BAB II
MENGENAL INDUSTRI PERHOTELAN
2.1. PENGERTIAN BISNIS PERHOTELAN
Suwithi, dkk (2008) mengutip definisi hotel dari beberapa sumber sebagai berikut:
Menurut kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary adalah: “Building
where meals and rooms are provided for travelers.” Yang dapat diartikan
sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan
minuman bagi tamu.
Menurut SK Menparpostel no.KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan
usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang
lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial
Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana
dikutif oleh Steadmon dan Kasavana: A hotel may be defined as an
establishment whose primary business is providing lodging facilities for the
general public and which furnishes one or more of the following services:
food and beverage service, room attendant service, uniformed service,
Laundering of linens and use of furniture and fixtures. Yang dapat diartikan
sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan
memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan
sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanaan
barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan
fasilitas/perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada didalamnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hotel adalah:
a. Menggunakan bangunan fisik,
b. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya,
c. Diperuntukkan bagi umum,
d. Dikelola secara profesional dan komersial.
Dilihat dari produk yang ditawarkan, produk hotel memiliki empat karakteristik
utama, (Suwithi, 2008) yaitu:
Produk nyata (tangible goods) seperti penjualan kamar, makanan, minuman,
kolam renang, dan sebagainya,
Produk tidak nyata (intangible goods) seperti keramah-tamahan, kenyamanan,
keindahan, keamanan, dan sebagainya,
Produk segar tidak tahan lama (perishable goods) seperti: bahan makanan dan
sayuran segar, daging ikan, dan sebagainya
Produk tahan lama (non perishable goods), seperti: minuman keras, soft drink,
perlengkapan tamu, dan sebagainya
Pada Permulaan abad 20 mulai terjadi perubahan yang cukup berarti pada
Industri perhotelan yaitu mulai diperkenalkannya hotel-hotel kelas menengah
yang tidak begitu mewah dan mahal bagi para pengusaha atau wisatawan yang
betul-betul membutuhkannya, dengan ciri-ciri yang lebih mengutamakan
kepraktisan dan hotel inipun berkembang dengan pesatnya.
Tercatat seorang yang bernama Ellswort M. Statler yang berjasa dalam
menemukan ide-ide baru seperti penyediaan koran pagi, cermin di kamar, dan
lain-lain. Dalam kurun waktu 40 tahun berikutnya, hotel-hotel milik Statler
menjadi contoh dalam pembangunan kontruksi hotel-hotel baik di Amerika
Serikat maupun diseluruh dunia.
bintang lima 5
Jumlah kamar standar, minimum100 kamar
Kamar suite minimum 4 kamar
Kamar mandi di dalam
Luas kamar standar, minimum 26 m2
Luas kamar suite, minimum 52 m2