Anda di halaman 1dari 4

Manajemen pasien hamil dengan CKD

No. Dokumen No. Revisi

... ...

Tanggal terbit Halaman

........................... 2017 ½

RSUD

KOTA
YOGYAKARTA

Disusun oleh : Diperiksa oleh :

... Wakil Direktur Pelayanan

Standar Ditetapkan Oleh :

Prosedur DIREKTUR

Operasional

drg. Hj. RR Tuty Setyowati, MM

NIP. 19620502 1988701 2 001

Pengertian Definisi CKD menurut NKF-K/DOQI adalah kerusakan ginjal yang


berlangsung selama ≥ 3 bulan. Yang dimaksud terdapat kerusakan ginjal
adalah bila dijumpai kelainan struktur atau fungsi ginjal dengan atau
tanpa penurunan GFR, dengan salah satu manifestasi: Kelainan patologi
atau petanda kerusakan ginjal, termasuk kelainan komposisi darah atau
urin, atau kelainan radiologi. Selain itu kerusakan ginjal juga ditandai
dengan penurunan GFR < 60ml/mnt/1.73 m2 ≥ 3 bulan.

Tujuan - Mengatasi CKD pada ibu hamil sehingga Mencegah perburukan


kondisi pada ibu akibat ckd

- Menjaga kehamilan tetap baik (kesajahteraan janin terjaga)


sampai umur kehamilan Aterm atau mendekati Aterm

Kebijakan
Referensi

Prosedur Manajemen kehamilan dengan CKD


1. Kontrol Tekanan darah :
 Menghindari atau menghentikan ACE-Inhibitor atau
Angiontensin Reseptor Bloker ( ARB) pilihan obat :
methyldopa, calcium channel bloker hydralazine, beta-
blocker , dan labetalol
 Diuretik ( jika dibutuhkan) gunakan secara hati hati
untuk mencegah hipovolemia
 Mempertahankan TD dibawah 140/90 mMHg

2. Anemia :
 pertahankan hemoglobin di level 100-110g/L
 Suplementasi zat besi dan asam folat
 Jika diperlukan dosis tinggi rhEPO dapat diberikan

3. Asam basa dan keseimbangan elektrolit :


 Pertahankan serum HCO3≥ 24 mEq/L dan
menghindari hypocalcemia. Gunakan natrium
bikarbonat , kalsium bikarbonat , dan Vitamin D.

4. Nutrisi :
 Asupan protein harian 1 g / kg dengan tambahan 20 g
untuk pertumbuhan janin

5. Biopsy ginjal :
 Hindari biopsy ginjal setelah kehamilan 32 minggu.
Indikasi sebelum 32 minggu yaitu; penurunan yang
tidak dapat dijelaskan pada GFR atau simtomatik
sindrom nefrotic

6. inisiasi Suplement tambahan :


 Dialisis ketika BUN> 50 mg/dl atau kreatinin serum> 5-
7mg/dl, atau untuk pengobatan asidosis metabolik,
ketidakseimbangan elektrolit dan kelebihan volume

7. monitor tanda tanda pereklamsia

ket: CKD: Chronic kidney disease, ACEI : angiotensin-converting Enzyme inhibitors, ARB:

Angiotensin receptor blockers, rhEPO: recombinant human erythropoietin, GFR: glomerular

filtration rate, BUN : blood urea nitrogen


Dialisis dalam kehamilan
1. Rekomendasi hemodialisis (HD) :

 Hemodialis di lakukan perminggu 4-5 kali; no-reuse,


biokompatibel, dialyzer permukaan permukaan yang lebih
kecil, ultrafiltrasi curah rendah

 minimal 20 jam per minggu

 Nilai BUN kurang dari 45-50 mg / dl

 Target Pelepasan cairan kurang dari 1,5 kg/ hari

2. Dialisis peritoneal (PD) :

 Meningkatkan jumlah exchange PD

 volume dialysis peritoneal dari 7,5 L - 12 L setiap hari


pada ibu hamil

3. Anemia :

 Menjaga tingkat hemoglobin minimal 10-11 g / dl

 Meningkatkan rhEPO sebesar 50% -100%

 Zat besi dan asam folat harus ditambahkan

4. Hipertensi :

 Diastolik tekanan darah berkisar antara 80/90 mmHg


 Hindari hipotensi pada ibu hamil
 Hindari ACE inhibtior dan ARB

5. Nutrisi :
 Asupan protein 1,5 g / kg/hari di HD dan 1,8 g / kg /
hari di Peritoneal dialysis
 kalori 30-35 kkal / kg / hari
 cairan; 0.75-1.5 L/hari
 kalsium 1500 mg/hari; Biasanya dicapai dengan dialisis
kalsium 2,5 mEq / L yang menunjukkan bahwa
persiapan vitamin D dapat dilanjutkan.

6. persalinan prematur :
 pertimbangkan progesteron untuk pencegahan kehamilan
preterm : tocolysis dengan beta agonist, indomethacin
(durasi terbatas) calcium channel blockers dan magnesium
(pertahankan kadar serum <5mg / dl)
7. Kehamilan/pengawasam janin :

 Obesrvasi ketat kesajahteraan janin sesegera mungkin bila


janin sudah mencapai tingkat kematangan paru yang cukup.

ket: ACEI : angiotensin-converting Enzyme inhibitors, ARB: Angiotensin receptor blockers,


rhEPO: recombinant human erythropoietin, BUN : blood urea nitrogen

Indikasi untuk dialisis akut selama kehamilan hampir sama

dengan pada individu yang tidak hamil. Indikasi itu termasuk asidosis

metabolik refrakter berat, retensi toksin/racun, ketidakseimbangan

elektrolit, terutama hiperkalemia refrakter yang berat, dan volume cairan

berlebihan yang dapat menyebabkan gagal jantung kongestif atau edema

paru yang tidak responsif terhadap diuretik. Dialisis dapat dimulai pada

awal kehamilan ketika tingkat serum urea nitrogen mencapai 60-80

mg/dL atau lebih besar atau serum kreatinin melebihi 5-7 mg/dL . karena

peningkatan risiko kematian janin.

Diperlukan penangan multidisiplin dari bidang obsetri, neufrologi.

Pediatric dan nutrisionis.

Anda mungkin juga menyukai