Seorang anak laki-laki bernama Jun berusia 10 tahun datang ke klinik fisioterapi bersama orang
tuanya. Anak ini datang dengan menggunakan kursi roda. Ia mengeluh mengalami lemas dan dan
terkadang mati rasa pada kakinya. Orang tuanya mengatakan bahwa dulu anaknya pernah
melakukan operasi akibat adanya benjolan di punggungnya saat lahir.
A. Assessment
1. Anamnesis Umum: Menanyakan identitas pasien
2. Anamnesis Khusus: Menggali informasi terkait keluhan yang dialami pasien
- Keluhan Utama
- Riwayat Penyakit Sekarang
- Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Penyakit Penyerta
- Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Sosial
3. Pemeriksaan Umum: Tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, respiration rate
4. Pemeriksaan Khusus:
- Inspeksi Statis: Deformitas pada tungkai bawah, Postur berubah karena deformitas
pada tulang belakang
- Inspeksi Dinamis: Pasien datang menggunakan kursi roda
- Pemeriksaan Motorik: MMT untuk menilai kekuatan otot pasien, penilaian tonus otot,
pengukuran trofi otot
- Pemeriksaan Sensoris: Tes sensasi pada area dermatom, proprioseptif
- Test Refleks
- Pengukuran ROM pasif dan aktif
- Barthel index
B. Diagnosis
1. Impairment: Kelemahan dan mati rasa pada kedua kaki, gangguan bowel dan bladder
2. Activity Limitation: Kesulitan berjalan, kesulitan merasakan BAB dan BAK
3. Participation of Restriction: Sulit beraktivitas di luar ruangan
4. Contextual Factor
- Barrier
- Facilitator
C. Planning
1. Jangka Pendek: melatih kekuatan otot tungkai, melatih otot otot dasar panggul, menjaga
ROM tiap sendi, melatih sensorik
2. Jangka Panjang: Melatih pola jalan
D. Intervensi
1. ROM Exercise
2. Core Exercise
3. Kegel Exercise
4. Stretching exercises
E. Evaluasi
KASUS
Seorang laki-laki bernama Dilan berusia 18 tahun datang ke klinik Fisioterapi. Dilan
mengeluhkan adanya kelemahan pada kaki bagian kanannya yaitu sulit mengangkat kaki bagian
depan. Dilan mengatakan bahwa ia sempat mengalami kecelakaan sepeda motor tiga bulan yang
lalu dan menyebabkan kakinya patah tulang pada bagian fibula dan sudah menjalani operasi.
Semenjak kakinya mengalami kelemahan di bagian kanan. Dilan sulit bersekolah dan menjalani
hobbynya. Dilan memiliki hobby bermain basket. Dilan memiliki semangat yang tinggi untuk
sembuh agar dapat beraktifitas seperti biasanya.
Assessment
I. Identitas Pasien
Nama : Dilan
Umur : 18 tahun
Pekerjaan : Siswa
Hobi : Bermain basket
II. Pemeriksaan Subjektif
a. Keluhan Utama
Merasakan lemah pada kaki bagian kanan, kesulitan mengangkat kaki kanan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tiga bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan sepeda motor dan mengalami fraktur
pada bagian fibulanya. Pasien sudah menjalani operasi.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak Ada
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien menggunakan BPJS
III. Pemeriksaan Objektif
a. Vital Sign
tekanan dara : mmHg,
denyut nadi : x/ menit,
pernafasan : x/ menit,
tinggi badan : cm dan
berat badan : kg
b. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi statis : Ekspresi wajah menahan nyeri, menggunakan afo
- Inspeksi dinamis : pola jalan abnormal seperti kaki diseret
- Palpasi : tidak mendapatkan hasil
- Aktif : nyeri
- Pasif : nyeri +-
- Isometrik : nyeri
Test Sensorik
- Panas dingin
- Tajam tumpul
- Kasar halus
Test motorik
Test Reflek
Pengukuran
Diagnosis
I. Impairment
a. Body structure : atrofi otot, saraf peroneal terganggu
b. Body function : kelemahan otot, nyeri, keterbatasan gerak
II. Activity Limitation
Mandi, berjalan mengalami keterbatasan
III. Participation Of Restriction
Tidak mampu bermain basket
Keterbatasan dalam bersekolah
IV. Contextual Factor
a. Personal Faktor
Memiliki keinginan yang tinggi untuk segera sembuh
b. Enviromental Faktor
Fasilitator : menggunakan AFO
Barrier : jarak rumah ke kesekolah jauh
Planning
I. Jangka Pendek
- Menghilangkan nyeri
- Meningkatkan ROM
- Menguatkan otot yang lemah
Intervensi
a. Modalitas
IR
Electrical stimulasi
b. Terapi Latihan
Evaluasi
Edukasi
Bapak Rusli, 63 tahun, datang ke Klinik Fisioterapi mengeluhkan tangannya yang gemetar sejak 1,5 tahun
yang lalu sehingga menyulitkan beliau dalam beraktifitas terutama untuk memegang sendok dan garpu.
Saat datang, postur beliau terlihat bungkuk dan beliau diantar oleh salah satu keluarganya karena
pasien perlu bantuan saat berdiri dan berjalan agar tidak jatuh. Selain itu pasien merasa sangat kaku
pada tangan dan kakinya hingga sulit digerakkan dan nyeri ketika bergerak. Dari pernyataan keluarga,
saat pasien berbicara, suaranya menjadi lebih lambat dan tidak jelas seperti sebelumnya.
a. Assessment
Anamnesis (KU,RPS,RPD,RPK,RES)
Pemeriksaan umum (tb,bb,imt,rr,hr,bp)
Pemeriksaan khusus
Inspeksi
- Statis : tangan terus bergetar, postus pasien bungkuk
- Dinamis : gait postur terganggu, gerakan kaku dan lambat
Palpasi : peningkatan tonus otot
PFGD
- Aktif : flexi extensi supinasi pronasi tangan , flexi extensi kaki, tonus otot
meningkat gerakan menjadi lambat
- Pasif : rigid saat gerakan spt diatas, cogwheel phenomena (tahanan gerak
tahanan gerak)
- Resisten :
Test specific
- Pemeriksaan sensoris
- Pemeriksaan motoris
- Pemeriksaan reflex (fisiologis dan patologis)
- Pemeriksaan koordinasi (finger to nose atau heel to knee)
b. Diagnosis
Impairment
1. Body function
- B310 voice functions
- B710 mobility of joint functions
- B730 muscle power functions
- B735 muscle tone functions
- B7651 tremor
2. Body structure
- S1103 basal ganglia and realted structures
Activity limitation
- D4104 standing
- D4401 grasping
- D450 walking
- D550 eating
Participation of restriction
- D330 speaking
Environmental factor
1. Internal factors
2. External factors
Facilitator : e310+4 immediate family
Barrier :
c. Planning
Jangka pendek : memperbaiki koordinasi dan keseimbangan, mengurangi kekakuan
Jangka Panjang : dapat beraktivitas sehari - hari
d. Intervensi
PNF : untuk memudahkan pergerakan dan meningkatkan fungsi otot serta mengurangi
rigiditas
Aquatic exercise : untuk menjaga keseimbangan
Latihan koordinasi :
Rom exercise : untuk mencegah kontraktur akibat dari rigiditas
Latihan keseimbangan : duduk ke berdiri
e. Evaluasi
KASUS
Seorang laki-laki bernama Marvel berusia 20 tahun datang ke klinik Fisioterapi. Marvel mengeluhkan
lemah pada lengan sisi kanannya. Marvel mengatakan bahwa ia sempat mengalami kecelakaan sepeda
motor seminggu yang lalu. Marvel jatuh saat mengendarai sepeda motor dengan kepala dan bahu
membentur tanah. Benturan terjadi dengan posisi kepala menunduk ke arah samping kiri. Saat dibawa
ke Rumah Sakit dan dilakukan pemeriksaan foto rontgen (X-Ray) ternyata bahu kanannya mengalami
dislokasi dan sudah ditangani saat itu juga. Hal ini juga menyebabkan Marvel sulit saat menggerakkan
lengannya ke segala arah sehingga menyebabkan keterbatasan untuk melakukan kegiatan sehari-hari
seperti makan, mandi, berpakaian. Hal ini juga menyebabkan Marvel tidak dapat bermain basket yang
menjadi hobinya. Selain itu Marvel kesulitan saat membuat tugas kampus seperti laporan yang harus
diketik. Marvel merupakan anak pertama dan ia memiliki satu adik perempuan. Marvel belum bekerja
karna ia masih menjadi mahasiswa di salah satu Universitas. Keluarga Marvel juga tergolong keluarga
yang berkecukupan. Marvel memiliki semangat yang tinggi untuk sembuh agar dapat beraktifitas seperti
biasanya, dapat mengerjakan laporan kampus mengetik dengan baik dan mampu bermain basket
kembali
Assessment
Test Sensorik
- Panas dingin
- Tajam tumpul
- Kasar halus
(terutama pada area termatome C5-T1)
C5 : lengan atas lateral epicondylus lateral
C6 : ibu jari
C7 : jari tengah
C8 : kelingking
T1 : lengan bawah medial epicondylus medial
Pengukuran
Diagnosis
V. Impairment
c. Body structure : plexsus, otot, sendi yang mengalami dislokasi
d. Body function : kelemahan otot, nyeri, edema, keterbatasan gerak
VI. Activity Limitation
Tidak dapat makan, mandi ataupun berpakaian secara mandiri, tidak dapat membuat tugas
atau laporan kampus jika diketik
VII. Participation Of Restriction
Tidak mampu bermain basket lagi
VIII. Contextual Factor
c. Personal Faktor
Memiliki keinginan yang tinggi untuk segera sembuh agar dapat mengerjakan pekerjaan
kampus dengan baik dan mampu bermain basket kembali
d. Enviromental Faktor
Fasilitator : kamar mandi menggunakan shower
Barrier : lemari atau laci tempat meletakkan barang kebanyakan cukup tingggi
Planning
Intervensi
c. Modalitas
- IR : untuk mengurangi nyeri
- TENS : untuk mengurangi nyeri
- IDC : meningkatkan kemampuan motorik dan sensorik sesuai dengan efek
fisiologisnya berupa depolarisasi membran sel
d. Terapi Latihan
Latihan dalam bentuk assisted active movement, assisted active movement bahu, relaxed
passive movement exercise bahu, siku dapat meningkatkan kekuatan otot. Mekanisme dari
latihan-latihan tersebut adalah akan timbulnya kontraksi suplai darah pada daerah yang dilatih,
sehingga jaringan pada daerah tersebut kaya akan oksigen, dengan demikian akan mempercepat
pertumbuhan muscle fibre baru yang efeknya akan meningkatkan volume dan masa otot
tersebut, sehingga secara langsung kekuatan otot akan bertambah.
e. Latihan Strenghthening
Seperti latihan mengangkat beban dengan intensitas yang tinggi
f. Latihan Endurance
Seperti latihan mengangkat beban dengan repetisinya yang tinggi
g. Meningkatkan sensorik
Evaluasi
Membandingkan dan memperhatikan peningkatan yang terjadi setiap diberikan intervensi. Sepeti
peningkatan ROM ataupun peningkatan kekuatan otot yang terjadi sehingga menimbulkan peningkatan
fungsional.
KASUS :
Tuan AS 56th datang ke poli fisio dengan keluhan suara kurang jelas disertai nyeri bahu kanan
dan lemah tungkai bawah sebelah kanan, nyeri bahu dirasakan semenjak seminggu yang lalu
awalnya bahu tidak bisa digerakkan lalu. Sebelumnya pasien sempat di rawat karena mengalami
stroke ke 2. Pasien merupakan guru olahraga yang kesehariannya mengajar olah raga, memiliki
riwayat DM tipe 2
AGA 3
AGB 2
PROSES ASUHAN FISIOTERAPI
ASSESSMENT
IDENTITAS PASIEN
Nama Tuan AS
Umur 56tahun
Agama Hindu
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Keluhan utama (KU) Nyeri bahu kanan dan lemah tungkai bawah
sebelah kanan dan suara kurang jelas
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
VITAL SIGN
Pernapasan 20x/menit
Temperature 36,50 C
Tinggi Badan 169cm
PEMERIKSAAN PERKOMPETENSI
PEMERIKSAAN FISIK
4 : Spontan
5 : Orientasi baik
6 : mengikuti perintah
3 : fleksi abnormal
2 : ekstensi abnormal
1. Seorang anak perempuan bernama Alena Wisesa berusia 4 tahun, beragama hindu dan
beralamat di Jalan meduri Gang apel XXX Denpasar barat ini dilahirkan melalui persalinan
normal di salah satu rumah sakit dengan menggunakakan asuransi BPJS , seperti bayi pada
umum nya dia menangis saat dilahirkan dan memiliki berat badan yang normal. Sekitar 1,5
tahun yang lalu alena mengalami panas yang cukup tinggi sampai dia mengalami kejang-
kejang. Semenjak saat itu , alena mulai terhambat pertumbuhannya seperti belum bisa duduk
tegak , mengambil barang, berbicara , suka menggeliat dan menyentak secara tiba-tiba dan
lain sebagainya. Selain itu terlihat alena memiliki postur yang kyphosis, peregelangan kaki
yang plantar dan jari jari nya ekstensi, saat alena melakukan aktifitas otot-otot tubuhnya
mengalami kekakuan dan akan kembali normal saat alena tertidur.Oleh dokter alena di
diagnosa mengalami cerebral palsy atetoid dan disarankan untuk membawa ke klinik
fisioterapi , saat datang ke klinik fisioterapi tampak alena memakai kursi roda yang didorong
oleh orang tuanya.
ASUHAN FISIOTERAPI
I. ASSESMENT
Nama : Alena Wisesa
Umur : 4 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Alamat : Jalan meduri Gang apel XXX Denpasar barat
II. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Keluhan Utama : belum bisa duduk tegak , mengambil barang dan berbicara
RPS : sekitar 1,5 tahun yang lalu pasien mengalami panas tinggi
sehingga menyebabkan pasien kejang-kejang. Otot kaku saat
melakukan aktifitas dan normal saat tidur.
RPK : tidak ada
RPP : tidak ada
RPD : kejang- kejang
RPS : pengguna asuransi BPJS
III. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
a) Pemeriksaan Kesadaran
b) Vital sign
HR : 70 x/mnt
BP : 95 / 65
SUHU: 36,5 º C
RR : 40x/mnt
c) Inspeksi statis : duduk dikursi roda , postur tubuh kifosis, pergelangn kaki yang
plantar dan jari jari nya ekstensi
d) Inspeksi dinamis : raut wajah pasien terlihat meringis saat dipindahkan dari kursi
roda ke bed.
e) Palpasi :
- suhu local pasien normal
- tidak ditemukan oedema
- tonus otot menurun
V. PEMERIKSAAN KHUSUS
1) Scala asworth (untuk mengetahui spatisitas)
2) Motorik : tonus otot, MMT, antropometri
3) Pemeriksaan ROM
4) Pemeriksaan sensoris
5) Pemeriksaan aktifitas fungsional mengguanakan GMFM
6) Pemeriksaan nyeri menggunakan FLACC
7) Pemeriksaan Refleks Patologis
- Reaksi otomatis
Reaksi tegak (-).
Reaksi keseimbangan: duduk (-), berdiri (-), berjalan(-).
- Reflek patologis
o Reflek grasp (-).
o Reflek babynski (+).
o Reflek caddok (+)
- Reflek primitif
Reflek moro (-).
ATNR (-).
Tonic labhirinthine supine (-).
Tonic labhirinthine prone (-).
VI. Diagnosa
Impairment :
a) Body structure
s 1103 Basal ganglia and related structures
b) Body Function
- b235 Vestibular functions
- b310 Voice functions
- b750 Motor reflex functions
- b730 Muscle power functions
- b735 Muscle tone functions
- b 760 Control of voluntary movement functions
- b 7650 Involuntary contractions of muscles
- b 270 Sensory functions related to temperature and other stimuli
c) Activity limitation dan participation restriction
IX. EVALUASI
Terjadi peningkatan ROM, terjadi penurunan nyeri dan control trunknya mulai
membaik.