Modul 6. Higiene Perusahaan PDF
Modul 6. Higiene Perusahaan PDF
BAS. I.
PENDAHULUAN
1.1. PENGERTIAN
1130
@ (£)
lfMBAGA PENDIDIKAN & PELATINAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
2130
@
~
, LEMBAGA PENDIDIKAN& PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
3/30
@
. l EMBAGAPENDIDIKAN&PELATIHAN
,~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA &lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 - INDONESIA
yang sama (sekitar 1,58 meter) berat badan adalah 52,5 kg.
Terlihat tendensy, bahwa beban-beban kerja yang terlalu berat dan
mengganggu kesehatan menurunkan berat badan. Pada kead aan
tersebut produk1ivitas tenaga kerja sangat rendah.
4. Lingkungan kerja sering-sering kurang membantu untuk
produktivitas optimal tenaga kerja. keadaan suhu, kelembaban dan
gerak udara memberikan suhu efektif di luar kenikmatan kerja.
Selain iklim tropis, heat stress di sana-sini melebihi index 1.
Penerangan yang penting untuk melakukan kerja sering
diabaikan, dengan akibat kelelahan mata, yang besar dan
menurunnya eftisiensi.
Itensitas bunyi banyak melebihi 85 dB{A) sehingga bukan
saja mengganggu produktivitas tapi juga mulai pada taraf
membahayakan.
Lingkungan kerja sering-sering penuh oleh debu, uap, gas
dan lain-lain yang di satu pihak mengganggu produktivitas, dan
mengganggu kesehatan di pihak lain. Sarna sekali belum ada
pengertian tentang Nilai Ambang Batas, ataupun kalau disadari,
belum ada kemampuan untuk mengevaluasi dan mengadakan
perbaikan Iingkungan kerja.
Dari suatu evaluasi effek debu Hibiscus, ternyata keluhan
keluhan yang menunjukkan kurangnya kesenangan bekerja pada
tenaga kertja yang "exposed" kepada debu sangat mencolok.
5. Perencanaan atau pemikiran te ntang penserasian manusia
dan mesin serte perbaikan cara ketja sesual dengan
modemisasi yang berprinsip sedikit-dikitnya energi tetapi setinggi
tingginya output kerja pada umumnya belum diketahui.
Tidak jarang ukuran-ukuran mesin atau peralatan kerja
sangat berbeda dengan ukuran-ukuran tenaga kerja. di satu, hal
tersebut dikarenakan rnesin-mesin atau perkakas-perkakas pada
umumnya diimport, tetapi di pihak lain, dikarenakan sarna sekali
belum adanya kesadaran.
Untuk hal tersebut perlu adanya pengertian dari penguasa,
buruh dan pihak lainnya tentang perencanaan manusia dan mesin,
suatu pengetahuan yang di Negara-negara rnaju diterapkan dari
. hari ke hari secaraterus menerus.
Baiklah bila kita tidak bicara tentang mesin-mesin yang
rumit, melainkan tentang suatu contoh yang sangat sederhana
ialah cangkul sebagai alat pertanian, berbagai jenis cangkul yang
diimport atau yang dibuat dalam negeri, dapat dipilih bentuk dan
ukuran yang paling sesuai, agar terdapat kesehatan yang optimal
dan produktivitas setinggi-tingginya.
6. Ditinjau dari segi mental psikologis tenaga-tenaga kerja baru
mengalami goncangan-goncangan hebat sebagai akibat keadaan
perubahan sosial politik, seperti dengan adanya puncaknya
kekacauan di jaman G.30.S, peristiwa kerusuhan diberbagai
daerah kerusuhan, dan setelah itu barulah tenaga kerja mengalami
perbaikan perbaikan ke arah stabilisasi keadaan.
5/30
@)
6130
@
. l EMBAGAPENDIDIKAN&PELATIHAN
~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA &lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 - INDONESIA
•• •
@
M
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
8/30
@
~
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4- INDONESIA
9/30
~
. LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
~. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4- INDONESIA
Tabel1
10/30
@
'l
e \,
LEM'AGA PENOIOIKAN • PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
Tabel 2.
PERBEDAAN ANTARA HIGIENE PERUSAHAAN
DAN KESEHATAN KERJA DENGAN KESEHATAN MASYARAKAT
11130
@
/ ~ \.
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
BAS . II.
DASAR-DASAR HIGIENE PERUSAHAAN
12/30
~
.. LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
14/30
@
/0
LEM'AG. PENDIDIKAN • PEtAlIH,N
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
15/30
@
l@ '.
LEMBAGAPENDIDI..N& PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
2. Dermatitis kontak
Merupakan penyakit kulit akibat hubungan
kerja yang paling sering ditemukan. Lokasi kelainan kulit
sangat penting dalam diagnosis, oleh karena pada semua
kasus penyakit akibat kreja kelainan mulai terjadi ditempat
kontak .yang dapat menyebar ke tempat lain. Dermatitis
kontak ada 2 jenis , yaitu Dennatitis kontak iritan dan aJergi.
Kedua jenis dermatitis ini dapat menjadi kronik bUa
penyebabnya tidak diketahui dan tidak disingkirkan.
3. . Penyakit Paru
16/30
@
, l EMBAGAPENDIDIKAN&PELATIHAN
~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA &lINGKUNGAN
- lP2K3l A2K4 • INDONESIA
7. Penyakit kardiovaskuler
Pada pekerja yang terpapar dengan karbon disulfida paru
dan lndustri viscose rayon, ditemukan peningkatan kematian oleh
penyakit koroner. Resiko tinggi angina dan infrak ditemukan pada
pekerja yang terpapar dengan nitrat seperti gliceryl trinitrat dan
ethyline glycol dinitrate (rnanufaktur bahan peledak dan o bat
obatn). Paparan dengan bahan pelarut organik halogen
tnchloroethyline dapat menimbulkan kernatian mendadak akibat
flbrilasl ventrikel.
17/30
@
€) .
LEMBAGA PENDIDIKAN' PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
9. Penyakit muskuloskeletal
Sindroma Raynaud berupa vibration white finge r
disebabkan oleh spasme vaskuler sebagai akibat dari gangguan
alat yang bergetar antara 20-400 Hz. Carpal tunnel syndrome
berupa parestesi pada nervus medianus dapat ditimbulkan oleh
tekanan yang berulang-ulang pada tangan (palmar dan
pergelangan) sewaktu kerja. Sakit punggung dan kebanyakan
gangguan ortopedis ditimbulkan oleh karena pekerjaan fisik yang
berat. Sindrom lainnya yaitu sakit punggung, vertebra leher dan
thorakal dan menimbulkan rasa kaku yang membatasi kemampuan
bekerja. Hal-haltersebut biasanya akan membaik bila beristirahat.
18/30
~ LEMBAGA"ND'D'KAN & "LAT'HAN
fj,/0 ' KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
13. Stress
Dalam praktek kedokteran kerja, banyak pekerja
menunjukan gejala neuropsikiatrik yang mana gejalanya dapat
.berupa ansietas, depresi dengan gejala berat samapai ringan
(psikosis, depresi dengan resiko bunuh diri, ansietas ringan sampai
tidak menyukai pekerjaan yang kadang menunjukan gejala
somatis)
14. Infeksi
Infeksi asallingkungan kerja kadang menimbulkan keadaan
yang sangat berat misalnya Legionella asala alat pendingin dapat
menimbulkan pneumonia, leptospira pada petani sering
menimbuklan kernatian akibat gagal hepatorenal, brucella pada
petemak dan dokter hewan.
15. Keracunan
Keracunan .kronik di tempat kerja dapat terjadi akibat
paparan dengan timah hitam, merkuri, pestisida dan larutannya.
Petani sering terkontaminasi dengan insekstisida yang
mengandung carbarnat atau organophosphate dan menunjukan
tanda keracunan antikolinesterase, gangguan visus, lemah,
keringatan, tremo r, sakit kepala dan rasa mabuk.
a Golongan fisik
Pada golongan fisik misalnya karena suara yang tinggi/bising bisa
menyebabkan ketulian, temperaturlsuhu yang tinggi dapat menyebabkan
berbagai keluhan dan penyakit mulai dari yang ringan sampai berat,
misalnya : hyperpireksi, heat cramp , heat exhaustion, heat stroke, yang hal
ini akibat dan keluamya cairan tubuh dan elektrolit yang banyak dari dalam
tubuh tenaga kerja. Juga disebabkan oleh radiasi sinar elektromagnetik,
misalnya : infra merah rnenyebabkan katarak, ultra violet menyebabkan
conjungtivitis, juga zat radio aktif, sinar alfa, beta, gamma dan sinar X
dapat menyebabkan kelainan yang fatal dan perrnanen. Tekanan udara,
penerangan dan getaran juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan
terhadap tenaga kerja.
b Golongan Kimia
Didalam berbagai jenis industri misalnya pupuk, pestisida, kertas,
pengolahan minyak, gas bumi, obat-obatan, dan lain sebagainya, banyak
19/30
@
'1/0 ' .
LEMBAGA PENDIDIKAN. PELATI"AN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4• INDONESIA
20/JO
@
'I/O ,
LEMBAGAPENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
lP2K3l A2K4 • INDONESIA
BAS. III.
KESEHATAN KERJA
Kesehatan
(Beban kerja + Iingk. Ke~a ) (Tenaga kerja)
•
21130
@,
~.
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
!
Recognit ion of health effect
doctor
Worker I safety representative I nurse I
~
23 /30
l / doctor
-=- ~-=-~ ,
24/30
@
.. LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
5. Pemeriksaan tempat
Pemeriksaan tempat kerja untuk mengetahui kemingkinan adanya
pengaruh dari faktor-faktor Iingkungan kerja, untuk itu per1u
diperhatikan :
a. Faktor-faktor yang ada dilingkungan kerja
b. NAB yang ber1aku
c. Alat dan cara identifikasi dan evaluasinya
25/30
@
'le
~
LEMBAGA PE NDIDIKAN& PELATI"AN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L AZK4 • INDONESIA
26/30
@.
rl~
LEMBAGAPENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
b. Jamsostek
Pada umumnya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang
dilakukan Jamsostek hanya memberikan upaya kuratif,
sedang yang duperlukan untuk penegakan diagnosis
penyakit akibat kerja serta pelaporannya adalah upaya
upaya pro motif, prevent if, kuratif dan rehabilitatif.
c. P.J.K.3
Pihak PJK3 kadang-kadang tidak melaporkan hasil-hasil
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja baik berkala maupun
khusus.
2. Law enforcement
Laporan penmyakit akibat kerja yang diterima Depnaker
banyak yang belum sesuai dengan yang diharapkan.
Tindakan terakhir dari Depnaker denqan mengadakan
lawenforcement untuk menetapkan peraturan perundangan
yang ada . Sam[pai saat ini, Depnaker masih menghadapi
banyak kendala untuk melakukan law enforcement
27/30
~
\ LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
•
b. Penyakit akibat kerja yang wajib dilaporkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah sebagaimana
ditetapkan dalam lampiran peraturan ini.
Didalam pasal 3 disebutkan :
a. Laporan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (1) harus
dilakukan dalam waktu paling lama 2 x 24 jam setelah
penyakit tersebut dibuat diagnosanya
b. Bentuk dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud
ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh Direktur Jendral
Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan
Tenaga Kerja.
2. Permennaker No. Per. 05/Men/1993 tentang Petunjuk Teknis
Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran luran, Pembayaran
Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja .
Pasal 12 ayat (2) menyatakan :
"Berdasarkan permintaan sebaqairnana : dimaksud ayat (1);
terjadinya perbedaan pendapat tentang persentase tentang •
persentase cacat antara badan Penyelenggara dengan pengusaha
atau tenaga kerja, Pegawai Pengawas Ketenaqakeriaan dan
Badan Penyelenggara meminta pertimbangan Dokter Penasehat
untuk menetapkan persentase cacat atau penyakit yang timbul
karena hubungan kerja.
3. Keputusan Mentri Tenaga Ke~a No. Kpts 333/Men/1998 tentang
Diagnosa dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
Didalam didalam pasal 3 ayat.(2) menyatakan :
"Jika terdapat keraguan-raguan dalam mengatakan diagnosa
penyak it akibat kerja oleh dokter pemeriksa maka dokter pemeriksa
Wajib membuat laporan medik.
Didalam pasal 4 disebutkan :
1. Penyakit akibat ke~a yang ditemukan sebagaimana
dimaksudkan pasal 2 harus dilaporkan oleh pengurus
tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat
lambatnya 2 x 24 jam kepada kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja melalui Kantor Departemen
Tenaga Kerja setempat
2. Untuk melaporkan penyakit akibat keqa sebagaimana
dimaksudkan ayat 1 harus menggunakan bentuk 821F5,
83/F6 , 8-8, 8/F? sebagaimana dimaksud Surat Keputusan
Mentri Tenaga Ke ~a No. Kep. 511/Men/1985 serta bentuk
laporan sebagaimana tersebut lampiran I dan II dalam
Keputusan Mentri ini, bentuk Surat Keterangan Dokter
Pemeriksa. .
3. Laporan medik tentang penyakit kerja sebagaimana
dimaksud ayat 1 dlsarmalkan oleh pengurus kepada Kantor
Departemen Tenaga Ke ~a setempat dalam amplop tertutup
dan bersifat rahasia untuk dievaluasi oleh Dokter
28/30
@ LEMBAG' PENDIDIKAN& PELATIH' N
,e KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA
PENUTUP
Sebagaimana telah diketahui bahwa penyakit akibat kerja
merupakan penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktoir pekerjaan dan
Iingkungan ' kerja , maka semua sektor ketenaqakerjaan akan dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja sesuai dengan tingkat bahayanya.
Untuk rnemelihara dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja ,
khususnya pencegahan penyakit akibat keqa per1u dilakukan pemantauan
kesehatan tenaga kerja dan lingkungan ke~a secara sistematik dan
berkelanjuta .
Terdapat beberapa penyakit akibat kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja sesuai dengan Pennennaker No. 01/Men/1981.
Permennaker No. Per. 05/Men/1993 dan Kepres No. 22 tahun 1993 yang
harus dilaporkan.
Setiap penyakit akibat kerja yang ditemukan pada tenaga kerja
oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga ke ~a wajib dilaporkan oleh
pengurus kepada Kantor Depnaker untuk mendapatkan konpensasi atau
santunan dan per1u dilakukan tindakan pencegahan lebih lanjut terhadap
faktor penyebab penyakit akibat kena.
Karena pemantauan kesehatan tenaga kerja merupakan fungsi
utama dari pelayanan kesehatan kerja mnaka peran serta aktif dari dokter
perusahaan sangat menetukan keberhasilan uapaya per1indungan
kesehatan tenaga kena khususnya penyakit akibat kerja.
Program rehabilitasi di tempat kerja yang efektif dapat
menguntungkan baik bagi pengusaha maupun tenaga kerja yang
cederalsakit. Keuntungannya adalah peningkatan citra perusahaan dan
pemeliharaan keber1angsungan usaha dan alur sumber daya untuk masa
depan.
29/30
@
0./@ '.
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATINAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
Dalam modul ini telah disajikan hal-hal yang dianggap pertu untuk
dipahami dalam pelatihan Hiperkes dan keselamatan kerja tentang
program rehabilitas i di tempat kerja, dan diharapkan dapat bermanfaat
bagi pelatih dala m upayanya untuk meningkatkan pengetahuan para
dokter perusahaan dan masya rakat industri lainnya.
Sejalan dengan perkem bangan ilmu pegetahuan terutama dalam
bidang rehabilitasi medis, rehabilitasi kerja dan rehabilitasi psikososial,
diharapkan modul pelatihan ini juga secara periodik diperbaharui dan
disempumakan, sehingga para pelatih (instruktur) selalu mendapatkan
pengetahuan yang mutakhir. Untuk itu segala sumbang saran yang
membangun selalu kami nantikan ,
Daftar Kepustakaan
11. Goelzer, Ferrari B.: Control Technology for Occupational safety and
Health, in L. Parmeggiani (ed), Encyclopaedia of Occupational Health and
Safety, Vo1.2 , Geneva , ILO, 2002.
12. Peraturan Menteri Nakertranskop. No. 01 tahun 1976, tentang kewajiban
latihan hiperkes bagi dokter dan paramedis perusahaan.
13. Peraturan Mentri Naker no. 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja.
31/30
J @
0
z
»
I\)
( K 3 )
~
~
~
~
C\I Z
< o
o·
-I
M LATAR BELAKANG . ·z'
~ m
C\I
D.
-I
Pekerjaan konstruksi adalah pekerjaan berat keras dan kasar disamping tempat dan -
tJ)
»
lokasinya tidak mengenakkan, masih dituntut bekerja secara cermat dan teliti.
Oleh karena itu pekerjaan konstruksi berpotensi menyebabkan terjad inya keceJakaan
r
-«
t J)
dan penyakit akibat kerja. ."
, I\)
~
W (,J
Z r
0 KECELAKAAN
0 ,»
z I\)
Kecelakaan ada lah suatu kejad ian yang tidak direncanakan atau tidak disengaja, ~
~
~ dima na suatu benda atau seseorang atau seke lompok orang mengadakan suatu aksi
~
C\I atau reaksi yang merugikan pada seseorang atau sekelompok orang lain maupun Z
< orang atau sekel ompok orang itu sendiri. C
-I
0
M Z
~
m
C\I
D.
-I
-en»
r
-<
tJ)
."
I\)
~
W (,J
Z r
0
0 »
z I\)
~
~
~
C\I 'Z
< .C
-I .- Z
~O
M
~ -rn
C\I , en
D.
-I
.»
..
Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi LP2K3L A2K4 - INDO NESIA
@
. LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
~. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
PENYEBAB KECELAKAAN
Misalnya:
- Kondisi fisik yang tidak prima.
Sedang sakit, terlalu capek, kurang tidur dan lain sebagainya.
Kondisi psikis (kejiwaan) yang sedang tidak stabil.
Stres, emosi, rnarah, terlalu jenuh
Kurang pengertian (kurang tramp il)
Tidak mengerti I tahu K3, tidak tahu bahayanya alaUbahan, kurang trampil
mengoperasikan alat.
Kurang disiplin (Lalai)
TIdak mentaaf peraturanltata cara kerja peralatan yang tidak sempurnalbaik
tetap dipakai dan lain-lain.
A. Faktor Konstruksi
Korban Manusia
Korban Dana
Karban Waktu
- Turunnya produktifitas
CATAl AN : Pada korban manusia, penderitaan tidak hanya diderita korban sendiri,
tetapi juga keluarga ikut menderita bahkan bisa mempengaruhi kelangsungan hidup
keluarga tsb.
KEC ELAKAAN
48 % dapat dicega h
- 50 % praktis seharusnya dapat dicegah
- 2 % tidak dapat dicega h. Ini disebabkan kesalahan mekanis dari alat atau mesin
atau kesalahan tindakan dari faktor manusianya .
@~.
.. LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA
penyuluhan-penyuluhan.
Pemberian penghargaan bagi yang patuh dan menjatuhkan sangsi bagi yang
pekerjaan berjalan.
1. Pencegahan kecel akaan akibat angkutan, peggunaan alat dan lalu lintas.
- Lalu lintas kendaraan dan lalu lintas angkutan, diatur sebaik mungkin.
- Penempatan bahan dan alat, sesuaikan dengan situasillokasi pekerjaan.
- Perlengkapan dan peralatan semua lengkap dan berfungsi baik.
Ketrampilan, perlengkapan keamanan, alat pelindung operator, memenuhi
persyaratan.
* Ledakan
@
' LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
- LP2K3L A2K4 • INDONESIA
Alat keselamatan dan kesehatan kerja adalah peral atan kerja untuk
mencegah kecelakaan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja
* APD Khusus
* APD Kepala
* A PD Kaki
- Benda tajam .
- Kejatuhan benda.
- Bahan kimia/air.
Tumbuhan beracun.
- Licin.
@ (£)
LEMBAGA PENDIDlKAN • PELATI'AN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
* A PDTa ngan
- Bahaya pada pekerjaan konstruksi paling banyak terj adi pada tan gan dan
pergelang annya.
Yang sering terjad i adalah luka, bengkak, terkelupas, terpotong, memar dan
terbakar.
- Diperlukan pada :
A. Pekerjaan yang berhubungan dengan permukaan yang kasar, tajam atau
men onjol.
B. Berhubungan dengan benda panas, berkarat atau zat kimia.
C. Pekerjaan yang berhubungan dengan Iistrik dan cuaca.
* APD Pe rnafasan
* APD Mata
FASILITAS K3
Diperlukan ka rena :
@
. l EMBAGAPENDIDIKAN&PELATIHAN
,~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA &lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 • INDONESIA
Fasilitas istirahat.
Fasilitas sanitasi.
KESIMPULAN
•
KESEHATAN KERJA
Suatu bagian dari i1mu kedokteran yang bertujuan agar tenaga kerja mempe roleh
tingkat kesehatan yang setingi-tingginya, baik fisik, mental dan sosial dengan usaha
usaha preventif dan kuratif terhadap gangguan penyakit akibat faktor-faktor pekerjaan
maupun penyakit umum,
TUJUAN
Tujuan utama menciptakan tenaga kerja yang sehat, berkualitas dan produktif
sehingga dapat mencapai kesejahteraan yang sesung guhnya.
SEHAT
»> --------
PRODUKTlF - - SEJAH TERA
TENAGA KERJA
Sehat
- Trampil
Sejahtera
Berded ikasi tinggi
EFISIEN
DAN
LINGKUNGAN KERJA PRODUKTIF
Sehat
Nyaman
Menyenangkan
- Alat-alat kerja serasi
@ ~"
, l EMBAGAPENDIDIKAN&PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA &lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 • INDONESIA
ENVIRONMENT
~~
HOST AGENT
@ ~
' LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
Penyakit yang didapat karena pekerjaan atau sewaktu menjalankan pekerjaan perlu
mendapat perhati an karena :
Oapat menimbulkan kelainan atau cacat yang tidak dapat pulih kembali.
Menyebabkan berkurang atau hilangnya waktu kerja sehingga menurunkan
produktlfitas.
O. Golongan Fisiologi/Faal:
- Sikap badan yang salah
- Konstruksi alat yang salah
- Terlalu lama pada salah satu posisi
@/~ 0 '
LEMBAGA PENDID"AN • PEIATINAN
- Sindro ma Sciatica
D. Tukang kayu :
- Nyeri pinggul dan tulang belakang
- Sindroma sciatica
Degenerasi tulang pinggul sehingga kondisi dasar tubu h berubah dan susah
digerakkan
- Rasa nyeri di lutut I degenerasi sendi lutut
E. Tukang Batu :
- Semen dermatitis
- Nyeri pinggang bagIan bawah
@~
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -I NDONESIA
F. Tukang Las:
- Conjunctivitis
- Retin itis sampai luka di retina
- Heat cata rac
- Gangguan pernafasan
- Kelainan kulit
Pneumoconiosis
Asthma Bronchiale
Peradangan kulit
Kelainan ginja l
L Petugas laboratorium :
- Adannya zat beracun menyebabkan gangguan sistem pembuatan darah dan
gangguan faal hati
J. Pekerja kantor :
- Sindroma sciatica
Gangguan penglihatan
- Gangguan pernafa:san
- Gangguan psikosomatis
K Petugas survey:
- Heat stroke
- Athl etes foot
Malaria
@(1, '$
LEMBAGA PENDIDIIlAN • PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 • INDONESIA
Mencegah adalah lebih baik dari mengobati dan mencegah lebih murah dari pada
mengobati.
Cara pencegahan :
1. Substitusi : mengganti bahan yang berbahaya dengan yang tidak atau kurang
berbahaya.
4. Alat pelindung diri: pakaian kerja.topl pelindung, sarung tangan, sepatu khusus
kerja, masker, kacamata, topeng las, dsb
6. Latihan dan penerangan sebelum kerja agar mengerti atau tahu bahaya-bahayanya
dan berhati-hati