Anda di halaman 1dari 4

Ilma Wahyunastiti

14506060711025
Review Teori Von Thunen

Teori lokasi von thunen ditulis oleh seorang ekonom jerman bernama Johan Heinrich von
thunen pada tahun 1826 dalam karya tulisnya yang berjudul der isoliertee staat (teori isolated state
atau negara yang terisolasi. Model von Thunen mengasumsikan bahwa wilayah tempatnya
melakukan analisis bersifat terisolir sehingga tidak mendapat pengaruh pasar dari kota lain, tipe
pemukiman penduduk yang sangat padat di pusat wilayah atau pusat pasar dan semakin berkurang
kepadatannya ketika menjauh dari pusat wilayah atau pusat pasar, seluruh wilayah tempat von
thunen melakukan analisis memiliki iklim, tanah dan topografi yang seragam, sarana
pengangkutan masih primitif dan relatif seragam hal ini dapat dilihat dari ongkos pengangkutan
yang ditentukan oleh berat barang yang dibawa.

Pola penggunaan lahan dari von thunen adalah di sekitar kota ditanami produk-produk
yang berhubungan kuat dengan nilai (value), dan karenanya biaya transportasi yang mahal
menyebabkan distrik di sekitarnya yang lokasinya lebih jauh tidak dapat menyuplainya, ditemukan
produk-produk yang mudah rusak sehingga harus digunakan secara cepat; dan lahan yang letaknya
jauh dari kota memproduksi barang secara progresif, dan karenanya biaya transportasi lebih murah
dibandingkan dengan nilainya. Pola keruangan pertanian menurut Von Thunen akan berbentuk
seperti lingkaran pada gambar di bawah ini
Gambar tersebut terbagi 2, yang pertama mencirikan "isolated area" yang memperlihatkan daerah
yang teratur, sedangkan gambar kedua memerlihatkan adanya moda transportasi sungai . Semua
petani akan memaksimalkan produktivitas lahannya mengikuti permintaan pasar.

Gambar di atas menujukkan zona penggunaan lahan oleh Von Thunen. P adalah pusat kota/pasar.
Ring 1 merupakan daerah pertanian intensif (susu dan sayur mayur), Ring kedua adalah wilayah
penghasil kayu bakar, Ring 3 adalah wilayah pertanian alternatif dengan jenis tanaman seperti
kentang, gandum, biji-bijian dll. Ring 4 merupakan daerah yang digunakan untuk tanaman dengan
rotasi tahunan 6-7 tahun dan ternak, kemudian Ring 5 untuk peternakan, gandum, dengan satu
tahun dari tiga tahun merupakan waktu tanpa tanaman/kering, Ring 6 untuk daerah tanaman
persediaan seperti tembakau, daging, mentega, minyak, dan untuk diluar Ring 6 merupakan hutan.
Dari ring-ring di atas maka akan diperoleh gambaran tentang pembagian lahan yang berdasarkan
pada kebutuhan yang paling pokok dan juga memperhatikan masa tanam yang nantinya akan
mempengaruhi biaya transportasi.
Asumsi Model von Thunen sebagai berikut :
1. Wilayah analisis bersifat terisolir (isolated state) sehingga tidak terdapat pengaruh pasar dari
kota lain.
2. Tipe pemukimam adalah padat di pusat wilayah (pusat pasar) dan makin kurang padat apabila
menjauh dari pusat wilayah.
3. Seluruh wilayah model memiliki iklim, tanah, dan topografi yang seragam.
4. Fasilitas pengangkutan adalah primitif (sesuai pada zamannya) dan relatif seragam. Ongkos
ditentukan oleh berat barrang yang dibawa.
5. Kecuali perbedaan jarak ke pasar, semua faktor alamiah yang mempengarruhi panggunaan tanah
adalah seragam dan konstan.
Selain itu ada beberapa kelemahan teori Von Thunen yaitu :
1. Merupakan model keseimbangan yang sifatnya parsial, tidak memuat interelasi antara
variabel yang telah di khususkan, perhitungan akan susah dilakukan bila terjadi perubahan
di masa mendatang;
2. Tidak memperhatikan faktor non ekonomis yang mempengaruhi produksi.
3. Tidak memperhitungkan perbedaan luas perusahaan pertanian atau luas pasaran yang tak
menghasilkan ekonomi berskala produksi atau pasaran yang bersangkutan sehingga dapat
merusak zona tata guna lahan.
Perkembangan dari teori von Thunen selain harga tanah yang tinggi di pusat kota dan makin
menurun bila makin menjauh dari pust kota (akses keluar kota), juga adalah harga tanah tinggi
pada jalan-jalan utama (akses ke luar kota) dan makin rendah bila menjauh dari jalan utama. Makij
tinggi kelas jalan utama itu, makin mahal sewa tanah disekitarnya. Jadi, bentuk gambarnya adalah seperti
kerucut (segitiga) jarring laba-laba, di mana puncak kerucut itu adalah pusat kota. Namun perlu
dicatat bahwa aka nada kantong-kantong lokasi yang menyimpang dari ketentuan di atas karena
adanya faktor khusus selain faktor keamanan, kenyamanan, dan telah adanya konsentrasi tertentu
di lokasi tersebut.
Kepadatan penduduk.
1. Kepadatan penduduk menurun pada jarak yang semakin jauh dari pusat kota, hampir sama
dengan pola nilai lahan.
2. Model penurunan kepadatan penduduk (O/Colin Clark, 1950). Bentuknya:
- Terjadi penurunan kepadatan pddk secara eksponensial negatif dengan pertambahan
jarak dari pusat kota.
- Tingkat penurunan yang lebih besar terjadi pada jarak yang relatif dekat ke pusat
kota,kemudian menjadi lebih perlahan pada jarak yang semakin jauh sehingga
membentuk garis lengkung concave.
- Nilai kepadatan pddk di atas ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma
menghasilkan bentuk penurunan kepadatan penduduk garis lurus.
Perbedaan kepadatan disebabkan :
1. Perencanaan kota dan zoning yang lebih bagus.
2. Ketergantungan pada transportasi
3. Nilai lahan yang cenderung mahal
4. Batas yang lebih kompak dan terlihat jelas sehingga mengurangi urban sprawl
Perbedaan kota besar dan kota kecil secara kompak:
1. Kota kecil memilki kemiringan kurva
2. Kepadatan penduduk lebih curam
3. Kota kecil mempunyai kepadatan penduduk di pusat kota.

Anda mungkin juga menyukai