kecuali untuk efek marginal signifikan terhadap kinerja ketika tindakan nonfinansial
kinerja digunakan sebagai variabel dependen). Lebih penting lagi, besarnya korelasi
antara pekerja dan kinerja keuangan untuk variabel kontrol kritis lebih menunjukkan hasil
negatif yang signifikan daripada korelasi antara karyawan dan kinerja untuk variabel
kontrol non-kritis pada semua jenis strategi. Selanjutnya, korelasi antara pekerja dan
kinerja non-keuangan untuk variabel kontrol kritis menunjukkan hasil negatif yang
signifikan. Hasil dari penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan
kinerja mereka dengan berfokus pada pengalokasian sebagian dari sumber daya mereka
yang terbatas untuk mengontrol sistem yang sangat penting untuk keberhasilan kinerja
perusahan berkenaan dengan strategi yang mereka pilih.

Terdapat dua kekurangan dari penelitian ini. Pertama, penelitian ini


diperoleh data melalui metode survei kuesioner. Pendekatan ini memungkinkan peneliti
untuk mengeksplorasi dampak dari hubungan antara strategi bisnis dan kontrol
manajemen sistem kinerja secara terperinci. Namun, tanggapan narasumber pengisi
kuesioner yang terlalu subjektif dan mungkin mencerminkan bias mengenai tanggung
jawab sosial narasumber menjadi kendala akan hasil penelitian yang relevan.

Kedua, data yang diperoleh peneliti secara eksklusif dari industri


perbankan, mungkin tidak mewakili strategi dan prinsip sistem pengendalian manajemen
yang diadopsi oleh perusahaan di industri lain. Penelitian ini selanjutnya mungkin
memperoleh data dari industri yang berbeda dalam rangka meningkatkan generalisasi
hasil penelitian. Namun, penggunaan salah satu jenis industri dapat meminimalkan
masalah heterogenitas lingkungan perusahaan.(Lindawati Gani )

Management Control in New Product Development: The Dynamics of Managing


Flexibility and Efficiency

Oleh : Jørgensen, Brian, Messner dan Martin


Latar Belakang dan Tujuan penelitian

Menurut peneliti, tantangan utama bagi banyak organisasi saat ini adalah
untuk menemukan keseimbangan antara pertimbangan efisiensi serta promosi mengenai
inovasi. Efisiensi membutuhkan eksploitasi akan kemampuan yang ada dan selalu
mendapat dukungan pengembangan oleh struktur yang jelas yang menentukan bagaimana
kegiatan yang berbeda harus dilakukan. Sebaliknya, inovasi membutuhkan fleksibilitas
dalam eksplorasi peluang baru terbaik dan hanya bisa dicapai jika karyawan
diperkenankan untuk melakukan penelitian guna menemukan inovasi. Sebuah perbedaan
antara efisiensi dan fleksibilitas sangat terlihat dalam unit-unit organisasi yang
didedikasikan untuk mengeksplorasi dan berinovasi, tapi pada saat yang sama output
harus diprediksi dan dikelola karena merupakan masukan bagi yang lain demi fungsi
organisasi yang lebih baik. Pada pengembangan produk baru, proses pembangunan
bergantung pada ide-ide dan eksperimen yang pada saat bersamaan harus diawasi dan
dikendalikan oleh manajemen untuk mencegah pengembangan produk yang tidak
menguntungkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan strategis


dapat mempengaruhi kemungkinan dari pengotrolan operasi. Berfokus pada
pengembangan strategi produk baru dalam organisasi, peneliti menjelaskan upaya
perbaikan mutu karyawan dalam menerapkan sistem kontrol untuk kebutuhan mereka
sendiri.

Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, telah terlihat praktek pengendalian manajemen


dalam sub sektor tertentu, yaitu pada divisi pengembangan produk baru. Dengan
demikian, peneliti telah menawarkan akun rinci tentang bagaimana pengendalian
manajemen sebenarnya bisa dilakukan dalam konteks pengembangan produk baru dan
telah menyoroti perbedaan antara efisiensi dan fleksibilitas yang mungkin timbul dalam
tersebut. Beberapa mekanisme kontrol yang di temukan di perusahaan yang dijadikan
objek penelitan mungkin memiliki kontrol yang sama di organisasi lain. Namun, pada
jenis industri yang berbeda mungkin memunculkan solusi yang berbeda untuk
mengendalikan masalah pada tantangan penyeimbangan efisiensi dan fleksibilitas..
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa masih terdapat upaya perbaikan
yang dianggap tidak sepenuhnya memuaskan, yang menunjukkan bahwa, dalam kasus
perubahan strategis yang penting, perbaikan mungkin memerlukan lebih banyak
intervensi manajemen level atas.(Jørgensen 2009)

The Effect of Human Resource Management Control Systems on The Relationship


Between Knowledge Management Strategy and Firm Performance

Oleh : Yao-Sheng dan Liao

Latar Belakang dan Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat


hubungan antara manajemen pengetahuan strategi dan kinerja perusahaan bergantung
pada sistem manajemen sumber daya manusia kontrol. Desain survei dikumpulkan dalam
komputer dan peralatan peripheral industri manufaktur di Taiwan. Sebanyak 111 presiden
kembali kuesioner yang dapat digunakan.

Ketika perusahaan menekankan strategi personalisasi, penggunaan


kontrol perilaku akan meningkatkan kinerja perusahaan. Sebaliknya, ketika perusahaan
menekankan strategi kodifikasi, penggunaan kontrol keluaran akan membuat kinerja
perusahaan yang lebih baik. Jika personalisasi dan strategi modifikasi ditekankan secara
bersamaan, apakah perusahaan akan menggunakan sistem kontrol tunggal untuk kinerja
yang lebih baik.

Hasil Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Pertama,


penggunaan ukuran nominal kinerja perseorangan mungkin merupakan keterbatasan
penelitian. Kedua, penelitian ini terbatas pada lingkup sistem kontrol terbatas. Akhirnya,
tidak diketahui bagaimana pemilihan industri dan wilayah geografis mempengaruhi hasil
penelitian ini. Implikasi praktis

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajer dapat memanfaatkan performa
terbaik mereka dengan mencocokkan sistem kontrol manajemen sumber daya manusia
untuk strateg tertentu. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengetahuan tentang
pentingnya pengendalian sumber daya manusia untuk metode KM. Sistem kontrol
manajemen sumber daya manusia perusahaan dapat diharapkan memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap kinerja. Memahami bagaimana suatu organisasi dapat
menggunakan sistem kontrol untuk mendukung KM akan membantu perusahaan
mempertahankan keunggulan kompetitif mereka.(Liao 2011)

Daftar Pustaka

Jørgensen, e. a. (2009). "Management Control in New Product Development: The


Dynamics of Managing Flexibility and Efficiency." Accounting Research Vol.21: P. 99-
124.

Liao, Y.-S. d. (2011). "The effect of human resource management control systems on the
relationship between knowledge management strategy and firm performance."
International Journal of Manpower Vol.32: P. 494-511.

Lindawati Gani , J. J. "Effects of Strategy-Management Control System Misfits on Firm


Performance." CAAA Annual Conference 2010

Robert Newton Anthony, V. G. (2007). Management Control Systems, Volume 10 Management


control systems, Robert Newton Anthony McGraw-Hill higher education, McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai