Anda di halaman 1dari 8

BAB III

KERANGKA KONSEPSIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Pikir

Beberapa faktor resiko yang berkaitan dengan demensia adalah

aktivitas fisik dan aktivitas kognitif, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

riwayat penyakit (hipertensi, diabetes millitus) dan riwayat demensia keluaga

(Lumbantobing, 2006 dalam Sari, M.N.L.P, dkk 2016).

Aktivitas fisik dapat mempengaruhi fungsi kognitif lansia. Aktivitas

yang dilakukan akan meningkatkan vaskularisasi otak, sehingga otak

mendapatkan cukup nutrisi dan oksigenasi untuk menjalankan fungsi-

fungsinya, menstimulasi faktor tropik dan neuronal growth, meningkatkan

produksi neural dan neurotransmitter, serta menurunkan/menghilangkan

penumpukan amiloid pada otak (Puspitasari F, 2012).

Keadaan penurunan fungsi kognitif pada usia lanjut, lebih sering

didapat pada hipertensi kronik. Keadaan ini terjadi karena penyempitan dan

sklerosis arteri kecil di daerah subkortikal, yang mengakibatkan hipoperfusi,

kehilangan autoregulasi, penurunan sawar otak dan pada akhirnya terjadi

proses demyelinisasi white matter subcortical, mikroinfark dan penurunan

kognitif. Pemeriksaan MRI pada pasien dengan hipertensi kronik sering

mendapatkan lesi subkortikal, mikroinfark, astrogliosis, pelebaran ventrikel

69
dan akumulasi cairan ekstrasel dibanding yang tanpa hipertensi (Suhardjono,

2009 dalam Gustami T. E, 2017).

Selain beberapa faktor yang telah disebutkan diatas, kualitas tidur pada

lansia juga berpengaruh terhadap kesehatan fungsional tubuh yaitu fungsi

kognitif. Menurut Potter & Perry (2005), salah satu fungsi tidur selain untuk

memelihara jantung, tidur juga berfungsi sebagai pemulihan fungsi kognitif.

Menurut hasil penelitian Sauliyusta, M & Rekawati E (2016), tingkat

aktivitas fisik berhubungan dengan fungsi kognitif lansia. Menurut hasil

penelitian Pandean G.V & Surachmanto (2016) terdapat hubungan antara

hipertensi baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik dengan

fungsi kognitif. Menurut penelitian Ratu Ita Sari, dkk (2017) terdapat

hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada lansia.

70
Penurunan/perubahan Lanjut Usia
Penyakit degeneratif
fungsi lanjut usia

Aktivitas fisik Hipertensi


Kebutuhan fisiologi
dasar manusia:
1. Higiene
2. Nutrisi Memelihara
vaskularisasi otak Penyempitan dan
3. Kenyamanan sklerosis arteri kecil di
4. Oksigenasi daerah subkortikal
5. Cairan
elektrolit Menstimulasi faktor
6. Eliminasi tropik dan neuronal
7. Tidur growth,meningkatkan Kehilangan Hipoperfusi Penurunan
produksi neural dan autoregulasi sawar darah
(Potter & Perry, 2012) neurotransmitter, otak
serta
menurunkan/menghil
angkan penumpukan Dyemilinisasi white
amiloid pada otak matter subcortical

Micro infark

Fungsi kognitif

Penurunan fungsi
kognitif

Demensia

Gambar 1. Kerangka pikir (Suhardjono, 2009, Puspitasari, F. 2012)

71
B. Kerangka Konsepsional

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang diteliti (Kartika I. I.,

2017).

Aktivitas fisik

Hipertensi

Kejadian demensia
Kualitas tidur

Usia

Pendidikan

Gambar 2. Bagan kerangka konsep penelitian

Keterangan :

: Variabel dependen

: Variabel independen

: Variabel independen yang tidak diteliti

72
C. Variabel Penelitian

1. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas

yaitu kejadian demensia.

2. Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat

yakni:

a. Aktivitas fisik

b. Hipertensi

c. Kualitas tidur

D. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif

1. Kejadian demensia

Deteriorasi atau kemunduran kapasitas intelektual ditandai oleh

gangguan kognitif, seperti berkurangnya daya ingat, menurunnya

kemampuan berpikir, memahami sesuatu, melakukan pertimbangan dan

memahami bahasa serta menurunnya kecerdasan mental.

Kriteria penilaian diukur dengan menggunakan instrumen Mini Mental

State Examination atau MMSE yang berisi 11 pertanyaan untuk menilai

elemen-elemen kognisi meliputi atensi, orientasi, memori (registrasi dan

recall), fungsi bahasa, fraxis dan visuospasial dengan skor (Folstein et al,

1975):

Tidak demensia : 25-30

Demensia : ≤24

73
2. Aktivitas fisik

Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh lanjut usia yang meliputi

ketahanan, kelenturan dan kekuatan otot.

Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner Physical Activities

Scale for the Elderly (PASE) yang sudah dimodifikasi (Nafidah, N. 2014).

Kriteria penilaian didasarkan atas 8 item pertanyaan, dimana:

0 tidak pernah

1 jarang

2 kadang-kadang

3 Sering

Penentuan aktivitas fisik lanjut usia menggunakan nilai mean sebagai cut

of point dengan kategori:

Aktivitas fisik kurang : < mean

Aktivitas fisik baik : ≥ mean

3. Hipertensi

Keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di

atas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Dikatakan hipertensi

apabila tekanan darah sistolik di atas atau sama dengan 140 mmHg atau

tekanan darah diastolik di atas atau sama dengan 90 mmHg dalam dua kali

pengukuran dengan jarak pemeriksaan minimal 10 menit sebelumnya

(Bawazier dalam Setiawati et al., 2008).

74
Kriteria obyektif:

Tidak hipertensi : jika responden tidak menderita/tidak pernah

menderita hipertensi dengan tekanan darah sistolik

kurang atau sama dengan 120 mmHG sampai 139

mmHg dan tekanan darah diastolik kurang atau sama

dengan 80 sampai 89 mmHg.

Hipertensi : jika menderita/pernah menderita hipertensi dengan

tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik ≥ 90 mmHg (JNC 7, 2014).

4. Kualitas tidur

Kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat

sesuai dengan kebutuhannya.

Kriteria penilaian diukur dengan menggunakan kuesioner paten yang

terdiri dari 19 pertanyaan.

Kriteria obyektif:

Baik :<5

Buruk :≥5

75
E. Hipotesis Penelitian

1. Aktivitas fisik

Ho : Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian

demensia pada lanjut usia di PSTW Minaula Kendari.

Ha : Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian demensia pada

lanjut usia di PSTW Minaula Kendari.

2. Hipertensi

Ho : Tidak ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian demensia

pada lanjut usia di PSTW Minaula Kendari.

Ha : Ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian demensia pada

lanjut usia di PSTW Minaula Kendari.

3. Kualitas tidur

Ho : Tidak ada hubungan antara kualitas tidur dengan kejadian demensia

pada lanjut usia di PSTW Minaula Kendari.

Ha : Ada hubungan antara kualitas tidur dengan kejadian demensia pada

lanjut usia di PSTW Minaula Kendari.

76

Anda mungkin juga menyukai