Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ICHTYOLOGI: SISMTEM HORMON

Dosen Pengampu: Nanik Retno Buwono, S.Pi, M.P.

Oleh:
Kelompok 2

Adim Imtikhanah 175080101111018


Muhammad Ichsan Dwi Cahya 175080101111026
Anggraeni Budi Pratiwi 175080101111032
Pandu Andito Danu Sakti 175080107111002
Rendha Agustina Rahmawati 175080107111008
Alfi Nur Aini 175080107111014
Rifqi Falihan Akbar 175080107111020
Nita Yuliana Sari 175080107111026

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem Peredaran Darah
Ikan”, tepat pada waktunya. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ichtyologi. Makalah ini membahas
mengenai sistem peredaran darah ikan meliputi komposisi dan fungsi darah ikan,
jantung ikan, serta dan segala ruang lingkup dalam sistem peredaran darah ikan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang
membantu penyelesaian tugas makalah ini. Kami menyadari, bahwa dalam
penulisan makalah ini masih ditemui beberapa kekukrangan, adapun kritik dan
saran sangat bermanfaat bagi kami dalam perbaikan dan penyusunan makalah
sebelumnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga para
pembaca.

Malang,14 Mei 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

1.PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

1.1 Latar belakang .......................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3 Tujuan penulisan ...................................................................................... 5

1.4 Manfaat penulisan .................................................................................... 5

2.PEMBAHASAN .................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Hormon ....................................................................................... 6

2.2 Sistem Hormon .............................................................................................. 6

2.3 Hormon pada Ikan ......................................................................................... 7

3.PENUTUP .......................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14

3.2 Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

3
1.PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia memiliki potensi perikanan yang patut diperhitungkan karena


sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan (laut dan tawar). Komoditas
perikanan sangat strategis untuk dikembangkan baik saat ini maupun di masa
yang akan datang. Selain sebagai sumber protein yang relatif murah, sebagai
sumber devisa negara dari sektor non migas, selain hal tersebut kegiatan
perikanan berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja serta kegiatan-
kegiatan ekonomi lainnya, sehingga kegiatan budidaya ikan dapat dijadikan
peluang usaha saat ini.

Dalam berbudidaya ikan, setidaknya mengetahui pola hidup dari suatu ikan.
Ilmu yang mempelajari kehidupan biologi dari ikan dikenal dengan Iktiologi. Salah
satu yang dipelajari pada iktiologi adalah mengenai horon. Hormon merupakan
zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu yang
mempunyai efek tertentu pada aktivitas organ – organ lain dalam tubuh. Kelenjar
ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan
masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah. Apabila sampai pada suatu
organ maka hormone akan merangsang terjadinya perubahan.

Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang di hasilkan
oleh kelenjar endokrin vertebrata, walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh
hampir semua system organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul
hormon dilepaskan langsung ke aliran darah. Walaupun demkian, ada juga
hormon yang disebut ektohormon yaitu hormon yang tidak langsung dialirkan
dalam darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan


masalahnya yaitu:
1. Bagaimanakah sistem hormon pada ikan?
2. Hormon apa saja yang terdapat pada ikan?
3. Bagaimana fungsi dari tiap hormon pada ikan?
4
1.3 Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu antara lain:


1. Untuk mengidentifikasi sistem hormon pada ikan
2. Untuk menganalisa hormon apa saja yang terdapat pada ikan
3. Untuk menganalisa fungsi dari tiap hormon pada ikan

1.4 Manfaat penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu antara lain :


1. Mengetahui sistem hormon pada ikan
2. Mengetahui hormon apa saja yang terdapat pada ikan
3. Mengetahui fungsi dari tiap hormon pada ikan

5
2.PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hormon

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu
kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian
besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan
panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang
merupakan derivat dari kolesterol.

Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang
sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel.
ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau
merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ
secara keseluruhan.

2.2 Sistem Hormon

Pada ikan terdapat dua kelenjar yaitu pertama kelenjar eksokrine yang
berfungsi mensekresi produk dalam saluran atau pembuluh lalu membawanya
sampai ke eksterior tubuh. Contohnya kelenjar saliva dan kelenjar racun. Lalu
kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak memilki saluran atau pembuluh,
produk yang dihasilkan yaitu hormone yang kemudian disekresi langsung dalam
aliran darah.

Gambar 1. Perbedaan kenjar eksokrin dan endokrin

Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistem yang mirip dengan


vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan
6
endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya
Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu
dalam proses osmoregulasi (Alamsyah, 1974).

Kerja hormon menyerupai kerja syaraf, yaitu mengontrol dan mengatur


keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun, kontrol kerja syaraf
lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida, atau derivat dari
asam-asam amino, dan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari
mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid (Rahardjo,1980).

Gambar 2. Kelenjar endokrin pada ikan

2.3 Hormon pada Ikan

2.3.1 Kelenjar Pituitary

Kelenjar ini disebut pula hypophysa terletak di bawah dienchephalon.


Suatu tangkai yang menghubungkan atara kelenjar ini dengan dienchepalon
disebut Infundibulum. Kelenjar ini walaupun kecil, fungsi dan strukturnya
merupakan organ tubuh yang sangat rumit dan sulit.

Pada stadia embrionik, kelenjar ini berasal dari gabungan elemen neural
yang tumbuh ke bawah dari diencephalon dan elemen epithel (kantung Rathke)
yang tumbuh ke atas dari bagian dorsal rongga mulut. Pertumbuhan dari
hypophysa, berasal dari dua macam organ, yaitu: Neurohypophyse dan
Adenohypophyse. Neurohypofise dibentuk dari bagian alas dienchephalon
(Infundibulum) sedangkan Adenohypophyse, terbentuk dari perlekukan bagian
ektodermal dari rongga mulut embrio (stomodaeum), disebut kantong hypophyse

7
atau kantung Rathke. Hubungannya dengan rongga mulut akan hilang setelah
pertumbuhannya selesai.

Neurohypophyse memiliki struktur berupa serabut-serabut yang sejajar,


berasal dari hypothalamus di dalam otak. Fungsi dari bagian hypophysa ini
mengeluarkan horman ke dalam hypothalmus dan diteruskan ke
neurohypophyse oleh sel-sel neorosekresi dan masuk ke dalam aliran darah.
Adenohypophyse terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: pars distalis atau lobes
anterior, merupakan bagian yang terbesar, lebih konstan dan aktif dari yang lain.
Pars intermedia kehadirannya bervariasi dan fungsinya diketahui mengontrol
melanophora dan mungkin juga dalam melanogenesis.

Neurosekresi dari hypothalamus (oxytocyn dan vasetocyn) disimpan dan


dikeluarkan oleh neurohypofise. Sekeresi ini berperan dalam osmoregulasi dan
reproduksi. Adenohypophyse mengandung beaneka sel pembuat hormon.
Hormon hormon yang disekresikan oleh pars distalis adalah prolactin ikan
(penting dalam pengaturan Na ikan air tawar), hormon pertumbuhan,
carticothropyn (ACTH), gonadothropyn dan thyrotropyn. Kelenjar pituitary sering
diberi gelar kelenjar induk (master gland) karena banyak menpengaruhi kegiatan
kelenjar lainnya (Moyle, 1988).

Gambar 3. Kelenjar Pituitary

2.3.2 Kelenjar Thyroid


Semua vertebrata mempunyai kelenjar thyroid. Sebagian besar ikan
bertulang sejati dan Cyclostomata terdiri dari folikel-folikel yang relatif menyebar
di dekat aorta ventral, arteri branchialis affarent, jantung, insang, kepala ginjal,
limp, otak atau mata. Pada Elasmobranchii dan beberapa ikan bertulang sejati
thyroid merupakan kelenjar tersendiri yang dikelilingi oleh jaringan pengikat.

8
Hormon thyroid mempunyai beberapa fungsi fisiologik dan beberapa fungsi
lainnya yang belum diketahui, namun terbukti bahwa ia mampu mempengaruhi
laju konsumsi oksigen, membantu pengendapan guanin dalam kulit, dan
mengubah metabolisme nitrogen dan karbohidarat. Ia juga telah diketahui
mempengaruhi sistem dan fungsi saraf dan proses osmoregulasi (Lagler, 1977).

Gambar 4. Kelenjar Thyroid

2.3.3 Kelenjar Parathyroid


Bagian sekresi dari kelenjar parathyroid berdiferensiasi dari epithel
kantong farings ketiga dan keempat. Ini berarti kantong-kantong farings
mempunyai andil dalam pembentukan jaringan kelenjar. Hormon parathyroid
adalah polipetida yang dinamakan parathormon yang berfungsi mengatur kadar
kalsium, dan sedikit menentukan kadar fosfor di dalam darah. Kalsium akan
menghilang jika dari darah dan terjadi kejang otot jika hormon ini tidak
ada. Jaringan kelenjar pada Cylostomata dan bangsa ikan, yang homolog
dengan parathyroid telah ditemukan, namum fungsinya belum diketahui pasti.
(hildenbran, 1974).

2.3.4 Jaringan Interrenal (Adrenal Cortex)


Pada ikan Osteichthyes, jaringan yang ekivalen atau homolog dengan
adrenal cortex atau pada vertebrata tingkat tinggi. Strukturnya sama dengan
gonad dalam hal produksi hormonnya yang mengandung steroid, dan asal-usul
embriologinya. Jaringan korteksnya merupakan derivat dari mesoderm yang
membatasi rongga solom dekat tempat berasalnya pematang genital (Lagler,
1977).

9
Pada Elasmobranchia, jaringan ini bentuknya memanjang terletak pada
bagian belakang ginjal. Sedangkan pada kelompok-kelompok sel yang tersebar
di sepanjang vena cardinalis. Sel-sel yang menyerupai sel adrenocortical
didapatkan pada dinding vena cardinalis ikan lamprey. Jaringan interrenal
mensekresikan hormon adrenocorticosteroid yang mengontrol proses
osmoregulasi dengan cara mempengaruhi ginjal, insang dan saluran
gastrointestinal, dan mempengaruhi metabolisme protein dan karbohidrat (Lagler,
1977).

Jaringan interrenal pada Cyclostomata, tersebar sepanjang vena


cardinalis posterior dan vena lainnya. Pada Teleostei jaringan interrenal
menyebar, tetapi selalu membentuk bintik-bintik noda yang terdapat di dekat atau
pada kepala ginjal.

Gambar 5. Kelenjar Adrenal Cortex

2.3.5 Jaringan Chromaffin


Jaringan ini banyak tersebar di dalam badan beberapa vertebrata. Sel-sel
chromaffin pada ikan bertulang sejati tersebar di sepanjang vena poscardinalis
dan dimungkinkan perluasannya tercampur dengan sel interrenal. Jaringan
chromaffin pada Elasmobranchii menyatu dengan saraf simpathetic dan aorta
dorsalis, terletak di depan jaringan interrenal (Moyle, 1988).

Khromaffin dan jaringan medulla dimasuki serabut preganglion dari


sistem saraf otonom. Saraf ini dan kelenjar endokrin Adrenal medulla, keduanya
sebagai derivat endokterm dari neural krest embrio, dan semuanya
menggetahkan adrenalin dan non adrenalin. Jaringan ini mensekresikan

10
adrenalin mengadakan respon terhadap hormon ini dalam berbagai cara, seperti
menaikkan kadar gula dalam darah dan menaikkan tekanan darah, konsentrasi
melanin dalam melanophora, serta merintangi otot polos. Kerja hormon ini
menyerupai sistem kerja saraf simpathetic, yang mana hormon ini sangat erat
hubungannya. Distribusi jaringan khromaffin di dalam tubuh dapat terletak di
dekat tetapi terpisah dari jaringan organ interrena, dapat juga tercampur dengan
jaringan interrenal atau korteks adrenal (Alamsyah, 1974).

2.3.6 Kelenjar Ultimobranchial


Kelenjar ini homolog dengan kelenjar parathyroid pada mammalia. Pada
ikan bertulang sejati kelenjar ini terletak di bawah esophagus dekat sinus
venosus. Pada Elasmobranchii kelenjar ini terletak pada sisi kiri bawah pharynx.
Kelenjar ini mensekresikan hormon calcitonin, yang berperan dalam metabolisme
kalsium. Ultimobranchial yaitu derivat dari sepasang kantong farings yang paling
belakang, dan corpusculus stanus terletak pada bagian posterior dari ginjal
Teleostei.

Gambar 6. Kelenjar Ultimobranchial

2.3.7 Gonad
Berdasarkan struktur dan pertumbuhannya, gonad merupakan kelenjar
endokrin. Kelenjar seks ikut dalam sekresi steroid, hal ini sangat penting dalam
pemijahan, pembuatan sarang, dan aspek-aspek tingkah laku reproduksi lainnya.
Estrogen mengontrol pertumbuhan dan perkembangan dari sistem genital betina,
dan mengatur sifat-sifat seksual sekunder.

Sel-sel interstisial dari testis menghasilkan hormon-hormon jantan dan


secara keseluruhan dinamakan Androgen. Androgen diperlukan untuk

11
pertumbuhan diferensiasi, dan berfungsinya saluran-saluran genitalia jantan,
organ kopulasi, dan tingkah laku seksual dan pemijahan.

Semua hormon gonad mempunyai hubungan timbal balik yang kompleks


dengan hypophyse. Beberapa ditujukan terhadap fungsi jaringan interrenal atau
jaringan korteks atau terhadap aktivitas thyroid atau badan pineal.

2.3.8 Pulau-pulau Langerhans (Endokrin Pankreas)


Pankreas berfungsi sebagai kelenjar exocrine dan endocrine. Fungsi
exocrine yaitu sebagai produksi enzim untuk pencernaan. Sedangkan jaringan
endokrine pada pankreas ada dua tipe di teleostei. Pertama jaringan endokrin
yang menyebar yaitu pulau Langerhans. Kedua jaringan endokrin yg
terkonsentrasi (pada kebanyakan teleostei) yaitu Borckmann bodies.

Pada ikan bertulang sejati biasanya jaringan ini terdapat di pyloric caeca,
usus kecil, limpa dan empedu. Jaringan ini menghasilkan insulin yang berperan
penting dalam metabolisme karbohidrat dan dalam pengubahan glukosa menjadi
glycogen, dan dalam oksidasi glukosa dan pembuatan lemak.

2.3.9 Badan Pineal


Organ pineal pada puncak otak atau pada bagian atas dienchepalon
merupakan fotoreseptor. Sekresi yang dihasilkan oleh badan pineal adalah
melatonin yang mengumpulkan melanin. Bila jaringan ini dihilangkan maka akan
membawa perubahan dalam pertumbuhan.

Ikan terutama Teleostei, pada ekornya terdapat pembekakan ventral pada


medulla spinalisnya. Secara histologis, pembengkakan ini mempunyai kesamaan
dengan neurohypophyse dan dinamakan urohypophysa. Pembengkakan ini
diperkirakan mempunyai fungsi endokrin, dalam hal mengatur tekanan osmose di
dalam tubuh.

2.3.10 Badan Stanius


Kelenjar ini memilik fungsi sebagai kelenjar endokrin yang sekresi
sekresinya diduga ikut dalam proses penyesuaian tekanan osmotik lingkungan
dengan tekanan osmotik cairan tubuh pada ikan (osmoregulasi).

12
2.3.11 Urophysis
Urophysis merupakan kelenjar endokrin khas didekat ekor ikan teleostei,
strukturnya seperti neurohypophysis. Urophysis menghasilkan k 2 neurohomon yaitu:
urotensin I (UT-I, 41 AA) dan urotensin II (UT-II, 12 AA)
Urotensin-I :
- homolog dengan CRH (Corticotropin-releasing hormone) mamalia
- menstimulir pelepasan cortisol
- berfungsi dalam osmoregulasi
- pengaturan pada reproduksi
Urotensin-II
- homolog dengan stomatosin (SS)
- menstimulir produksi lemak (lipogenesis)
- menstimulir pelepasan cortisol
- berfungsi dalam osmoregulasi
- pengaturan pada reproduksi

Gambar 7. Urophysis

13
3.PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan


vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Kerja hormon menyerupai kerja saraf,
yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh.
Namun, kontrol kerja saraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah
protein, peptida, atau derivat dari asam-asam amino, dan hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari mesodermal (gonad, korteks ardenal)
berupa steroid.

3.2 Saran

Saran dan kritik dibutuhkan dalam penyusunan makalah ini baik dari segi
isi maupun penyusunannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. dan menambah wawasan pembaca mengenai sistem peredaran darah
pada ikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

AAA. Nelson, J.S. 1976. Fishes of the World. John Wiley and Sons, New York.

Kilawati, Y. dan D. Arfiati. 2017. Iktiologi Modern. Malang. UB Press

TT.Alamsjah, S. 1974. Ichthiyologi Sistematika (Ichthyologi – I). Proyek

Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, IPB

XX. Lagler, K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller and D.R.M. Passino. 1977.

Ichthyology. Second edition. John Wiley & Sons, New York

YY. Love, M.S. and G.M. Cailliet (eds.). 1979. Readings in Ichthyology. Prentice-

Hall of India Private Limited, New Delhi

YY. Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan, Fakultas

Perikanan, IPB.

ZZ.Moyle, P.B. and J.J. cech, Jr. 1988. Fishes. An Introduction to Ichthyology.

Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

15

Anda mungkin juga menyukai