Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN BAKTERIOLOGI II

“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ENTEROBACTER


PADA URINE”

DISUSUN OLEH :

NAMA : LUSIANA LAKUSA

KELAS :A

NIM : 16 3145 353 021

KELOMPOK : I (SATU)

STIKes MEGA REZKY MAKASSAR

PROGRAM STUDY DIV ANALIS KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bakteri adalah salah satu golongan organism prokariotik (tidak mempunyai
selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu mmiliki informasi genetic
berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus(nucleus) dan tidak ada
membrane inti. DNA pada bakteri berbentuk sirkuler, panjang dan biasa disebut
nukleoid. DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas ekson
saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi
plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler
Bakteri dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Salah satu klasifikasi
yang paling sering digunakan adalah dengan menggunakan pewarnaan gram.
Pewarnaan gram ditemukan oleh H.C.J. Gram, seorang histologist berkebangsaan
Denmark, pada tahun 1884. Prosedur pewarnaan gram dimulai dengan pemberian
pewarna basa, Kristal violet. Larutan iodine kemudian ditambahkan; semua
bakteri akan terwarnai biru pada fase ini. Sediaan kemudian ditambahkan semua
bakteri akan terwarnai biru pada fase ini. Sediaan kemudian diberi alcohol. Sel
gram positif akan tetap mengikat senyawa Kristal violet-iodine sehingga
berwarna biru, sedangkan gram negative akan hilang warnanya oleh alcohol.
Sebagai langkah terakhir counterstain (misalnya safranin yang berwarna merah)
ditambahkan sehngga sel gram negative yang tidak berwarna akan mengambil
warna kontras, sedangkan sel gram positif terlihat dalam warna biru keunguan
(violet). Perbedaan ini terjadi karena perbedaan penyusun peptidoglikan pada
struktur dinding selnya. Berdasarkan pewarnaan gram ,bakteri digolongkan
menjadi dua yaitu gram positif dan negatif.
Bakteri gram negative, golongan ini hanya memiliki lapisan peptidoglikan
yang tipis (5-10nm) dengan komposisi utama; lipoprotein,membrane luar dan
lipopolisakarida. Membrane luar pada gram negative juga memiliki sifat
hidrofilik, namun komponen lipid pada dinding selnya justru memberikan sifat
hidrofobik. Selain itu terdapat saluran special terbuat dari protein yang disebut
porins yang berfungsi sebagai tempat masuknya komponen hidrofilik seperti gula
dan asam amino yang penting untuk kebutuhan nutrisi bakteri. Lipoprotein
mengandung 57 asam amino yang merupakan ulangan sekuen 15 asam amino
yang saling bertaut dengan ikatan peptida dengan residu asam diaminopimelic
dari sisi tetrapeptida rantai peptidoglikan. Komponen lipidnya terdiri dari
diglyseride thioether yang terikat pada system terminal. Lipoprotein merupakan
komponen yang mendominasi dinding sel gram negative dan berfungsi sebagai
penstabil membran luar dan tempat pelekatan pada lapisan peptidoglikan.
Membrane luarnya merupakan struktur bilayer komposisi lembar dalamnya mirip
dengan membrane sitoplasma, hanya saja fosfolipid pada lapisan luarnya diganti
dengan molekul lipopolisakarida (LPS). Selain itu terdapat ruang antara
membrane dalam dengan membrane luarnya yang disebut ruang periplasma,
terdiri dari lapisan murein dan larutan protein mirip gel (protein pengikat substrat
tertentu,enzim hidrolitik dan enzim detoksifikasi)
LPS dari dinding sel gram negative terdiri dari lipid kompleks yang disebut
lipid A. dimana melekat polisakarida yang terangkai dengan pusat dan ujung dari
unit pengulangan, inti polisakarida dan antigen O. LPS terikat pada membrane
luar dengan ikatan hidrofobik. LPS disintesis pada membrane sitoplasma dan
dibawa ke posisi akhir sbelah luar. Lipopolisakarida berfungsi sebagai antigen
(antigen O pada rantai karbohidratnya) dan toxin (endotoksin yang berasal dari
komponen lipid A).
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mempelajari beberapa tahapan dalam isolasi bakteri dan mengetahui
identifikasi bakteri apa yang terdapat pada sampel sputum
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroba tidak memiliki ciri anatomi yang nyata sehingga identifikasi


identifikasi bakteri didasarkan pada morfologi, sifat biakan dan sifat
biokimiawi. Morofologi mikroorganisme berdasarkan bentuk, ukuran dan
penataan biasanya tidak cukup untuk melakukan identifikasi. Cirri lainnya
seperti sifat pewarnaan, pola pertumbuhan koloni, reaksi pertumbuhan pada
karbohidrat dan penggunan asam amino sangat membantu dalam identifikasi
mikroba.
Identifikasi mikroba adalah salah satu tugas yang lazim dilakukan
laboratorium mikrobiologi, dilaboratorium diagnostic penyakit, isolaso dan
pencirian mikroba yang berasal dari penderita penyakit harus dilaksanakan
dengan cepat dan tepat sehingga pengobatan dapat diberikan sedini mungkin.
Pencirian mikroorganisme yang diisolasi dari makanan dan minuman yang
terlibat dalam pencemaran makanan harus dilakukan secepat mungkin agar
wabah keracunan akibat makanan atau minuman yang tercemar dapat dihenti
Mikroorganisme yang akan diisolasi dapat berupa biakan murni atau
populasi campuran. Bila biakan yang akan diidentifikasi ini tercemar, perlu
dilakukan pemurnian dilakukan dengan cara menggores suspense mikroba yang
akan diisolasi pada agar lempengan. Setelah diperoleh koloni terpisah, dibuat
pewarnaan gram dari beberapa koloni untuk melihat kemurnian biakan.
Mikroorganisme tumbuh dan berkembangbiak dengan menggunakan
berbagai bahan yang terdapat dilingkungannya. Zat hara yang terdapat
dilingkungan sekelilingnya terdiri dari molekul sederhana seperti H2S dan
NH4+, atau molekul organic yang kompleks seperti protein dan polisakarida.
Mikroba mengoksidasikan zat hara ini untuk memperoleh energy dan senyawa
pemula untuk sintesis dinding sel, membrane dan flagella. Penggunaan zat hara
tergantung aktivitas metabolism mikroba. Metabolism seringkali menghasilkan
hasil sampingan yang dapat digunakan untuk identifikasi mikroorganisme.
Setelah diperoleh biakan murni dapat dilakukan serangkaian uji untuk
memperoleh cirri morfologi dan biokimia dari isolasi. Setiap uji dilakukan
harus menggunakan control untuk mengetahui apakah media serta reagens yang
digunakan memenuhi persyratan. Selain itu control digunakan benar dan tepat
untuk melihat bahwa media yang digunakan biakan mikroba yang memberikan
hasil positif dan negative.
Buatlah pewarnaan gram, sehingga dapat diketahui sifat gram serta
morfologi suatu mikroorganisme, jika didapatkan bentuk batang gram positif ,
maka selalu harus ditentukan ada tidaknya endospora dan perhatikan pula
letaknya . jika organism yang ditemukkan bersifat batang langsing , gram
positif, tidak berspora, maka selalu harus dibuat pewarnaan ziehl-neelsen.
Pewarnaan khusus seperti kapsul dan flagel dapat dilakukan kemudian
bilamana perlu.
Suspensi mikroba digoreskan pada agar lempengan agar miring atau
media cair, sifat biakan dari suatu mikroorganisme tergantung pada
penampilannya pada berbagai media .
1. Aspek Biologi
Klasifikasi secara ilmiah :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Species : K.pneumoniae
a. Agar miring .
Sifat pertumbuhan pada agar miring terlihat sebagai tidak ada,sedikit,
atau subur. Pengamatan pembentukan warna(pigmentasi) koloni harus
memperhatikan jenis mikroorganisme dan mediumnya. Mikroorganisme pada
umunya tidak bersifat kromogenetik dan menampilkan warna putih beberapa
mikoorganisme menghasilkan pigmen yang larut dan berdifusi ke dalam media.
Mikroba yang tumbuh dengan subur diatas permukaan suatu media akan
terlihat lebih buram dibandingkan dengan pertumbuhan yang tidak subur.
b. Media cair
Sifat pertumbuhan bakteri pada bagian permukaan, dibawah permukaan
dan dasar tabung dapat terlihat dengan jelas pada media cair. Pada lapisan
oermukaan dapat terlihat berbagai macam pertumbuhan.pada beberapa mikroba
terlihat pembentukan pelikel yang tebal pada lapisan permukaan. Dibawah
lapisan permukaan dapat terlihat pertumbuhan yang keruh, bergranula atau
flokulen, sedangkan pada bagian dasar kadangkala terlihat sedimen. Sedimen
dapat berupa granula, kental atau terdiri dari partikel yang besar.
Untuk menentukan sifat pertumbuhan tabung dikocok terlebuh dahulu
makin keruh berarti makin subur pertumbuhannya
Uji biokimia setelah diperoleh koloni yang terpisah, dapat dilakukan berbagai
uji biokimiawi. Uji biokimia didasarkan pada berbagai hasil metabolism yang
disebabkan oleh daya kerja enzim. Jarang sekali dapat ditentukan suatu genus
berdasarkan sifat morfologi atau biakan saja. Ini berarti bahwa penentuan suatu
spesies memerlukan kumpulan berbagai sifat biokimia dari suatu
mikroorganisme. Sifat biokimia yang dipelajari di laboratorium hanyalah cirri
yang penting untuk identifikasi. Karena uji biokimia memerlukan berbagai
media, maka dari koloni yang terpisah perlu dibuat dahulu biakan harian dari
koloni terpisah tersebut.
Enterobacter sp terutama Enterobacter sakazakii,Enterobacter cloacae dan
Enterobacter aerogenes adalah bakteri pathogen karena dapat menyebabkan
berbagai jenis infeksi sepertivbacterimia,infeksi saluran pernafasan ringan,infeksi
kulit,infeksi saluran kencing,endocarditis, infeksi pada mata. Enterobacter
sakazakii telah diduga kuat sebagai agen yang menyebabkan beberapa dari
kondisi klinis pada neonates,termasuk meningitis,bacterinia,sepsis,dan
neocrotizing enterocolitis. Dari than 1961 sampai tahun 2002 telah terjadi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Rak tabung
- Tabung reaksi
- Batang pengaduk
- Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Cawan petri
- Autoclave
- Gelas kimia
- Bunsen
- pH ukur
- Sendok tanduk
- Mikroskop
- Penjepit tabung
2. Bahan
- Media:(BHIB,NA,MC,BA,KIA,MIO,MR,VP,SCA,UREA,LIA,
MP,MSA )
- Darah
- Aquadest
- Kapas
- Korek api
- Aluminium foil
B. PRINSIP KERJA
 Isolasi bakteri dengan taknik penggoresan (streak plate)
Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya
kepermukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung
goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel
kemedium. Sel-sel bakteri tunggak ini akan membentuk koloni tuggal yang
kemudian dapat dipindahkan kemedium selanjutnya agar didapatkan biakab
murni.
 . Inokulasi bakteri
a. Prinsip inokulasi metode gores
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah
inokulum digoreskan dipermukaan media agar nutrient (medium padat) dalam
cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Diantara garis-garis goresan
akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni
b. Prinsip inokulasi metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau menusuk ujung jarum ose
yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukan kedalam media
(winarni,1997)
1. Pewarnaan garam
Pewarnaan gram didasarkan pada pebedaan struktur dinding sel bakteri,
sehingga menyebabkan perbedaan reaksi pemeabilitas zat warna dan
penambahan larutan pencuci. Dinding sel bakteri gram positif terdidi dari
peptidoglikan yang tebal sedangkan dinding sel bakteri graam negative
mempunyai kandungan lipid yang tebal ketika ditambahkan pewarnaan Kristal
violet maka dinding sel baktei gram positif maupun gram negative akan
menyerap zat warna tersebut namun ketika diberi alcohol, Kristal violet pada
gram negative akan luntur disebabkan struktur selnya yang sebagian besar
tersusun oleh lipid , sehingga ketika diberi safranin (zat warna kedua), dinding
sel bakteri gram negative akan menyerap kembali sehingga hasil pewarnaan
bakteri gram negative berwarna merah, sedangkan bakteri gram positif akan
tetap berwarna ungu walaupun diberi zat warna kedua, karena dinding selnya
tersusun oleh lapisaan peptidoglikan yang tebal sehingga tidak dapat dicuci
oleh alcohol. Hal ini member hasil pewrnaan ungu pada bakteri gram positif
2. Prinsip uji biokimia
a. Media MIO
- Molity (M)
Media MIO berwarna ungu sebelum dilakukan inokulasi, setelah dilakukan
inokulasi dan inkubasi selama 24 jam dalam suhu 370C setela itu kita dapat
mengetahui hasilnya dengan melihat parubahan pada media yaitu pada daerah
tusukan inokulasi menjadi keruh dan kekeruhannya melebar hal ini
menambahkan bakteri yang diinokulasi pada media tersebut dapat bergerak
(motility motilitas)
- Indol (I)
Beberapa bakteri dapat memproduksi indole dari pemecahan asam amino
trypehopan dengan menggunakan enzim tryptophanase produksi indole akan
dideteksi dengan dengan menggunakan pereaksi Erlieh atau reagen kovak
indole akan bereaksi dengan aldehyda dalam reagen dan memberikan warna
merah. Sebuah lapisan alcohol merah akan terbentuk seperti cincin dibagian
atas menandakan indole positif
- Orniiti (O)
Terjadi dekarboksilasi ornithin oleh bakteri, yang melepaskan CO2
menyebabkan kenaikan pH pada media yang menyebabkan perubahan warna
media yang berwarna ungu karena mengandung Brom cresol purple menjadi
warna ungu
b. Media Methyl Red
Uji MR perbenihan ini diguakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki
kemampuan untuk mengoksidasi glukosa menghasilkan produk asam
berkonsentrasi tinggi yang stabil sehingga menyebabkan pH media turun
sehingga dibawah 4,4 yang ditandai dengan dengan positif, terjadi perubahan
warna menjadi merah setelah ditambahkan Methyl Red artinya bakteri ini
menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa
yang terkandung dalam media
c. Media Voges Proskeur (VP)
Penambahan reagen voges proskeur pada media akan memberikab perubahan
warna menjadi warna merah pada media karena bakteri yang ada dalam media
mampu memfermentasikan 2,3 dari karbohidrat penambahan reagen KOH
juga menduung dalam terjadinya perubahan warna menjadi warna merah
muda pada media karena KOH menyebabkan adanya aseton sehinggaa aseton
inilah yang menyebabkan perubahan warna
d. Media Simmon Citrat (SCA)
Perbernihan ini digunakan untuk melihat kemampuan organism enteric
berdasarkan kemampuan memfermentasi sitrat sebagai sumber karbon.
Perbenihan simmon’s Citrate ini dan mengandung indicator biru bromtimol
yang akan berubah menjadi biru padaa reaksi positif dan tetap hijau jika reaksi
negative (volk dan wheele, 1993)
e. Media Urea
Media urea terdegradasi menjadi amoniak menyebabkan lingkungan basa,
meaaka media nenjadi merah keunguan sebagian besar bakteri gologan enteric
dapat mendegradasi urea, tetapi lembar mendeteksi bakteri yang dapat
mendegradasi dengan cepat “rapid urease-positive” contoh genus proteus
f. Media lysine Iroon Agar (LIA)
Lysine dikarboksilase oleh mikroorganisme member LCD positif member
amin cadaverin yang menyebaankan pH indicator bromocresol ungu berubah
warnanya menjadi violet karena dekarboksilase hanya terjadi pada media
asam (pH< 6.0), kultur media harus diasamkan terlebihi dahulu oleh
fermentasi glukosa. Oleh karena itu hanya dapat digunakan untuk difresiasi
mikroorganisme yang dapat memfermentasi glukosa
C. CARA KERJA.
a. Hari pertama ( Isolasi dan identifikasi bakteri pada urine )
 Penanaman sampel urine pada media BHIB,BA,MC
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Disiapkan media MC,BA, dan BHIB
3. Dipijarkan ose bulat di api bunsen dan diambil urine dan digores di
media MC,BA dan BHIB (Dimasukkan pada media BHIB)
(Rapatkan mulut plate pada Bunsen)
4. Setelah itu dipijarkan kembali ose dan diinkubasi 24-48 jam media
MC,BA, dan BHIB pada inkubator dengan suhu 37 derajat C
b. Hari ke-dua ( Pewarnaan gram )
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat tiga preparat pada masing-masing media MC,BA,BHIB
3. Dipijarkan ose bulat pada Bunsen dan diambil biakan pada media
masing-masing ketiga media MC,BA,AC
4. Dibuat pulasan diatas objek glass dan difiksasi diatas Bunsen selama 3
x
5. Setelah kering,dilakukan pewarnaan gram pada media MC,BA,AC
 Ambil 1-2 koloni letakan pada objek glass difiksasi pada api Bunsen
 Tambahkan 1-2 tetes gention violet (diamkan 3 menit) kemudian
dicuci dengan air mengalir
 Tambahkan 1-2 tetes lugol (diamkan 1 menit) kemudiaan dicuci
 Ditambahkan 1-2 tetes aqudest 96% kemudian dicuci dengan air
mengalir
 Ditambahkan 1-2 tetes air fuksin (diamkan 1 menit) kemudian dicuci
dengan air mengalir
 Kemudian dikeringkan dan diamati dibawah mikroskop (40X dan
100X)
6. Jika pada media MC didapatkan bakteri gram negative basil
dilanjutkan pada uji TSIA/KIA.
7. Jika pada media BA didapatkan bakteri gram positif coccus
dilanjutkan pada uji TSIA/KIA
c. Hari ke-tiga
1.Tanamkan media KIA pada media MIO, MR, VP, SCA, LIA, dan
UREA
2.Diambil pertumbuhan bakteri yang terdapat pada media KIA dan
diinokulasi pada media MIO, MR, VP, SCA, LIA, UREA. Pada media
dengan menggunakan ose bulat
3.Kemudian diinkubasi dioven selama 1x24 jam dengan suhu 370c
d. Hari ke-empat (Pengamatan pada uji biokimia pada media MC dan BA)
1. Pada media MR ditambahkam 5 tetes MR
2. Pada media VP ditambahkan 0,6 ml alfametanol dan 0,2 ml KOH
3. Media SCA, UREA, MIO, dan LIA lihat perubahan warna yang terjadi
4. Lihat perubahan warna pada media MIO, MR, VP, SCA, LIA, dan
UREA
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
 Tabel Pengamatan
NO KLP SAMPEL P.GRAM HASIL PENGAMATAN
(KIA)
BHIB BA MC BA MC SLUNT BUTT GAS H2S

1 I T T T - - Acid Acid + _
(Basil) (Basil) Acid Acid + _

 Tabel Pengamatan
Media MIO MR VP SCA UREA LIA KET
M I O
BA + _ _ - - + _ _
MC + + _ - - + _ +

 Gambar
B. PEMBAHASAN
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam
hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agarmenghindari
terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Enterobacter sp terutama Enterobacter sakazakii,Enterobacter cloacae
dan Enterobacter aerogenes adalah bakteri pathogen karena dapat
menyebabkan berbagai jenis infeksi sepertivbacterimia,infeksi saluran
pernafasan ringan,infeksi kulit,infeksi saluran kencing,endocarditis, infeksi
pada mata. Enterobacter sakazakii telah diduga kuat sebagai agen yang
menyebabkan beberapa dari kondisi klinis pada neonates,termasuk
meningitis,bacterinia,sepsis,dan neocrotizing enterocolitis. Dari than 1961
sampai tahun 2002 telah terjadi.

Prinsip identifikasi Enterobacter helmiae. dengan melihat gambaran


mikroskop, isolasi primer pada media, melihat penampakan koloni pada
medium dan melakukan tes-tes biokimiawi antara lain :
a. Mac Conkey
Medium Mac Conkey Agar termasuk salah satu media isolasi
primer. Mac Conkey merupakan medium selektif differensial yang
mengandung zat warna khusus dan karbohidrat untuk membedakan koloni
yang memfermentasikan laktosa (bewarna merah muda) dengan yang
tidak memfermentasikan laktosa (tidak bewarna), ukuran dan bentuk
koloni bervariasi tergantung spesies. Kelompok lactosa fermenter seperti
Klebsiella sp. menghasilkan koloni berwarna merah muda pada media
isolasi primer (Gunarson,1998). Koloni Klebsiella sp. membentuk koloni
yang mukoid. Medium Mac Conkey memungkinkan identifikasi
persumtif secara cepat pada bakteri interik (Gupte , 1990). Gambaran
pertumbuhan Klebsiella sp. pada media Mac Conkey
b. Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
TSIA merupakan media yang dapat mengidentifikasi bakteri sesuai
dengan karakter spesifik yang ditunjukkan oleh bakteri. Media TSIA
mengandung 0,1% glukosa, 1% sukrosa, 1% laktosa, ferosulfat (untuk
mendeteksi produksi H2S), ekstrak jaringan (substrat pertumbuhan
protein), dan indikator pH (fenol merah). Zat tersebut dimasukkan
kedalam tabung reaksi sehingga menghasilkan agar miring dengan bagian
pangkal yang dalam dan diinokulasi dengan menusukkan pertumbuhan
bakteri ke dalam bagian pangkal. Jika memfermentasikan glukosa bagian
miring dan pangkal akan berubah warna kuning akibat sejumlah kecil asam
yang dihasilkan. Apabila produk fermentasi kemudian dioksidasi menjadi
CO2 dan H2O dan dilepaskan dari agar miring serta dekarbosilasi oksidatif
protein masih berlanjut dengan pembentukan amino, bagian miring
berubah menjadi alkalin (merah). Reaksi oleh Klebsiella sp. pada TSIA
yaitu asam/asam berwarna kuning pada bagian pangkal dan miring, dapat
terdeteksi gas, tidak dihasilkan H2S(Brooks et al., 2008; Lehman, 2013).
c. Test motilitas pada agar semisolid
Uji motilitas digunakan untuk melihat pergerakan dari bakteri yang
ditandai adanya kekeruhan seperti kabut pada media (Bibiana, 1994). Uji
Bakteri diinokulasikan dengan menggunakan suatu kawat lurus melalui
pusat medium. Organisme-organisme non-motil seperti Klebsiella sp.
hanya tumbuh pada garis inokulum. Sedangkan organisme yang motil
tumbuh keluar dari medium, dan tampak keruh (Brooks et al., 2008; Hart,
1997).
d. Tes Indol
Uji indol untuk menilai pembentukan indol oleh bakteri dari triptopan
sebagai sumber karbon. Bila positif menghasilkan warna merah sedangkan
apabila negatif menghasilkan warna kuning. Klebsiella sp. merupakan
bakteri dengan indol negatif (Hart, 1997). Pembentukan indol dalam media
dapat diketahui dengan penambahan reagen Kovacs yang mengandung
dimetilaminobenzaldehid dan akan menghasilkan cincin merah pada
permukaan media karena indol akan bereaksi dengan
dimetilaminobenzaldehid sehingga membentuk rosindol yang berwarna
merah (Bibiana, 1994).
e. Tes metil merah dan Voges – Prokauer (VP)
Tes metil merah digunakan untuk mendeteksi produksi asam selama
proses fermentasi glukosa. Pembentukan asam pada fermentasi glukosa
memberikan warna merah dengan indikator metil merah. Voges –
Prokauer merupakan uji untuk menentukan organisme yang memproduksi
dan mengelola asam dan fermentasi glukosa, memperlihatkan kemampuan
sistem buffer dan menentukan 9 bakteri yang menghasilkan produk netral
(asetil metal karbinol atau aseton) dari hasil fermentasi glukosa. Klebsiella
sp. menghasilkan warna merah yang memberikan hasil positif terhadap
reaksi VP (Hart, 1997). Untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
mempermentasikan 2,3 butanadio (karbohidrat) bila bakteri
mempermentasikan 2,3 maka akan terjadi penumpukan bahan dalam media
VP,sedang penambahan alfanatol (memperjelas) warna merah muda
f. Tes sitrat
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Enzim sitrat
yang dihasilkan bakteri memecah sitrat yang berasal dari natrium sitrat
dalam media menjadi piruvat yang selanjutnya akan direduksi pada proses
fermentasi. Uji sitrat menggunakan indikator bromthymol blue. Hasil
positif ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan bakteri dan terjadinya
perubahan warna media dari hijau menjadi biru yang disebabkan oleh
peningkatan pH medium di atas 7,6 karena adanya ammonia yang
dihasilkan yang berasal dari monoammonium phosphate yang terdapat
pada medium. Biakan diinokulasi pada media simmon sitrat agar dengan
inokolum yang tipis kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam.
Jika hasil positif terjadi perubahan warna indikator dari hijau menjadi biru
yang bermakna pertumbuhan bakteri pada medium sitrat menghasilkan
keadaan alkalis dan bakteri telah menggunakan sitrat. Klebsiella sp.
memberikan reaksi positif terhadap penggunaan sitrat (Elmer, 2006).
g. Test urea
Uji hidrolisis urea menunjukan bakteri menghasilkan enzim urease.
Beberapa mikroorganisme mampu menghasilkan enzim urease yang
menguraikan mikromolekul urea ((NH2)2CO) menjadi karbondioksida
(CO2) dan ammonia (NH3). Dilakukan dengan cara menggoreskan
pembiakan 1 ose pada permukaan agar miring. Diinkubasi selama 24 jam
pada suhu 37°C. Tes dinilai positif 10 apabila menghasilkan warna merah
muda dan negatif apabila warna tidak berubah. Bakteri Klebsiella sp.
menghasilkan nilai positif pada pemeriksaan ini(MacFaddin,2000)
BAB V

KESIMPULAN

Enterobacter sp terutama Enterobacter sakazakii,Enterobacter cloacae


dan Enterobacter aerogenes adalah bakteri pathogen karena dapat menyebabkan
berbagai jenis infeksi sepertivbacterimia,infeksi saluran pernafasan
ringan,infeksi kulit,infeksi saluran kencing,endocarditis, infeksi pada mata.
Enterobacter sakazakii telah diduga kuat sebagai agen yang menyebabkan
beberapa dari kondisi klinis pada neonates,termasuk
meningitis,bacterinia,sepsis,dan neocrotizing enterocolitis. Dari than 1961
sampai tahun 2002 telah terjadi.

Dari praktikum yang dilakukan didapati hasil bahwa terdapat


bakteri.Enterobacter aerogenes pada sampel urine yang digunakan. Dan pada
pengamatan dibawah mikroskop didapati bakteri Basil.

Istilah infeksi saluran kemih dinyatakan sebagai kondisi klinis mulai


dari adanya bakteri dalam urin pada keadaan asimptomatik sampai infeksi berat
pada ginjal yang disertai dengan sesis (Stamm, 2005).
Bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme
murni lebih dari 100.000 colony forming units (CFU) pada biakan urin.
Bakteriuria bermakna tanpa disertai manifestasi klinis infeksi saluran kemih
(ISK) disebut bakteriuria asimptomatik. Sebaliknya bakteriuria bermakna
disertai manifestasi klinis disebut bakteriuria simptomatik (Yulianto, 2009).
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang dapat terjadi pada laki-laki dan
perempuan. Angka kejadian penyakit ini lebih sering pada perempuan daripa
da laki-laki dengan angka populasi 5%-15% (Yulianto,2009).
Prevalensi infeksi saluran kemih pada anak usia sekolah mencapai 1
-3% dan meningkat pada remaja yang sudah melakukan hubungan
seksual. Pada umumnya, sekitar 50% infeksi saluran kemih disebabkan oleh
E.coli, penyebab lainnya adalah Klebsiella, Staphylococcus aureus, Proteus,
Pseudomonas sp. dan bakteri gram negatif lainnya.Sebagain besar dari spesies
menjadi etiologi dari ISK yang telah disebutkan diatas adalah bakteri dari famili
Enterobacteriacea.

Pada individu laki-laki maupun perempuan normal, biasanya urin


selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi berkemih.
Hampir semua infeksi saluran kemih disebabkan invasi mikroorganisme
asending dari uretra ke dalam kandung kemih.Pada beberapa pasien tertentu
mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini dipermudah oleh refluks
vesikouretra. Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang
ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya Bakti Bandung,Bibiana W Lay, 1994 ‘Analisis Mikroba di


Laboratorium Bogor
Iskandar T,J Manurung Abdul dkk(1984) “Laporan Survey penyakit
kelinci di jawa barat.Badan Penilitian dan Pengembangan
Pertanian DEPTAN

Anda mungkin juga menyukai