MATERI
KONTRASEPSI
Fisiologi Janin
Hormon Plasenta
Anatomi jalan lahir
Diagnosis Kehamilan
Asuhan Antenatal
Asuhan Persalinan Normal
FISIOLOGI JANIN
Sampai sekitar usia 4 minggu tampak kantong gestasi
dengan embrio yang belum tampak
Progesteron
Fungsi:
Setelah terjadi konsepsi, hormon ini - Menghambat kontraksi rahim dengan
mempertaahankan afinitas tinggi dari reseptor B2-
akan terus dihasilkan sampai usia
adrenergik miometrium (hambat fosforilasi
kehamilan 10 minggu oleh korpus miosin)
luteum, kemudian diambil alih
plasenta - Peningkatan kapasitas vaskuler dan menurunkan
tahanan perifer
Sumber utama sintesis hormon ini - Sebagai substrat bagi produksi glukokortioid dan
kolestrol LDL mineralokortikoid adrenal janin
Anatomi Jalan Lahir
Jenis Panggul
Panggul Gynecoid
• Panggul yang paling ideal. Diameter
anteroposterior = diameter transversa
bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
Panggul Android
• Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga.
Umumnya pada panggul
pria. Panjang diameter transversa dekat
dengan sakrum. Pada waita ditemukan 15%.
Panggul Anthropoid
• Bentuk pintu atas panggul agak lonjong
seperti telur. Panjang diameter
anteroposterior > diameter
transversa. Jenis ini ditemukan 35%
pada wanita.
Panggul Platypelloid
• Merupakan panggul dengan bentuk lonjong
ke samping. Diameter transversa > diameter
anteroposterior, menyempit arah muka
belakang. Jenis ini ditemukan pada
5% wanita.
Pintu pelvis :
•Pintu atas panggul (PAP)/ inlet
•Pintu tengah panggul (PTP)/ mid
pelvis
•Pintu bawah panggul (PBP)/ outlet
Distansia anteroposterior : 12 cm
1. Amenorrhea 4. Quickening
– Persepsi gerakan janin I
– Penyebab lain : ketidakseimbangan – 18-20 mg (primigravida), 16 mg
ovarium hipofisis, stres, obat-obatan, (multigravida)
penyakit kronis – Ditemukan jg pada Pseudocyesis
2. Mual dan muntah 5. Keluhan kencing
– Morning sickness >> estrogen dan – Urinasi >>, kencing malam >>
– Desakan uterus yg membesar
beta HCG, << motilitas gaster pagi hari dan tarikan ke kranial
– >> dg bau menusuk, emosi tidak stabil 6. Konstipasi
– Beri makanan ringan mudah dicerna – Efek relaksasi profesteron pd
tonus otot usus
3. Mastodinia – Perubahan pola makan
– Rasa kencang dan nyeri pada payudara 7. Perubahan BB
– Pembesaran payudara, vaskularisasi>>, – Kehamilan 2-3 bl << BB
proliferasi asinus dan duktus – Selanjutnya >>
9. Warna kulit :
• Kloasma, setelah 16 mg
• Warna areola menggelap
• Striae gravidarum
• Linea nigra
• Teleangiektasis
• Stimulasi MSH krn estrogen yang tinggi kortikosteroid >>
Tanda Ladin Perlunakan pada bagian midline uterus pada bagian depan
junction antara uterus dan serviks. Muncul pada minggu ke 6 gestasi
Tanda Hegar Perlunakan pada segmen bawah Rahim (antara uterus dan cervix)
Tanda Van Fernwald Pada awal kehamilan minggu 5-8 perlunakan pada fundus uteri
terjadi implantasi
< 7 weeks 7-10 weeks 10-14 weeks 15-28 weeks > 28 weeks
Kala II
pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 1 jam pada primigravida, 2 jam
pada multigravida.
Kala segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30
III menit.
Kala
IV
segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum
1. FASE LATEN 2. FASE AKTIF
pembukaan sampai mencapai 3 cm, pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 8 jam berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
Kemajuan pembukaan :
Kala I fase laten : 1 cm/jam
Kala I fase aktif : 1,5 cm/jam
©Bimbel UKDI MANTAP
BRAXTON HICKS VS TRUE LABOR
Contractions continue despite movement Contractions may stop when rest or even
or changing positions changing positions
Tanda:
•Ibu mempunyai keinginan untuk
meneran.
•Ibu merasatekanan yang
semakinmeningkat pada rektum dan/
atau vaginanya.
• Perineum menonjol dan menipis.
• Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
INDIKASI:
• Perineum rigid
• Pertolongan persalinan kala II normal/ primi
• Patologi (tumor, sikatrik)
• Indikasi tertentu: bayi besar, distokia bahu,
presbom VE, forceps, gawat janin
Medial Mediolateral
COMPLICATION:
Surgical Easy Diff
• Extension of he incision to involve the
repair
rectum
Faulty healing Rare Comm • Vulval haematom
Post op pain Minim Comm • Infection
• Wound dehiscince
Anatomical Excell Not Excell
• Injury to anal sphincter causing
result
incontinence of flatus or faeces
Blood loss Less More • Rectovaginal fistule
Dysparenia Rare Occasion • Necrotising Fascitis
©Bimbel UKDI MANTAP
Extensions Comm Uncom
KALA III
Kustner: tali pusat dikencangkan tekan simphisis pubis bila tali pusat masuk
kembali, maka plasenta belum lepas.
Klein: pasien disuruh mengejan tali pusat memanjang jika setelah mengejan
tali pusat kembali memendek, maka plasenta belum lepas
Strasman: tali pusat dikencangkan uterus diketuk jika getaran sampai tali
pusat, maka plasenta belum lepas
Manuaba: Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan
tangan kanan memegang dan mengencangkan tali usat, kedua tangan di tarik
berlawanan Tarikan terasa berat dan bila tali pusat tidak memanjang, berarti
plasenta belum lepas
©Bimbel UKDI MANTAP
RUPTUR PERINEUM
Derajat Penjelasan
1 Laserasi epitel vagina atau laserasi pada
kulit perineum saja
2 Melibatkan kerusakan pada otot-otot
perineum, tetapi tidak melibatkan
kerusakan sfingter ani
3 Kerusakan pada otot sfingter ani
3a: robekan < 50% sfingter ani eksterna
3b: robekan > 50% sfingter ani eksterna
3c: robekan juga meliputi sfingter ani
interna
4 Robekan stadium 3 disertai robekan
epitel anus
Perineorafi
2. Bekas implantasi: Placental bed mengecil karena kontraksi ke cavum uteri dengan
diameter 7,5cm 2 minggu: 3,5 minggu ke 6: 2,4 cm dan akhirnya pulih
4. After pain (rasa sakit yang disebabkan kontraksi uterus): menghilang dalam 2-4 hari
pasca persalinan
5. Lochia: cairan secret berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas
• A. Lochia rubra (cruenta) 2 hari postpartum: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan mekonium
• B. Lochia sanguinolenta hari ke 3-7 postpartum: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
• C. Lochia serosa hari ke 7-14 postpartum: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi
6. Cerviks
7. Ligamen-Ligamen
©Bimbel UKDI MANTAP
PATOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS
Persalinan Patologis
DIAGNOSIS
Distosia pada kala I fase aktif: grafik pembukaan serviks pada partograf berada di antara
garis waspada dan garis bertindak, atau sudah memotong garis bertindak ATAU
Fase ekspulsi (kala II) memanjang: tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin
pada persalinan kala II. Dengan batasan waktu:
- Maksimal 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk multipara, ATAU
- Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila pasien
menggunakan analgesia epidural
Persalinan Lama
(Kasep/ Protracted)
Nullipara Multipara
Protracted dilatation Kemajuan pembukaan serviks pada Kemajuan pembukaan serviks
fase aktif < 1,2 cm/jam pada fase aktif < 1,5 cm/jam
Protracted descent Kemajuan turunnya bagian terendah < Kemajuan turunnya bagian
1 cm/jam terendah < 2 cm/jam
Persalinan Macet/ Tak Maju
(Arrested)
Nullipara Multipara
Prolonged deceleration Fase deselerasi memanjang (> Fase deselerasi memanjang (>
3 jam) 1jam)
Secondary arrest of dilatation Tidak ada pembukaan > 2 jam Tidak ada pembukaan > 2 jam
Arrest of descent Tidak ada penurunan bagian Tidak ada penurunan bagian
terendah janin > 1 jam terendah > 1 jam
Distensi Uterus
Malpresentasi (makrosomia, Persalinan
Prolaps Uteri
Janin kehamilan ganda, Preterm
hidramnion)
Kehamilan Lewat
Prolaps Tali Pusat
Waktu
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Kontraindikasi perawatan
ekspektatif :
• Eklampsia • Gawat janin Iya
• Solusio plasenta • Edema paru Lakukan
• IUFD • Janin tidak viabel Persalinan
• DIC setelah stabil
• HT berat, tidak terkontrol
Komplikasi perawatan
ekspektatif:
• Pemberian
• Gejala persisten • Gangguan renal berat Iya
Kortikosteroid
• Sindrom HELLP • KPP atau inpartu
pematangan paru
• Pertumbuhan janin • Reversed end diastolic
• Persalinan
terhmbat flow
setelah 48 jam
• Severe olygohydramnion
Perawatan ekspektatif:
• Tersedia fasilitas perawatan maternal dan neonatal
intensif
• Usia kehamilan : janin viabel – 34 minggu
• Rawat inap
• Stop magnesium sulfat dalam 24 jam
• Evaluasi Ibu dan janin setiap hari
Drugs indicated for acute elevation of diastolic BP≥105 mm Hg; the goal is gradual reduction to 90 to 100 mm Hg.
NHBPEP indicates National High Blood Pressure Education Program Working Group Report on High Blood Pressure in
Pregnancy; FDA, Food and Drug Administration.
©Bimbel UKDI MANTAP
Drugs for Gestational or Chronic Hypertension in Pregnancy
Drug (FDA Risk)* Dose Concerns or Comments
Preferred agent
Methyldopa (B) 0.5 to 3.0 g/d in 2 divided doses Drug of choice according to NHBEP; safety after first
trimester well documented, including 7 years
follow-up of offspring
†
Second-line agents
Labetalol (C) 200 to 1200 mg/d in 2 to 3 divided doses May be associated with fetal growth restriction
Nifedipine (C) 30 to 120 mg/d of a slow-release preparation May inhibit labor and have synergistic action with
magnesium sulfate in BP lowering; little experience
with other calcium entry blockers
Hydralazine (C) 50 to 300 mg/d in 2 to 4 divided doses Few controlled trials, long experience with few
adverse events documented; useful in combination
with sympatholytic agent; may cause neonatal
thrombocytopenia
β-Receptor blockers (C) Depends on specific agent May decrease uteroplacental blood flow; may impair
fetal response to hypoxic stress; risk of growth
restriction when started in first or second trimester
(atenolol); may be associated with neonatal
hypoglycemia at higher doses
‡
Hydrochlorothiazide (C) 12.5 to 25.0 mg/d Majority of controlled studies in normotensive
pregnant women rather than hypertensive patients;
can cause volume contraction and electrolyte
disorders; may be useful in combination with
methyldopa and vasodilator to mitigate
compensatory fluid retention
Contraindicated ACE-Is and angiotensin type 1 Leads to fetal loss in animals; human use associated
‡
receptor antagonists (D) with cardiac defects, fetopathy, oligohydramnios,
growth restriction, renal agenesis and neonatal
anuric renal failure, which may be fatal
No antihypertensive has been proven safe for use during the first trimester. Drug therapy was indicated for uncomplicated chronic hypertension when diastolic
BP was ≥100 mm Hg (Korotkoff V). Treatment at lower levels may be indicated for patients with diabetes mellitus, renal disease, or target organ damage.
NHBPEP indicates National High Blood Pressure Education Program Working Group Report on High Blood Pressure in Pregnancy.
©Bimbel UKDI MANTAP
Obat Anti Hipertensi
Nama obat Dosis Keterangan
Nifedipin 4 x 10-30 mg per oral Dapat menyebabkan
(short acting) hipoperfusi pada ibu dan
1 x 10-20 mg per oral janin jika diberikan
(long acting/ Adalat sublingual
OROS®)
Nikardipin 5 mg/jam, dapat dititrasi
2,5 mg/jam tiap 5 menit
hingga maksimum 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250-500 mg per oral
(dosis maksimum
2000mg/hari)
Emesis Gravidarum:
Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu
Diagnosis:
Mual dan muntah sering menjadi masalah pada ibu hamil. Pada derajat yang berat, dapat
terjadi hiperemesis gravidarum, yaitu bila terjadi:
1. Mual dan muntah hebat
2. Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil
3. Ketonuria
4. Dehidrasi
5. Ketidakseimbangan elektrolit
Tingkat 1:
• Lemah, napsu makan ↓, BB ↓, nyeri epigastrium, nadi ↑,
turgor kulit berkurang, TD sistolik ↓, lidah kering, mata cekung
Tingkat 2:
• Apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit
ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria, aseton tercium dalam
hawa pernapasan.
Tingkat 3:
• KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi lebih cepat, TD
lebih turun, ikterik. Komplokasi fatal ensepalopati Wernicke:
nystagmus, diplopia, perbuahan mental.
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
Tatalaksana Umum
• Sedapat mungkin, pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplementasi vitamin dan asam folat di awal
kehamilan.
• Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan.
Tatalaksana Khusus
• Bila perlu, berikan 10 mg doksilamin dikombinasikan dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4 tablet/hari (misalnya 2
tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi, dan 1 tablet saat siang).
• Bila masih belum teratasi, tambahkan dimenhidrinat 50-100 mg per oral atau supositoria, 4-6 kali sehari (maksimal
200 mg/hari bila meminum 4 tablet doksilamin/piridoksin), ATAU prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau
supositoria.
• Bila masih belum teratasi, tapi tidak terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat di bawah ini:
• Klorpromazin 10-25 mg per oral atau 50-100 mg IM tiap 4-6 jam
• Proklorperazin 5-10 mg per oral atau IM atau supositoria tiap 6-8 jam
• Prometazin 12,5-25 mg per oral atauIM tiap4-6 jam
• Metoklopramid 5-10 mg per oral atau IM tiap 8 jam
• Ondansetron 8 mg per oral tiap 1 jam
• Bila masih belum teratasi dan terjadi dehidrasi, pasang kanula intravena dan berikan cairan sesuai dengan derajat
hidrasi ibu dan kebutuhan cairannya, lalu:
• Berikan suplemen multivitaminIV
• Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9% IV selama 20 menit, setiap 4-6 jam sekali
• Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini:
• Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam
• Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam
• Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam
• Metoklopramid 5-10 mg tiap 8 jam per oral
• Bila perlu, tambahkan metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8 jam ATAU ondansetron 8mg selama 15 menit IV tiap
12 jam atau 1 mg/ jam terus-menerus selama ©Bimbel UKDI MANTAP
24 jam.
Perdarahan pada Kehamilan Awal/ Early
Pregnancy Haemorrhage
Abortus
Mola Hidatidosa
KET
1. Abortus imminens
Rawat inap :
• Untuk menunjang bedrest
• Observasi jika berlanjut menjadi Ab insipiens, inkomplit, atau komplit.
©Bimbel UKDI MANTAP
Abortus insipiens
UK < 16 mg :
• Evakuasi konsepsi dg aspirasi vakum manual
• Jk tdk bisa : ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang tiap 15 menit jk perlu)
• Atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jk perlu)
• Rencanakan evakuasi segera
UK ≥ 16 mg :
• Tunggu ekspulsi spontan evakuasi sisa konsepsi
• Jk perlu, berikan oksitosin 40 IU dalam 1000cc NaCl 0,9% atau RL 40
tpm untuk mempercepat ekspulsi
UK ≥ 16 mg :
• Oksitosin 40U dlm 1000 cc RL, drip 40 tpm sampai tjd ekspulsi
• Jk perlu : misoprostol 200 mcg pervag tiap 4 jam smp ekspulsi (maks 800 mcg)
• Jk perlu : kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di uterus.
Jika anemia berat (<7 gr/dl) transfusi darah sampai Hb mencapai 10 mg/dl
• demam,
• Sekret vagina berbau
• AL > 11 rb atau < 4 rb
• Dapat terjadi syok septik
Terapi : evakuasi segera produk konsepsi, spektrum luas parenteral, tangani syok jk
terjadi
©Bimbel UKDI MANTAP
Safe pregnancy after medical abortion
http://www.afterabortion.com/physical.html
©Bimbel UKDI MANTAP
Kontrasepsi Post Abortus
Metode Waktu aplikasi Keterangan
Kondom Segera Membantu mencegah PMS
Pil hormonal Segera Butuh ketaatan tinggi
Suntikan Segera
Implan Segera Jk sudah punya anak 1 atau
lebih dan ingin KB jangka
panjang
AKDR Segera atau setelah pasien Tunda insersi jk Hb < 7
pulih gr/dl atau curiga infeksi
Tubektomi Segera Tunda jk curiga infeksi dan
Hb < 7 gr/dl
Definisi:
• Bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang
disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik yang
disebabkan oleh proliferasi trofoblastik dan edem
Tatalaksana Khusus
• Lakukan evakuasi dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual (AVM) dan
kosongkan isi uterus secara cepat
• Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus oksitosin 10 unit
dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RLdengan kecepatan 40-60 tetes/menit
untuk mencegah perdarahan.
• Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin
memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan
©Bimbel UKDI MANTAP
MOLA HIDATIDOSA: Tatalaksana
Cegah kehamilan min 1 tahun
Pemantauan:
Setelah kadar normal cek hCG tiap bulan selama 6 bulan tiap 2 bulan selama 1
tahun
Letak:
• 95% di berbagai segmen tuba Falopii
• 5% terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di dalam
serviks.
Tatalaksana Umum
• Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
(500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
Tatalaksana Khusus
• Segera uji silang darah dan persiapan laparotomi
• Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii:
• Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (eksisi bagian
tuba yang mengandung hasil konsepsi)
• Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan salpingostomi
untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi dikeluarkan, tuba
dipertahankan)
• Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan
kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu. Atasi anemia
dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan.
Solusio Plasenta
Plasenta previa
Vasa Previa
Placenta Accreta,
Increta, Percreta
Ruptura uteri
©Bimbel UKDI MANTAP
Solutio Plasenta Terlepasnya plasenta dari • Syok
tempat implantasi sebelum • Uterus tegang
• Gerakan janin berkurang
waktunya atau tidak ada
• Gawat janin atau tidak
terdengar DJJ
• Nyeri perut terus-
menerus atau hilang
timbul
FAKTOR RISIKO
• Hipertensi
• Trauma abdomen
• Penyalahgunaan obat (kokain dan
obat bius)
• Riwayat solusio sebelumnya
• Peregangan uterus berlebihan:
• gemelli, polihidramnion
• merokok, khususnya >1 bungkus
©Bimbel UKDI MANTAP /hari
Plasenta Previa Plasenta menutupi ostium uteri - Perdarahan
interna atau letak rendah pervaginam
- tidak nyeri
- Status hemodinamik
ibu = jumlah
perdarahan
pervaginam
- uterus – tidak nyeri,
tidak irritabel, lunaK
- Kondisi janin normal
- Ultrasonografi
FAKTOR RISIKO
• Riwayat plasenta previa sebelumnya
• Riwayat seksio caesaria atau operasi uterus
• multiparitas (5% pada pasien grand multipara)
• Gravida tua
• Kehamilan multipel
©Bimbel UKDI MANTAP
• merokok
Terapi Konservatif:
Syarat:
- kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
dengan atau tanpa tokolitik
- Belum ada tanda inpartu
- Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas normal)
- Janin masih hidup dan kondisi janin baik
Terapi aktif:
Syarat:
- Usia kehamilan cukup bulan
- Janin mati/menderita anomali/keadaan yang mengurangi kelangsungan hidupnya (mis:
anensefali)
- Perdarahan aktif banyak, segera lakukan terapi aktif tanpa memandang usia kehamilan
Vasa Previa Pembuluh darah pada selaput - Apt test - Kleihauer
ketuban berjalan melewati servix test dari darah vagina
Insersi velamentosa atau lobus - bradikardia janin
suksenturiata (terminal) berawal
takikardia atau
sinusoidal
Villi are directly implanted into the myometrium without an intervening layer of deciduas adherence of the
placenta to the uterus risk of postpartum bleeding and uterine rupture
Transfusi darah
- Histerorafi jika :
Uterus dapat diperbaiki
Risiko operasi < histerektomi
Ujung ruptur uretra tdk
nekrosis
- Histerektomi jika :
Robekan smp serviks dan
vagina
©Bimbel UKDI MANTAP
POST PARTUM HAEMORRHAGE
Post partum
hemorrhage (PPH) :
• - blood loss > 500 mL
following vaginal delivery
• - 1000 mL following
cesarean delivery (Baskett,
1999).
Jangan memberikan
ergometrin kontraksi
uterus tonik plasenta
sulit keluar!!
Lakukan penjahitan
Dosis awal IV: 20U/L infus IM/IV : 0,2 mg (pelan2) Oral 600 µg atau
elektrolit (60 tpm) rektal 400µg
IM : 10U
Dosis IV: 20U dlm 1 liter Ulangi 0,2mg setelah 15 400µg 2-4 jam
Pemeliharaan infus (40 tts/m) menit setelah dosis awal
PROM (KPD
Aterm) Prolonged ROM
ROM PROM > 24 hours
≥ 37 minggu
BIOCHEMICAL PROCESSES
- Disruption of collagen of the amnion and the
chorion
- Programmed death of cells in the fetal membranes
- Activation of catabolic enzyme (colagenase)
Connective-Tissue Disorders (Ehlers–Danlos
syndrome)
Phsycological
stress
ROM - Nutritional deficiency
- Tobaco
- Cervical dilatation
≥34 minggu:
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
24-33 minggu:
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan
persalinan segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12
mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
• Pada usia 30-33 minggu persalinan lebih baik daripada mempertahankan
kehamilan (level of evidence Ib)
<24 minggu:
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan
• penelitian menunjukkan bahwa mempertahankan kehamilan adalah pilihan yang
lebih baik. (Lieman JM 2005)
• Morbiditas mayor seperti sindrom distres pernapasan dan perdarahan
intraventrikular secara signifikan tidak berbeda dengan kelompok usia 36 minggu
apabila dilahirkan (level of evidence III)
• Jika terjadi infeksi (korioamnionitis),
©Bimbellakukan tatalaksana korioamnionitis
UKDI MANTAP
KPD Memanjang (>24 jam) :
• Benzilpenicilin IV 1.2 gr setiap 4 jam
• Clindamycin IV 600 mg setaip 6 jam
Definisi
• infeksi pada korion dan amnion
Insidens
• 1 - 2 per 1000 kelahiran
• 16 per 1000 kelahiran bayi > 4000 g
• 0.6-1.4%
• Depend on criteria used
©Bimbel UKDI MANTAP
Komplikasi Distosia bahu
Bayi
• Kematian
• Asfiksia dan komplikasinya
• Fraktur - klavikula, humerus
• Kelumpuhan pleksus brachialis
Ibu
• Perdarahan postpartum
• Ruptur uteri
©Bimbel UKDI MANTAP
Faktor risiko
Kehamilan lewat waktu
Bayi makrosomia
Persalinan lama
(Manuver Massanti )
• Tidak boleh menekan
fundus
• Penanganan abdomen :
Penekanan suprapubik
dengan ujung genggaman
tangan pada bagian
belakang bahu depan untuk
membebaskannya. ©Bimbel UKDI MANTAP
Anterior Disimpaction
2) Manuver Rubin
• Pemeriksaan vagina
• adduksi bahu depan dengan
menekan bagian belakang
bahu (bahu didorong ke arah
dada)
• Pikirkan tindakan episiotomi
• Tidak boleh menekan fundus
©Bimbel UKDI MANTAP
Rotation of Posterior Shoulder
Langkah 1
• Penekanan pada
bagian depan bahu
belakang
• Bisa dikombinasi
dengan anterior
disimpaction
manoeuvers
• Tidak boleh menekan
fundus
©Bimbel UKDI MANTAP
Rotation of Posterior Shoulder
Langkah 2
Wood’s screw manoeuvre
• Bisa dilakukan secara simultan
dengan anterior dissimpaction
Langkah 3
• Bisa diulang bila
proses persalinan
tidak tercapai pada
langkah 1 dan 2.
Langkah 4
Keluarkan tangan.
Metritis
• ialah infeksi pada uterus setelah persalinan. Keterlambatan terapi akan
menyebabkan abses, peritonitis, syok, trombosis vena, emboli paru, infeksi
panggul kronik, sumbatan tuba, infertilitas.
Faktor Predisposisi
• u kurangnya tindakan aseptik saat melakukan tindakan
• u kurangnya higien pasien
• u kurangnya nutrisi
Tanda dan Gejala
• § Demam >38C dapat disertai menggigil
• § Nyeri perut bawah
• § Lokia berbau dan purulen
• § Nyeri tekan uterus
• § Subinvolusi uterus
• § Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
©Bimbel UKDI MANTAP
Metritis: Tatalaksana
Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan keluarkan bekuan
serta sisa kotiledon. Gunakan forsep ovum atau kuret tumpul besar bila perlu
Jika tidak ada kemajuan dan ada peritonitis (demam, nyeri lepas dan nyeri
abdomen), lakukan laparotomi dan drainaseabdomen bila terdapat pus.
2. Habitus/sikap (Attitude): Hub antara letak bagian-bagian janin satu thd yg lainnya
SC pada presbo :
• Presentasi kaki ganda
• Perlvis kecil/malformas
• Janin sangat besar
• Bekas SC
• Kepala hiperekstensi/ defleksi
Persalinan pervaginam
hanya bila:
• persalinan sudah sedemikian
maju dan pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans
hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan
kembar
©Bimbel UKDI MANTAP
Letak Lintang
Diagnosis
• Pemeriksaan abdominal: kepala janin
lebih separuhnya di atas pelvis,
denyut jantung janin sepihak dengan
bagian kecil
• Pemeriksaan vaginal: oksiput lebih
tinggi dari sinsiput, teraba fontanella
anterior dan orbita, bagian kepala
masuk pintu atas panggul (PAP)
adalah antara tulang orbita dan
daerah ubun-ubun besar. Ini adalah
diameter yang PALING besar,
sehingga sulit lahir pervaginam
©Bimbel UKDI MANTAP
Penanganan presentasi Dahi
Janin hidup SC
Janin mati :
• Pembukaan serviks
lengkap
kraniotomi atau SC
• Pembukaan serviks
tidak lengkap SC
©Bimbel UKDI MANTAP
Presentasi Ganda/ Majemuk
Diagnosis:
• Prolaps ekstremitas bersamaan dengan bagian terendah
janin (kepala/bokong)
PBP :
• Distansia intertuberosum < 8 cm
• Distansia anteroposterior < 11,5 cm
• Distansia intertuberosum + diameter sagital posterior < 15 cm
Kehamilan dg
Distensi
Uterus
Diagnosis :
• Diagnosis makrosomia tidak dapat ditegakkan hingga bayi
dilahirkan dan ditimbang berat badannya. Namun demikian,
dapat dilakukan perkiraan sebelum bayi dilahirkan,untuk
mengantisipasi risiko distosia bahu, fraktur klavikula, atau
cedera pleksus brakialis
• Px fisik leopold dan pengukuran TFU
• USG
• BB ibu, tinggi ibu, riw. Obstetri sebelumnya, TFU, DM/tidak
Faktor Risiko
• Riwayat melahirkan bayi besar (>4000 gram) sebelumnya
• Orang tua bertubuh besar, terutama obesitas pada ibu
• Multiparitas
• Kehamilan lewat waktu
• Usia ibu yang sudah tua
• Janin laki-laki
• Ras dan suku
Tatalaksana Umum
• Untuk persalinan, rujuk ibu ke fasilitas yang dapat melakukan seksio sesarea.
Tatalaksana Khusus
• Persalinan pervaginam dapat dicoba untuk taksiran berat janin hingga 5000 gram pada ibu
tanpa diabetes
• Seksio sesarea dipertimbangkan untuk taksiran berat janin >5000 gram pada ibu tanpa
diabetes, dan >4500 gram pada ibu dengan diabetes.
• Seksio sesarea menjadi indikasi bila taksiran berat janin >4500 gram dan terjadi
perpanjangan kala II persalinan atau terhentinya penurunan janin di kala II persalinan.
©Bimbel UKDI MANTAP
Polihidramnion vs Oligohidramnion
POLIHIDRAMNION OLIGOHIDRAMNION
Hidramnion
Diagnosis
Faktor Predisposisi
Polyhydramnion Oligohydramnion
Esophageal atresia Bilateral Renal Agenesis
Definisi
• PPI atau Persalinan Preterm: persalinan yang terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu
Diagnosis:
• Usia kehamilan <37 minggu
• Terjadi kontraksi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali
dalam 60 menit diikuti dengan perubahan serviks yang
progresif
• Pembukaan serviks ≥ 2 cm
FAKTOR RESIKO
Usia ibu <18 tahun atau Infeksi Genital
>40tahun Serviks inkompetens
Hipertensi Kehamilan ganda
Perkembangan janin Penyakit periodontal
terhambat Riwayat persalinan
Solusio plasenta preterm sebelumnya
Plasenta previa Kurang gizi
Ketuban pecah dini Merokok
Infeksi intrauterine
Manajemen
Tatalaksana Umum
• Tatalaksana utama mencakup pemberian tokolitik, kortikosteroid, dan
antibiotika profilaksis. Namun beberapa kasus memerlukan penyesuaian.
Tatalaksana Khusus
• Jika ditemui salah satu dari keadaan berikut ini, tokolitik tidak perlu
diberikan dan bayi dilahirkan secara pervaginam atau perabdominam
sesuai kondisi kehamilan:
• Usia kehamilan di bawah 24 dan di atas 34 minggu
• Pembukaan > 3 cm
• Ada tanda korioamnionitis (infeksi intrauterin), preeklampsia, atau
perdarahan aktif
• Ada gawat janin
• Janin meninggal atau adanya kelainan kongenital yang kemungkinan
hidupnya kecil
Manajemen
Lakukan terapi konservatif (ekspektan) dengan tokolitik, kortikosteroid,
dan antibiotika jika syarat berikut ini terpenuhi:
Indikasi
Ketuban pecah dini Pedarahan antepartum
Kehamilan lewat waktu IUGR/PJT
Oligohidramnion
Korioamnionitis
Preeklampsi berat
IUFD
Postpartum hemorrhage
Prologed labor
Contraindications to Cervical Ripening and
Induction of Labor
ABSOLUTE CONTRAINDICATION CAUTION REQUIRED
Induksi amniotomi*
Tali pusat tersembunyi (occult) Tali pusat terkemuka Tali pusat menumbung
Tatalaksana Khusus
• Di rumah sakit, bila persalinan pervaginam
tidak dapat segera berlangsung (persalinan
kala I), lakukan seksio sesarea.
• Bila persalinan pervaginam dapat segera
berlangsung (persalinan kala II), pimpin
persalinan sesegera mungkin.
• Siapkan segera resusitasi neonatus
©Bimbel UKDI MANTAP
Prolaps Tali Pusat
Diabetes Melitus
Anemia Tuberkulosis Malaria
gestasional
ISK Pada
Varicela Penyakit Tiroid Demam Tifoid
kehamilan
Grade %Hb
Mild 10.0-10.9 gm%
Moderate 7.9-9
Severe <7
Very Severe <4
Indications For Blood Transfusion
ACOG, 2011
A positive diagnosis requires that two or more theshold be met or exceeded*
DM Gestasional: Tatalaksana
Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) dilakukan tiap minggu sejak usia
kehamilan 36 minggu
• Skor <5 merupakan tanda gawat janin dan indikasi untuk melakukan seksio sesarea.
Lakukan amniosentesis dahulu sebelum terminasi kehamilan bila usia kehamilan <38
minggu untuk memeriksa kematangan janin.
• Skor >6 menandakan janin sehatdan dapat dilahirkan pada umur kehamilan aterm
dengan persalinan normal. u Bila usia kehamilan telah mencapai 38 minggu dan janin
tumbuh normal, tawarkan persalinan elektif dengan induksi maupun seksio sesarea
untuk mencegah distosia bahu.
Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 minggu setelah bersalin. Ibu dengan riwayat
diabetes melitus gestasional perlu diskrining diabetes setiap 3 tahun seumur hidup.
Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5 unit/kgBB/ hari.
DM Gestasional: Komplikasi
Maternal Fetal
During Pregnancy Large for gestational age/macrosomia
Preeclampsia/ gestational hypertension Respiratory distress syndrome
Abortion Neonatal jaundice
Preterm labor Neonatal hypoglicemia
Microangiopathy Polycythemia
Large vessel disease Hypocalcemia
Hypomagnesemia
During Labour Congenital abnormalities
Prolonged labour
Shoulder dytocia (Fracture, Brachial plexus
Injury)
PPH
Increased risk of SC
Puerperium
Sepsis puerperium
TB on pregnancy and lactation
KONTRA INDIKASI :
STREPTOMYCIN
• OTOTOKSIK pd janin Efek teratogenik tidak terbukti
• Nefrotoksik
• Neurotoksik pd n 8 Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
Artemisin based combination therapy (ACTs)
ACTs schizontosidal
• Artemether +lumefantrine
• Artesunate + amodiaquine (di Indonesia)
• Artesunate + mefloquine
• Artesunate +sulfadoxine-pyrimethamine
• Dha +ppq
Primakuin antigametosida
Pada komplikasi yang lebih berat, asiklovir IV diberikan pada dosis 10-15 mg/kgBB setiap 8
jam selama 5-10 hari dimulai dari 24-72 jam setelah muncul ruam.
Asiklovir paling efektif jika diberikan dalam 24 jam setelah lesi timbul atau setelah terpapar
kontak
Asiklovir aman diberikan pada ibu dengan usia kehamilan di atas 20 minggu. Pada usia
kehamilan sebelum itu, asiklovir harus diberikan dengan
©Bimbel UKDI MANTAP hati-hati.
THYROID DISORDER AND PREGNANCY
Radioiodine KONTRAINDIKASI!
Propylthiouracil (PTu), if available, is recommended as the first-line
drug for treatment of hyperthyroidism during the first trimester of
pregnancy because of the possible association of methimazole (MMi)
with specific congenital abnormalities that occur during first trimester
organogenesis
Recent analyses reported by the u.s. Food and drug administration (Fda)
indicate that PTu may rarely be associated with severe liver toxicity. For this
reason we recommend that clinicians change treatment of patients from
PTu to MMi after the completion of the first trimester.
• Infertilitas
• Riwayat dalam suplementasi LT4 sebelum
• hamil, riwayat operasi tiroid, riwayat terapi
Hipotiroid radioiodin
• Ditemukan 9 dari 1000 kehamilan
• Risiko: abortus, prematur
• Bayi congenital hypothyroidism
1. Kloramfenikol partus prematur, kematian fetus intrauterin, dan sindrom Gray pada
neonatus.
2. Tiamfenikol efek teratogenik terhadap fetus.
3. Kotrimoksazol neural tube defect: spina bifia
4. Fluorokuinolon efek teratogenik
5. Tetracyclin diskolorisasi gigi
McCormick T, Ashe RG, Kearney PM. Urinary tract infection in pregnancy. The Obstetrician & Gynaecologist
2008; 10(3): 156-62.
• Secara umum, seorang wanita hamil memiliki risiko sebesar 2-10%
terhadap infeksi saluran kemih
• Sekitar 20% ISK dapat menimbulkan komplikasi dan menyebabkan
penularan infeksi vertikal dari ibu kejanin yang dikandungnya.
• Pada wanita hamil, 20-40% kasus merupakan bakteriuria asimptomatik,
Epidemiologi 1-4% kasus sistitis akut, dan 0,5-2% kasus pielonefritis.
Sistitis Akut
Pielonefritis akut
• Disertai dengan gejala dan tanda sistemik seperti demam, meriang, mual,
muntah, nyeri ketok kostovertebra dan flank pain.
Penunjang
Urinalisa Mikroskopik
• Pemeriksaan terbaik dan tepat yaitu kultur bakteri namun memerlukan waktu yang lama
(minimal 24-48 jam) dan mahal.
• Metode lain yang lebih cepat yaitu dengan dipstik leukosit esterase, urinalisis dan pewarnaan
gram.
Terapi
Sistitis Akut
• Nitrofurantoin 50 mg oral, setiap 6 jam untuk 5-7hari
ATAU
• Amoxycillin+clavulanate 500 + 125 mg oral, dua kali sehari untuk 5-7hari (pada
umur kehamilan <20 minggu)
Pielonefritis akut
• Gentamicin 5 mg / kg (maximum initial dose 480 mg) IV sehari sekali
untuk 3 hari, atau sampai hasil sensitifitas ada
dan
• Ampicillin atau amoxycillin 2 g IV inisial dosis kemudian 1g IV setiap 4
jam untuk 3 hari
ATAU
• Cefazolin 1-2 g IV setiap 6 sampai 8 jam selama 3 hari
ATAU
• Ceftriaxone 1 g IV sekali sehari selama 3 hari
ATAU
• Cefotaxime 1 g IV setiap 8 jam selama 3 hari
©Bimbel UKDI MANTAP
©Bimbel UKDI MANTAP
Definisi:
Inflamasi atau infeksi payudara
Diagnosis:
• Payudara (biasanya unilateral) keras,
memerah, dan nyeri
• Dapat disertai demam >380 C
• Paling sering terjadi di minggu ke-3 dan
ke-4 postpartum, namun dapat terjadi
kapan saja selama menyusui
Faktor Predisposisi:
• Menyusui selama beberapa minggu setelah
melahirkan
• Puting yang lecet
• Menyusui hanya pada satu posisi, sehingga
drainase payudara tidak sempurna
• Menggunakan bra yang ketat dan
menghambat aliran ASI
• Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui
Management:
Edukasi, monitoring,USG
pain management
pregnancy is contraindication to myomectomy; however some case series have
suggested it may be safe in 1st and 2nd trimesters
ANENCEPHALY
Definition
• defect in the closure of the neural tube during fetal development.
The neural tube is a narrow channel that folds and closes between the 3rd
and 4th weeks of pregnancy to form the brain and spinal cord of the embryo.
Causes :
• Inadequate folic acid
• IDDM menunda AFP
• Maternal hypertermia
• Genetics
• ROM
CDC recommends the use of folic acid supplementation (4 mg per day) for
women who previously have had an infant or fetus with spina bifida,
anencephaly, or encephalocele.
VAKSINASI PADA KEHAMILAN
Vaccination Before Pregnancy During Pregnancy After
Pregnancy
Recommneded for all women
Flu (once a year) √ √ √
HPV √ √
-Recommended up to age 26
MMR √ √
Tdap √ √ √
-if you’re not already vaccinated,
you can get the vaccine after 20
weekss of pregnancy
Varicella √ √
Meningococcal √ √
Pneumococcal √ √
Vaksin TT pada ibu yang belum pernah imunisasi (DPT/TT/Td) atau
tidak tahu status imunisasinya
PEMBERIAN SELANG WAKTU MINIMAL
TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mugkin pada
kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4
Metode KB Barrier
Metode KB Hormonal
Metode KB AKDR
Metode KB Operatif
©Bimbel UKDI MANTAP
Metode Alamiah
MAL, Metode Kalender, Senggama Terputus
- KB sebelumnya
hormonal bs lgsg
diganti minipil - Lupa minum 1 hari
hari berikut minum 2
- KB sebelumnya KB
suntik minipil diberi di - Lupa 2 hari minum 2
jadwal selanjutnya saat ingat, besoknya
minum 2 kembali ke
- KB lain dpt lgsg ganti jadwal + kb pendukung
Mual, pusing, Tes kehamilan, px ginekologi tdk hamil minum pil saat
muntah makan malam/sebelum tidur
Am Fam
Physician. 2002 May 1
5;65(10):2073-2081.
Abnormal Uterine Bleeding
with Progestin-Only
Contraception
Am Fam
Physician. 2002 May 1
5;65(10):2073-2081.
Metode AKDR
AKDR
Evidence is insufficient to
recommend the removal
of IUD in PID. However,
caution should be
exercised if the IUD
remains in place, and
close follow up is a
mandatory. If
improvement is not seen
within 72 hours of
starting treatment then
removal IUD is
considered. (CDC, 2015)
©Bimbel UKDI MANTAP
Kapan Pemasangan AKDR Post
Partum?
Waktu Pemasangan Definisi Angka Ekspulsi Keterangan
AKDR
Pascaplasenta Dalam 10 menit 9,5- 12,5% Ideal, angka
setelah melahirkan ekspulsi rendah
plasenta
Segera Pascasalin Setelah 10 menit 25- 37% Masih aman
(Immediate hingga 48 jam
Postpartum) pasca salin
Pascasalin Tertunda Setelah 48 jam – 4 TIDAK DIANJURKAN Risiko perforasi dan
(Late Postpartum) minggu pasca salin eskpulsi meningkat
Interval- Pasca salin Setelah 4 minggu 3- 13% Aman
lanjutan (Extended pasca salin
Postpartum)
Metode 1. Pascapersalinan:
Minilaparotomi
Subumbilikus
2. Interval:
- Minilaparotomi Suprapubik
- Laparoskopi
Vasektomi
Mekanisme Oklusi vasa deferensia
membuat sperma tidak
dapat mencapai vesikula
seminalis sehingga tidak
ada di dalam cairan ejakulat
saat terjadi emisi ke dalam
vagina
SEKSIO SESAREA
VBAC
ERCS
Definisi
Adalah usaha melahirkan janin dengan
melakukan irisan pada dinding abdomen
(laparotomi) dan irisan pada dinding uterus
(histerotomi).
Infeksi:
• Luka irisan, saluran UG, peritonitis
Tromboflebitis
Trauma
• Usus, kandung kencing, kulit janin
Ileus
-SC sebelumnya
-Semakin banyak riwayat SC
melibatkan insisi segmen sebelumnya, ERCS lebih dipilih
bawah (LSCS) - Janin kembar
- Riwayat persalinan - Ibu dengan komplikasi medis
pervaginam sebelumnya seperti DM, usia >40 tahun, post
berhasil date, malposisi
- Dilakukan di layanan -Riwayat SC ≥ 2
dipertimbangkan (bukan KI
kesehatan yang tersedia mutlak VBAC)
layanan emergensi
Indikasi VBAC (Cunningham FG, 2001):