Tim Promotor :
Prof. Dr. Wempy Banga, M.Si.
Prof. Dr. Nurwati, SE., M.Si.
Dr. Jamal Bake, M.Si
Abstrak
Penelitian ini ingin mengetahui dan menganalisis lebih jauh bagaimana kebijakan pengelolaan pegawai
negeri sipil daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan menggunakan model Miner dan Crane (1994) sebagai alat
bantu dalam menelusuri fenomena penelitian. Mengunakan pendekatan kualitatif.
Grand theory dari penelitian ini adalah pendekatan struktural fungsional dan theory birokrasi, sedangkan
teori operasional didukung oleh teori sumber daya manusia, model Miner dan Crane, dan teori-teori kebijakan .
Teori pendekatan structural fungsional menekankan adanya pengakuan atas keragaman dalam kehidupan sosial..
Weber dengan konsep ideal type of organization mengilustrasikan birokrasi sebagai suatu institusi yang tidak berdiri
sendiri tetapi selalu terkait dengan legitimasi dan otoritas.. Amstrong dalam Triton (2010), mengemukakan bahwa
manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai pendekatan stratejik dan koheren untuk mengelola
asset paling berharga milik organisasi. Parsons, (1995) mengemukakan bahwa: “Public policy is a field rich in
different approaches, academic disciplines, models (heuristics and causal), metaphors and maps. The primary task
therefore of policy analysis to understand how problems and processes may be contextualized”.
Berdasarkan hasil penelitian dikesimpulan bahwa; Model Miner dan Crane (1994), tergolong teori
manajemen sumber daya manusia yang ideal , sebagian besar relevan dengan kebijakan pengelolaan pegawai negeri
sipil Provinsi Sulawesi Tenggara, namun terdapat kegiatan yang tidak operasional, istilah yang berbeda, ada
kegiatan yang sangat spesifik. Pengelolaan pegawai negeri sipil daerah provinsi Sulawesi Tenggara menggunakan
pendekatan kebijakan top down dan bottom up tidak dapat berdiri sendiri lebih besar tergantung pada kebijakan
pemerintah pusat, belum ada peraturan Daerah (Perda), dan lemahnya pengukuran output (kinerja, produktivitas, dan
evaluasi program. Implementasi teori dan kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil daerah sebagian besar
bersinergi dan relevan dengan teori dan kebijakan, ada beberapa tantangan dan hambatan yakni sikap dan
kompetensi pengelola, istilah dan literasi yang berbeda, serta instrument yang tidak jelas dan tidak focus
Kata kunci: kebijakan (policy); Pengelolaan (Human resource management); Pegawai negeri sipil daerah
(government employees); Pemerintah Daerah (local government)
I. PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi bisnis sangat tergantung pada
kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Baedhowi (2007) mengemukakan bahwa sumber daya manusia
merupakan faktor yang sangat berperan pada suatu organisasi dalam memberikan pelayanan dan menggerakkan
sumber daya lainnya,karena sumber daya manusia akan mendorong dan mengelola sumber daya lainnya dalam
organisasi.
Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh pengelolaan organisasi terhadap calon dan atau
sumber daya manusia-nya secara profesional. Menurut (Amstrong, 2003) manajemen sumber daya manusia sebagai
pendekatan stratejik dan koheren untuk mengelola asset paling berharga milik organisasi, untuk mengelola orang-
orang yang bekerja dalam organisasi baik secara individu maupun kolektif dan untuk memberikan sumbangan dalam
mencapai sasaran organisasi.
Menurut (Miner dan Crane, 1994) manajemen sumber daya manusia merupakan proses pengembangan,
penerapan dan evaluasi kebijakan, prosedur, metode dan program yang berkaitan dengan individu dalam organisasi.
Miner dan Crane, (1994) membuat model dan tahapan yang tergolong ideal dalam manajemen sumber daya
manusia, yaitu: desain perencanaan (planning), penerimaan pegawai (input processes), proses perubahan dan
mediasi (transformation or mediating processes) dan proses hasil atau keluaran (output processes).
Pengelolaan sumber daya manusia pada organisasi publik memiliki pendekatan yang berbeda dengan
organisasi bisnis. Pegawai Negeri Sipil daerah sebagai sumber daya manusia organisasi pemerintah di Indonesia,
pengelolaannya dipengaruhi oleh berbagai kebijakan penyelenggara pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan
pelaksana pembangunan daerah. Sejumlah fenomena terlihat bahwa implementasi teori-teori pengelolaan pegawai
negeri sipil daerah dan kebijakan pengelolaan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Penelitian ini ingin mengetahui dan menganalisis lebih jauh bagaimana kebijakan pengelolaan pegawai
negeri sipil daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan menggunakan teori manajemen sumber daya manusia model
Miner dan Crane (1994) sebagai alat bantu dalam menelusuri fenomena penelitian.
Menurut Mustafa (2013), istilah birokrasi pertama kali dikemukakan oleh seorang physiokrat Prancis yaitu
Vincent de Goumay. Dalam perkembangan selanjutnya , kajian terhadap konsep birokrasi semakin menarik
perhatian para ahli, salah satu tokohnya adalah Weber yang merupakan salah seorang pelopor teori birokrasi
modern. Weber dengan konsep ideal type of organization mengilustrasikan birokrasi sebagai suatu institusi yang
tidak berdiri sendiri tetapi selalu terkait dengan legitimasi dan otoritas.
C. Teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia dan Model Miner dan Crane
Manajemen sumber daya manusia berfokus pada dimensi manusia sebagai faktor kunci bagi jalannya suatu
organisasi. Amstrong dalam Triton (2010), mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia dapat
didefinisikan sebagai pendekatan stratejik dan koheren untuk mengelola asset paling berharga milik organisasi.
Orang-orang yang bekerja dalam organisasi, baik secara individu maupun kolektif memberikan sumbangan untuk
mencapai sasaran organisasi.
.Aswathappa, (2005) yang bahwa:
Human resource management is a management function that helps managers recruit, select, train and
develop members for an organization. Obviously, Human Resource Management is concerned with the
people’s dimension in organizations. Human Resource Management is also a management function
concerned with hiring, motivating, and maintaining people in an organization. It focuses on people in
organizations. Human Resource Management refers to a set of programmes, functions and activities
designed and carried out in order to maximize both employee as well as organizational effectiveness.
Manajemen sumber daya manusia menurut Miner & Crane (1994), adalah:
Human resource management is the process of developing, applying, and evaluating policies, procedures,
methods, and programs relating to the individual in the organization. It is concerned, accordingly, with the
human resources of an organization, in contrast to its material or financial resources.
Gambar 1. Model Miner dan Crane dalam manajemen Sumber Daya Manusia
Environmental influences
*Operating widely across organizations: *Operating only for specific subsets of organizations:
- Labor force characteristics - Union influences
- Governmental regulation and the law - International variations
Pada prinsipnya tujuan melakukan analisis kebijakan adalah upaya mendekatkan perumusan kebijakan
dengan dunia nyata. Sebagaimana dikemukakan oleh (Parsons, 1995) mengemukakan bahwa: “Public policy is a
field rich in different approaches, academic disciplines, models (heuristics and causal), metaphors and maps. The
primary task therefore of policy analysis to understand how problems and processes may be contextualized”.
Dror (1984) mengemukakan 7 (tujuh) model perumusan kebijakan yang dapat digunakan dalam proses
pembuatan keputusan yakni:
a. Pure rasionality model. Model ini fokus pada pengembangan pola pembuatan keputusan yang ideal secara
universal, berbagai keputusan harus dibuat sesuai prosedur dan mekanisme yang benar sehingga tepat sasaran.
b. Economically rational model. Penekanan model ini dititik beratkan pada asumsi pembuatan keputusan dengan
memanfaatkan sumber daya seekonomis dan seefisien mungkin
c. Sequential decision model. Penekanan model ini dititik beratkan pada bagaimana dapat menghasilkan kebijakan
yang paling efektif, model ini fokus pada pembuatan eksperimen dalam rangka menentukan berbagai macam
alternatif.
d. Incremental model. Penekanan model ini dititik beratkan pada bagaimana kebijakan itu dibuat. Proses
pembuatan kebijakan dilakukan dengan merubah sedikit kebijakan yang telah ada. Kebijakan lama yang sudah
ada dipakai sebagai dasar atau pedoman untuk membuat kebijakan yang baru.
e. Satisfying Model. Penekanan model ini didasarkan pada teori satisficing yang dikemukakan Simon.
Pendekatannya dipusatkan pada proses pemilihan alternatif kebijakan pertama yang dipandang paling
memuaskan tanpa harus bersusah payah menilai alternatif yang lain.
f. Extra rational model. Model ini didasarkan pada proses pembuatan keputusan yang sangat rasional untuk
menciptakan metode pembuatan kebijakan yang paling optimal.
g. Optimal Model. Model ini bersifat integrative atau gabungan. Perhatian model ini difokuskan pada
pengidentifikasian nilai, kegunaan praktis dari kebijakan dan masalahnya. Semuanya ditujukan untuk mengatasi
masalah dengan memperhatikan alokasi sumber daya, penentuan tujuan yang hendak dicapai, pemilihan
alternatif program, peramalan hasil dan pengevaluasian alternatif terbaik. Keputusan dibuat atas dasar pilihan
alternatif yang dapat diterima (acceptable).
Agustino (2014) mengemukakan implementasi kebijakan dengan pendekatan top down dan bottom up.
Dalam pendekatan top down implementasi kebijakan dilakukan secara sentralisir yaitu keputusannya dilakukan dari
tingkat pusat sedangkan bottom up keputusannya dilakukan dari tingkat bawah. Pendekatan implementasi top down
maupun bottom up pada prinsipnya bertolak pada asumsi-asumsi yang sama sebagai alur dan kerangka analisis studi
implementasi yang bertumpu pada kesesuaian tindakan yang dilakukan para birokrat selaku aparatur pelaksana.
Tugas dilakukan
Gambar 2. Skema berpikir
TEORI
Grand Theory: Teori Operasional:
Pendekatan teori sosiologi Teori-Teori Manajemen SDM
Comte, (dalam Puspitawati, 2009); Aswathappa, (2005); Human resource management is a management function that helps
Setelah revolusi Prancis, menyerang managers recruit, select, train and develop members for an organization.
paham utilitarianism dan Sedarmayanti (2007), MSDM kegiatan untuk mengantisipasi permintaan atau kebutuhan
individualism dengan suplai tenaga kerja organisasi di masa yang akan datang.
Durkheim, (dalam Puspitawati, 2009); Amstrong, (dalam Triton, 2010), MSDM sebagai pendekatan stratejik dan koheren untuk
Individu adalah ekspresi dari mengelola asset paling berharga milik organisasi.
kolektivitas tempat individu berada. Miner dan Crane, (1994) Human resource management is the process of developing,
Parsons, (dalam Susilo, 2008); applying, and evaluating policies, procedures, methods, and programs relating to the
Perubahan sosial sama halnya individual in the organization.
pertumbuhan pada makhluk hidup. Model Miner dan Crane; Planning; input processes; transformation or mediating
Megawangi, (2005); Masyarakat processes; dan output processes
cenderung homeostatis akan Teori Umum, Model Perumusan, dan implementasi kebijakan
mencapai titik equiblirium Parsons, (1995):Policy is one term on which there seems to be a certain amount of
Teori birokrasi definitional agreement.
Goumay (dalam Mustafa, 2013); Duncan (dalam Luankali, 2007); “...the use of reason and evidence to chose the best policy
Bahasa Prancis, Bureau=Kantor atau among a number of alternatives“
meja tulis Dror (1984); (1) Pure rasionality model; (2) Economically rational model;(3) Sequential
Max Weber (dalam Hamdi, 2009); decision model; (4)Incremental model; (5) Satisfying Model; (6) Extra rational model;
Konsep pertama Ideal type of Agustino (2014); Model pendekatan kebijakan top down dan bottom up.
organization. Implemetasi Kebijakan publik; Model Donald Van Metter dan Carl Van Horn; Model Daniel
Benveniste, (1994); Mazmania dan Paul Sabatier; Model George C. Edward III; dan Model Merilee S. Grindle
Birokrasi=adaptasi manusia terhadap Metodologi penelitian
kebutuhan dan keadaan baru.
Moleong (2006:14) landasan teoritis dari metodologi kualitatif bertumpu secara mendasar
Mustafa (2013); Birokrasi= instrumen pada fenomenologi, sedangkan dasar teoritis lainnya, dijadikan dasar teori tambahan yang
penting masyarakat moderen yang tak melatar belakangi secara teoritis penelitian kualitatif.
terelakkan.
Bungin (2001:11-12) apa yang tampak dipermukaan, termasuk pola perilaku manusia
hanyalah suatu gejala atau fenomena dan apa yang tersembunyi di kepala sang pelaku.
n
FENOMENA
Temuan
Diskripsi dan
Interprestasi tentang
fenomena
SINTESIS DAN
BAB III
DISKUSI
KONSEP BARU
PENGELOLAAN
PNSD
V. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari penelitian, dapat ditarik kesimpulan dari 3 (tiga) fenomena
yang teramati dalam penelitian ini yaitu: (1) fenomena teori, (2) fenomena kebijakan, dan (3) fenomena
implementasi teori dan kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil (PNS) Provinsi Sulawesi tenggara, sebagai
berikut:
1. Model Miner dan Crane (1994), tergolong teori manajemen sumber daya manusia yang ideal karena sebagian
besar relevan dengan kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil Provinsi Sulawesi Tenggara, kecuali pada
beberapa kegiatan; (a) rekruitmen dan seleksi pada kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil, menggabung
keduanya dengan menggunakan istilah penerimaan; (b) Tranfer, promosi dan demosi disederhanakan
peristilahannya dengan nama mutasi, (c) pelatihan merupakan istilah yang sangat sempit dan sederhana. Pada
kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil daerah digunakan istilah peningkatan kapasitas sumber daya
manusia, salah satu kegiatannya adalah pelatihan; (d) Manajemen dan pengembangan organisasi, manajemen
kompensasi tergolong istilah yang tidak operasional, umum, dan luas. Sebaliknya stress dan gangguan emosional
tergolong kegiatan speseifik dan relative yang berkaitan dengan sikap dan sifat personal sulit diukur. Beberapa
istilah tersebut tidak dibahas dalam kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil daerah;
2. Kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang diidentifikasi dengan teori
Miner dan Crane, ditemukan menggunakan pendekatan kebijakan top down dan bottom up sebagaimana
dikemukakan oleh Agustino (2014), sedangkan pendekatan pembuatan kebijakannya masing-masing tahapan
sesuai yang dikemukakan oleh Dror (1984), yakni: (a) Pembuatan kebijakan perencanaan (Planning)
menggunakan pendekatan Incremental model; (b) Pembuatan kebijakan proses memasukkan (Input processes)
menggunakan pendekatan Extra rational model, (c) Pembuatan kebijakan proses perubahan atau mediasi
(Transformation or mediating processes) menggunakan pendekatan Pure rasionality model, dan (d) Pembuatan
kebijakan proses keluaran (Output processes) pendekatan Optimal Model. Beberapa hal yang menjadi
permasalahan kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil, yaitu; kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil
daerah tidak berdiri sendiri yang tergantung pada kebijakan pemerintah pusat, belum ada peraturan Daerah
(Perda) khusus pengelolaan pegawai negeri sipil daerah, pengelolaan pegawai berkemampuan khusus, stress
dan gangguan emosional, kurang ketegasan perikatan kerja (perjanjian kerja) pegawai negeri sipil, dan
lemahnya pengukuran output (kinerja, produktivitas, dan evaluasi program).
3. Implementasi teori dan kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil daerah sebagian besar bersinergi, sesuai atau
relevan, ada beberapa tantangan dan hambatan berikut: (a) dari sikap dan kompetensi pengelola seperti;
perencanaan yang disepelekan, data dan pemetaan yang disepelekan, tujuan organisasi yang tidak diprioritaskan
dan dikesampingkan, orientasi pribadi lebih menonjol; (b) dari masalah istilah dan literasi, seperti; tidak
operasional, terlalu luas, tidak menyeluruh, dan istilah yang tidak lazim; (c) dari instrument tidak jelas dan tidak
focus, seperti: sistem perencanaan, manajemen dan pengembangan organisasi, manajemen kompensasi, ukuran
kinerja, ukuran produktivitas, dan evaluasi dampak program dan strategi.
B. Saran-Saran
Berdasarkan temuan penelitian, maka saran dalam penelitian ini disampaikan kepada; ahli manajemen
sumber daya manusia, pemerintah, dan pegawai negeri sipil sebagai berikut:
1. Ahli manajemen sumber daya manusia; diperlukan penyempurnaan model dan teori-teori praktis yang mudah
bersinergi dengan implementasi kebijakan.
2. Pemerintah selaku perumus dan pelaksana kebijakan; (a) perlu memilih dan menentukan suatu model
pengelolaan kebijakan yang ideal; (b) perlu meningkatkan pendekatan implementasi kebijakan yang
mengakomodir dengan tepat semua jenjang kepentingan para pihak (stake holder); (c) perlu adanya kebijakan
pengendalian individu berupa perikatan kerja formal (perjanjian kerja), orientasi, sikap dan perilaku yang
dilaksanakan secara tegas; dan (d) pemerintahan daerah perlu membuat peraturan Daerah (Perda) pengelolaan
pegawai negeri sipil daerah yang mengakomodir; teori, kebijakan, dan spesifik wilayah
3. Bagi pegawai negeri sipil; perlu memiliki orientasi, sikap, dan perilaku yang baik berdasar tugas dan fungsinya
dalam organisasi, serta terus meningkatkan kompetensi sesuai tujuan organisasi.
C. Implikasi Temuan
Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada; (1) implikasi teoritis, (2) implikasi
praktis, dan implikasi metodologis, sebagai berikut:
1. implikasi teoritis; walaupun penelitian ini tidak untuk menguji teori dan kebijakan karena sifat penelitian ini
induktif kualitatif dan kasuistik, namun paling kurang temuan dalam penelitian ini memperkuat teori Miner dan
Crane (1994) dan mengoreksi beberapa bagian oleh implementasi kebijakan. Demikian teori pendekatan
implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Agustino (2014) dan pembuatan kebijakan yang dikemukakan
oleh Dror (1984). Temuan penelitian ini dapat memberi khasanah dan kajian pengembangan teori pengelolaan
sumber daya manusia lebih khusus pada organisasi public (pemerintah daerah), selama ini lebih didominasi
lembaga profit.
2. implikasi praktis; dalam implementasi kebijakan pengelolaan pegawai negeri sipil provinsi Sulawesi tenggara
dapat dipelajari dan dipahami hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan model pengelolaan dan pendekatan
kebijakan yang efektif dan efisien.
3. implikasi metodologis; kajian berbagai aspek dengan pendekatan kualitatif dapat diperluas penggunaanya dan
tidak harus marginal dengan pendekatan lain. Manfaat dari penelitian ini dapat menambah dan memperkuat
asumsi para peneliti bahwa tidak perlu lagi ada perdebatan antara pendekatan kualitatif dengan yang lainnya.
D. Keterbatasan Penelitian
Temuan terhadap fenomena pengelolaan kebijakan dan pendekatan implementasi kebijakan yang
menggunakan teori Miner dan Crane (1994), teori Agustino (2014), dan Dror (1984) tidak dapat dilakukan
generalisasi terhadap semua teori yang ada, karena dilakukan dengan tidak mempelajari dan membandingkan semua
teori-teori yang ada. Apalagi dilakukan dengan wilayah implementasi pengelolaan dan implementasi kebijakan yang
terbatas, yakni di provinsi Sulawesi Tenggara.
Yang menjadi keterbatasan pula adalah tidak meneliti pengaruh lingkungan yang dikemukakan didalam
model Miner dan Crane (1994), yaitu operasi secara luas di seluruh organisasi dan beroperasi hanya untuk subset
organisasi tertentu. Hal ini akibat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga ditengah-tengahnya luasnya faktor pengaruh
lingkungan yang harus dikemukakan.
DAFTAR PUSTAKA
Aswathappa, K. 2005. Human resource and personnel management; text and cases. Tata McGraw-Hill Publishing
Company Limited: New Delhi.
Baedhowi. 2007. Revitalisasi Sumber Daya Aparatur dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Layanan Publik. Jurnal
Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi, Vol.15, No.2 (Mei).
Banga, W. 2011. Kajian Administrasi Publik Kontemporer (Konsep, Teori, dan Aplikasi). Kendari: Unhalu Press.
Benveniste, GUY, 1994. Birokrasi, Cetakan Ketiga, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Bobrow, Davis and Dryzek, John. 1989. Policy Analysis by Design. Baker dan Taylor International, London.
Manufactured in the United States of America.
Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor. 1993. Kualitatif: dasar-dasar Penelitian. Terjemahan oleh A. Khozin Afandi.
Surabaya: Usaha Nasional.
Bungin, Burhan, 2001. Metode Penelitian sosial; Format-format kuantitatif dan kualitatif. Surabaya: Airlangga
University Press.
Bogdan Robert dan Taylor Steven J. 2003. Penerjemah: A. Khozim affandi. Kualitatif dasar-dasar penelitian.
Surabaya: Usaha nasional.
Carlson, K.D., Connerley, M.L., Mecham III, R.L. 2002. Recruitmen Evaluation: The Case for The Quality of
Applicants Attracted. Personnel Psychology.
Dale, M. 2003. Developing Management Skill (Terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia
Darma, S. 2005. Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT INDEKS.
Dunn William N. Terjemahan 2012 Gadjah Mada University Press. Pengantar analisis kebijakan publik.
Yokyakarta: Gadjah mada university press.
Flippo, E.B. 1994. Manajemen Personalia: Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gatewood, RD dan H.S. Field. 2001. Human Resource Selection. Thomson Learning.
Ghozali, I. 2005. Structural Equation Modeling; Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program LISREL 8,54, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gibson, James L., Ivancevich, John M. & Donnely, Jr., James H. 1989. Organisasi dan Manajemen Perilaku:
Perilaku, Struktur, dan Proses. Edisi keempat, Terjemahan Jakarta: Erlangga.
Gomez-Mejia, L.R., Balkin, D.B., Cardy, R.L. 2001. Managing Human Resources. Third Edition. Prentice Hall.
New Jersey: Upper Sadle River.
Hardjito, D. 2001. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada.
Husn Lalu. 2000. Pengantar Hukum Ketenagakejaan Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Husna Suad & Heiddjrachman (1997). Manajemen Personalia. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Irawan, Prasetya, Suryani S.F.Motok, Sri Wahyu Krida Sakti, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
STIA LAN Press.
Islam, Md Rafiqul. 2007. Public procurement and contracting in bangladesh: an analysys of the perceptions of civil
servants. ProQuestDokument. 28-12-2014
Ivancevich, John M. 2001. Human Resource Management. New York: Mc. Grow – Hill Companies.
Jakson, S, dkk. 2009. Managing human resources. Edisi Indonesia: Penerbit Salemba empat: Jakarta.
Lupascu, Adrian. 2012. The professionalism of civil servants with special status from the prison administration
system. ProQuestDokument 28-12-2014.
Manual OECD. 2001. Meansurement Of Aggregate and Industry-level Productivity Growth. Prancis. Publié en
français sous le titre : Meansurer La Productivite
Mathis. Robert I, Jackson John H. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Maulidin, 2003. Sketsa Hermeneutika, Gerbang, Vol. V, No. 14, Hal. 3-44
Melcher, J., Arlyn. Structure and Process Organizations. Terjemahan oleh Hasymi Ali 1995. Jakarta: Pt. Rineka
Cipta.
Miner, JB & Crane, DP. 1994. Human resource management. America: Harper Collins College Publishers.
Millar dan Michael. 2006. Top civil servants slam poor performance management: ProQuestDokument 28-12-2014.
Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.
Mondy, Wayne & Robert M, Noe. 1996. Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Prawirosentono, S. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang
Perdagangan Bebas Dunia. Yogyakarta: BPFE.
Puspitawati, H. (2009). Teori Struktural Fungsional dan Aplikasinya dalam Kehidupan Keluarga. Departemen Ilmu
Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
130).
Rivai, V. 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahan dan Teori dan Praktik. Yogyakarta: PT Raja
Grafindo.
Robbins, P. Stephen. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Terjemahan oleh Ali. 2002. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Robinson, Dave. 2002. Nietzsche dan Posmodernisme. Yokyakarta: Pt. Jendela Dunia
Rue, Leslie W. and Lloyd L. Byars. 1980. Management; Theory and Application. Unitet State America: Richard D.
Irwin Inc.
Sabo, William. 2013 Evaluation Strategies for Human Services Programs The Urban Institute Washington,
D.C.
Salusuh, J. 2000. Pengambilan Keputusan Stratejik, untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta:
Grasindo.
Samsudin, S. 2006. Manajemen Sumber Daya manusia. Bandung; CV. Pustaka Setia.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Scherer and Michael. 2004. Civil Servants As the Enemy . ProQuestdocument link, 28-12-2014.
Schoderbek, Peter P., Richard A. Cosier, dan John C.Aplin. Management. Washinton DC: Hardcourt Brace
Jovanovich Publishers.
Sedarmayanti. 2007. Manajemen sumber daya manusia Reformasi birokrasi dan manajemen pegawai negeri sipil.
Bandung: Pt. Refika Adithama
Sedarmayanti. 2013. Reformasi administrasi publik, reformasi birokrasi dan kepemimpinan masa depan
(mewujudkan pelayanan prima dan kepemerintahan yang baik). Bandung: Pt. Refika Adithama
Siagian, S.P. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pt. Bumi Aksara.
Siagian, S. P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pt. Bumi Aksara.
Sukasah, Taufik, 2005. Pengaruh Proses Rekrutmen, Seleksi dan Penempatan terhadap Kinerja Pegawai di Deputi
Administrasi Sekretariat Negara RI. Jakarta: Universitas Indonesia.
Stillman II Richard J.1986. Public Administration; Concepts and Cases. Toronto: Houghton Mifflin Company.
Stoner, A.F. James. 1982. Manajemen. Terjemahan Alfonsus Sirait. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Strauss , Anselm dan Juliet Corbin, 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan Teori
Grounded. Terjemahan oleh HM. Djunaidi Ghony. Surabaya: Pt. Bina Ilmu
Sunyoto, Danang. 2012. Sumber Daya Manusia (praktek penelitian). CAPS (Center for Academic Publishing
Service): Yokyakarta.
Thoha, M. 2001. Perilaku Organisasi, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Pt. RajaGrawindo Persada.
Triton TB. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Partnership dan Kolektivitas. Jakarta: PT. Suka
Buku.
Vroom, Victor H. 1964. Work and Motivation. New York: John Wiley & Sons.
West, Michael. 1994. Effective team work, Kerjasama Kelompok yang Efektif. Terjemahan Srikandi Waluyo. 1998.
Yokyakarta: Penerbit Kanisius.
Wexley Kenneth N & Yulk Gary (1992). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Penerbit Rineka Cipta.
Wilson, JQ. 1989. Bureaucracy: what government agencies do and why they do it. Basic Books, Inc. Printed in the
United States of America.