2018
1.1. JUDUL
Identifikasi senyawa golongan glikosida saponin, triterpenoid dan steroid dari ekstrak
Sapindus rarak DC
1.2. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan glikosida saponin,
triterpenoid dan steroid dalam tanaman.
Sumber Saponin
Di dalam tanaman, saponin dapat ditemukan di bagian akar, kulit batang, daun, dan
buah. Sumber saponin yang sudah dikenal di Indonesia berasal dari buah lerak (Sapindus
rarak). Secara tradisional, buah lerak dipakai sebagai sabun pencuci batik karena sifat
saponin yang spesifik yaitu membentuk busa di dalam air. Spesies lain tanaman Sapindus
adalah Sapindus emarginatus, Sapindus mukorossi, Sapindus saponaria dan Sapindus
delavayii. Buahnya mengandung senyawa bioaktif yang dapat membentuk busa (saponin).
Senyawa saponin yang sudah diisolasi dari daging buah Sapindus rarak dan diperoleh
struktur kimianya ada 20 macam yang mempunyai aglikon yang sama yaitu Hederagenin
dengan gugus-gugus monosakarida yang berbeda.
Sumber saponin lain yang dapat ditemui di Indonesia adalah daun kembang Sepatu
(Hibiscus rosasinensis), daun Waru, daun dan kulit batang Enterolobium cyclocarpum
(nama lokal: Sengon Buto), buah Mengkudu (Morinda citrifolia), daun legum Sesbania
sesban, kulit batang Albizia saponaria, kulit manggis, buah terung-terungan atau umbi
dioscorea. Struktur dari saponin dalam masing-masing tanaman-tersebut belum diteliti
secara mendalam. Sumber lainnya dapat diuji dengan menggunakan cara cepat yaitu dengan
uji busa, walaupun busa juga dapat menunjukkan hal lain. Bila hendak digunakan untuk
menekan protozoa, maka uji yang paling tepat yaitu uji aktivitasnya terhadap protozoa.
Sumber saponin yang sudah banyak dikenal di Amerika Serikat yaitu tanaman Yucca
schidigera yang berasal dari Amerika Tengah. Batang Yucca schidigera mengandung 10%
saponin steroid yang terdiri 28 struktur yang berbeda. Selain itu di Amerika Serikat juga
sudah dikomersialkan saponin dari kulit batang Quillaja saponaria. Konsentrasi saponin
dalam kulit batang sebanyak 10% dan terdiri dari 47 struktur yang berbeda
Distribusi Saponin
Saponin bisa ditemukan pada tanaman liar maupun tanaman peliharaan, pada binatang
laut tingkat rendah (lower marine animals ), dalam beberapa bakteri, namun jarang
ditemukan pada binatang tingkat tinggi (higher animals). Saponin Triterpenoid tersebar luas
dalam lebih dari 500 spesies tanaman seperti, kedele, buncis, teh, beet, bunga matahari,
ginseng, alfalfa, quillaja, spinach, horse chestnut, guar dan banyak lagi. Sedangkan Saponin
Steroid terdapat dalam 85 spesies dari Genera Agave, Discorea and Yucca, dan dalam 56
Genera yang lain seperti, tomat, asparagus, ginseng, dan oat. Dalam legume saponin
berikatan dengan protein, jadi bisa ditemukan dalam bagian tumbuhan yang kaya protein
Tipe dan macam Saponin berbeda tergantung banyak faktor, misalnya spesies, umur
tanaman, dan bagian tanaman. Selain itu juga bisa dipengarui oleh cuaca, macam tanah, sinar
matahari, tempat bercocok tanam dan banyak lagi. Dalam satu spesies mungkin mengandung
lebih dari satu macam Saponin.
Karakteristik Saponin
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin
memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok
maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan
tidak larut dalam eter.
Saponin memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati. Sumber utama saponin
adalah biji-bijian khususnya kedelai. Saponin dapat menghambat pertumbuhan kanker kolon
dan membantu kadar kolesterol menjadi normal. Tergantung pada jenis bahan makanan yang
dikonsumsi, seharinya dapat mengkonsumsi saponin sebesar 10-200 mg.
Sifat-sifat Saponin
Saponin memiliki sifat sebagai berikut :
1) Mempunyai rasa pahit
2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3) Menghemolisa eritrosit
4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksi steroid lainnya
6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris yang
mendekati.
Aktivitas Biologi
Saponin mempunyai aktivitas biologi yang beragam. Aktivitas biologi ini dipengaruhi
oleh kelas Aglycone, gugus polar pada Aglycone, macam karbohidrat yang terikat pada
Aglycone, posisi terikatnya pada Aglycone, bahkan orientasi Saponin setelah mengikat
membran sel juga ikut mempengaruhinya.
1. Aktivitas hemolisis
Saponin dapat menyebabkan sel darah merah pecah (lisis). Ini disebabkan karena Saponin
dapat berikatan dengan kholesterol dari membran sel. Aktivitas ini berkurang kalau aglycone
dibuang
Ciri-ciri yang lain dari aktivitas hemolisis ini, misalnya:
a. Makin banyak karbohidrat yang terikat pada Aglycone makin kecil daya hemolisisnya.
b. Kecepatan hemolisis Saponin Steroid lebih besar dari Saponin Triterpenoid
c. Karbohidrat yang terikat pada C3 OH mempunyai daya hemolisis makin tinggi apabila
jumlah unit monosakaridanya makin besar (kalau diurut daya hemolisis paling rendah
meningkat ke urutan lebih tinggi adalah mono, di, tri, tetra, penta dan heksa sakarida).
d. Makin banyak gugus polar pada Aglycone makin rendah daya hemolisisnya.
1.3.2.3.Steroid
Tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin
dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini
memiliki efek antijamur. Pada binatang menunjukan penghambatan aktifitas otot polos.
Saponin steroid diekskresikan setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan
sebagai bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid.
Saponin steroid mempunyai peran penting pada bidang pharmceutical karena
hubungannya dengan beberapa senyawa seperti hormon sex, kortison, diuretic steroid,
vitamin D dan glikosida jantung. Beberapa saponin digunakan sebagai starting material pada
sintesis senyawa tersebut. Selain itu saponin triterpenoid juga digunakan sebagai
antiinflamasi, antifungi, antibakteri.
Saponin steroid kebanyakan ditemukan didalam famili monokotil, terutama Liliaceae
(Allium, Smilax, Asparagus), Agavaceae (Agave, Yucca) dan Dioscoreaceae (Dioscorea).
Selain itu juga ditemukan dalam Fabaceae (Fenugrek), Solanaceae (Tobacco), atau
Scrophulariaceae (foxgloves). Berbeda dengan steroid, saponin triterpenoid jarang terdapat
pada monokotil. Sebagian besar terdapat dalam famili dikotil seperti Araliaceae,
Caryophyllaceae, Cucurbitaceae, Fabales, Primulaceae, Ranunculaceae, Rosaceae dan
Sapindaceae.
Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme
sekunder tumbuhan. Jembatan ini juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini
disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung. Salah satu contoh saponin jenis ini
adalah Asparagosida (Asparagus sarmentosus)
0,2 gram ekstrak Dimasukkan kedalam tabung reaksi + air suling 10 ml. Dikocok
Sapindus rarak DC kuat-kuat selama kira-kira 30 detik
Tes buih positif mengandung saponin bila terjadi buih yang stabil selama lebih
dari 30 menit dengan tinggi 3 cm diatas permukaan cairan
b. Reaksi Warna
- Preparasi Sampel
- Uji Liebermann-Burchard
- Uji Salkowski
IIA sebagai blanko
Wulandari, Lestyo. 2011. Kromatografi Lapis Tipis. PT. Taman Kampus Perindo: Jember
Wina, Elizabeth. 2012. Senyawa Bioaktif Saponin Sebagai Agen Defaunasi Dan Mitigasi
Gas Metana Pada Ruminansia. Jurnal Penelitian Peternakan, Bogor: Balai Penelitian
Ternak.
Susanty, Eva. 2014. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal. Jurnal Penelitian
Farmasi. Jayapura: Universitas Cendrawasih
Fahrunnida. 2015. Kandungan Saponin Daun, Buah, dan Tangkai Daun Belimbing Wuluh.
Jurnal Penelitian Biologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
kupdf.com