48
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Timbangan Analitis : 1 Unit
2. UV–Visible Spectrophotometer : 1 Unit
3. Kurvet 10 mm : 1 Buah
4. Gelas Beaker : 1 Buah
5. Pemanas : 1 Unit
6. Pipet Volume : 1 Buah
B. Bahan
1. CPO : 0,2 gr
2. N–hexane : 25 ml
49
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
1. Menimbang 0,2 gram CPO yang sudah dicairkan pada suhu 700C
yang dihomogenisasi, kemudian masukkan dalam labu ukur 25 ml.
Tambahkan n – hexane hingga tanda tera volume.
2. Memasukkan minyak kedalam kurvet 10 mm, ukur absorbansinya
dengan UV visible spectrophotometer pada panjang gelombang 446
nm dan produk oksidasi sekunder (dapat ditera pada panjang
gelombang 269 nm). Sebelumnya larutan solvent juaga ditera pada
panjang gelombang tersebut.
Kalkulasi :
Abs λ446
DOBI = dalam kurvet 10 mm
Abs λ269
50
B. Skematis
No. Keterangan Gambar
1. Ditimbang 0,2 gram CPO yang
sudah dicairkan pada suhu 700C
yang dihomogenisasi, kemudian
masukkan dalam labu ukur 25 ml.
Tambahkan n–hexane hingga tanda
tera volume.
51
VII. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel hasil pengamatan
Bahan Berat Bahan (gr) 𝜆 446 𝜆 269 Angka DOBI
CPO 12 bulan 0,243 0,746 3,883 0,192
B. Perhitungan
λ Abs 446
DOBICPO 12 bulan = dalam kurvet 10 mm
λ Abs 269
0,746
=
3,883
= 0,192
52
VIII. PEMBAHASAN
Angka DOBI merupakan salah satu standart yang digunakan untuk
menentukan kualitas dari CPO. DOBI (Deterioration Of Bleachability
Index) itu sendiri merupakan standart daya pemucatan yang merupakan
perbandingan antara kandungan karoten dengan produk hasil oksidasi.
Pengukuran DOBI dilakukan menggunakan alat spektrofotometer UV-
visible. Besarnya kandungan karoten diukur dengan absorbent 446 nm.
Karotene mempunyai kisaran warna dari kuning sampai merah dengan
panjang gelombang 430 sampai 480 nm. Didalam pelarut seperti iso-oktan
dan n-hexane karotenoid dapat mempuyai serapan pada panjang
gelombang 446 nm. Atas alasan inilah digunakanya absorbens 446 untuk
mendeteksi karotenoid. Sedangkan besarnya kandungan produk oksidasi
diukur dengan absorbens 269 nm.
Pada pengujian DOBI diperoleh nilai absorbens 446 nm sebesar
0,746 dan nilai absorbens 269 nm sebesar 3,883. Terlihat dari hasil masing
absorbens, bahwa nilai pada absorbens 269 nm lebih besar daripada
absorbens 446 nm.. Hal ini menunjukan sebagian besar karotenoid telah
teroksidasi. Banyaknya produk oksidasi karotenoid juga menandakan
tingkat oksidasi didalam minyak. Apabila tingkat oksidasi dalam minyak
semakin tinggi maka akan menurunkan kualitas minyak tersebut.
Terdapat 4 standar mutu CPO menurut index DOBI. Index DOBI
kurang dari 1,7 menunjukan mutu CPO setara dengan minyak sludge
dalam artian kualitas yang paling buruk. Index DOBI antara 1,8 sampai
2,3 menunjukan minyak berkualitas buruk, tetapi tidak seburuk minyak
sludge. Index DOBI antara 2,4-2,9 menunjukan minyak/CPO memiliki
kualitas yang bagus. Apabila index DOBI lebih dari 3,3 maka kualits
minyak sawit sangat baik. Nilai DOBI yang diperoleh pada pengujian
sebesar 0,192. Menurut standar diatas CPO yang diuji memiliki kualitas
yang setara dengan minyak sludge. Nilai DOBI dipengaruhi oleh
kesegaran dari buah yang diolah/buah sawit. Semakin segar maka
53
kandungan karoten yang teroksidasi akan semakin sedikit dan akan terlihat
bahwa nilai DOBI akan semakin tinggi.
Nilai DOBI berpengaruh terhadap proses refinery minyak
khususnya pada bagian bleaching. Proses bleaching bertujuan untuk
menghilangkan beberapa zat, agar minyak memenuhi standar yang
diinginkan konsumen, diantaranya zat warna (karoten). Apabila nilai
DOBI rendah maka zat warna akan susah dihilangkan. Bleaching earth
yang seharusnya digunakan untuk mengikat senyawa karoten, maka akan
lebih dahulu berikatan dengan senyawa hasil oksidasi lalu senyawa
karoten karena hasil oksidasi lebih banyak. Akibatnya karoten/zat warna
yang diikiat oleh bleaching earth akan semakin sedikit.
Adapun yang menyebabkan rendahnya nilai DOBI diantaranya,
pada pengolahan minyak kelapa sawit, buah yang diolah masih muda.
Buah muda memiliki kandungan karoten yang sedikit namun kandungan
klorofil lebih banyak. Kesegaran minyak juga berpengaruh terhadap nilai
DOBI. Minyak yang tidak segar kemungkinan telah teroksidasi sehingga
kandungan karoten menurun dan kandungan senyawa hasil oksidasi tinggi.
Alasan inilah yang kemungkinan besar menyebabkan minyak yang diuji
pada praktikum kali ini memiliki nilai DOBI yang rendah.
54
IX. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan kami mendapat beberapa
kesimpulan diantaranya adalah :
1. DOBI (Deterioration Of Bleachability Index) itu sendiri merupakan
standart daya pemucatan yang merupakan perbandingan antara
kandungan karoten dengan produk hasil oksidasi.
2. Angka DOBI merupakan salah satu standart yang digunakan untuk
menentukan kualitas dari CPO, dengan semakin kecil angka DOBI
maka mutu CPO akan semakin baik.
3. Absorbens 446 digunakan untuk mendeteksi karotenoid, sedangkan
besarnya kandungan produk oksidasi diukur dengan absorbens 269 nm.
4. Pada pengujian DOBI diperoleh nilai absorbens 446 nm sebesar 0,746
dan nilai absorbens 269 nm sebesar 3,883.
5. Nilai DOBI yang diperoleh pada pengujian sebesar 0,192 dan bila
dikaitkan dengan parameter yang ada maka minyak memiliki kualitas
buruk.
6. Rendahnya nilai DOBI kemungkinan disebabkan minyak/CPO yang
diuji sudah tidak segar.
55