Anda di halaman 1dari 27

1

MAKALAH
KEGANASAN KANKER PAYUDARA DAN KANKER ORGAN-ORGAN
REPRODUKSI

OLEH:
ERPINA AMANDA
2016.C.08A.0744

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
2017/2018
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmat serta ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas membuat
makalah dengan judul “Keganasan Kanker Payudara dan Kanker Organ-
organ Reproduksi”. Dalam penulisan dan penyusunan tugas mata kuliah
kesehatan reproduksi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena, itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Semoga nakalah ini dapat berguna bagi penulis dan segala pihak khususnya
bagi mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.

Palangka Raya, Mei 2018

Penulis

i
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah penyakit keganasan pada wanita ............................................... 3
2.2 Prevalensi penyakit keganasan di Indonesia ........................................... 4
2.3 Macam-macam penyakit keganasan pada wanita .................................. 4
BAB 2 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23
3.2 Saran ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang di rubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak
semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan abnormal. Tumor
dibagi dalam dua golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas.
Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Kanker dapat
menimpa semua orang, pada setiap tubuh, dan pada semua golongan umum
namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Umumnya sebelum
kanker meluas atau merusak jaringan disekitarnya, penderita tidak merasakan
adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya
penyakitnya sudah lanjut.
Penelitian menunjukkan bahwa tumor ovarium dan servix uteri mempunyai
prevalensi sebesar 19.3% di Indonesia. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk
membuat makalah yang membahas tentang 4 penyakit keganasan pada wanita
terbanyak di Indonesia yaitu kanker serviks, kanker payudara, tumor ovarium dan
kanker ovarium.

1.2 Rumusan masalah


1. Sejarah penyakit kanker dan tumor?
2. Definisi penyakit kanker dan tumor?
3. Etiologi penyakit kanker dan tumor?
4. Macam dan stadium penyakit kanker dan tumor?
5. Gejala penyakit kanker dan tumor?
6. Terapi penyakit kanker dan tumor?

1
2

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah penyakit kanker dan tumor?
2. Untuk mengetahui Definisi penyakit kanker dan tumor?
3. Untuk mengetahui Etiologi penyakit kanker dan tumor?
4. Untuk mengetahui Macam dan satdium penyakit kanker dan tumor?
5. Untuk mengetahui Gejala penyakit kanker dan tumor?
6. Untuk mengetahui Terapi penyakit kanker dan tumor?
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Penyakit Keganasan pada Wanita


Saat ini carsinoma istilah Yunani adalah istilah medis untuk tumor ganas
berasal dari sel epitel. Hippocrates menjelaskan beberapa jenis kanker,ia
menyebut tumor jinak oncos dan ganas carcinos. Penyebab pertama kanker yang
di identifikasi oleh ahli bedah inggris Percivall Pott yang menemukan pada 1775
bahwa kanker dari skortum adalah penyakit umum diantaranya menyapu
cerobong asap. Pekerjaan dokter individu lain menyebabkan berbagai wawasan
tapi ketika dokter mulai bekerja bersama-sama mereka bisa membuat kesimpulan
tegas.
Dengan meluasnya penggunaan mikroskop pada abad ke-18 ditemukan
bahwa menyebarnya kanker racun dari tumor primer melalui kalenjar getah
bening ke situs lain(metastasis). Pandangan dari penyakit ini pertama kali di
rumuskan oleh ahli bedah inggris Campbellde Morgan antara 1871 dan 1874.
Penggunaan operasi untuk mengobati kanker memiliki hasil yang buruk karena
masalah degan kebersihan.
Scotlandia yang terkenal Alexandria Monro melihat bedah hanya dua pasien
tumor payudara dari 60 operasi bertahan selama 2 tahun. Pada abad ke-19 asepsis
bedah meningkatkan kebersihan dan sebagai statistik kelangsungan hidup naik.
Operasi pengangkatan tumor menjadi pengobatan utama untuk kanker.
Ketika Marie Curie dan Piere Curie menemukan radiasi pada akhir abad ke-
19 mereka tersandung pada pengobatan yang efektif pertama non bedah kanker
dengan radiasi juga datang tanda-tanda pertama dari pendekatan multi disiplin
untuk pengobatan kanker.
Sejak perang dunia II trend dalam pengobatan kanker adalah untuk
meningkatkan pada tingkat mikro metode pengobatan yang ada,standarisasi
mereka dan globalisasi mereka sebagai cara untuk menemukan obat melalui
kemitraan epidemologi internasional.

3
4

2.2 Prevalensi Penyakit Keganasan di Indonesia


Data dari WHO (2010) menunjukkan bahwa pada laki-laki, jenis kanker
yang terbanyak di Indonesia adalah kanker paru, sedangkan pada perempuan
adalah kanker payudara (lihat Gambar 1). Menurut data rawat inap rumah sakit,
insidensi kanker tertinggi di Indonesia secara umum adalah kanker payudara
sebanyak 8.082 kasus (18,4%), diikuti dengan kanker leher rahim 4.544 kasus
(10.3%), kanker hati dan saluran empedu 3.618 kasus (8,2%), leukemia 3.189
kasus (7,3%), Limphoma Non Hodgkin 2.862 kasus (6,5%), kanker bronkhus dan
paru 2.537 kasus (5,8%), kanker ovarium 2.314 kasus (5,3%), kanker
rektosigmiod rektum dan anus 1.861 kasus (4,2%), kanker kolon 1.635 kasus
(3,7%), dan kanker kelenjar getah bening 1.022 kasus (2,3%). (Sistem Informasi
Rumah Sakit Indonesia, 2008).
Menurut penelitian yang pernah dilakukan, prevalensi kanker berdasar
provinsi menunjukkan bahwa ada 5 provinsi yang prevalensi kankernya melebihi
prevalensi kanker nasional (>5.03%), yaitu Provinsi DIY sebesar 9.66%, Provinsi
Jawa Tengah sebesar 8.06%, Provinsi DKI Jakarta sebesar 7.44%, Provinsi
Banten sebesar 6.35%, dan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 5.76%. Kemudian
jika berdasarkan odds ratio dari 12 jenis tumor ada diteliti menunjukkan bahwa
tumor ovarium dan servix uteri mempunyai prevalensi sebesar 19.3% dengan 95%
CI 17.8 – 20.9, sedangkan odds ratio yang terendah adalah tumor saluran
pernafasan yang mempunyai prevalensi 0.6% dengan 95% CI 0.4 – 0.9.
(Prevalensi tumor dan beberapa faktor yang mempengaruhinya di Indonesia, Ratih
Oemiati, Ekowati Rahajeng, Antonius Yudi Kristianto, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 2011).

2.3 Macam-macam Penyakit Keganasan pada Wanita


2.3.1 Kanker Servik
2.3.1.1 Definisi kanker servik
Penyakit ini mungkin merupakan yang terpenting diantara penyakit alat
kandungan lainnya. Hal ini disebabkan karena frekuensinya yang tinggi dan
akibatnya terhadap penderita. Ca mamae lebih tinggi frekuensinya, tetapi Ca
cervix lebih sering mematikan. Lebih banyak diketahui mengenai perkembangan
5

epidermoid Ca dari servik dari penyakit Ca lainnya. Proses perubahan dari suatu
epitelium yang normal sampai menjadi Ca invasif memberikan gejala, merupakan
proses yang perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun dari saat
diketahui adanya Ca intra epitelial sampai adanya metastase disekitarnya
mengambil waktu 10 tahun atau lebih.
2.3.1.2 Etiologi Kanker Servik
Walaupun dalam arti biologis sebab Ca cervik pada belum diketahui tetapi
ada keadaan tertentu yang berhubungan erat dengan penyakit ini, sehinga dapat
dapat dianggap sebagai faktor-faktor etiologi, antara lain:
1. Perkawinan dalam usia muda
2. Pasangan seksual yang berganti-ganti
3. Jumlah kelahiran dengan jarak endek dan terlalu banyak
4. Paling banyak terjadi pada usia 40-50 tahun
5. Perlukaan mulut rahim yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat
6. Infeksi virus banyak dijumpai pada kondisi sosial ekonomi rendah
7. Hygiene hubungan seksual rendah
(dr. Ida Ayu dkk , 2002 ; 206)
2.3.1.3 Macam, Gejala dan Stadium Kanker Servik
Macam-macam Ca servik ada dua jenis
1. Berasal dari porsio ( servik pars vaginalis ) disebut squamous cell atau
epidermoid Ca
2. Berasal dari kanalis servikalis disebut adenocarcinoma
3. Sedangkan penentuan stadium klinis yang umum dilakukan pada saat pasien
berada dalam anastesi, lebih baik dilakukan bersamaan oleh dokter ahli
ginekologis dan radiasi hal ini termasuk pemeriksaan pelvis yang terinci
sistoskopi dan proktoskopi, stadium ini di bagi menjadi empat:
1) Stadium pre kliniks
Tidak dapat dibedakan dengan cercivitis chronia biasa.
2) Stadium permulaan (early stage)
Sering tampak sebagai lesi disekitar ostium eksternum pada batas kedua
jenis epitel tampaknya sebagai daerah yang granuler keras lebih tinggi dari
6

sekitarnya dan mudah berdarahkadag-kadang permukaannya di tutupi oleh


perium buahan yang papiler.
3) Stadium setengah lanjut
Atau moderately advanced stage telah mengenai sebagian besar atau
seluruh bibir porsio. Bila tumbuhnya kedalam jaringan servik disebut
inverting atau endophitic terba sebagai indurasi yang keras.
4) Stadium lanjut
Atau disebut advanced stage yaitu terjadi kerusakan dari jaringan servik,
sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah
berdarah.vagina disekitarnya jadi mengeras juga ligaamentum latum
sebagai akubat infiltrasi jaringan Ca dan juga karena infeksi. Selanjutnya
jaringan Ca dapatmengenai rektum kandung kencing dan menyebabkan
fistula.
Sedangkan gejala kliniks stadium-stadium kanker servik antara lain:
o-in situ Tetap bertahan sampai sekitar 10 tahun baru mencapai
stadium early invasived.
Keputihan yang sulit sembuh, mungkin dapat disertai
gatal.
Terdapat perlukaan ringan sehingga dapat terjadi kontak
darah, artinya setelah berhubungan seksual terjadi
perdarahan. Gejala klinis ini sangat penting dan jangan
malu menyampaikan pada suami dan mengajaknya
memeriksakan secara dini.
early invasived Keputihan semakin banyak, kadang berbau dan bercampur
darah.
Kontak berdarah semakin sering terjadi.
Keberadaan tumornya masih terlokalisasi.
Pengobatan untuk keduanya sangat ideal, artinya dapat
sembuh secara total.
Tindakan operasi semi radikal, dengan mengambil
kesamping sampai jaringan sehatnya terjangkau.
7

Stadium I-IIa Gejala klinisnya semakin berat.


Keputihan terus menerus bahkan dapat disertai darah yang
bersifat intermiten.
Pada akhir stadium II menuju stadium III dapat disertai
fistula kandung kemih atau rektum, akibatnya tidak terasa
ketika berkemih atau devekasi, urine atau feses selalu ikut
keluar dari liang senggama.
Pengobatan operasi sangat radikal, sehingga jaringan
tumornya dapat di angkat seluruhnya.
Stadium III-IV Sudah terjadi metastase sehingga pengobatannya sangat
sulit dilakukan.
(Bagian obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung Edisi 2,2010;129)
2.3.1.4 Terapi Kanker Servik
1. Iradiasi
Keuntungan:
1) Dapat dipakai untuk semua stadium
2) Dapat dipakai untuk wanita gemuk,tua dan pada medical risk
3) Tidak menyebabkan kematian seperti pada operasi walaupun terkadang
menyebabkan komplikasi
Kerugian:
1) Kerentanan kandung kencing namun bersifat sementara.
2) Perdarahan rectal.
3) Fistula vesico atau recto vaginalis.
2. Operasi
1) Operasi Wertheim dan Limfadenektomi atau stadium I dan II. Kemungkinan
angka harapan hidupnya 5 tahun kedepan.
2) Operasi schauta, hyisteroktomi vagina yang radikal. Disini tidak dilakukan
limfa fadenektomi dan diberikan radiasi
3. Kombinasi
Pada terapi menggunakan gabungan antara iradiasi dan pembedahan, tidak
dilakukan secara rutin. Sebab radiasi menyebabkan bertambahnya varkularisas,
8

odema, sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan


sering menyebabkan fistula. Disamping itu dapat menambah penyebaran ke
sistem limfe dan peredaran darah.

2.3.2 Kanker Payudara


2.3.2.1 Definisi Kanker Payudara
Kanker payudara (Carcinoma mammae) dalam bahasa inggrisnya disebut
breast cancer merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker ini paling
umum menyerang wanita, walaupun laki-laki juga punya potensi terkena akan
tetapi kemungkinan sangat kecil dengan perbandingan 1 diantara 1000.
Kanker ini terjadi karena pada kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang
tidak normal, cepat dan tidak terkendali, atau kanker payudara sering
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma.
Penyakit ini diklasifikasikan Health Organization (WHO) dimasukkan ke
dalam urutan 17 penyakit yang mematikan di dunia.
2.3.2.2 Etiologi Kanker Payudara
Etiologi dari kanker payudara belum diketahui secara spesifik, namun ada
faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara, yaitu:
1. Usia
Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan berusia diatas 50 tahun dan
jarang terjadi pada perempuan sebelum menopause. Hampir 80% pada
diagnosis awal kasus penyebaran sel kanker payudara terjadi pada perempuan
di atas usia 50 tahun atau lebih, menurut the American Cancer Society (ACS)
2. Riwayat Keluarga
Memiliki ibu atau saudara permpuan yg terkena kanker payudara atau kanker
indung telur dapat meningatkan resiko. Risiko akan lebih tinggi ketika kanker
payudara dialami anggota keluarga langsung (ibu, saudara perempuan,
maupun anak perempuan), apalagi jika kanker tersebut menyerang saat
mereka di bawah usia 50 tahun.
9

3. Terbukti positif terkait dengan mutasi gen BRCA 1 atau BRCA 2


Kondisi ini secara signifikan meningkatkan peluang perempuan atau pria
terkena kanker payudara. Bagi perempuan yang mengidap gen ini,
mempunyai 80% peluang terserang kanker payudara, menurut ACS.
Penelitian terbaru, telah ditemukan gen lainnya dan mutasi gen yang mungkin
berhubungan dengan kanker payudara. Beberapa penelitian telah
menunjukkan hampir 200 mutasi gen yang bisa menyebabkan kanker
payudara.
4. Riwayat Kesehatan Sebelumnya mengenai kondisi payudara
Hal ini termasuk divonis kanker payudara atau terkena proliferative breast
disease (PBD). Kendati diketahui kondisinya jinak, PBD juga beresiko cukup
tinggi berkembang menjadi kanker payudara. Dan lagi, setelah menjalani
biopsi sebelumnya untuk mengangkat tumor mencurigakan yang ternyata
jinak, bisa juga meningkatkan sedikit risiko kanker payudara.
5. Keturunan Yahudi Ashkenazi
Populasi ini memiliki cukup banyak keturunan yang terkena kanker payudara.
6. Ras
Kanker payudara lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih,
ketimbang ras lainnya, seperti Latin, Asia, atau Afro-american.
7. Terkena Radiasi Pada Dada
4. Untuk pasien yg dirawat untuk mengatasi Hodgkin’s lymphoma dengan
radiasi pada bagian dada sebelum usia 30 tahun, peluang untuk berkembang
menjadi kanker payudara juga besar ketimbang perempuan yang tidak
menjalani perawatan ini.
8. Penggunaan Hormon
Terapi Sulih Hormon (umumnya dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala
menapouse) atau eksposur lain terhadap estrogen atau progesteron
meningkatkan risiko pada perempuan. Tipe kanker payudara tertentu bisa
berkembang akibat pemakaian hormon tersebut. Risiko tergantung dari masa
panjangnya pemakaian hormon. Semakin lama pemakaian, risiko semakin
tinggi.
10

9. Kepadatan Payudara
Perempuan yang kandungan lemak dalam tubuhnya sedikit, payudaranya
padat, ternyata bisa meningkatkan npeluang terkena kanker payudara.
Payudara cenderung lebih padat seiring pertambahan usia.
10. Riwayat Kesehatan Reproduksi
Perempuan yg melahirkan anak dibawah usia 30 tahun mempunyai
mempunyai risiko lebih rendah mengalami kanker payudara dibandingkan
perempuan yang melahirkan anak setelah 30 tahun atau tidak memiliki anak
sama sekali.
11. Riwayat Haid
Perempuan yg pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum usia 12
tahun) atau mengalami menopouse setelah usia 55 tahun memiliki tingkat
risiko kanker payudara yang tinggi.
12. Terpapar Oleh DES (diethylstilbestrol)
Estrogen sintesis sudah diberikan sejak 1940an hingga awal 1970an untuk
perempuan hamil. Sayangnya, DES dipercaya dapat meningkatkan risiko
kanker secara perlahan. Selama bertahun – tahun, DES bisa mengakibatkan
kanker vagina (jarang terjadi) atau kanker serviks. Penelitian baru
menunjukkan bahwa anak perempuan terpapar DES selama dalam kandungan
juga berisiko tinggi terkena kanker payudara.
13. Obesitas Setelah Menopause
5. Permpuan yg berat badannya melonjak secara signifikan memliki estrogen
lebih banyak dalam tubuhnya, karena beberapa hormon terbuat dari jaringan
lemak. Ketika jumlah estrogen melonjak, risiko kanker payudara juga
meningkat.
14. Diet
Beberapa penelitian besar telah menunjukkan perempuan yg menjalani diet
rendah lemak berisiko rendah mengalami kanker payudara. Diet ini juga
dianjurkan pada penderita kanker yang bisa sembuh. Sebab, perempuan yg
hobi mengonsumsi makanan yang kaya lemak, sel kankernya bisa tumbuh
kembali.
11

15. Malas Bergerak


Perempuan yg secara fisik tidak aktif, mempunyai risiko tinggi terkena
kanker payudara. Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup tidak aktif bergerak
bisa berujung pada obesitas, yang juga merupakan faktor risiko terkena
kanker payudara.
16. Konsumsi Alkohol
Beberapa penelitian telah menyimpulkan, bahwa semakin banyak alkohol yg
dikonsumsi perempuan, risiko terkena kanker payudara lebih besar. Analisis
dari penelitian menyarankan agar membatasi asupan alkohol perhari (min 2
gelas) sehingga dapat mengurangi risioko kanker payudara sebanyak 21%.
Risiko akibat konsumsi alkohol ini terjadi karena alkohol bisa meningkatkan
jumlah hormon.
17. Merokok
Merokok secara signifikan meningkatkan risiko berkembangnya penyaki ini,
terutama bagi perempuan yg memiliki riwayat keluarga mengidap kanker
payudara.
2.3.2.3 Macam-macam dan Stadium Payudara
1. Stadium 1
Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari 2 cm dan tidak dapat
terdeteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan pada
kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar
dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan
sembuh total pada pasien adalah 70%.
2. Stadium 2
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 – 40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker.Biasanya besarnya benjolan
kanker sudah lebih dari 2 bahkan bisa sampai 5 cm dan tingkat
penyebarannya pun sudah sampai daerah ketiak.Atau bisa juga ukuran kanker
sudah mencapai 5 cm tapi belum menyebar kemana-mana.Biasanya dilakukan
operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan
tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
12

3. Stadium 3A
Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium
ini.Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke
kelenjar limfa.
4. Stadium 3B
Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit,
dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.Selain itu juga penyebarannya juga
sudah menyerang secara tuntas kalenjar limfa. Jika sudah demikian tidak ada
alternatif lain selain pengangkatan payudara.
5. Stadium 4
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya
tulang, paru-paru, hati atau otak.Atau bisa juga menyerang kulit, kelenjar
limfa yang ada di dalam batang leher.Sama seperti stadium 3, tindakan yang
harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.
2.3.2.4 Gejala Kanker Payudara
1. Perubahan rasa pada payudara atau puting susu.
2. Puting susu menjadi kaku.
3. Perubahan warna kulit payudara, aerola payudara atau puting susu menjadi
pucat, merah atau bengkak.
4. Benjolan yg tidak hilang, tidak sakit, terasa keras, dan akan semakin tumbuh.
Benjolan yang tumbuh dapat berupa kubis dan mudah berdarah.
5. Ada rasa nyeri/ sakit pd payudara.
6. Perubahan ukuran payudara.
7. Timbul luka pada payudara yg tak kunjung sembuh.
8. Puting tertarik kedalam.
9. Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk.
10. Terkdang keluar cairan, darah merah, kehitam-hitaman, atau nanah dari
puting.
2.3.2.5 Terapi atau Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian
pengobatan meliputi : 1) pembedahan, 2) kemoterapi, 3) terapi hormon, 4) terapi
radiasi dan 5) terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk
13

memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta


menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan
terapi dilakukan secara individual (WHO, 2003).
1) Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan
yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit,
tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat
mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang
mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk
meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi
tambahan seperti radiasi,hormon atau kemoterapi.
2) Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
3) Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan
dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium
akhir.
4) Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit
(tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara
tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine, obat
anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga
hanya menyerang sel kanker saja.
5) Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu
pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,
trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan
menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya
juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan
trastuzumab.
14

2.3.3 Kanker Ovarium


2.3.3.1 Definisi Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker
ovarium bisa menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh
darah menyebar ke hati dan paru – paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak
normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-
Penyakit. Hal.2 di akses tgl 20-7-2009).
Kanker indung telur atau kista sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker
yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)
Kanker ovarium disebut sebagai “the silent lady killer” karena sulit
diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis
dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan kanker ovarium ini berawal dari
kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role of conservative surgeri in ovarian cancer
2005)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur
atau kista sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel
ovarium atau indung telur. Dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan
tidak terkendali.
2.3.3.2 Etiologi Kanker Ovarium
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker ovarium. Secara umum, kanker
dimulai ketika sel-sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah sel normal
menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang
ditetapkan, akhirnya mati pada waktu yang ditetapkan. Sel-sel kanker tumbuh dan
berkembang di luar kendali, dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel
abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan
terdekat dan dapat pecah dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain dalam
tubuh (metastasis). Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi
kanker ovarium, diantaranya:
15

1. Hipotesis incessant ovulation


Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel
yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker
ovarium.Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium
mengandung reseptor androgen.Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat
menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
2.3.3.3 Macam-macam dan Stadium Kanker Ovarium
1. Kanker ovarium stadium I. Yaitu kanker ovarium nan sel-sel kankernya
belum menyebar ke loka lain dan hanya sebatas sel dan jaringan ovarium saja,
baik 1 bagian ovarium (stadium IA) maupun 2 bagian ovarium (kiri dan
kanan= stadium IB)
2. Kanker ovarium stadium II. Yaitu kanker ovarium nan sel-sel kankernya
sudah menyebar di daerah panggul. Baik itu ke rahim dan tuba fallopi
(stadium IIA); ke daerah di panggul (stadium IIB); ataupun nan sudah
melibatkan pembentukan kapsul (stadium IIC)
3. Kanker ovarium stadium III. Yaitu kanker ovarium nan sudah menyebar ke
daerah perut dan juga kelenjar getah bening daerah panggul.
4. Kanker ovarium stadium IV. Yaitu kanker ovarium nan paling parah. Di
stadium ini sel-sel kanker sudah menyebar ke hati, limpa, dan berbagai organ-
organ nan jauh dari ovarium.
2.3.3.4 Gejala Kanker Ovarium
1. Sering marasakan nyeri di perut
2. Ukuran perut semakin besar
3. Susah makan atau tidak nafsu makan
4. Sering merasa kekenyangan
5. Sering muntah dan buang air besar
6. Kembung terus-menerus
7. Terjadi pendarahan pada vagina
8. Berat badan turun secara signifikan
16

9. Sering merasa lelah dan sakit kepala


10. Terapi kanker ovarium
2.3.3.5 Terapi atau Penanganan
1. Operasi
Secara umumnya, operasi pembedahan adalah cara utama dalam pengobatan
kanker ovarium, akan tetapi dengan operasi masih belum bisa membersihkan
secara tuntas lesi yang sangat kecil di dalam tubuh pasien kanker ovarium, oleh
karena itu dapat timbul metastasis dan kekambuhan setelah operasi
2. Pengobatan kanker ovarium dengan radioterapi
Menurut tipe jaringan yang berbeda pada kanker ovarium, maka tingkat kepekaan
terhadap radioterapi juga berbeda, dysgerminoma paling peka terhadap
radioterapi, granulosa sel tumor memiliki kepekaan sedang, epitel tumor juga
memiliki tingkat kepekaan tertentu; penyinaran setelah operasi diutamakan
terhadap lesi tumor yang masih tersisa di rongga perut; pasien yang masih ada
tersisa lesi tumor kecil tetapi tidak terjadi adhesi di rongga perut dapat melakukan
perfusi radionuklida pada saat 7-14 hari setelah operasi.
3. Pengobatan kanker ovarium dengan kemoterapi
Pengobatan kanker ovarium dengan kemoterapi merupakan pengobatan bantuan
yang utama untuk kanker ovarium. estimasi operasi pengangkatan tumor yang
sulit, maka sebelum operasi terlebih dahulu dilakukan kemoterapi sebanyak 1-2
kali, dapat meningkatkan efektifitas operasi pengangkatan. Kemoterapi setelah
operasi dapat mencegah kambuh; bagi operasi pengangkatan yang tidak bersih,
dengan kemoterapi memperoleh penangguhan sementara bahkan dapat
memperpanjang jangka hidup; bagi yang tidak dapat dilakukan operasi
pengangkatan, kemoterapi dapat membuat tumor mengecil, mudah digerakkan,
menciptakan kondisi untuk operasi lagi.
4. Pengobatan kanker ovarium dengan cara tradisional
China medikal Pengobatan herbal tradisional China medikal terhadap
kanker ovarium dilandasi dengan pandangan secara holistic (keseluruhan),
menyesuaikan endokrin secara keseluruhan, agar peredaran darah lebih aktif dan
sehat, karena bagi kaum wanita, darah merupakan materi dasar menstruasi,
apabila fungsi organ terganggu, aliran energi dan darah juga terpengaruh,
17

berdampak juga pada fungsi penyimpanan darah, dapat menyebabkan terjadinya


banyak macam penyakit ginekologi.
5. Pengobatan kanker ovarium dengan immunoterapi
Melalui penelitian klinis dan hasil pengalaman selama bertahun-tahun,
merekomendasikan suatu metode pengobatan yang khas untuk pengobatan kanker
ovarium yaitu immunoterapi, sebagai dasar metode pengobatan ini ialah di dalam
sistem kekebalan tubuh manusia, memiliki immunosel yang mempunyai fungsi
identifikasi dan penekanan yang baik terhadap sel tumor, melalui sel-sel immun
ini berhasil mengobati penyakit tumor. Inilah prinsip yang disebut “menggunakan
sel-sel dari pasien untuk mengobati penyakit pasien sendiri”.
Keunggulan immunoterapi dalam pengobatan kanker ovarium
1) Membunuh sel kanker, tidak ada efek samping, tidak merusak sel normal tubuh
manusia.
2) Secara efektif menekan sel tumor, mengontrol dan mengecilkan tumor,
mencegah kambuh dan metastase.
3) Mengontrol lesi lokal, memperbaiki gejala klinis, meringankan penderitaan
pasien, meningkatkan kualitas hidup.
4) Dikombinasi dengan operasi, radioterapi dan kemoterapi dapat meningkatkan
hasil pengobatan mengurangi keracunan dan juga cocok bagi pasien kanker
stadium lanjut yang kehilangan kesempatan untuk operasi, radioterapi dan
kemoterapi.

2.3.4 Tumor Ovarium


2.3.4.1 Definisi Tumor Ovarium
Tumor adalah massa padat besar, meninggi, dan berukuran lebih dari 2 cm
(Corwin, 2000). Tumor Ovarium adalah benjolan yang terdapat dalam ovarium.
Tumor Ovarium padat adalah neoplasma.
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat
mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata,
konsistensinya keras, terdiri dari dari jaringan ikat, jaringan kolagen dan kadang
ada degerasi hialin, warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan
18

tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras disebut fibroma durum;
sebaliknya ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.
Tumor ovarium merupakan proferasi sel yang abnormal tanpa terkendali
dan bisa merupakan yang benigna dan maligna ( Brooken, 2001: 435).
Tumor ovarium disebut juga stroma ovari yaitu bila jaringan tiroid
merupakan satu-satunya jaringan ditemukan atau bila elemen teratoma ditemukan
sangat sedikit ( Boethin, Geist, 1996 : 1010)
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus
dan umumnya duagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Syamsoehidayat,
2005 : 729)
Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh
secara alami. Tumor ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar yang
dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari
keganasan (Jovand : 2009)
2.3.4.2 Etologi Tumor Ovarium
Tumor ovarium dapat tumbuh karena berbagai sebab antara lain karena
pertumbuhan yang abnormal dijaringan yang terdapat di tempat ovarium
misalnya pertumbuhan abnormal dari folikel ovarium, korpusluteum, sel telur atau
dapat juga karena endometriosis, kista folikel, kista tekalitein, teratomatistik
benigna, kista demoid, kista demoid, kista denokarsinoma, kista ovarium dapat
juga terjadi karena jaringan disekitar sel oleh sebab tertentu, tumbuh abnormal
dan membungkus sel telur tersebut sehingga membentuk kista (Hanifa, 2007 :
350)
2.3.4.3 Macam – macam Tumor Ovarium
1) Tumor kistik ovarium
Tumor kistik ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama
yang bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum.
Tetapi disamping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh
karea itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan :
1) Non-neoplastik (fungsionil)
(1) Kista follikel
Gejala-gejala
19

Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-
kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal bersifat
monofasis.
Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat menimbulkan
rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti tumor
ovarium yang dapat menyebabkan torsi.
Kadang-kadang dapat terjadi ruptura secara spontan, dengan disertai
tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya
dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu.
Yang paling sering terjadi ialah cairan kista tersebut mengalami resorpsi
secara spontan setelah satu atau dua siklus.
(2) Diagnosa
Hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita
tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini
neoplastik atau non-neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.
Sebaiknya diadakan observasi beberapa minggu. Pada suatu kista follikel,
bila diadakan pemeriksaan ulangan beberapa mingu kemudian telah
kembali kebesarnya yang normal. Sebaliknya pada jenis neoplastik, tumor
ini tidak akan mengecil, melainkan makin lama makin besar.
(3) Terapi
Biasanya tidak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan.
Bila harus diadakan operasi oleh karena adanay salah satu gangguan klinis
atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan
keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila
besar sabiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang
normal.
2) Neoplastik
Yang termasuk golongan ini ada 3 jenis :
(1) Cystadenoma mucinosum
Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang terbesar yang
pernah dilaporkan adalah 328 pound.
20

(2) Cystadenoma serosum


Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum, ukurannya
jarang sampai besar sekali.
(3) Kista dermoid
Tumor ini merupakan bagian dari teratoma ovarium. Bedanya tumor ini
bersifat kistik, jinak dan elemen yang menonjol adalah ektodermal. Sel-sel
pada tumor ini sudah matang (sel-sel berdifferensiasi). Kista ini jarang
mencapai ukuran besar.
2. Tumor Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak)
1) Fibroma Ovarii
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun
semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat
berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarii
dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal
dari elemen-elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari beberapa sel
mesenkhim yang multipoten.
2) Tumor Brenner
Satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada wanita
dekat atau sesudah menopause. Angka frekuwnsinya ialah 0,5% dari semua
tumor ovarium. Penyelidikan yang terkhir memberi petunjuk bahwa sarang-
sarang tumor brenner dari epitel selonik duktus mulleri.
Stadium
Pembagian menurut F.I.G.O adalah sebagai berikut
- Stage I : terbatas pada ovarium
- Stage II : pertumbuhan mengenai satu atau dua ovarium dengan penyebaran
dalam pelvis.
- Satge III : pertumbuhan mengenai satu atau dua ovarium dengan metastase
kedalam rongga perut seperti omentum, usus dan meneterium
- Stage IV : pertumbuhan mengenai satu atau dua ovarium dengan metastase
jauh di luar rongga perut.
21

Gejala
1. Rasa sakit atau kembung diperut
2. Kesulitan buang air kecil atau sering buat air kecil
3. Nyeri terus menerus dipunggung bagian bawah
4. Nyeri pada saat hubugan seksual
5. Nyeri haid dan perdarahan abnormal
6. Kenaikan berat badab
7. Mual muntah
8. Menguragi nafsu makan
Pemeriksaan Tumor Ovarium
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor
berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid dan dapat dibedakan pula antara cairan di dalam rongga perut yang
bebas dan tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks selanjutnya,
pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam
tumor.Penggunaan foto rontgen pada pielogram intravena dan pemasukan
bubur barium dalam kolon sudah disebut di atas.
4. Parasentetis
Telah disebut pada fungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites.Perlu
diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei
dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
5. Hitung Darah Lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukan anemia kronis jika ditemukan adanya
massa, maka kemungkinan adalah keganasan ovarium.
22

Terapi atau Penatalaksaan Tumor Ovarium


1. Pengangkatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan
bedah, missal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunkan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista
ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen
dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan
oleh pengangkatan tumor yang besar biasanya mengarah pada distensi
abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita
abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan perawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan
pengobatan dan menajemen nyeri dengan analgetik atau tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau tekhnik relaksasi
napas dalam, informasikantentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda
– tanda infeksi perawatan insisi luka operasi.
23

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kanker dan tumor adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya sel ini
dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.
Sel-sel ini dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam tub uh manusia.
Banyak orang terkejut saat mengetahuinya. Setiap jenis memiliki ciri khas
penyebab, gejala dan metode pengobatan yang berbeda seperti kelompok penyakit
yang lain.

3.2 Saran
Dalam makalah ini masih banyak yang belum penulis bahas tentang kanker
dan tumor. Oleh karena itu diharapkan kepada penulis lain yang akan mengangkat
tema yang sama agar lebih baik dan lebih detail lagi dalam membuat makalah
tentang penyakit kanker dan tumor.

23
24

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Ida Ayu dkk.2009.”Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita”.Jakarta;EGC.

Prawiroharjo, Sarwono . 2011 “ Ilmu Kandungan” Jakarta : PT Bina Pustaka

Friedlman dkk . 1998. “ GINEKOLOGI” jakarta : Bina Rupa Aksara

Prof.dr. Ida Bagus G. 1998 ”Ilmu Kebidanan Kandungan Dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan “ jakarta EGC

Morgan, Gerry . 2009. “Obstetri dan Ginekologi” jakarta : EGC

Prof.R. Sulaiman S. 2010. “Ginekologi “ bandung : ELSTAR OFFSET

Anda mungkin juga menyukai