Oleh:
Moh. Maulana/7284
2015
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang “Penggumpal Elektrolit Air Laut
Sebagai Koagulan Untuk Meninggalkan Penggunaan Asam Cuka Pada
Proses Pembuatan Tahu”.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari karya tulis ilmiah ini, dapat
bermanfaat bagi pembaca dan mampu memberi pengetahuan tentang inovasi
terbaru dalam pemanfaatan hasil alam dan laut.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
2.2 Tahu................................................................................................
2.2 Air Laut ..........................................................................................
2.3 Sari Air Laut ..................................................................................
2.4 Larutan elektrolit ............................................................................
2.5 Pemekatan ......................................................................................
2.6 Koagulasi .......................................................................................
PENDAHULUAN
1.4.2 Dapat memberikan informasi mengenai proses pembuatan sari air laut
sebagai koagulan dalam pembuatan tahu sederhana.
Air laut merupakan salah satu kekayaan alam yang memberikan banyak
manfaat bagi makhluk hidup. Air laut mengandung zat-zat garam sebanyak 3,5%.
Kandungan lain yang dapat ditemukan dalam air laut adalah kalsium, magnesium,
sodium sulfat dan potassium. Selain itu juga banyak kandungan gas-gas yang
terlarut, bahan-bahan organik serta partikel tak terlarut. Sumber garam-garaman di
laut berasal dari 3 hal, yaitu gas-gas vulkanik,pelapukan batuan di darat,dan
sirkulasi lubang-lubang hidrotermal pada laut yang dalam. Dalam pembuatan
tahu, air laut digunakan sebagai bahan dasar koagulan. Ini merupakan bahan yang
alami, sehingga aman untuk digunakan. Air laut mempunyai manfaat yang besar
bagi makhluk hidup, terutama manusia. Manfaat tersebut banyak digunakan oleh
manusia. Sebenarnya,manfaat lain yang tersembunyi dari air laut sangat banyak.
Akan tetapi masih banyak yang belum terungkap.
2.3 Sari Air Laut (Nigarin)
Sari air laut adalah mineral sisa dari air laut yang dipekatkan. Disebut juga dengan
nigarin. Kandungan nigarin ada yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain
magnesium klorida (MgCl2), magnesium sulfat (MgSO4), kalsium sulfat (CaSO4),
kalium klorida (KCl), magnesium bromide (MgBr2), yodium, dan seng. Ada
beberapa cara untuk membuat nigarin, antara lain :
a. Pemanasan langsung dengan matahari
Contohnya adalah dalam pembuatan garam yang dipanaskan secara langsung oleh
sinar matahari. Jika menggunakan cara ini maka sebagian besar akan menghasilan
MgSO4 yang rasanya pahit
b. Pemanasan menggunakan Kettle-boiled
Hasil dari pemanasan ini akan membentuk kristal. Kristal ini berada pada bagian
bawah dan garam nigarin yang berupa larutan berada di atasnya. Contoh
penggunaan cara ini ialah pada pembuatan nigarin yang nantinya membantu
pembuatan tahu.
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut
adalah zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut.Zat terlarut
mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan
solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau ( fase pendispersi )
komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih
banyak dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala - gejala tersebut
pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit. Larutan elektrolit kuat
adalah larutan yang banyak menghasilkan ion – ion karena terurai sempurna,
maka harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Banyak sedikit elektrolit menjadi ion
dinyatakan dengan derajat ionisasi ( ά ) yaitu perbandingan jumlah zat yang
menjadi ion dengan jumlah zat yang di hantarkan. Yang tergolong elektrolit kuat
adalah :
Asam – asam kuat
Basa – basa kuat
Garam – garam yang mudah larut
Ciri – ciri daya hantar listrik larutan elektrolit kuat yaitu lampu pijar akan
menyala terang dan timbul gelembung – gelembung di sekitar elektrode. Larutan
elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air.
Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (
kation ) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus electron. Pada saat di
lewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, electron tersebut dapat di hantarkan
melalui ion – ion dalam larutan, seperti ddihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu
pada alat uji elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai sempurna dalam
larutan. Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, NaOH, KOH, dan NaCL.
Pembuatan tahu ini menggunakan larutan elektrolit kuat, dan diperoleh dengan
cara dipanaskan, kemudian dipekatkan sehingga diperoleh koagulan. Koagulan air
laut inilah yang biasa disebut larutan elektrolit. Proses koagulasi dapat terjadi
apabila muatan-muatan partikel koloid hilang. Untuk menghilangkan muatan
partikel-partikel koloid itu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanik
atau kimiawi. Cara mekanik dapat dilakukan dengan pendinginan,pemanasan,atau
pengubahan tekanan. Sedangkan cara kimiawi dapat dilakukan dengan
penambahan koloid lain yang berbeda muatan atau larutan elektrolit.Oleh karena
itu larutan elektrolit sangat berperan penting dalam koagulasi.
2.5 Pemekatan
Pemekatan adalah suatu proses untuk menaikkan suatu kadar zat tertentu
yang ingin dipekatkan. Dalam pembuatan tahu, yang dipekatkan adalah air laut
agar dijadikan sebagai koagulan dalam pembuatan tahu. Pemekatan ini dapat
mempengaruhi tekstur tahu. Semakin besar pemekatan yang diberikan, maka
hasilnya semakin baik.
2.6 Koagulasi
a) Batu Sioko
b) Whey
c) Asam Cuka
Asam cuka merupakan salah satu koagulan yang banyak digunakan oleh
produsen tahu di Indonesia. Asam cuka yang digunakan mengandung 4% asam
asetat (cuka makan). Dosis yang digunakan sebanyak 74 mL untuk setiap 0,5 kg
kedelai kering. penambahannya saat proses pembuatan tahu (80-90oC).
d) Nigarin
Proses pembuatan tahu yang diawali dengan pemanasan pada susu kedelai
merupakan salah satu bentuk kerusakan (denaturasi) pada molekul protein.
Terdenaturasinya protein pada susu kedelai ditandai dengan terbentuknya busa
saat dipanaskan tanpa terjadinya penggumpalan protein. Penggumpalan protein itu
sendiri diakibatkan adanya penambahan nigarin. Jika nigarin ini diberikan secara
berlebihan, akan mengakibatkan kelarutannya dalam air akan berkurang (Salting
out). Hal ini terjadi karena adanya kompetisi antara protein dan garam dalam
menarik molekul untuk proses pelarutan. Banyaknya mineral yang tersimpan
dalam air laut dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Salah satu
contohnya nigarin itu sendiri yang mempunyai banyak kelebihan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : blender, penyaring
Buchner, timbangan, baskom, gelas ukur, panci, kompor, pengaduk, kain,
gelas beker, labu ukur, erlenmeyer, pipet volum, pemanas, spatula, kertas
saring, jurigen, dan corong.
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : air laut,
kedelai, aquademin.
3.3 Rancangan Penelitian
Filtrasi Endapan
Dibuang
Tahu
3.4 Prosedur Penelitian
Air laut yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari desa Puger
kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember Provensi Jawa Timur. Sampel air laut
diambil ± 5 L, di bagian tengah laut, kemudian sampel diuapkan dengan
pemekatan 50 kali hingga volumenya tersisa 100 mL. Hasil pemekatan disaring
dan dipisahkan dengan endapannya.
Air laut dari laut desa Puger tersebut kami ambil di bagian tengah laut.
Dalam percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan 5 liter air laut.
Kemudian 5 liter air laut tersebut dipekatkan dengan variasi pemekatan 50 kali
sehingga tersisa 100 ml larutan elektrolit. Proses pemekatan tersebut dilakukan
dengan cara mendidihkan air laut yang telah diambil kedalam panci (kettle-boiled)
selama hampir 2 jam. Ketika air laut sudah menguap, akan terbentuk kristal-kristal
garam. Sebagian dari kristal-kristal tersebut masih berupa larutan. Larutan inilah
yang kami ambil sebagai sari air laut (nigarin). Setelah itu, sari air laut tersebut
disaring menggunakan kertas saring yang diletakkan pada corong penyaring untuk
memisahkan antara larutan dan kristal garam yang terbentuk selama proses
pemekatan. Selanjutnya filtrat tersebut kami letakkan pada erlenmeyer dan ditutup
agar tidak teroksidasi.
(a) (b)
Tahu dengan koagulan sari air laut (nigarin) memiliki tekstur yang lebih
halus dan padat. Selain itu rasa yang dihasilkan juga lebih enak meskipun tanpa
tambahan garam atau bumbu dapur yang lain. Berbeda dengan tahu yang
digumpalkan menggunakan asam cuka. Biasanya, tahu dengan koagulan asam
cuka akan memiliki tekstur yang kurang padat dan mudah hancur serta rasa asam
apabila terlalu banyak cuka yang digunakan.
Sari air laut yang diperoleh dari hasil pemekatan, memiliki banyak
manfaat sehingga sangat efisien apabila dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Selain sebagai koagulan dalam pembuatan tahu, air sisa pengendapan tahu yang
menggunakan koagulan sari air laut dapat digunakan sebagai minuman jahe yang
sehat. Karena air tersebut tidak merubah rasa menjadi asam seperti menggunakan
asam cuka.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dengan mengetahui manfaat sari air laut (nigarin) ini, sebaiknya produsen
tahu mulai merubah koagulan yang digunakan. Karena koagulan sari air laut lebih
ramah lingkungan dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan seperti
pada penggunaan asam cuka.
DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, Endang.2004.SAINS KIMIA Prinsip dan Terapannya.Solo:Tiga
Serangkai