Makalah Stratifikasi Sosial
Makalah Stratifikasi Sosial
OLEH:
Muhammad Hafi Wardana 130721607465
Hp:085859829000
Email:wardanahafi@yahoo.com
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap
hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang tinggi
terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih
tinggi dari hal-hal lainnya. Misalnya jika masyarakat menghargai kekayaan material
dari pada kehormatan maka mereka yang memiliki kekayaan tinggi akan menempati
kedudukan yang tinggi dibandingkan pihak-pihak lainnya. Gejala tersebut akan
menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau
suatu kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.
Bentuk-bentuk kongkrit lapisan-lapisan pada masyarkat sangatlah berbeda
dan banyak. Namun secara prinsipil bentuk-bentuk lapisan sosial tersebut dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu ekonomi, politis, dan didasarkan pada
jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat. Ketiga bentuk pokok tadi memiliki
keterkaitan yang erat satu sama lainnya, dimana ketiganya saling mempengaruhi.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, namun dalam
realitanya hal tersebut tidak demikian adanya. Pembedaan atas lapisan merupakan
gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Sistem
lapisan dengan sengaja dibentuk dan disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
Sehingga suatu organisasi masyarakat tidak akan pernah lepas dari terbentuknya
lapisan sosial dalam masyarakat tersebut.
filosof Aristoteles (Soekanto, 2003:227) mengatakan bahwa zaman dahulu
di dalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat dan
yang berada di tengah-tengah. Membuktikan bahwa zaman itu dan sebelumnya orang
telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-
tingkat dari bawah ke atas. Barang siapa yang mempunyai sesuatu yang berharga
dalam jumlah yang banyak, dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan atas.
Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu berharga dalam
pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.
Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan sebutan
stratifikasi sosial (social stratification). Ini merupakan pembedaan masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat. Kelas sosial tersebut dibagi dalam tiga kelas yaitu
kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower
class).
Adanya lapisan masyarakat sangat berperan penting dalam aktivitas sosial
individu atau kelompok dalam suatu organisasi sosial. Tanpa lapisan sosial dalam
masyarakat maka masyarakat itu akan menarik untuk dilihat, dikenal, dan dipelajari.
Lapisan masyarakat sudah ada sejak dulu, dimulai sejak manusia itu
mengenal adanya kehidupan bersama dalam suatu organisasi sosial. Lapisan
masyarakat mula-mula didasarkan pada perbedaan seks, perbedaan antara yang
pemimpin dan yang dipimpin, golongan budak dan bukan budak, pembagian kerja
bahkan pada pembedaan kekayaan. Semakin maju dan rumit teknologi suatu
masyarakat, maka semakin kompleks sistem lapisan masyarakat.
Bentuk-bentuk kongkrit lapisan masyarkat berbeda-beda dan sangat banyak.
Namun secara prinsipil bentuk-bentuk lapisan sosial tersebut dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kelas yaitu ekonomi, politis, dan didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu
dalam masyarakat. Ketiga bentuk pokok tadi memiliki keterkaitan yang erat satu sama
lainnya, dimana ketiganya saling mempengaruhi.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, namun dalam
realitanya hal tersebut tidak demikian adanya. Pembedaan atas lapisan merupakan
gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Sistem
lapisan dengan sengaja dibentuk dan disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
Sehingga suatu organisasi masyarakat tidak akan pernah lepas dari terbentuknya
lapisan sosial dalam masyarakat tersebut.
Tinjauan Pustaka
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial?
3. Bagaimana proses pembentukan pelapisan sosial?
4. Apakah fungsi dari stratifikasi sosial?
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui dan memahami stratifikasi sosial.
2. Mengetahui keadaan masyarakat pada lapisan-lapisan yang berbeda-beda.
3. Menjelaskan fungsi dan dampak stratifikasi sosial.
PEMBAHASAN
A. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat
bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.
Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk
jamak. Sebagaimana Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan
penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan
menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada
kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki. Sementara Max Weber
mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi
kekuasaan, previllege dan prestise.
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar
pembentukan pelapisan sosial adalah kekayaan (materi atau kebendaan), ukuran
kekuasaan dan wewenang, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan
sosial masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan
peranan merupakan dua unsur baku dalam lapisan sosial dan mempunyai arti penting
dalam bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang
mengatur hubungan timbal-balik antara individu dalam masyarakat dan tingkah laku
individu-individu tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah saya paparkan diatas, maka dapat saya
simpulkan bahwa Stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk
berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi
kekuasaan, previllege dan prestise. Stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelompok,
yaitu stratifikasi tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu
seseorang ketika sudah tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas
bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah
bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan
stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam kelas
atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.
Dalam dimansi stratifikasi sosial ada 4 yang dapat tergolongkan, yaitu
kekayaan, kekuasaan, ehormatan, ilmu pengetahuan. Semuanya akan berdampak
terwujudnya hukum rimba, dimana yang tergolong menjadi kelas atas sepenuhnya
akan memegang peranan kelas bawah. Didalam stratifikasi sosial ada tiga pendekatan
yang digunakan, yaitu: metode obyektif yang mengarah kepada secara fisiknya,
metode subyektif yang mengarah pada kedudukan dalam masyarakat sedangkan
metode reputasi mengarah kepada penyesuaian seseorang dalam bermasyarakat.
Disamping adanya pendekatan, dalam stratifikasi juga ada teori. Ada 5 teori
yang harus kita ketahui dalam stratifikasi sosial, diantaranya teori Evolusioner-
Fungsionalis yang mengarah kepada kecenderungan perkembangan masyarakat, teori
Surplus Lenski yang mengarah kepada egoisme, teori Kelangkaan yang mengarah
kepada tekanan jumlah penduduk, teori Marxian mengarah kepada kekayaan
seseorang menentukan stratifikasi sosial, sedangkan teori Weberian yang menagarah
kepada stratifikasi tidak berlandasan kepemilikan.
B. Saran
Masyarakat diharapkan tidak bersifat tertutup, namun lebih bersifat terbuka
dalam melakukan gerak sosial agar tercipta kehidupan sosial yang selaras tanpa
adanya diskriminasi. Dan perlu kita perhatikan bahwa stratifikasi sosial bukan
halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup
dalam hal ini sangat diperlukan.
Daftar Pustaka
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, (Jakarta :
IKAPI, 1994).
Robert M. Z. Lawang, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994).
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010).
Sanderson Stephen K.. Makro Sosiologi sebuah pendekatan terhadap realitas
sosial. (Jakarta: PT RajaGrafindo., 2003).
Karsidi Ravik. Sosiologi Pendidikan. (Surakarta, UNS press, 2007).
Dra.MutamimahBudiwati,sosiologi,2004.yogyakarta,andi
departemen pendidikan dan kebudayaan kamus besar bahasa indonesia,balai
pustaka jakarta,1989.
prof.Dr.S.Nasution,Ma sosiologi pendidikan 2004 jakarta pt bumi aksara.
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Ilmu Alamiah Dasar-Ilmu
Sosial Dasar-Ilmu Budaya Dasar (Surabaya: IAIN SA Press, 2011).
Dutcan Mitchel (alih bahasa: Sahat Simamora), Sosiologi (Jakarta: Bina Aksara,
1984).
Saptono, dan Bambang Suteng Sulasmono. 2007. Sosiologi. Jakarta: PT. Phibeta
Aneka Gama.
Soelaeman, M. Munandar. 2006. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Refika Aditama.
www.wikipedia.com/.../lapisan-lapisan-dalam-masyarakat.html.