Anda di halaman 1dari 3

Soal Kelompok 1 Offering E

1. Dwi Rizki Ambarwati


2. Dwi Sulistiyowati Fh
3. Dyah Ayu Dwi Lestari
4. Dyah Eka Kusumawati
5. Ekki Septian Putra

1. Apa sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan jika ada perangkat desa
yang melanggar kewajiban mengenai APBD?
2. Berikan contoh organisasi pemerintah yang termasuk dalam kategori type B non-profit!
Berikan alasannya kenapa masuk dalam kategori type B non-profit !
3. Dalam hal akuntansi daerah, seberapa luaskah wewenang daerah dalam hal anggaran
pendapatan di daerahnya, apakah kebijakan pemungutan pajak dan income untuk belanja
daerah juga diatur terpusat atau secara otonom? Lalu sistem pengawasannya, distribusi
dan kontrolingnnya bagaimana?

Dijawab oleh kelompok 2 Offering E


1. Amalia Nikmatus Sholihah
2. Anggi Yuniar Setyaningtyas
3. Anita Rahmawati
4. Annida Sofia Salsabela
5. Arisiya Ayu Amanda

Jawaban !
1. Perbuatan penyalahgunakan keuangan yang dilakukan oleh perangkat desa seperti
penyalahgunaan Alokasi Dana Desa. Apabila dilakukan maka yang bersangkutan
akan dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan dan/atau teguran tertulis. Jika
dalam hal sanksi administratif tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian
sementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian.
Jika merujuk kepada tindakan korupsi, maka sanksi yang diperoleh oleh perangkat
desa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 pasal 33 yang berbunyi
“setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
paanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 tahun dan/atau denda paling sedikit
Rp. 50 Juta dan paling banyak Rp 50 milyar.”
Berikut merupakan aturan-aturan lain Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa (“UU Desa”). Namun ketentuan lebih lanjut secara khusus terdapat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (“PP 60/2014”) sebagaimana yang telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (“PP 22/2015”) dan terakhir diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (“PP 8/2016”).

2. Seperti yang diketahui bahwa tipe B non-profit ini adalah organisasi nirlaba yang
memperoleh pendapatan utamanya dari sumber selain penjualan barang dan jasa.
Maka pemerintah, baik pusat dan daerah adalah contoh dari tipe B non-profit ini,
karena mereka memperoleh pendapatan dari hibah dan pajak. Tim Lapangan Badan
Search and Rescue Nasional (BASARNAS) merupakan salah satunya, karena Tim
SAR ini mendapatkan dana dari pajak dan hibah untuk kegiatan operasional mereka,
salah satunya untuk memberikan gaji kepada anggota Tim SAR.

3. Untuk masalah wewenang dalam anggaran pendapatan daerah. Anggaran pendapatan


daerah di rancang atau disusun oleh pemerintah daerah sendiri sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintah daerah untuk rencana kerja daerah. Jadi
Pemerintah daerah hanya berwenang sebatas menyusun RAPBD dan mengajukannya
kepada DPRD untuk dibahas.
Untuk rencana belanja dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri sesuatu kebutuhan
rencana kerjanya. Untuk kebijakan pemungutan pajak daerah dan restribusi daerah
dipungut oleh pemerintah daerah sesuai dengan yang di atur oleh Undang undang
dasar 1945. Pemungutan tarif dan tata cara pemungutan pajak dan restribusi daerah
ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang undangan (
Pasal 82 UU 22 thun 1999 ). Dan dijelaskan menurut UU 28 tahun 2099, pemerintah
daerah tidak dapat melakukan pemungutan pajak baru selain yang telah tercantum
dalam Undang-undang .
Sistem pengawasan untuk kegiatan realisasi anggaran daerah provinsi diawasi oleh
DPRD provinsi, untuk kegiatan realisasi anggaran kab/kota diawasi oleh DPRD
kabupaten/kota. Untuk sistem distribusi yang baik dilakukan oleh pemerintahan
pusat.

Telah Dikoreksi Oleh Kelompok 4 Offering E


1. Fatmila Egi Safitri
2. Fitri Aisyiyah
3. Irfan Setiawan
4. Kevin Prabowo Satriya W.
5. M Faisal Ardian Ahsan
6. Muhamad Ali Topan

Catatan : Semua pertanyaan telah di jawab dengan benar

Anda mungkin juga menyukai