Anda di halaman 1dari 1

Uji Gula Reduksi dan Vitamin C

Pada observasi kandungan gula dan vitamin C pada sampel buah dan sayur
menggunakan reagen Fehling A dan B yang digunakan untuk menganalisis gula reduksi
secara kualitatif dan kandungan vitamin C yang ada pada buah dan sayuran. Fehling A
merupakan larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan larutan yang terdiri dari NaOH
dan NaK-tartrat. Prinsip kerja dari reagen Fehling ini adalah gula reduksi bereaksi dengan
Fehling B membentuk enediol, kemudian enediol bereaksi dengan Fehling A membentuk ion
Cu2+ dan campuran asam-asam. Selanjutnya ion Cu2+ dalam suasana basa akan mengendap
menjadi endapan Cu2O berwarna hijau, kuning-orange, atau merah bata tergantung jenis gula
reduksi yang diuji. Perbedaan dari kedua uji ini terletak pada prosesnya, dimana pada uji gula
reduksi dilakukan pemanasan campuran sampel dan Fehling A dan B, sedangkan pada uji
vitamin C tidak. Tujuan dilakukan pemanasan ini adalah untuk menghilangkan H2O. Adapun
hasil positif dari bahan yang mengandung gula reduksi ditandai dengan adanya perubahan
warna menjadi merah bata. Sedangkan untuk hasil positif bahan yang yang mengandung
vitamin C ditandai dengan adanya perubahan menjadi hijau sampai hijau kebiruan. Berikut
merupakan reaksi uji gula reduksi:

Dari beberapa sampel yang digunakan didapatkan hasil sampel yang mengandung
gula reduksi adalah pada semua bahan yaitu buah pear, tomat, jambu merah, bunga turi,
alpukat, jeruk, mangga, pepaya, dan wortel. Kandungan gula reduksi pada tiap bahan
berbeda-beda jenis dan kosentrasinya. Sedangkan untuk sampel yang mengandung vitamin C
adalah pada buah pear, tomat, jambu merah, alpukat, jeruk, papaya dan wortel. Sedangkan
untuk sampel bunga turi dan buah mangga tidak terdapat kandungan vitamin C. Hal ini tidak
sesuai dengan teori, dimana seharusnya pada buah mangga terdapat kandungan vitamin C
sebanyak 39,6 mg per 100 gram buah. Demikian pula dengan bunga turi yang seharusnya
terdapat kandungan vitamin C sebanyak 41 mg per 100 gram bahan. Adanya ketidaksesuaian
ini dimungkinkan karena beberapa faktor baik dari bahan maupun dari praktikan. Dari
kondisi bahan dalam keadaan yang masih mentah atau matang juga dapat mempengaruhi
kandungan yang terkandung dalam bahan.

Anda mungkin juga menyukai