Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Asuhan Kebidanan Bayi dan Balita


di Komunitas

OLEH

1. Erni Rahayu Ningsih


2. Jihan
3. Nurlela Buton
4. Sartika Waemese
5. Wulandari Kalende

DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
Mojokerto
2017/2018
Kata Pengantar

Sebagai insan yang percaya pada sang pencipta, marilah kita bermunajah pada Allah
SWT,karena atas karunia dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun
banyak hambatan dan halangan yang kami alami dalam proses penyusunan karya ilmiah ini
Namun akhirnya dapat selesai tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam – dalamya kepada semua pihak
yang telah memberikan kontribusi berupa bantuan terhadap proses penyusunan makalah ini ,
Baik kepada ibu dosen mata kuliah atau rekan rekan sekalian yang telah memberikan
bantuannya kepada kami.

Kami menyadari sungguh bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan makalah ini kedepannya . Kami berharap semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Mojokerto, 09 Oktober 2017

Kelompok III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................................


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….......
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………….........

BAB II Tinjauan Teori .......................................................................................................

A. Asuhan Kebidanan Bayi Balita .................................................................................


1. SPM alat,Tempat dan pelayanan bayi Balita………………..............................
2. Kunjungan Ulang Bayi Balita…….…………………………………….............
3. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan /SDIDTK………………………..
4. Program Imunisasi Bayi Balita ............................................................................
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………….

A. Kesimpulan .................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................

Lampiran ...................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perlindungan anak di bidang kesehatan diselenggarakan melalui berbagai
upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak termasuk untuk bayi baru
lahir dan anak balita . Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir dan ank
balita merupakan salah satu program kesehatan anak yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang anak secara optimal dan
perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal ini dilakukan dalam rangka
mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas ceria, berahlaq mulia dan terlindungi
sebagai modal dasar bagi pembangunan bangsa.
Anak merupakan harapan masa depan. oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan
agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,sehat dan cerdas. Program
kesehatan anak merupakan salah satu kegiatan dari penyelenggaraan perlindungan
anak di bidang kesehatan, yang dimulai sejak bayi berada di dalam kandungan, masa
bayi, balita, usia sekolah dan remaja. Program tersebut bertujuan untuk menjamin
kelangsungan hidup bayi baru lahir , memelihara dan meningkatkan kesehatan anak
sesuai tumbuh kembangnya, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak yang
akan menjadi sumber daya pembangunan bangsa di masa mendatang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana SPM, alat, dan tempat standar pelayanan bayi balita ?
2. Kapan saja Jadwal Kunjungan pada Bayi Balita ?
3. Bagaimana Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan/Deteksi dini pada bayi
dan balita ?
4. Bagaimana Program Imunisasi bagi bayi Balita ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa Dapat Mengetahui SPM, alat dan tempat, Standar pelayanan bayi
balita
2. Mahasiswa Dapat Mengetahui Kapan Jadwal kunjungan bayi balita
3. Mahasiswa Dapat Mengetahui Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi Dan
Balita Atau Deteksi Dini.
4. Mahasiswa Dapat Mengetahui Tentang Imunisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan Pada bayi balita di Komunitas


Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan
pembagian masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari. Masa neonatal dini yaitu usia 0 – 7 hari
Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari.

Masa pasca neonatal yaitu usia 29 hari – 1 tahun. Bayi merupakan manusia yang baru
lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia
sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi
dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-natal
(setelah 27 hari).

Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia
dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu
usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5
tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan
berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.

Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan
dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering
disebut golden age atau masa keemasan.

1. Standar Pelayanan Bayi Balita


Pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah
menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tam atau
pembeli.
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di
berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari
sampai dengan 12 bulan setelah bayi lahir.

Pelayanan pada balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat dan sakit
yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.

a. Standar Pelayanan Alat Dan Tempat Bayi Balita


1) Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah
setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti
pusat perbelanjaan, tempat hiburan, sejenisnya.
2) Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar
sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
3) Setiap ruang periksa mempunyai luas 2×3 meter
4) Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang
administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/
WC, masing-masing 1 buah.
5) Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.
6) Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan ruang
laktasi.

b. Standar Pelayanan Bayi Balita


Adapun pelayanan kesehatan bayi di komunitas diantaranya :

1. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi


dibawah 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas
6 bulan. Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses
menyusui, dengan cara memberikan konseling tentang ASI sejak
kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) pada saat persalinan
dan mendukung pemberian ASI ekslusif setelahnya.
2. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk
pada dokter. Diantaranya bisa dengan:
a. Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS):
1) melakukan kunjungan bayi oleh bidan desa/kelurahan
2) upaya pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda dan balita
b. Pelayanan Pengobatan
1) pemeriksaan kejadian kesakitan (morbiditas)
2) perawatan kesehatan dan penanganan medis
Pemberian dosis obat pada bayi sering kali berbeda, mengingat
anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pada
anak yang lahir premature , penetapan dosis yang diberikan
sangat sulit karna fungsi organ belum berfungsi sempurna
sehingga proses absorbs,distribusi, metabolism dan eksresi
tidak maksimal yang kadang menimbulkan efeksamping yang
lebih besar dibandingkan efek terapinya. Pada prinsipnya dosis
ditentukan dengan dua standar, yakni berdasarkan dengan luas
permukaan rubuh dan berat badan.
3. Buku KIA/KMS
Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali KMS
(kartu menuju sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah,
yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.
Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus
selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk bidan dan dokter. Manfaat KMS adalah :
a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan
makanan pendamping ASI.
b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
anak
c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas
untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan
dan gizi.

4. Vitamin A 2 Kali Setahun


Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat
melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya
tahan tubuh,jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak,
diare dan infeksi lain. Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina
Gizi yang dilaksanakan oleh departemen kesehatan setiap 6 bulan yaitu
bulan februari dan agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara
gratis dengan target pemberian 80% dari seluruh balita.
Kapsul vitamin A biru (100.000 IU) diberikan pada bayi berusia 6-11
bulan satu kali dalam satu tahun. Kapsul vitamin A merah (200.000)
diberikan kepada balita kekurangan vitamin A disebut juga dengan
xeroftalmia (mata kering).halini dapat terjadi karena sarapan vitamin A
pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada
selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening (kornea mata).balita
akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari
keluarga menengah bawah.

5. Pelayanan MTBS
MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpatu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan
(balita) secara menyeluruh.MTBS bukan merupakan suatu program
kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan
MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditunjukan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (puskesmas dan
jaringan termasuk pustu, polindes, poskesdes, dll)
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap
untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian
bayi dan balita di indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya
preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa
konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan
masalah yang sering terjadi pada balita. Badan kesehatan dunia WHO telah
mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara
berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan, dan
kecacatan pada bayi dan balita.
Kegitan MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu :
a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksanan kasus
balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula
memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah terlatih.
b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS)
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di
rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)
d. Konseling pada keluarga balita tentang pemberian makanan bergizi pada
bayi dan balita, pemberian makanan bayi, mengatur makanan anak usia
1-5 tahun, pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita,
peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan
seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya sebagai
laki-laki atau perempuan.

6. SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang)


SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) adalah
pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas
melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang pada masa 5tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan
dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat dengan tenaga
professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang
anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi,
deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima
tahun pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya),
masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya
masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-
6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak
perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada
setiap kesempatan.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih
mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam
membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus
melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu
pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak
sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada
salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.
Tujuan SDIDTK yakni :
1. Tujuan Umum
Agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya
sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global
melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.
2. Tujuan Khusus
1) Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita
dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
2) Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
3) Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah
dengan penyimpangan tumbuh kembang.
4) Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani
di Puskesmas.

Adapun Jenis Skrining yang di lakukan yakni :

1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


a) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
b) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).
2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
3. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional

7. Pelayanan posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI.
2006) Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267) Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama
masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
(Pusat Promosi Kesehatan, 2012)
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan untuk, dari, dan oleh masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi. Dalam pelaksanaan tugasnya
kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada
pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus
berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:
a. Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.
b. Balita yang berat badanya di bawah garis merah.
c. Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
d. Balita yang mencret.
e. Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
f. Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan
terlambat.
2. Kunjungan Ulang Bayi Balita
Kunjungan Ulang Bayi :

1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari-2 bulan


2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3-5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-8 bulan
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9-11 bulan
Jadwal Kunjungan Balita
1. Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
2. pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
3. Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan
4. Permeriksaan dilakukan satu kali dalam satu tahun

3. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh anak, yaitu anak bertambah besar,
berat dan tinggi, organ-organ tubuh bertambah besar dan berat.
Perkembangan adalah : Bertambahnya kemampuan anak sebagai hasil dari proses
pematangan organ tubuh. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Dalam upaya menurunkan masalah tumbuh kembang seorang anak harus dilakukan
upaya pencegahan sedini mungkin, yakni sejak pembuahan, janin di dalam kandungan
Ibu, pada saat persalinan sampai dengan masa-masa kritis proses tumbuh kembang
manusia yaitu masa dibawah usia lima tahun.
Proses tumbuh kembang berlangsung secara bersamaan dan berkesinambungan yang
mencakup aspek motorik, bahasa, kognitif, sosialisasi, dan kemandirian.
Deteksi dini tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah adalah kegiatan
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada balita dan anak prasekolah.
Ada tiga jenis deteksi dini tubuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, meliputi:
a) Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
b) Pengukuran lingkar kepala
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan, meliputi:
a) Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra
skrining perkembangan (KPSP)
b) Tes daya dengar
c) Tes daya lihat

3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional


Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan / pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autism dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat
diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak
a. Kegunaan deteksi disni tumbuh kembang Balita, Kegunaannya adalah untuk
mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini, sehingga upaya
pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat
diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses
tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan
anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal.
b. Pelaksanaan deteksi dini, Adalah upaya deteksi dini dilaksanakan oleh tenaga
professional, kader dan orang tua atau anggota keluarga lainnya yang mampu dan
terampil dalam melakasanakan deteksi dini.
Kegiatan ini dapat dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan, di posyandu, di
sekolah-sekolah dan dilingkungan rumah tangga
c. Alat untuk melakukan deteksi dini
Alat untuk deteksi dini berupa tes skrining yang telah distandardisasi untuk menjaring
anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang norma;
Macam-macam tes skrining yang digunakan adalah :
1. Berat badan menurut umur
2. Pengukuran lingkaran kepala anak
3. Denver Development stress test (DDST)
4. Kuisioner perilaku Anak Prasekolah (KPAP)
5. Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur.

Jadwal Kegiatan Deteksi Dini


Kelompok
No Jadwal Deteksi Dini
Umur
1 Bayi - Pada bayi umur 0 – 28 hari
- Pada bayi 1 – 11 bulan, deteksi dini dilakukan saat
umur 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan
2 Anak balita Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur
12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan,
42 bulan, 48 bulan, dan 54 bulan
3 Anak prasekolah Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur
48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan dan 72
bulan

4. Program Imunisasi Bayi Balita

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan


kekebalan (imunisasi ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
(Supartini, Y, 2004).

Imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal
terhadap infasi mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang dapatmenyebabkan infeksi
sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatanuntuk menyerang tubuh kita.
Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dariinfeksi begitu pula orang lain.
Karena tidak tertular dari kita.

1. Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka penderitaan
suatupenyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkankematian
pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari dengan imunisasi
yaitu: Hepatitis, Campak, Polio, Difteri,Tetanus, Batuk Rejan, Gondongan, Cacar
air, TBC

2. Macam – Macam Imunisasi

a. Imunisasi Aktif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yang secara
aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio atau campak .
Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2 macam:
1) Imunisasi aktif alamiah Adalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di
peroleh sembuhdari suatu penyakit.

2) Imunisasi aktif buatan Adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang
diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.
b. Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalan
tubuhnya di dapat dari luar. Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanus
Serum). Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah:Terdapat
pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagi jenis
antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan.
misalnya antibodi terhadap campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
1. Imunisai pasif alamiah adalah antibodi yang di dapat seorang karena di
turunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika
beradadalam kandungan.
2. Imunisasi pasif buatan Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena
suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu
3. Jenis – Jenis Imunisasi
a. BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-2 bulan pada bahu kanan.
Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul benjolan putih pada
lengan bekas suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi
panas. Jangan dipecahkan.
b. DPT
Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan pada paha. Anak akan
mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri
obat penurun panas ¼ tablet dan jangan membungkus bayi dengan
selimut tebal.
c. Polio
Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 4-6
bulan Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak
menderita kelumpuhan setelah imunisasi polio, kemungkinan
sebelum di vaksin sudah terkena virus polio.
d. Campak
Dosis pemberian 1 kali usia 9 bulan pada bahu kiri.Setelah 1
minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul
kemerahan. Cukup beri ¼ tablet penurun panas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan Kesehatan Bayi adalah sebuah subjek mendasar yang harus diketahui oleh
orang tua. Selain itu, orang tua harus mengetahui tanda bayi sehat dan tanda bahaya pada
bayi.

Perawatan Kesehatan Anak Balita tentu saja harus diperhatikan dengan sangat baik
oleh para orang tua. Untuk mengetahui hal apa saja yang sangat penting dalam perawatan
kesehatan tersebut, diperlukan pengetahuan yang jelas terhadap pilar-pilar penting yang
erat kaitannya dengan kebutuhan balita Adapun pilar tersebut yaitu : nutrisi dan makanan
anak, kecerdasan anak, psikologi anak.

Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita/Deteksi Dini. Pertumbuhan (growth)


berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium
dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.(Soetjiningsih. 1998 ).

Dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, diantaranya dengan
pengukuran antopometri, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan
radiologi.

B. Saran
Dengan di buatnya makalah ini diharapkn mahasiswa khususnya D III kebidanan
dapatmengerti dan lebih memahami tentang arti kebidanan komunitas serta tugas-tugasnya
diwilayah kerja mengenai,perawatan kesehatanak balita, pemantauan tumbuh kembang
dan deteksi dini bayi dan balita, imunisasi. Dan lebih diharapkan makalah ini dapat
memotivasi bidan dimasa depan untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam memajukan
pelayanan bidan komunitas sehingga tercipta pelayanan yang berkualitas untuk menuju
indonesia sehat.
Daftar Pustaka

Pusdiknakes. 2001. Asuhan Post Partum. Jakarta. Depkes.


Saifudin. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.
JNPPKR.
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.
JNPKKR.
LAMPIRAN

1. Vit A Merah Biru


2. Kartu Menuju Sehat (KMS)

Anda mungkin juga menyukai