Anda di halaman 1dari 13

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS MENGGUNAKAN METODE

BLOCPLAN DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)


(Studi Kasus: Koperasi Unit Desa Batu)

INTEGRATED OF BLOCPLAN AND ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)


FOR FACILITY LAYOUT PLANNING
(A Case Study In Koperasi Unit Desa Batu)

Rifka Karmila Dewi1), Mochamad Choiri2), Agustina Eunike3)


Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Email : rifka.srk10@gmail.com1), psti.choiri@yahoo.com2), agustina.eunike@ub.ac.id3)

Abstrak

Koperasi Unit Desa (KUD) Batu merupakan sebuah koperasi yang berlokasi di Kota Batu,
Jawa Timur yang memproduksi susu pasteurisasi “Nandhi Murni”. KUD Batu akan
mengembangkan jenis produknya dengan susu bubuk. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk
memberikan usulan tata letak fasilitas pada pabrik susu bubuk milik KUD Batu. Pada penelitian
ini dilakukan identifikasi hubungan kedekatan antar fasilitas Activity Relationship Chart (ARC).
Setiap fasilitas dikelompokkan ke dalam stasiun kerja. Setelah diketahui hubungan kedekatan antar
fasilitas, selanjutnya dilakukan perancangan tata letak fasilitas menggunakan metode BLOCPLAN
yang menghasilkan lima usulan alternatif tata letak fasilitas. Setiap alternatif tata letak fasilitas
memiliki nilai Adjacency Score, R-Score, dan Rel-dist Score yang akan dijadikan kriteria
pemilihan alternatif tata letak fasilitas terbaik menggunakan metode Analytic Hierarchy Process
(AHP). Berdasarkan prosedur pemilihan alternatif tata letak fasilitas terbaik menggunakan metode
AHP, didapatkan nilai relative score untuk setiap alternatif tata letak fasilitas yaitu 0.295, 0.235,
0.200, 0.125, dan 0.145. Sehingga alternatif satu dipilih sebagai alternatif tata letak fasilitas
terbaik karena memiliki relative score terbesar. Selanjutnya dilakukan penyesuai kebutuhan aisle
pada tata letak yang terpilih. Total jarak material handling secara rectilinear untuk tata letak yang
diusulkan adalah 66,225 meter.

Kata kunci : Tata Letak Fasilitas, Activity Relationship Chart, BLOCPLAN, AHP.

1. Pendahuluan letak departemen-departemen yang kurang


Perencanaan tata letak fasilitas merupakan terencana dengan jarak perpindahan material
cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik untuk yang kurang baik dapat menimbulkan sejumlah
menunjang kelancaran proses produksi. Tujuan masalah seperti penurunan produksi dan
utama dari perencanaan dan pengaturan tata peningkatan biaya yang harus dikeluarkan.
letak pabrik adalah mengatur area kerja dan Dengan melakukan perancangan ulang tata
segala fasilitas produksi yang paling ekonomis letak fasilitas diharapkan proses produksi
untuk operasi produksi, aman dan nyaman, menjadi lancar (Tompkins, 2003). Untuk itu
sehingga dapat menaikkan moral kerja dan pengaturan tata letak fasilitas produksi
performance dari operator (Wignjosoebroto, dilakukan sebaik mungkin guna menunjang
2003). Tata letak pabrik ini meliputi kelancaran proses produksi yang pada akhirnya
perencanaan dan pengaturan letak mesin, mampu mencapai efektivitas dan efisiensi.
peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang Koperasi Unit Desa (KUD) Batu
bekerja pada masing-masing stasiun kerja. Jika merupakan sebuah koperasi yang berlokasi di
disusun secara baik, maka operasi kerja menjadi Kota Batu, Jawa Timur. KUD Batu memiliki
lebih efektif dan efisien. sembilan unit usaha. Dari sembilan jenis unit
Suatu perusahaan dikatakan berjalan secara usaha yang ada, terdapat tiga unit usaha yang
efektif dan efisien dapat ditinjau dari berbagai melakukan proses produksi, yaitu Unit
aspek diantaranya adalah aspek produksi yang Pengolahan Susu yang memproduksi susu
merupakan inti dari kegiatan suatu usaha. Tata pasteurisasi, Unit Sapronak yang memproduksi

624
pakan ternak, dan Unit Lebah yang menggunakan software BLOCPLAN 90. Hasil
memproduksi madu. Produk utama yang yang didapatkan dari perancangan tata letak
dihasilkan oleh KUD Batu adalah susu fasilitas menggunakan BLOCPLAN ini
pasteurisasi dengan merek dagang Nandhi didapatkan beberapa alternatif tata letak
Murni yang memiliki 4 varian rasa, di fasilitas yang dapat dipilih berdasarkan tiga
antaranya original, coklat, strawberi, dan jenis kriteria yang ada, yaitu adjacency scrore,
melon. Susu Nandhi Murni ini dipasarkan ke R-score, dan product movement. Untuk
tiga kota di Indonesia yaitu Malang Raya, mendapatkan tata letak fasilitas terbaik dari
Surabaya, dan Bali. Untuk daerah Malang Raya beberapa alternatif yang ada, selanjutnya
dijual di kios susu yang dimiliki oleh KUD dilakukan pemilihan tata letak fasilitas
Batu yang berlokasi di depan Alun-alun Kota menggunakan metode Analytic Hierarchy
Batu. Selain memproduksi sendiri olahan Process (AHP). Menurut Saaty (2004) Analytic
susunya, KUD Batu juga mendistribusikan susu Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu
mentah ke PT. Nestle Indonesia. Produk olahan metode pengambilan keputusan yang
KUD Batu ini memperoleh respon yang sangat melibatkan sejumlah kriteria dan alternatif yang
baik oleh pasar, terbukti dengan banyaknya dipilih berdasarkan pertimbangan semua
permintaan konsumen terhadap produk ini. kriteria yang ada. Kriteria yang digunakan
Melihat respon konsumen yang baik untuk pemilihan alternatif layout menggunakan
terhadap produk susu pasteurisasi Nandhi kriteria pemilihan yang dihasilkan oleh
Murni maka Pemerintah Kota Batu memberikan BLOCPLAN dan diolah menggunakan software
perhatian khusus. Hal ini terbukti dengan Expert Choice 11. Berdasarkan hal yang telah
Pemerintah Kota Batu memberikan sumbangan diuraikan diatas maka akan dilakukan penelitian
berupa mesin produksi susu bubuk untuk KUD guna memberikan usulan rancangan tata letak
Batu agar KUD Batu dapat mengembangkan lantai produksi susu bubuk di KUD Batu.
produknya yang awalnya hanya susu
pasteurisasi ditambah dengan produk susu 2. Metode Penelitian
bubuk yang dapat disimpan dalam waktu yang Studi ini bersifat eksploratori (Hussey,
lebih lama. Saat ini KUD Batu mempunyai satu 1997), yaitu menjelaskan bagaimana penerapan
set mesin baru untuk pengolahan susu bubuk metode BLOCPLAN untuk memberikan
yang akan ditempatkan pada tempat produksi alternatif usulan tata letak fasilitas dan metode
yang baru dibangun oleh KUD Batu. Saat ini AHP untuk pemilihan alternatif terbaik.
belum ada perencanaan tata letak mesin Penelitian ini akan dilaksanakan di pabrik susu
produksi susu bubuk yang akan diletakkan di bubuk Koperasi Unit Desa Batu yang berlokasi
pabrik baru tersebut. Dengan adanya di Jalan Raya Beji 120, Batu dan waktu
permasalahan ini maka diperlukan perancangan pelaksanaan penelitian dimulai dari Januari
tata letak pabrik susu bubuk yang baru di KUD 2014 hingga Agustus 2014.
Batu.
Terdapat beberapa metode yang dapat 2.1 Langkah-Langkah Penelitian
digunakan untuk melakukan perencanaan tata Langkah-langkah penelitian merupakan
letak fasilitas, seperti Systematic Layout suatu tahapan kegiatan yang dilakukan dalam
Planning (SLP), Computerized Relationship penelitian yang tersusun secara berurutan dan
Layout Planning (CORELAP), Computerized sistematis. Langkah-langkah tersebut yaitu:
Relative Allocation of Facilities Technique 1. Studi lapangan
(CRAFT), BLOCPLAN, dan lainnya. Metode Studi lapangan atau mendiskripsikan sistem
perencanaan tata letak fasilitas yang digunakan nyata bertujuan untuk memperoleh gambaran
pada penelitian ini adalah BLOCPLAN. yang jelas mengenai proses dan permasalahan
BLOCPLAN merupakan program yang tata letak yang dihadapi.
dikembangkan untuk perancangan tata letak 2. Mengidentifikasi permasalahan.
fasilitas menggunakan algoritma hybrid yang Tahap ini bertujuan untuk mengetahui masalah-
menggabungkan antara algoritma konstruktif masalah yang biasa terjadi pada sistem produksi
dan algoritma perbaikan. Fungsi tujuan dari susu.
BLOCPLAN adalah meminimasi jarak antar 3. Perumusan masalah.
fasilitas atau memaksimalkan hubungan Tahap ini bertujuan untuk menentukan masalah
kedekatan antar fasilitas. Perancangan tata letak tata letak lantai produksi susu bubuk yang akan
fasilitas dengan metode BLOCPLAN ini dipecahkan dalam penelitian ini.

625
4. Melakukan studi literatur dan bahan baku yang akan diproses menjadi produk
pengumpulan data akhir yang memiliki nilai jual.
Studi pustaka dari berbagai literatur mengenai
perancangan tata letak fasilitas dilakukan untuk 3.1.1 Kapasitas Produksi
memperoleh kerangka berpikir dalam Menurut penelitian yang dilakukan oleh
menyelesaikan masalah dan mengenali sistem New Zealand Daily Research Institude, 100
yang akan dipelajari. liter susu segar cair dapat menghasilkan sekitar
5. Pendekatan teknik pemecahan masalah. 13 kg susu bubuk. Dalam sekali produksi, KUD
Pada tahap ini menentukan hubungan kedekatan Batu memiliki kapasitas produksi sebesar 1.500
antar fasilitas menggunakan : liter susu cair. Sehingga dalam sekali produksi,
a. Activity Relationship Chart (ARC), KUD Batu mampu menghasilkan ± 195 kg susu
penetuan hubungan kedekatan antar bubuk. Dalam sehari dilakukan dua kali
fasilitas dengan melakukan brainstorming produksi susu, sehingga produksi susu bubuk
bersama manajer KUD Batu dan kepala per hari di KUD Batu sebesar ± 390 kg.
unit susu KUD Batu.
b. Perancangan tata letak fasilitas 3.1.2 Proses Produksi Susu Bubuk
menggunakan metode BLOCPLAN Berikut ini merupakan tahap pengolahan
dengan bantuan software BLOCPLAN 90. susu segar hingga menjadi susu bubuk.
Data yang diperlukan untuk perancangan 1. Wet Process
tata letak fasilitas menggunakan metode Wet process atau proses basah merupakan tahap
BLOCPLAN adalah ARC, ukuran pabrik, pengolahan susu bubuk yang masih
dan ukuran mesin serta peralatan yang menggunakan bahan-bahan yang berupa liquid
digunakan. atau cairan. Tahap pengolahan pada wet process
6. Melakukan pengujian dan analisis. adalah :
Berdasarkan perancangan tata letak fasilitas a. Penerimaan susu segar.
dengan metode BLOCPLAN dihasilkan b. Pendinginan
beberapa alternatif layout sehingga perlu c. Pasteurisasi
dilakukan pemilihan layout terbaik dari d. Homogenisasi
alternatif yang ada. Kriteria yang digunakan 2. Dry Process
untuk pemilihan alternatif layout adalah Dry process merupakan tahap pengolahan susu
adjacency score, R-score, dan Rel-dist Score. hingga menghasilkan susu yang berbentuk
Pada tahap ini pemilihan alternatif layout kering atau bubuk. Adapun tahap
dilakukan dengan metode Analytic Hierarchy pengolahannya adalah sebagai berikut.
Process (AHP) dengan bantuan software Expert a. Evaporasi
Choice 11. Pembobotan kriteria dan alternatif b. Pengeringan
layout dilakukan oleh satu orang ahli (expert) 3. Blending
yaitu manajer KUD Batu. Setelah didapatkan Blending merupakan proses pencampuran base
layout terpilih, selanjutnya dilakukan powder yang dihasilkan oleh spray dryer
penyesuaian layout berdasarkan kebutuhan dengan bahan baku lainnya.
lebar aisle sesuai dengan rekomendasi lebar
aisle yang didapatkan dari referensi. 3.2 Identifikasi Kebutuhan Tiap Proses
7. Kesimpulan dan saran penelitian lanjutan. Berdasarkan penjelasan tahapan proses
Bagian ini berisi kesimpulan tentang hasil yang produksi susu bubuk di atas, kebutuhan fasilitas
diperoleh dari penelitian serta memberikan untuk setiap proses adalah :
saran untuk pengembangan penelitian dimasa 1. Wet Process
yang akan datang. a. Penerimaan susu segar
1) Balance Tank
3. Hasil dan Pembahasan Susu segar yang telah
3.1 Proses Produksi Secara Umum dinyatakan release oleh Quality Assurance
Proses produksi merupakan teknik segera dipompa dari mobil tangki ke balance
mengubah input menjadi output, sehingga hasil tank untuk menyeimbangkan aliran dan
yang diperoleh dapat memberikan nilai tambah. mengukur volumenya.
Untuk menunjang proses produksi diperlukan b. Pendinginan
beberapa mesin dan peralatan pendukung serta 1) Plate Cooler pada Plate Heat Exchanger
(PHE)

626
Susu yang telah disaring masuk ke plate 1) Dry Blender
cooler pada suhu maksimal 14oC diturunkan Proses pencampuran base powder (susu
suhunya hingga mencapai 4oC. bubuk) yang dihasilkan oleh spray dryer
2) Ice Bank dengan bahan baku lainnya sehingga susu siap
Mendinginkan susu yang dialirkan ke plate untuk dikemas.
cooler dengan media chilled water bersuhu 2oC.
3) Fresh Milk Tank (FMT) 3.2.1 Analisis Kebutuhan Fasilitas di KUD
Setelah diproses di plate cooler, susu Batu
dialirkan ke Fresh Milk Tank (FMT) untuk Dari sebelas jenis fasilitas yang diperlukan
menjaga susu tetap homogen, mencegah untuk memproduksi susu bubuk, hanya lima
terbentuknya krim, dan menjaga susu tetap jenis fasilitas yang telah dimiliki oleh KUD
berada pada suhu 4oC. Batu, yaitu PHE, Ice Bank, Boiler,
c. Pasteurisasi Homogenizer, dan Spray Dryer. Selain itu
Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh terdapat pula dua jenis fasilitas yang memiliki
semua mikroba pathogen yang dapat merusak fungsi yang sama meskipun berbeda jenis, yaitu
susu serta menyebabkan penyakit pada bayi. bak penampung susu dengan balance tank dan
1) PHE Pasteurized mixing powder dengan dry blender. Sehingga
PHE Pasteurized berfungsi untuk KUD Batu perlu menambahkan empat jenis
membunuh bakteri pathogen yang terdapat di fasilitas, yaitu FMT, MST, evaporator, dan
dalam susu dengan pemanasan pada suhu 80 oC concentrated tank. Selain fasilitas yang telah
selama 5 detik dijelaskan, KUD Batu juga memiliki mesin
2) Boiler filling sachet untuk pengemasan susu bubuk
Boiler berfungsi untuk menghasilkan dan rak untuk menampung susu yang telah
steam bersuhu 145-152oC untuk proses dikemas sebelum disimpan di gudang.
pemanasan susu.
d. Homogenisasi 3.3 Identifikasi Kebutuhan Luas
Homogenasi adalah suatu perlakuan untuk Total kebutuhan luas untuk keseluruhan
menyeragamkan ukuran globula lemak yang fasilitas tanpa memperhatikan kebutuhan aisle
semula bervariasi dari 4-8 mikron menjadi 2 dan allowance antar fasilitas adalah 86,045 m2.
mikron. Sedangkan pabrik susu bubuk memiliki ukuran
1) Homogenizer panjang 24 meter dan lebar 19 meter sehingga
Homogenizer berfungsi untuk memecah total keseluruhan luas pabrik adalah 456 m 2.
dan menyeragamkan globula lemak hingga Pabrik yang dibangun oleh KUD Batu memiliki
berukuran ± 2 mikron ukuruan yang jauh lebih luas dibandingkan
2) Mixed Storage Tank (MST) kebutuhan luas mesin dan peralatan, hal ini
MST berfungsi untuk menampung susu bertujuan untuk mempermudah jika pihak KUD
homogenisasi sebelum masuk pengering Batu akan melakukan penambahan jumlah
2. Dry Process fasilitas di kemudian hari.
a. Evaporasi Selanjutnya dilakukan penentuan jumlah
Evaporasi merupakan proses penguapan stasiun kerja di pabrik susu bubuk KUD Batu.
sebagian air yang terdapat dalam susu untuk Stasiun kerja di pabrik susu bubuk KUD Batu
memperoleh susu pekat dengan kadar padatan yaitu :
sesuai dengan yang dikehendaki. 1. Stasiun Kerja Penerimaan Susu, yang
1) Evaporator terdiri dari bak penampung susu.
Evaporator berfungsi untuk memekatkan 2. Stasiun Kerja Boiler, tanki solar, tanki air,
susu dengan cara menguapkan air dalam susu dan PHE.
sehingga menaikkan total solid susu dari 40% 3. Stasiun Kerja Wet Process, yang terdiri
menjadi 50%. dari Ice Bank, FMT, Homogenizer, dan
b. Pengeringan MST.
1) Spray Dryer 4. Stasiun Kerja Dry Process, yang tediri dari
Spray Dryer berfungsi untuk Evaporator, Concentrated Tank, dan Spray
mengeringkan susu kental yang telah Dryer.
dikabutkan sehingga menjadi susu bubuk yang 5. Stasiun Kerja Blending, yang terdiri dari
kering dan halus Mixing Powder.
3. Blending

627
6. Stasiun Kerja Packaging, yang terdiri dari dan stasiun kerja wet process adalah E-2,
Filling Sachet dan rak. artinya stasiun kerja penerimaan susu dan
stasiun kerja wet process memiliki hubungan
3.4 Hubungan Kedekatan Antar Fasilitas kedekatan yang sangat penting untuk
Terdapat dua puluh satu mesin dan didekatkan dengan alasan stasiun kerja
peralatan yang ada di pabrik susu bubuk milik penerimaan susu memiliki proses yang
KUD Batu yang dikelompokkan ke dalam enam berurutan dengan stasiun kerja wet process.
stasiun kerja. Dan pada pengerjaan studi ini Begitu juga untuk hubungan antar stasiun kerja
akan dilakukan perancangan tata letak fasilitas lainnya dapat diidentifikasi satu per satu.
di pabrik susu bubuk KUD Batu. Sebelum Stasiun kerja dua memiliki hubungan X dengan
melakukan perancangan tata letak fasilitas, semua stasiun kerja, artinya stasiun kerja dua
perlu dilakukan identifikasi hubungan harus dijauhkan dari stasiun kerja lainnya
kedekatan antar fasilitas untuk mendukung karena pada stasiun kerja dua terdapat mesin
perancangan tata letak fasilitas yang akan boiler yang menghasilkan suhu yang tinggi
dilakukan. Hubungan kedekatan antar stasiun sehingga untuk kenyamanan lingkungan kerja
kerja disajikan dalam Activity Relationship maka stasiun kerja dua perlu dijauhkan dari
Chart (ARC) pada Gambar 1 untuk hubungan stasiun kerja lainnya.
kedekatan antar stasiun kerja. Setelah diidentifikasi hubungan kedekatan
antar stasiun kerja, selanjutnya dilakukan
1. Stasiun Kerja Penerimaan Susu identifikasi kedekatan antar mesin dan peralatan
X
7 E di setiap stasiun kerja. Berikut merupakan
2. Stasiun Kerja Boiler,tanki solar,tanki air,PHE
X 2 O penjelasan hubungan kedekatan untuk setiap
7 X 6 U
3. Stasiun Kerja Wet Process
E 7 X 5 U
stasiun kerja.
4. Stasiun Kerja Dry Process
2 O 7 X 5 1. Hubungan kedekatan antar fasilitas untuk
E 6 O 7
2 O 6 stasiun kerja penerimaan susu.
5. Stasiun Kerja Blending
A 6 Fasilitas yang ada pada stasiun kerja
2,8
6. Stasiun Kerja Packaging penerimaan susu hanya ada satu jenis
Gambar 1. ARC Stasiun Kerja fasilitas, yaitu bak penampung susu
sehingga tidak perlu dilakukan identifikasi
Hubungan kedekatan antar tiap stasiun hubungan kedekatan antar fasilitas di
kerja ditunjukkan oleh simbol huruf stasiun kerja penerimaan susu.
A,E,I,O,U,X, sedangkan alasan kedekatan 2. Hubungan kedekatan antar fasilitas untuk
ditunjukkan dengan menggunakan angka 1 stasiun kerja boiler, tanki solar, tanki air,
hingga 8. Penentuan hubungan kedekatan antar dan PHE.
fasilitas berdasarkan beberapa alasan yang ada, Pada stasiun kerja ini terdapat empat jenis
yaitu jenis mesin atau peralatan yang sama, fasilitas, yaitu boiler, tanki solar, tanki air,
proses yang berurutan, adanya bahan bakar, dan PHE. Hubungan kedekatan antar
peralatan pendukung, dan proses yang tidak fasilitas untuk stasiun kerja dua ini
berkaitan. Alasan kedekatan antar fasilitas disajikan pada Gambar 2.
disajikan pada Tabel 1.
1. Boiler
Tabel 1. Alasan Kedekatan Fasilitas A
4,8 A
Simbol Alasan Kedekatan 2. Tanki Solar
E 4,8 X
1 Jenis mesin atau peralatan yang sama 4 U 7
3. Tanki Air
2 Proses yang berurutan U 5
3 Bahan bakar 5
4. PHE
4 Peralatan pendukung
5 Proses yang tidak berkaitan Gambar 2. ARC Stasiun Kerja 2
6 Proses yang mendukung
7 Pengaruh suhu yang tinggi Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa
8 Kemudahan akses hubungan antar mesin boiler dengan tanki
solar maupun tanki air adalah A yang
Dari Gambar 1 dapat dilihat hubungan artinya absolut untuk didekatkan karena
kedekatan antar stasiun kerja, misalnya untuk baik tanki solar maupun tanki air
hubungan antara stasiun kerja penerimaan susu merupakan peralatan pendukung untuk

628
mesin boiler. Sedangkan hubungan antara Semua hubungan kedekatan antar mesin
boiler dengan PHE tidak boleh didekatkan, untuk stasiun kerja ini diberi simbol I,
hal ini dikarenakan untuk menghindari artinya penting untuk didekatkan karena
kontaminasi panas yang dihasilkan oleh merupakan mesin yang sejenis.
mesin boiler. 6. Hubungan kedekatan antar fasilitas untuk
3. Hubungan kedekatan antar fasilitas untuk stasiun kerja packaging
stasiun kerja wet process Untuk stasiun kerja packaging, terdapat
Pada stasiun kerja tiga atau wet process empat mesin filling sachet dan satu buah
terdapat empat jenis fasilitas, yaitu ice rak. Identifikasi hubungan antar fasilitas
bank, FMT, homogenizer, dan MST. untuk stasiun kerja packaging dapat dilihat
Hubungan kedekatan antar fasilitas untuk pada Gambar 6. Pada Gambar 6 dapat
stasiun kerja wet process disajikan dalam dilihat hubungan kedekatan antar mesin
ARC pada Gambar 3. filling sachet adalah I, artinya penting
untuk didekatkan karena kesamaan jenis
1. Ice Bank
fasilitas. Sedangkan hubungan antara
O mesin filling sachet terhadap rak adalah
6 O
2. FM T cukup penting untuk didekatkan, karena
O 6 U
6 U 5 setelah susu bubuk dikemas di mesin
3. Homogenizer
E 5 filling sachet selanjutnya disimpan
2 sementara di rak.
4. MST
Gambar 3. ARC Stasiun Kerja 3
1. Filling Sachet (1)
I
4. Hubungan kedekatan antar fasilitas untuk 1 I
stasiun kerja dry process 2. Filling Sachet (2) 1
I I
Pada stasiun kerja empat atau dry process 1 I 1 E
3. Filling Sachet (3)
terdapat tiga jenis fasilitas, yaitu I 1 E 2
evaporator, concentrated tank, dan spray 1 E 2
4. Filling Sachet (4) 2
dryer. Hubungan kedekatan antar fasilitas E
2
pada stasiun kerja empat dapat dilihat pada 5. Rak
Gambar 4. Gambar 6. ARC Stasiun Kerja 6

1. Evaporator 3.5 Perancangan Tata Letak Fasilitas


E Pada penelitian ini, metode yang
2 O
2. Concentrated Tank digunakan untuk perancangan tata letak fasilitas
E 6
2 adalah BLOCPLAN dengan bantuan software
3. Spray Dryer
BLOCPLAN 90. Berikut merupakan tahapan
Gambar 4. ARC Stasiun Kerja 4 pengolahan data dengan software BLOCPLAN
90.
5. Hubungan kedekatan antar fasilitas untuk 1. Menentukan jenis fasilitas beserta
stasiun kerja blending ukurannya.
Pada stasiun kerja blending terdapat empat Jenis fasilitas yang diinputkan merupakan
mesin mixing powder. Hubungan stasiun kerja yang telah ditentukan sebelumnya.
kedekatan antar mesin mixing powder Selain informasi tentang stasiun kerja yang
disajikan pada Gambar 5. akan diatur, dijelaskan pula kebutuhan luas
untuk setiap stasiun kerja.
1. Mixing Powder (1) 2. Menentukan hubungan kedekatan antar
I fasilitas.
1 I
2. Mixing Powder (2) 1 I ARC memberikan informasi hubungan
I
3. Mixing Powder (3)
1 I 1 kedekatan antar fasilitas, hubungan kedekatan
I 1 antar fasilitas yang digunakan pada tahap ini
1
4. Mixing Powder (4) adalah hubungan kedekatan antar stasiun kerja.
Gambar 5. ARC Stasiun Kerja 5 3. Menentukan skor untuk setiap hubungan
kedekatan.

629
Terdapat enam simbol hubungan paling rendah. Artinya berdasarkan hubungan
kedekatan yang digunakan pada penelitian ini, kedekatannya, layout dua, tiga, empat, dan lima
yaitu A, E, I, O, U, dan X. Untuk melakukan memiliki nilai hubungan kedekatan antar
analisis lebih lanjut maka masing-masing fasilitas yang sama dan paling tinggi
simbol hubungan kedekatan diberi skor atau dibandingkan dengan alternatif layout satu. R-
bobot yang dapat dilihat pada Tabel 2. Score menunjukkan efisiensi layout, alternatif
layout yang memiliki nilai efisiensi paling
Tabel 2. Skor Hubungan Kedekatan tinggi adalah layout 1, sedangkan layout empat
Simbol Skor memiliki nilai efisiensi paling rendah.
A 10 Sedangkan untuk nilai Rel-dist Score, semakin
E 5
kecil nilainya maka semakin baik. Karena
I 2
O 1
terdapat hasil yang kontradiktif pada setiap
U 0 alternatif layout, maka diperlukan analisis lebih
X -10 lanjut untuk menentukan pemilihan alternatif
layout terbaik berdasarkan pertimbangan tiga
4. Merancang tata letak fasilitas jenis kriteria pemilihan, yaitu Adjacency Score,
menggunakan metode BLOCPLAN. R-Score, dan Rel-dist Score.
Pada tahap ini terdapat lima alternatif
layout yang dapat dipilih sebagai usulan tata 3.6 Pemilihan Alternatif Layout dengan
letak fasilitas pabrik susu bubuk KUD Batu. Metode AHP
Setiap mesin atau peralatan diberi nama dengan Perancangan tata letak fasilitas
penomoran satu sampai enam, dengan menggunakan metode BLOCPLAN
keterangan sebagai berikut: menghasilkan lima jenis alternatif layout.
1 = Stasiun Kerja Penerimaan Susu Berdasarkan tiga kriteria yang ada, selanjutnya
2 = Stasiun Kerja Boiler, tanki solar, tanki akan dilakukan pemilihan alternatif layout
air, dan PHE. terbaik menggunakan metode Analytic
3 = Stasiun Kerja Wet Process Hiererachy Process (AHP). Berdasarkan
4 = Stasiun Kerja Dry Process informasi nilai masing-masing alternatif layout
5 = Stasiun Kerja Blending yang terdapat pada tabel 3 diketahui terdapat
6 = Stasiun Kerja Packaging tiga jenis kriteria yang dapat digunakan untuk
Lima alternatif layout berdasarkan hasil memilih alternatif layout terbaik. Ketiga jenis
perancangan tata letak fasilitas menggunakan kriteria tersebut adalah Adjacency Score, R-
metode BLOCPLAN dapat dilihat pada Score, dan Rel-dist Score. Berikut merupakan
Lampiran 1. langkah pemilihan alternatif layout terbaik
5. Kriteria pemilihan alternatif layout menggunakan AHP.
Berdasarkan lima alternatif usulan tata 1. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan
letak yang dihasilkan dari pengolahan dengan kriteria pemilihan.
metode BLOCPLAN, terdapat beberapa Tujuan yang ingin dicapai dengan metode
informasi yang dapat dijadikan pertimbangan AHP ini adalah pemilihan layout terbaik
untuk melakukan pemilihan alternatif layout dengan tiga kriteria pemilihan yaitu Adjacency
terbaik yaitu Adjacency Score, R-Score, dan Score, R-Score, dan Rel-dist Score.
Rel-dist Score. 2. Membuat matriks perbandingan
berpasangan antar kriteria.
Tabel 3. Nilai Alternatif Layout Matriks perbandingan berpasangan
Layout Adjacency R-Score Rel-dist bertujuan untuk membandingkan tingkat
Score Score kepentingan antar kriteria satu dengan lainnya
1 0,96 0,95 97
dengan pemberian bobot. Berikut merupakan
2 1,00 0,91 104
3 1,00 0,81 99 matriks perbandingan berpasangan antar
4 1,00 0,61 131 kriteria untuk memilih layout terbaik.
5 1,00 0,76 115

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan informasi [ ]
bahwa layout dua, tiga, empat, dan lima
memiliki nilai Adjacency Score tertinggi dan ⁄ ⁄
layout satu memiliki nilai Adjacency Score

630
Keterangan :
C1 = Adjacency Score
C2 = R-Score ⁄
C3 = Rel-dist Score
R-Score memiliki tingkat kepentingan dua ⁄ ⁄
kali lebih penting dibandingkan Adjaency ⁄ ⁄ ⁄ ⁄
Score. Adjacency Score memiliki tingkat
kepentingan tiga kali lebih penting [ ⁄ ⁄ ⁄ ]
dibandingkan Rel-dist Score. Sedangkan R- Keterangan :
Score memiliki tingkat kepentingan lima kali A = Alternatif Layout
lebih penting dibandingkan Rel-dist Score. Nilai inconsistency untuk matriks perbandingan
Nilai inconsistency untuk matriks ini adalah berpasangan antar alternatif untuk kriteria R-
0.00 (< 0.1) yang artinya pemberian bobot Score adalah 0.06 (<0.1) artinya pemberian
sudah konsisten. Sehingga berdasarkan bobot konsisten. Berdasarkan matriks
pemberian bobot pada matriks perbandingan perbandingan berpasangan untuk kriteria R-
antar kriteria didapatkan nilai relative score Score diketahui bahwa alternatif layout satu
untuk masing-masing kriteria, yaitu 0.309 untuk memiliki tingkat kepentingan tiga kali lebih
Adjacency Score, 0.582 untuk R-Score, dan penting dibandingkan alternatif layout dua, lima
0.109 untuk Rel-dist Score. kali lebih penting dibandingkan alternatif tiga,
3. Membuat matriks perbandingan dan lima, dan sembilan kali lebih penting
berpasangan antar alternatif untuk kriteria dibandingkan alternatif empat. Alternatif dua
Adjacency Score. memiliki tingkat kepentingan tiga kali lebih
Berdasarkan nilai Adjacency Score yang penting dibandingkan dengan alternatif tiga,
didapatkan dari hasil pengolahan dengan tujuh kali lebih penting dari alternatif empat,
metode BLOCPLAN, dilakukan perbandingan dan lima kali lebih penting dari alternatif lima.
berpasangan untuk setiap alternatif layout yang Alternatif tiga memiliki tingkat kepentingan
ada. Berikut merupakan matriks perbandingan lima kali lebih penting dibandingkan alternatif
berpasangan antar alternatif untuk kriteria empat, dan tiga kali lebih penting dibandingkan
Adjacency Score. alternatif lima. Alternatif lima memiliki tingkat
kepentingan tiga kali lebih penting
⁄ ⁄ ⁄ ⁄ dibandingkan alternatif empat.
5. Membuat matriks perbandingan
berpasangan antar alternatif untuk kriteria
Rel-dist Score.
[ ] Kriteria terakhir yang menjadi dasar
Keterangan : penentuan pemilihan alternatif layout terbaik
A = Alternatif Layout adalah Rel-dist Score. Berdasarkan pengolahan
Layout dua, tiga, empat, dan lima memiliki dengan metode BLOCPLAN, berikut
tingkat kepentingan dua kali lebih penting merupakan matriks perbandingan berpasangan
dibandingkan layout satu. Layout tiga, empat, antar alternatif untuk kriteria Rel-dist Score.
dan lima sama pentingnya dengan layout dua.
Nilai inconsistency pada matriks perbandingan
berpasangan antar alternatif untuk kriteria ⁄ ⁄
Adjacency Score adalah 0.00 (< 0.1) artinya
pemberian bobot konsisten. ⁄ ⁄ ⁄ ⁄
4. Membuat matriks perbandingan
berpasangan antar alternatif untuk kriteria [ ⁄ ⁄ ⁄ ]
R-Score. Keterangan :
Berdasarkan nilai R-Score yang didapatkan A = Alternatif Layout
dari hasil pengolahan dengan metode Nilai inconsistency untuk pemberian bobot pada
BLOCPLAN, dilakukan perbandingan matriks perbandingan berpasangan antar
berpasangan untuk setiap alternatif layout yang alternatif untuk kriteria Rel-dist Score adalah
ada. Berikut merupakan matriks perbandingan 0.04 (<0.1) artinya pemberian bobot konsisten.
berpasangan antar alternatif untuk kriteria R- Dari matriks perbandingan berpasangan untuk
Score. kriteria Rel-dist Score dapat dilihat bahwa

631
alternatif layout satu dan tiga memiliki tingkat material handling, maka diperlukan
kepentingan tiga kali lebih penting daripada penyesuaian layout terpilih dengan
layout dua, sembilan kali lebih penting daripada mempertimbangkan kebutuhan aisle
layout empat, dan lima kali lebih penting berdasarkan standar yang telah dirujuk dari
daripada alternatif lima. Layout dua memiliki Tompkins (2003). Penambahan kebutuhan aisle
tingkat kepentingan tujuh kali lebih penting untuk setiap fasilitas yang ada di pabrik susu
dibandingkan layout empat, dan tiga kali lebih bubuk KUD Batu dapat dilihat pada Tabel 4.
penting dibandingkan layout lima. Alternatif Tabel 4 menunjukkan keseluruhan fasilitas
lima memiliki tingkat kepentingan lima kali yang ada di pabrik susu bubuk KUD Batu dan
lebih penting dibandingkan alternatif empat. kebutuhan luas serta jenis aisle apa yang harus
6. Pemilihan Alternatif Layout Terbaik. ditambahkan. Penentuan jenis penambahan
Berdasarkan hasil perhitungan dari matriks aisle disesuaikan dengan kebutuhan proses
perbandingan berpasangan untuk kriteria material handling yang dilakukan. Proses
pemilihan alternatif layout terbaik, bobot yang material handling mulai susu diterima hingga
didapatkan untuk masing-masing kriteria secara sampai proses pengeringan susu segar menjadi
berurutan dari Adjacency Score, R-Score, dan susu bubuk pada mesin spray dryer semuanya
Rel-dist Score adalah 0.309, 0.582, 0.109. menggunakan pipa yang diletakkan pada bagian
Artinya dalam pemilihan alternatif layout 58,2 atas pabrik agar tidak mengganggu proses lalu
% dipengaruhi oleh kriteria R-Score, 30,9% lintas material maupun operator, menghindari
dipengaruhi oleh kriteria Adjacency Score, dan kontaminasi, dan dapat diketahui dengan cepat
10,9% dipengaruhi oleh Rel-dist Score. ketika terjadi kebocoran. Sedangkan mulai
Berdasarkan penilaian secara keseluruhan proses pencampuran susu bubuk hingga proses
(relative score), nilai untuk setiap alternatif pengemasan susu bubuk, material handling
layout berdasarkan pengolahan dengan metode dilakukan secara manual oleh operator
AHP adalah: menggunakan manual platform truck. Untuk
1. Alternatif layout 1 adalah 0,295 fasilitas yang menggunakan pipa sebagai alat
2. Alternatif layout 2 adalah 0,235 material handling diberikan penambahan aisle
3. Alternatif layout 3 adalah 0,200 untuk personil atau operator. Sedangkan untuk
4. Alternatif layout 4 adalah 0,125 fasilitas yang menggunakan alat material
5. Alternatif layout 5 adalah 0,145 handling berupa manual platform truck
Jika dilihat dari nilai relative score, diberikan penambahan aisle untuk manual
alternatif satu memiliki nilai yang paling tinggi platform truck.
di antara semua alternatif layout yang ada.
Sedangkan alternatif empat memiliki nilai Tabel 4. Rekomendasi Penambahan Aisle
relative score yang terendah. Hal ini Penambahan Aisle
dikarenakan alternatif satu memiliki nilai Mesin / Manual
No.
Peralatan Personil Platform
tertinggi untuk kriteria R-Score dan Rel-dist
Truck
Score, dan alternatif empat memiliki nilai Bak Penampung
terendah untuk dua kriteria tersebut. Sehingga 1. √ -
Susu
alternatif satu dipilih sebagai usulan tata letak 2.
Plate Heat
√ -
fasilitas di pabrik susu bubuk KUD Batu. Exchanger (PHE)
3. Ice Bank √ -
4. Boiler √ -
3.7 Penyesuaian Layout Terpilih Fresh Milk Tank
Hasil perancangan tata letak fasilitas 5. √ -
(FMT)
dengan metode BLOCPLAN memberikan lima 6. Homogenizer √ -
alternatif layout usulan yang kemudian dipilih Mixed Storage
7. √ -
menggunakan metode AHP. Berdasarkan Tank (MST)
8. Evaporator √ -
prosedur pemilihan alternatif layout dengan Concentrated
metode AHP yang telah dilakukan, layout satu 9. √ -
Tank
terpilih sebagai layout terbaik. Karena hasil 10. Spray Dryer √ √
perancangan dengan metode BLOCPLAN 11. Mixing Powder √ √
merupakan fixed layout yang tidak 12. Filling Sachet - √
memperhatikan aisle yang merupakan ruang 13. Rak - √
14. Tanki Solar - √
kosong yang berada di antara dua fasilitas yang 15. Tanki Air - √
dapat memberikan kemudahan akses maupun

632
Penambahan lebar aisle mengacu pada 5. d6.7 = | x6 – x7 | + | y6 – y7 |
rekomendasi lebar aisle dari Tompkins (2003) = | 10,75 – 13,5 | + | 3,875 – 3,75 |
untuk kebutuhan personil sebesar 0.9144 meter = 2,875 m
dan dibulatkan menjadi 1 meter untuk lintasan 6. d7.8 = | x7 – x8 | + | y7 – y8 |
= | 13,5 – 13,5 | + | 3,75 – 8,375 |
yang hanya dilalui oleh operator, sedangkan
= 4,625 m
untuk lintasan yang dilalui oleh manual 7. d8.9 = | x8 – x9 | + | y8 – y9 |
platform truck menggunakan rekomendasi lebar = | 13,5 - 11 | + | 8,375 – 8,375 |
aisle sebesar 1,525 meter dan dibulatkan = 2,5 m
menjadi 1,6 meter. Berdasarkan alternatif 8. d9.10 = | x9 – x10 | + | y9 – y10 |
layout yang telah terpilih selanjutnya setiap = | 11 – 13,25 | + | 8,375 – 13,5 |
fasilitas dialokasikan sesuai dengan panjang = 7,375 m
dan lebar yang dibutuhkan dan ditambahkan 9. d10.11 = | x10 – x11 | + | y10 – y11 |
dengan kebutuhan aisle. Setiap fasilitas = | 13,25 – 17,475 | + | 13,5 - 18 |
ditempatkan sesuai dengan tata letak yang = 8,725 m
10. d11.12 = | x11 – x12 | + | y11 – y12 |
diusulkan pada alternatif layout terpilih.
= | 17,475 – 21,05 | + | 18 - 18 |
Usulan tata letak pabrik susu bubuk KUD = 3,575 m
Batu dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada 11. d12.13 = | x12 – x13 | + | y12 – y13 |
usulan tata letak fasilitas pabrik susu bubuk = | 21,05 – 23,625 | + | 18 – 13,5 |
KUD Batu dapat diketetahui jarak material = 7,075 m
handling dengan ukuran jarak rectilinear. 12. dtotal = d1.2 + d2.5 + d5.2 + d2.6 + d6.7 + d7.8 + d8.9 +
Berikut merupakan koordinat untuk setiap d9.10 + d10.11 + d11.12 + d12.13
fasilitas. = 66,225 m
1. Bak Penampung Susu (19,25 ; 5,4) Dari hasil perhitungan jarak rectilinear
2. PHE (8,5 ; 8,375) material handling mulai dari proses penerimaan
3. Ice Bank (9 ; 1) susu di bak penampungan susu hingga susu
4. Boiler (3,6 ; 15,5) bubuk yang telah dikemas disimpan di rak rak
5. FMT (8,5 ; 3,875) untuk sementara adalah 66,225 meter. Untuk
6. Homogenizer (10,75 ; 3,875) proses material handling yang dilakukan secara
7. MST (13,5 ; 3,75) manual menggunakan manual platform truck,
8. Evaporator (13,5 ; 8,375) total jarak yang ditempuh secara rectilinear
9. Concentrated Tank (11 ; 8,375) adalah 19,375 meter.
10. Spray Dryer (13,25 ; 13,5)
11. Mixing Powder (17,475 ; 18) 4. Kesimpulan
12. Filling Sachet (21,05 ; 18) 1. Terdapat lima belas jenis mesin dan
13. Rak (23,625 ; 13,5) peralatan di pabrik susu bubuk KUD Batu.
14. Tanki Solar (0,5 ; 17,5) Untuk mempermudah perancangan tata
15. Tanki Air (0,8 ; 13,8) letak fasilitas, setiap mesin atau peralatan
Sesuai dengan alur proses produksi susu pendukung dikelompokkan ke dalam enam
bubuk, selanjutnya dihitung jarak material jenis stasiun kerja. Selanjutnya dilakukan
handling. Aliran material pada usulan tata letak identifikasi hubungan kedekatan antar
fasilitas di pabrik susu bubuk KUD Batu dapat stasiun kerja yang digambarkan dalam
dilihat pada gambar 14. Sehingga perhitungan Activity Relationship Chart (ARC). Hasil
jarak material handling pada tata letak yang dari identifikasi hubungan kedekatan antar
diusulkan adalah sebagai berikut. stasiun kerja adalah stasiun kerja dua yang
1. d1.2 = | x1 – x2 | + | y1 – y2| terdapat mesin boiler di dalamnya harus
= | 19,25 – 8,5 | + | 5,4 – 8,375 | dijauhkan dari semua stasiun kerja lainnya
= 13,725 m untuk menghindari pengaruh suhu panas
2. d2.5 = | x2 – x5 | + | y2 – y5| yang dihasilkan oleh mesin boiler. Setalah
= | 8,5 – 8,5 | + | 8,375 – 3,875 |
= 4,5 m
mengindentifikasi hubungan kedekatan
3. d5.2 = | x5 – x2 | + | y5 – y2 | antar stasiun kerja, selanjutnya dilakukan
= | 8,5 – 8,5 | + | 3,875 – 8,375 | juga identifikasi hubungan kedekatan antar
= 4,5 m fasilitas di setiap stasiun kerja. Untuk
4. d2.6 = | x2 – x6 | + | y2 – y6 | stasiun kerja satu atau penerimaan susu
= | 8,5 – 10,75 | + | 8,375 – 3,875 | tidak dilakukan identifikasi hubungan
= 6,75 m

633
kedekatan karena hanya terdapat satu sebesar 1,6 meter. Total jarak material
fasilitas yaitu bak penampung susu. handling secara rectilinear untuk
2. Hubungan kedekatan antar fasilitas yang keseluruhan proses mulai susu segar
digambarkan dalam ARC, menjadi input ditampung di bak penampungan hingga
untuk perancangan tata letak fasilitas menjadi produk susu bubuk yang telah
menggunakan metode BLOCPLAN. Hasil dikemas adalah 66,225 meter.
dari perancangan tata letak fasilitas ini
adalah terdapat lima alternatif tata letak Daftar Pustaka
fasilitas yang dapat dipilih sebagai usulan
tata letak fasilitas di pabrik susu bubuk Hussey, J. & Hussey, R. (1997). Bussiness
KUD Batu. Setiap alternatif memiliki nilai Research: A Practical Guide for
adjacency score, R-Score, dan Rel-dist Undergraduate and Postgraduate Students,
score yang dapat dijadikan pertimbangan Second Edition. Palgrave Macmillan.
untuk pemilihan alternatif tata letak Basingtoke.
fasilitas terbaik. Nilai adjacency score
untuk alternatif satu adalah 0,96, Pearch, K. N. (2007). Milk Powder. New
sedangkan untuk alternatif dua sampai Zealand Dairy Research Institute.
lima memiliki nilai adjacency score yang
sama sebesar 1. Nilai R-Score untuk Saaty, Thomas L. (1994). How to Make a
masing-masing alternatif secara berurutan Decision. University of Pittsburgh
adalah 0,95; 0,91; 0,81; 0,61; dan 0,76.
Sedangkan nilai Rel-dist score untuk setiap Saaty, Thomas L. (2004). The Seven Pillars of
alternatif secara berurutan adalah 97, 104, The Analytic Hierarchy Process. University of
99, 131, dan 115. Pittsburgh.
3. Pemilihan alternatif tata letak fasilitas
terbaik menggunkan metode Analytic Saaty, Thomas L. (2008). “Decision Making
Hierarchy Process (AHP) dengan tiga with The Analytic Hierarchy Process”.
kriteria pemilihan alternatif tata letak International Journal Services Science, Vol. 1,
fasilitas terbaik yaitu Adjacency Score, R- No.1, 83-98.
Score, dan Rel-dist Score. Setelah dibuat
matriks perbandingan berpasangan antar Tompkins J.A., White J.A., Bozer, Tanchoco
kriteria didapatkan bobot untuk setiap J.M.A. (2003). Facilities Planning, Third
kriteria yaitu 0,309 untuk kriteria Edition, John Willey & Sons, Inc, California.
Adjacency Score, 0,582 untuk kriteria R-
Score, dan 0,109 untuk kriteria Rel-dist
Score. Artinya kriteria R-Score
memberikan pengaruh paling besar dalam
pemilihan alternatif tata letak fasilitas
sebesar 58,2%. Alternatif tata letak terbaik
yang dipilih adalah alternatif satu dengan
relative score sebesar 0,295. Selanjutnya
dilakukan pengalokasian setiap fasilitas
dan memberikan rekomendasi lebar aisle
pada alternatif tata letak terpilih. Penetuan
lebar aisle tergantung dari kebutuhan
proses material handling yang dilakukan
di pabrik susu bubuk KUD Batu.
Rekomendasi lebar aisle yang digunakan
adalah aisle untuk personil sebesar 1 meter
dan aisle untuk manual platform truck

634
Lampiran 1.
Alternatif Layout

Alternatif Layout 1 Alternatif Layout 4

Alternatif Layout 2 Alternatif Layout 5

Alternatif Layout 3

635
Lampiran 2.
Usulan Tata Letak Fasilitas Pabrik Susu Bubuk KUD Batu

Tanah Kosong Milik KUD Batu

Keterangan :

11 12 1. Bak Penampung Susu


14 Aisle

7 sq. m.
Aisle

21 sq. m.
2. Plate Heat Exchanger (PHE)
3. Ice Bank
Aisle 4. Boiler
Aisle Aisle Aisle

20 sq. m. 3 sq. m. 20 sq. m. 20 sq. m.


5. Fresh Milk Tank (FMT)
6. Homogenizer
4
11 12 7. Mixed Storage Tank (MST)
8. Evaporator
9. Concentrated Tank
15 13 10. Spray Dryer
10 Aisle
11. Mixing Powder
3 sq. m.
12. Filling Sachet
13. Rak
11 12 14. Tanki Solar
Tanah Kosong Milik KUD Batu

Aisle 15. Tanki Air

Tanah Kosong Milik KUD Batu


25 sq. m. = Aisle Personil
Aisle = Aisle Manual Platform Truck
3 sq. m. = Allowance Boiler

9 8
2 11 12

Aisle

7 sq. m.
Aisle

5 2 sq. m. 6
Aisle
7
6 sq. m. 1
Aisle

6 sq. m.

Tanah Kosong Milik KUD Batu

636

Anda mungkin juga menyukai