Makalah SIQAQ NUSYUZ
Makalah SIQAQ NUSYUZ
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkawinan sebagai bentuk sakral suami istri dalam hidup suatu rumah
Selain itu membina sebuah mahligai rumah tangga atau hidup berkeluarga
merupakan perintah agama bagi setiap muslim dan muslimah. Kehidupan dan
Kehidupan suami istri ini mesti memberikan rasa ketenangan dan kasih
sayang antar insan yang mengarungi bahtera hidup rumah tangga. Rumah
tangga islami, dibangun di atas iman dan taqwa sebagai pondasinya, syariah
atau aturan Islam sebagai bangunannya, akhlak dan budi pekerti mulia sebagai
hiasannya. Rumah tangga seperti inilah yang akan tetap kokoh dan tidak mudah
Disisi lain, seindah apapun kehidupan rumah tangga, namun tidak selalu
berjalan mulus dan lancar. Pasti menemukan pertikaian baik itu dimulai dari
faktor luar maupun dari dalam rumah tangga itu sendiri. Ini tidak hanya terjadi
2
bagi umat setelah nabi Muhammad saja, tapi di masa nabi dan para Anbiya’
Salah satu permasalahan yang menjadi kasus dalam rumah tangga ini di
antaranya seperti Nusyuz istri, atau yang dikenal sebagai pelanggaran yang
dilakukan oleh pihak istri. Pada hakikat sebenarnya, Nusyuz itu bukanlah tabiat
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan Nusyuz
b. Apa yang dimaksud dengan Siqaq
C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk Mengetahui Penyelesaian Nusyuz
b. Untuk Mengetahui Penyelesaian Siqaq
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nusyuz
perbuatan yang menentang suami tanpa alasan yang yang dapat diterima
a. Nusyuz Istri
istri enggan bahkan tidak mau memenuhi ajakan suami, sekaipun ia sedang
1H. M. A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Raja
Grafindo Persada 2010 ) h. 185
2 Slamet Abidin dan H. Aminuddin, Fikih Munakahat, (Bandung: Pustaka Setia, 1999) h. 185
4
pada suatu ketika istri melarangnya untuk masuk ke rumah itu dan
Apabila suami melihat bahwa istri akan berbuat hal-hal semacam itu,
maka ia harus memberi nasihat dengan baik, kalau ternyata istri masih
berbuat durhaka hendaklah suami berpisah ranjang. Kalau istri masih berbuat
memukulnya dengan syarat tidak melukai badannya. Hal ini sesuai dengan
سبِ ا
يَّل إِ ان ا
َّللاَ َكانَ َع ِليًّا َكبِ ا
يرا َ َعلَ ْي ِه ان
Penjelasan Ayat
berubah dari biasanya dalam melayani suaminya. Ketika terjadi istri yang
tingkatan, yaitu :
kondisi:
sebagainya.
Jika cara ini tidak berhasil, istri merasa dirinya lebih tinggi dari
berikutnya.
Ulama berbeda pendapat memahami teks ayat ini. Pendapat Said bin
Ada juga yang mengatakan tidak bergaul dengannya dan juga tidak
selama 3 hari.
Namun dengan jalan ini tidak efektif bagi si istri, maka dilanjutkan
3. واضربوهن
ِ ( memukul )
satu tempat dan dihindari dari memukul wajah, sebab wajah itu pusat
kecantikan seseorang.
(istrinya)”.
tidur dengannya.
ِ او اَل ت ا ْه ُج ْر إِ اَل فِي ا ْلبا ْي، او اَل تُقابِ ْح،ب ا ْل اوجْ ها
ت ْ اَل ت ا
ِ ض ِر
8
ياركم
ُ ب ِخ ْ ُولن ي
ض ِر ا
Dari ayat dan juga hadis tersebut kita bisa menangkap pesan
saw untuk mengadukan masalah, yaitu dia ditampar mukanya oleh sang
9
ketentuan, bahwa bagi laki-laki ada hak untuk mendidik istrinya yang
mendengar keterangan ayat ini wanita ini pulang dengan tidak menuntut
hukum dari Allah SWT. Sehubungan dengan peristiwa itu Allah SWT
(HR. Ibnu Jarir dari beberapa jalan yang datang sampai Hasan.
Demikian juga bersumber dari Ibnu Juraij dan Suddi)
Ayat ini turun berkenaan dengan pribadi Sa’d bin Rabi’ bersama
istrinya Habibah bin Zaid. Sa’d termasuk salah seorang kepala suku.
10
kepada Nabi saw. Lalu si ayah berkata : Anakku Habibah ini telah
ِلت ا ْقت ا ا
ص ِم ْن از ْو ِجهاا
Tetapi saat belum jauh, mereka dipanggil oleh Nabi: Ketahuilah, karena
kini Jibril telah datang padaku dengan membawa ayat “Laki – laki
bersabda :
b. Nusyuz Suami
diketahui tentang apa saja yang termasuk perbuatan nusyuz dari pihak suami.
Apabila seorang istri dengan yakin melihat suaminya nusyuz kepada dirinya
11
pernikahan tetap langgeng dan menghasilkan buah hati yang baik dan
Nusyuz suami Sebgaimana Firman Allah dalam QS. An-Nisa’ ayat 128
sebagai berikut:
ص ْل ُح َخي ٌْر
ُّ ص ْل احا َوال ْ ُوزا أ َ ْو إِع َْراضاا فََّلَ ُجنَا ْ َح َعلَ ْي ِه َما أَن ي
ُ ص ِل َحا بَ ْينَ ُه َما ش ا ُ ُت ِمن بَ ْع ِل َها ن ْ ََوإِ ِن ا ْم َرأَة ٌ خَاف
يراَّللاَ َكانَ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِ ا
ّ ش اح َوإِن تُحْ ِسنُواْ َوتَتاقُواْ فَإِ ان ُ ُت األَنف
ُّ س ال ِ ض َر ِ َْوأُح
Terjemahan : Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak
tidak acuhi suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya
mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian
itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut
tabiatnya kikir Dan jika kamu bergaul dengan istrimu secara baik
dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS. an-Nisa’ :128).
Penjelasan Ayat
4 Agus Salim, Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 1985), h. 160
12
Jika isteri mengetahui bahwa suaminya nusyuz atau berpaling darinya, seperti
muka sebagai tanda kebencian, bukan karena sebab-sebab yang lain seperti
Kata " "عليهماberarti perdamaian itu harus melibatkan kedua belala pihak.
Misalnya isteri merelakan sebagian haknya untuk tidak dipenuhi oleh suami
(misalnya, nafkah) atau merelakan seluruh haknya, nafkah dan tidur bersama,
agar isteri tetap mendapatkan perlindungan dan kehormatan. Akan tetapi suami
tidak boleh mengacuhkan isteri sengaja dengan harapan isteri merelakan hak-
diturunkan.
Riwayat lain memaparkan pula tentang latar belakang turunnya ayat tersebut,
bahwa alasan seorang suami tidak senang kepada istrinya disebabkan karena
sudah tua renta. Oleh sebab itu, suami hendak menceraikannya, namun si istri
berkata,
“Jangan ceraikan aku, berikan aku giliran jika saja engkau berkehendak”
melaksanakan hak-hak istrinya, seperti tidak bergaul dengan cara yang baik,
M. Quraish Shihab menafsiri ayat tersebut, dan jika seorang istri khawatir
B. SYIQAQ
5 Syaikh Ibrahim al-Bajuri, Hasyiah al-Bajuri ‘ala Ibn Qasim, Juz II, h. 129
6 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Jilid II, h. 604
7 Mustafa al-Khin dan Dr. Mustafa al-Bugha, al-Fiqh al-Manhaji 2, h.105
14
adalah krisis memuncak yang terjadi antara suami istri sedemikian rupa,
menjadi dua pihak yang tidak mungkin dipertemukan dan kedua belah pihak
Menurut firman Allah tersebut, jika terjadi kasus syiqaq antara suami
istri, maka diutus hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri
mungkin untuk mendamaikan kembali agar suami istri kembali hidup bersama
8 Abdur Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, (Jakarta: Prenada Media), 2006, h. 241
15
menceraikannya, kemudian atas dasar prakarsa hakam ini maka hakim dengan
Dari ayat di atas bahwa syiqaq tidak memberi hak talak langsung
kepada salah satu dari suami ataupun istri, tetapi harus menempuh cara
musyawarah, kedua agak keras dengan melibatkan mertua dan ketiga dengan
antara bekas suami istri hanya dapat kembali dengan akad nikah yang baru.12
9 Ibid,h. 242
10 Abdullah Siddiq, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta : Tintamas, 1968), h. 74
11 Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam,( Jakarta : Bulan Bintang, 1988), h. 243
12 Abdullah Siddiq,(Op.cit), h. 243
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
seorang istri kepada suami, terkait dengan kewajiban istri kepada suaminya.
Nusyuz Istri
Perbuatan nusyuz, jika istri enggan bahkan tidak mau memenuhi ajakan
Apabila suami melihat bahwa istri akan berbuat hal-hal semacam itu, maka
ia harus :
b. Pisah Ranjang
c. Memukul
Nusyuz Suami
Nusyuz juga ada di kalangan kaum laki-laki, Nusyuz suami ialah acuh
Siqaq
adalah krisis memuncak yang terjadi antara suami istri sedemikian rupa,
menjadi dua pihak yang tidak mungkin dipertemukan dan kedua belah pihak
Penyelesaian :
Maka diutus hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri
B. SARAN
kemudian baru dengan ditinggalkan di tempat tidur. Kalau semua itu tidak
berhasil, maka barulah dipergunakan cara lain dengan pukulan yang tidak
menyakitinya.
18
Pukulan ini dan sebagainya lebih ringan daripada cerai. Sebab cerai itu
dapat meruntuhkan eksistensi rumah tangga dan dan merusak ikatan. Meski
pukulan agak dinilai kasar, namun itu lebih baik dibandingkan harus tejadi
perceraian.
yang dimaksud adalah salah satu metode pengobatan/ Mendidik dan sangat
bermanfaat bagi jiwa yang kurang lurus atau bagi yang tidak dapat
memahami kebaikan dan tidak bisa mengambil manfaat sesuatu dari apa
DAFTAR PUSTAKA
1999
Amani, 1985
Syaikh Ibrahim al-Bajuri, Hasyiah al-Bajuri ‘ala Ibn Qasim, Juz II.
Ibid.
Abdullah Siddiq,Op.cit.