Anda di halaman 1dari 56

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah.

1. Pengertian Pemimpin

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai segala hal yang berhubungan dengan

pekerjaan memimpin. Kepemimpinan pada hakikatnya adalah ilmu dan seni

untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan cara membangun

kepatuhan, kesetiaan, kepercayaan, hormat dan bekerja sama dengan penuh

semangat dalam mencapai tujuan. Pemimpin itu sendiri berarti orang yang

memimpin, orang yang memegang tangan sambil berjalan untuk menuntun,

menunjukkan jalan orang yang dibimbing, orang yang menunjukkan jalan dalam

arti kiasan, orang yang melatih, mendidik, mengajari agar akhirnya dapat

mengerjakan sendiri.

Secara umum, Tim Dosen Adpend (2003:161) merumuskan definisi

kepemimpinan sebagai berikut:

Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan untuk dapat


mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan,
mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan

Merujuk pada definisi tersebut, pada dasarnya kepemimpinan itu adalah

kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengelola segala

19
Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
21

Kepemimpinan Sering kali diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan

pembuatan keputuasan, namun ada juga yang mengartikan suatu inisiatif untuk

bertindak yang menghsilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan

pemecahan suatu persoalan bersama. Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni untuk

mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Kepemimpinan adalah seorang Pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,

khususnya kecakapa atau kelebihan disatu bidang sehingga dia mampu

mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas

tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

2. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan terus berkembang sampai saat ini. Berdasarkan literatur yang

diperoleh, disebutkan bahwa setidaknya terdapat tiga macam teori

kepemimpinan yaitu:

a. Teori Keadaan (the Situational)

Dalam teori keadaan (the situational leadership) dinyatakan bahwa

kepemimpinan itu sebenarnya dipengaruhi oleh keadaan pemimpin, para

pengikut, organisasi dan pengaruh-pengaruh lingkungan seperti social,

ekonomi,politik, budaya, moral, agama dan sebagainya.

Seperti yang dijelaskan Oteng Sutisna (1986:317) bahwa

“Diasumsikan bahwa ada satu gaya kepemimpinan yang optimum pada

semua jenis organisasi di bawah segala macam kondisi”. Dengan


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
23

bahwa perilaku dapat dipelajari, hal ini berarti bahwa seseorang yang

dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin

secara efektif. Sedangkan menurut Tannenbaum dan Schmidt (1973)

memandang berbagai macam gaya perilaku pemimpin sebagai

kontinum. Kontinum yang terdiri dari ragam gaya kepemimpinan itu

menurut mereka sangat bergantung pada situasi dan perpaduan antara

kepribadian pemimpin dan jenis struktur tugas dalam organisasi tertentu.

Pendekatan ini melihat bahwa pemimpin yang efektif adalah fleksibel,

mampu memilih perilaku kepemimpinan yang diperlikan dalam waktu

dan situasi tertentu.

3. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam

berinteraksi dengan bawahannya, pada umumnya dikenal ada lima gaya

kepemimpinan adapun beberapa gaya kepemimpinan tersebut yang dapat

digunakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku orang lain adalah

sebagai berikut:

a. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Kepemimpinan Otokratis disebut juga kepemimpinan diktaktor

atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil

keputusan tanpa berkonsultasi dengan para bawahannya yang harus

melaksanakannya atau seseorang yang akan dipengaruhi keputusan

tersebut. mereka menentukan apa yang harus dilakukan orang lain dan
Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
25

dalam proses pembuatannya, walaupun yang membuat keputusan akhir

adalah Pemimpin, tetapi hanya setelah menerima masukan dan

rekomendasi dari para bawahan. Kritk terhadap pendekatan ini

menyatakan bahwa keputusan yang paling baik tidak selalu merpakan

keputusan terbaik, dan bahwa kepemimpinan demokratis sesuai dengan

sifatnya, cenderung menghasilkan keputusan yang disukai dari pada

keputusan yang paling tepat. Gaya ini jpada kompromi yadapat

mengarah ugag pada akhirnya memberikan hasil yang dihrapkan.

c. Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan Partisipatif juga dikenal dengan istilah

kepemimpinan terbuka dan bebas, orang yang menganut pendekatan ini

hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan.

ini hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan

memberikan kkesempatan kepada bawahanya untuk mengembangkan

sustu startegi dan pemecahannya. Tugas pemimpin adalah mengarahkan

anggota kepada tercapainya konsensus. Asumsi yang mendasari gaya

kepemimpinan ini adalah bahwa para bawahan akan lebih siap

menerima tanggung jawab terhadap solusi, tujuan dan strategi di mana

mereka diberdayakan untuk mengembangkannya. kekurangan dari gaya

ini adalah bahwa dengan pembentukan konsensus banyak membuang

waktu dan hanya belam rangka perjalan bila semua orang yang terlibat

memiliki komitmen terhadap kepentingan utama suatu lembaga.


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
27

dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard ini pada awalnya mengacu pada

pendekatan teori situasional yang menekankan perilaku pemimpin dan

merupakan model praktis yang dapat digunakan pemimpin untuk membuat

keputusan dari waktu ke waktu secara efektif dalam rangka mempengaruhi

perilaku orang lain.

Gaya kepemimpinan ini dikenal juga sebagai kepemimpinan tak

tetap atau kontingensi. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah

bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan ang tepat bagseorang

pemimpin dalam seg a kondisi. Oleh karena itu gaya kepemimpinan

Situasional akan menerapkan suatu gaya tertentu berdasarkan

pertimbangan ats faktor-faktor seperti pemimpin, pengkut, dan situasi

dalam arti struktur tugas, peta kekuasaan dan dinamika kelompok.

4. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan pada dasarnya adalah manjalankan wewenang

kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu system komunikasi, memelihara,

kesediaan bekerja sama, dan menjamin kelancaran serta kebutuhan organisasi.

Dapat dirinci bahwa fungsi-fungsi kepemimpinan itu adalah meliputi

kegiatan atau tindakan;

a. Pengambilan keputusan

b. Pengembangan imajinasi

c. Pendelegasian wewenang kepada bawahan

d. Pengembangan kesetiaan para bawahan


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
29

6. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan aktivitas kepala sekolah yang

kesehariannya disibukan dengan kegiatannya mempengaruhi orang-orang yang

menjalankan kegiatan akademik di sekolah, mereka adalah guru dan staf yang ada

disekolah. Pemimpin bekerja sama dengan orang-orang baik secara individu

maupun kelompok untuk memikirkan dan memecahkan masalah mutu pendidikan di

sekolah. Yang menjadi perhatian utama atau yang diprioritaskan dalam

aktivitasnya adalah memperbaiki dan meningkatkan mutu belajar dengan

memperbaiki kinerja guru yang menanganinya.

Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pendidikan merupakan jabatan

tertinggi dari suatu organisasi sekolah, kepala sekolah mempunyai peranan yang

sangat penting dalam mengembangkan institusi yang dipimpinnya. Kepala sekolah

merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Tim Dosen

Adpend(2009:126) bahwa: “kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan

untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien”.

Sedangkan Wahjosumidjo (2002:83) mengatakan bahwa: “Kepala sekolah

adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
31

membantu guru membina kurikulum sesuai dengan minat, kebutuhan dan

kemampuan peserta didik. Untuk dapat melaksanakan tanggungjawab

tersebut maka kepala sekolah harus memiliki pendidikan dan pengalaman yang

diperlukan bagi seorang pemimpin pendidikan.

b) Keterampilan kepala sekolah

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dalam pendidikan

hendaknya memiliki pengertian dan pengetahuan yang cukup luas tentang

penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran modern di sekolah, sifat-sifat

kepribadian yang bisa menjamin pelaksanaan kegiatan pimpinan

pendidikan yang baik dan kecakapan-kecakapan atau keterampilan

tertentu yang berhubungan dengan bidang-bidang tugas dan jabatan

kepala sekolah.

Menurut Soekarto Indrafachrudi (1983) mengemukakan bahwa

syarat-syarat kemampuan pribadi yang diperlukan kepala sekolah antara lain

sebagai berikut:

a. Kemampuan mengorganisir dan membantu staf dalam

merumuskan perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk

program yang lengkap.

b. Kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan

pada diri seorang guru dan anggota staf lainya.

c. Kemampuan untuk membina dan memupuk kerja sama dalam

memajukan dan melaksanakan program-program sekolah.


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
33

a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan

guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah.

Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap

pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya

tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki

gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan

mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan

kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif

dan efisien.

b. Kepala sekolah sebagai manajer

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus

dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan

dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah

seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas

kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan

profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang

dilaksanakan di sekolah, seperti : MGMP/MGP tingkat sekolah, in house

training, diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan

pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti : kesempatan


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
35

bersangkutan-, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak

lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada

sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan

pembelajaran.

Kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum

sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan

bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya

dengan baik

e. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)

Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya

kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan

kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka

meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat

menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan

fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.

Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan

kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-

sifat sebagai barikut : (1) jujur (2) percaya diri (3) tanggung jawab (4)

berani mengambil resiko dan keputusan (5) berjiwa besar (6) emosi yang

stabil, dan (7) teladan.


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
37

g. Kepala sekolah sebagai wirausahawan

Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan

dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah harus dapat

menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan

berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat

akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di

sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan

proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

Sejauh mana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas,

secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi

terhadap peningkatan kompetensi guru, yang pada gilirannya dapat

membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

d) Kompetensi Kepala Sekolah

Kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang

seharusnya dapat dilakukan seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa

kegiatan, perilaku dan hasil yang seharusnya dapat ditampilkan atau

ditunjukkan. Agar dapat melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, tentu

saja seseorang harus memiliki kemampuan dalam bentuk pengetahuan,

sikap dan keterampilan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
39

 Memiiki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin

pendidikan

b. Kompetensi Manajerial

Kopetensi manajerial merupakan kemampuan kepala sekolah

adalah kemampuan teknis yang harus dimiliki olrh kepala sekolah dalam

menjalankan tugasnya sebagai manajer pendidikan, yang terdiri dari:

 Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan

perencanaan

 Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan

kebutuhan

 Memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber

daya manusia secara optimal

 Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan

sumber daya manusia secara optimal

 Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal

 Mampu mengelola hubungan sekolah - masyarakat dalam rangka

pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
41

 Mampu melaksana-kan pengawasan terhadap pelaksana-an

kegiatan sekolah sesuai standar pengawasan yang berlaku

c. Kompetensi Supervisi

Kompetensi supervisi merupakan kemampuan kepala sekolah untuk

melakukan pengawasan professional dalam bidang akademik yang

dijalankan berdasarkan kaidah keilmuan tentang bidang pendidikan.

Kompetensi supervis ini terdiri dari:

 Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik

yang tepat

 Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan

program pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi social merupakan kemampuan kepala sekolah untuk

bersosialisasi dengan masyarakat atau stake holder pendidikan.

Kompetensi social ini terdiri dari:

 Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip

yang saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah

 Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
43

Kepemimpinan Transformasional memandang manusia, kinerja dan

pertumbuhan organisasi adalah sisi yang saling berpengaruh. Gagasan awal

mengenai kepemimpinan transformasional dikembangkan oleh James McGregor Burns

yang menerapkannya dalam konteks politik dan selanjutnya ke dalam konteks

organisasional oleh Bernard Bass. Bass (Harsiwi, 2003), mengemukakan bahwa

“kepemimpinan transformasional sebagai pengaruh pemimpin atau atasan terhadap

pegawai. Para pegawai merasakan adanya kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan

rasa hormat kepada atasan, dan mereka termotivasi untuk melakukan melebihi apa yang

diharapkan”.

Bass dan Aviola (1994, dalam Komariah, 2005: 79), memberikan model

Transformasi seperti yang ditunjukan pada gambar berikut:

Pemimpin membangun rasa Pemimpin mengangkat nuansa kebutuhan bawahan


percaya diri pada bawahan ketingkatan yang lebih tinggi pada hierarki motivasi

Pemimpin memperluas Pemimpin mentransformasikan


kebutuhan bawahan perhatian kebutuhan bawahan

Pemimpin mempertinggi
probabilitas keberhasilan Pemimpin mempertinggi nilai kebenaran bawahan

yang subjektif
Transformasional

Kondisi sekarang dan upaya Makin meningginya motivasi bawahan untuk


mencapai hasil dengan upaya tambahan
organisasi
yang diharapkan bawahan
Bawahan mempersembahkan kinerja melebihi apa yang
diharapkan
Bawahan menghasilkan kinerja sebagaimana
yang diharapkan

Gambar 2.1

Model Kepemimpinan Transformasional


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
45

pribadi dan perilaku moral secara etis. Idealiced influence melalui

model-model aturan bagi pengikut, yang mana pengikut

mengidentifikasi dan ingin melakukan melebihi model tersebut.

Pemimpin-pemimpin menunjukkan standar tinggi dari tingkah laku

moral dan etika, serta menggunakan kemampuan untuk

menggerakkan individu maupun kelompok terhadap pencapaian misi

mereka dan bukan untuk nilai perorangan. Pemimpin memberi

wawasan serta kesadaran akan misi, membangkitkan kebanggaan,

serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada para

pegawainya, memberi visi, menanamkan rasa bangga, mendapatkan

rasa hormat dan kepercayaan dari pegawai atau anggotanya.

Idealiced influence muncul dari perubahan situasi yang cepat, kritis

dan tekanan;

b. Inspirational motivation, tercermin dalam perilaku yang senantiasa

menyediakan tantangan bagi pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai

dan memberikan makna pekerjaan bagi mereka. Pemimpin adalah

seorang motivator yang bersemangat untuk terus membangkitkan

antusiasme dan optimisme pegawai. Inspirational motivation berarti

pemimpin memberikan arti dan tantangan bagi pengikut dengan

maksud menaikkan semangat dan harapan, menyebarkan visi,

komitmen pada tujuan serta dukungan tim. Kepemimpinan

transformasional secara jelas mengkomunikasi-kan harapan-harapan,


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
47

bantuan sebagai pemimpin, memberikan pelayanan sebagai mentor,

memeriksa kebutuhan individu untuk perkembangan dan

peningkatan keberhasilan, mengekspresikan penghargaan pekerjaan

untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik, mengkritik kelemahan

pegawai secara kondusif; menggunakan bakat khusus pegawai dan

memberikan kesempatan belajar. Bass (Harsiwi, 2003), beranggapan

bahwa unjuk kerja kepemimpinan yang lebih baik terjadi bila para

pemimpin dapat menjalankan salah satu atau kombinasi dari empat

cara tersebut yaitu influence, inspirational motivation, intellectual

stimulation, individualized consideration. Pemimpin yang seperti ini

akan dianggap oleh rekan-rekan atau pegawai mereka sebagai

pemimpin yang efektif dan memuaskan.

Karakteristik-karakteristik demikian penting untuk menghadapi persaingan

yang bersifat global dan bersifat strategis sebagai perencana strategis sehingga

para pegawai dalam hal ini para guru merasakan adanya suatu kepercayaan,

kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat, dan akhirnya mereka termotivasi.

Sejauhmana pemimpin dikatakan sebagai pemimpin trans- formasional, Bass

(Andarika, 2004), mengemukakan bahwa hal tersebut dapat diukur dalam

hubungan dengan pengaruh pemimpin tersebut pegawai. Oleh karena itu, Bass

mengemukakan ada tiga cara seorang pemimpin transformasional memotivasi

pegawai, yaitu dengan:


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
49

semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa

perubahan.Seorang pemimpin transformasional memandang nilai - nilai organisasi

sebagai nilai - nilai luhur yang perlu dirancang dan ditetapkan oleh seluruh staf

sehingga para staf mempunyai rasa memiliki dan komitmen dalam

pelaksanaannya.

Untuk menjawab dan menghadapi tuntutan masyarakat terhadap perubahan yang

terjadi, maka dibutuhkan gaya kepemimpinan yang mampu menumbuhkan kesadaran,

keyakinan, memotivasi, mengembangkan dan memberdayakan anggotanya

berdasarkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Aan dan Cepi (2006:78) berpendapat

bahwa “Menjadi tugas pemimpin untuk mentransformasikan nilai organisasi untuk

membantu mewujudkan visi organisasi”. Maka gaya kepemimpinan yang

dibutuhkan dalam menghadapi perubahan ini adalah gaya kepemimpinan

transformasional.

Berkaitan dengan kepemimpinan transformasional, Aan dan Cepi (2006:78) juga

berpendapat bahwa:

Pemimpin transformasional adalah agen perubahan dan bertindak


sebagai katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah sistem ke arah yang
lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin
transformasional karena ia berperan meningkatkan segala sumber daya
manusia yang ada.

Dalam organisasi sekolah, sumber daya manusia yang dimaksud dapat

berupa pimpinan, guru atau staf. Komitmen guru, motivasi guru dalam bekerja dan
Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
51

pembaharuan pendidikan. Selain itu, kepemimpinan itu juga sejalan dengan gaya

manajemen yang diperlukan dalam manajemen berbasis sekolah.

a. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional

Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat tujuh

prinsip untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis

yang terdiri dari:

a. Simplifikasi, keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah

visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta

keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis.

b. Motivasi, kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap

orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal

kedua yang perlu kita lakukan.

c. Fasilitasi, dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif

memfasilitasi pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi secara

kelembagaan, kelompok, ataupun individual. Hal ini akan berdampak

pada semakin bertambahnya modal intektual dari setiap orang yang

terlibat di dalamnya.

d. Inovasi, yaitu kemampuan untuk secara berani dan bertanggung jawab

melakukan suatu perubahan bilamana diperlukan dan menjadi suatu

tuntutan dengan perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang

efektif dan efisien, setiap orang yang terlibat perlu mengantisipasi


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
53

kepemimpinan kepala sekolah, khususnya dalam rangka menunjang manajemen

berbasis sekolah atau bentuk-bentuk pembaharuan pendidikan lainnya. Pentingnya

kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah model manajemen

berbasis sekolah adalah agar kepala sekolah dapat mengimplementesikan upaya-

upaya pembaharuan dalam kependidikan. Tanpa dibarengi kepemimpinan kepala

sekolah yang aspiratif terhadap perubahan, upaya pembaharuan pendidikan seideal

apa pun yang dirancang nampaknya tidak akan membawa hasil optimal.

Kepemimpinan transformasional diharapkan dapat menjawab tantangan

pelaksanaan manajemen berbasis sekolah melalui tiga unsur yaitu karisma,

konsideran individual, dan stimulasi intelektual pada diri kepala sekolah.

Seorang kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan transformasional

memiliki sikap menghargai ide-ide baru, cara dan metode baru, serta praktik-

praktik baru yang dilakukan para guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di

sekolahnya. Menurut Luthans, (1995: 358,) terdapat tujuh sikap dari seorang

kepala sekolah yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan

transformasionalnya, yakni, 1) mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan

(pembaruan) 2) memiliki sifat pemberani 3) mempercayai orang lain 4) bertindak

atas dasar sistem nilai (bukan atas dasar kepentingan individu, atau atas dasar

kepentingan dan desakan kroninya); 5) meningkatkan kemampuannya secara

terus-menerus; 6) memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak

jelas, dan tidak menentu; serta 7) memiliki visi ke depan atau visioner.
Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
55

c. Menggali budaya yang ada dalam organisasi

d. Karena system pendidikan merupakan suatu sub system maka harus

memperhatikan system yang lebih besar yang ada di atasnya seperti

system Negara.

B. Konsep Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja

Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu

organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan

memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi

tersebut. Kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang

di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi

tanggung jawabnya; Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi;

Kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan agar hasil yang

diharapkan dapat terwujud.

Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance

atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi

performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja.

Kinerja atau prestasi kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan

yang didasari oleh pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi dalam

menghasilkan sesuatu. Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam

manajemen karena sangat berkaitan dengan produktivitas lembaga atau organisasi.


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
57

fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari

oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat digolongkan

pada tiga kelompok, yaitu kompetensi individu orang yang bersangkutan,

dukungan organisasi dan dukungan manajemen.

a. Kompetensi Individu

Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat

dikelompokan dalam dua golongan, pertama, kemampuan dan

keterampilan kerja setiap orang akan dipengaruhi oleh kebugaran fisik, dan

kesehatan jiwa individu yang bersangkutan, pendidikan, akumulasi pelatihan,

dan pengalaman kerja.

Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan

kerja. Semakin sering seseoramg melakukan pekerjaan yang sama,

semakin terampil dan semakin cepat seseorang untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan

seseorang maka pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas dan

memungkinkan peningkatan kinerja. Factor yang kedua adalah motivasi

dan etos kerja sangat penting mendorong semangat kerja. Motivasi dan

etos kerja dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan

masyarakat, budaya dan nilai-nilai agama yang dianutnya. Seseorang

yang melihat pekerjaan sebagai beban dan keterpaksaan untuk


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
59

LINGKUNGAN ORGANISASI KERJA


LUAR
 Kebijakan dan
 Budaya filasafat manajemen
 Hukum  Stuktur dan tingkat
 Politik pengupahan dan
 Ekonomi penghargaan
 Social  Gaya kepemimpinan
 Teknologi  Syarat-syarat kerja

CIRI SESEORANG

 Kemampuan
 kepribadian

KINERJA PEGAWAI

Gambar 2.2

keterkaitan faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang

Gambar diatas menunjukan bahwa kinerja pegawai harus dikelola, terutama

untuk mencapai produktivitas dan efektivitas dalam rangka merancang bangun

kesuksesan, baik secara individu maupun organisasi. Dengan demikian,

manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan

target yang akan dicapai melalui kerja tim. Tim yang memiliki kinerja baik, maka

anggotanya akan menetapkan standar kualitas target, mencapai target, memahami

perbedaan, saling menghormati, berimbang dalam peran, berorientasi pada tujuan ,

mengevaluasi kinerja, dan bekerja sama.

3. Evaluasi kinerja

Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja, yang

merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. Ini dipakai
Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
61

percepatan. Demikian juga bila terjadi penyimpangan harus dicari penyebabnya

untuk diatasi dan diluruskan atau diperbaiki sehingga dapat mencapai sasaran dan

tujuan sebagaimana direncanakan semula.

Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja pada dasarnya dilakukan oleh atasan

langsung. Evaluasi unit atau bagian organisasi adalah kepala unit itu sendiri.

Atasan langsung pada umumnya mempunyai kesempatan dan akses yang luas

untuk mengamati dan menilai prestasi kerja bawahan, namun penilaian oleh atasan

langsung sering dianggap kurang objektif.

Untuk lebih menjamin objektivitas penilaian, maka organisasi dapat

membentuk Tim Evaluasi Kinerja yang dianggap dapat objektif baik untuk

mengevaluasi kinerja individu maupun untuk mengevaluasi kinerja kelompok dan unut

atau bagian organisasi

C. Kinerja Guru

1. Pengertian kinerja Guru

Sebagai suatu organisasi, dalam Sekolah terdapat kerja sama kelompok

orang (kepala sekolah, guru, Staf dan siswa) yang secara bersama-sama ingin

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Semua komponen yang ada di

sekolah merupakan bagian yang integral, artinya walaupun dalam kegiatannya

melakukan pekerjaan sesuai dengan fungsi masing-masing tetapi secara

keseluruhan pekerjaan mereka diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi

sekolah. Sebagai salah satu anggota Organisasi Sekolah, guru sebagai tenaga

pendidik menduduki peran yang amat penting dalam proses pendidikan dan
Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
63

(h) mengevaluasi kinerja sendiri dan (i) mengembangkan diri secara

berkelanjutan.

3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian

dari masyarakat untuk :

a. Berkomunikasi lisan dan tulisan

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional

c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:

a. Konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang

menaungi/koheren dengan materi ajar

b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah

c. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

d. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari

e. Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional.

Seorang guru mau menerima sebuah pekerjaan sebagai pendidik, jika ia

mempersiapkan diri dengan kemampuan untuk melaksanakan tugas tersebut sesuai


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
65

Yusuf dan Rohman Natawidjaja sebagaimana dikutip Syafruddin Nurdin (2002)

adalah sebagai berikut:

1. Menguasai bahan yang akan diajarkan


2. Mengelola program belajar mengajar
3. Mengelola kelas
4. Mengguakan media/sumber belajar
5. Menguasai landasan-landasan pendidikan
6. Mengelola interaksi belajar mengajar
7. Menilai prestasi siswa
8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
Operasionalisasi kompetensi dasar di atas, demikian menurut Natawijaya,

menekankan pentingnya kinerja terpadu seorang guru dalam melaksanakan

profesinya. Kompetensi professional guru akan memadai jika ditopang oleh

kompetensi personal dan social yang baik sehingga mengantarkannya pada

pembelajaran dan pengajaran yang baik. Kompetensi professional guru akan

memadai jika didukung oleh kopetensi personal dan social yang baik sehingga

mengantarkan guru pada pembelajaran atau pengajaran yang baik.

2. Model Kinerja Guru

Terdapat beberapa model kinerja guru dalam melaksanakan proses belajar-

mengajar, diantaranya adalah model Rob Norris,model Oregan, dan model

Stanford. Tiga macam model ini dikenal dengan Stanford Teacher of Appraisal

Competence (STAC), ketiga midel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Model Rob Norris

Model Rob Norris menyatakan bahwa akumulasi beberapa komponen

kompetensi mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu: a).
Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
67

tidak semata-mata tergantung pada nilai-nilai agama (system kepercayaan) dan

pandangan teologis yang dianutnya, tetapi pengaruh pendidikan, informasi, dan

komunikasi juga bertanggung jawab bagi pembentukan suatu kinerja.

Menyangkut factor eksternal kinerja guru, M.Arifin sebagaimana dikutip

oleh Muhaimin (2002), mengidentifikasikannya kedalam beberapa hal diantaranya

adalah a). volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan seseorang, b).

suasana kerja yang menggairahkan atau iklim yang ditunjang dengan komunikasi

demokrasi yang serasi dan manusiawi antara pimpinan dan bawahan, d). sikap

jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan terwujud dalam kenyataan, e).

penghargaan terhadap need achievement (hasrat dan kebutuhan untuk maju) atau

penghargaan terhadap yang berprestasi, f). sarana yang menunjang bagi

kesejahteraan mental dan fisik seperti tempat olah raga, masjid, rekreasi, hiburan

dan lain-lain.

4. Evaluasi kinerja guru

Untuk mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi atau

penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang

ditetapkan yang diukur secara efektif dan efisien seperti produktivitasnya,

efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai serta bahan yang tidak

terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan dengan cara

membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan teman sekerja atau

mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan perintah atau tugas yang


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
69

Dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja guru antara lain :

a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.

b. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa

c. Penguasaan metode dan strategi mengajar

d. Pemberian tugas-tugas kepada siswa

e. Kemampuan mengelola kelas

D. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Terhadap

Kinerja Guru

Kepemimpinan merupakan satu aspek penting dalam system sekolah, seperti

apa yang dikemukakan oleh Scheerens (1992) yang menyatakan bahwa “sekolah

efektif memiliki kepemimpinan yang kuat”. Begitu juga dengan Edmons (1979)

yang mengatakan bahwa “Ada lima karakteristik sekolah efektif, salah satunya

adalah kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah terhadap kualitas pengajaran.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

merupakan faktor penggerak organisasi melalui penanganan perubahan dan

manajemen yang dilakukan sehingga keberadaan kepemimpinan bukan hanya

sebagai simbol yang ada atau tidaknya tidak akan menjadi masalah tetapi

keberadaannya memberikan dampak yang positif bagi perkembangan organisasi.

Kepemimpinan Transformasional merupakan model kepemimpinan yang

memberikan kesempatan kepada bawahan untuk ikut berpartisipasi dalam rangka

mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimimpinan Transformasional adalah


Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
71

masyarakat sekitar dan lainnya, untuk bekerja atas dasar sistem nilai yang luhur,

sehingga semua unsur yang ada di sekolah tersebut bersedia untuk berpartisipatif

secara optimal dalam mencapai visi sekolah.

Kepala sekolah yang memiliki pola kepemimpinan transformasional sangat

senang jika guru melaksanakan penelitian tindakan kelas karena, dengan penelitian

kelas, seorang guru akan mampu menutup anggpan antara wacana konseptual

dengan realitas empirik. Dengan demikian, guru akan dapat menemukan solusi

atas persoalan keseharian yang dihadapinya selama proses kegiatan belajar

mengajar yang berlangsung di kelas. Jika hal ini terjadi, maka ia akan mampu

memecahkan sendiri persoalan yang muncul dari praktik profesionalnya.

Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan serta dianggap

sebagai orang yang berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang

merupakan pencerminan mutu pendidikan. Keberadaan guru dalam melaksanakan

tugas dan kewajiban tidak lepas dari pengaruh internal maupun faktor eksternal

yang membawa dampak eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja

guru.

Kinerja guru merupakan kemampuan yang ditunjukan oleh guru dalam

melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dapat dikatakan baik dan

memuaskan jika tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan

harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah
Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/
73

3. Motivasi Inspiration

Aspek kepemimpinan transformasional ini berperan terutama untuk

menciptakan dan menjaga semangat para guru agar selalu berorientasi

pada kepuasan peserta didik . guru harus memiliki kesadaran bahwa tujuan

dan cita-cita bersama yang ingin dicapai yaitu menciptakan kualitas

pendidikan

4. Pengaruh Idealized

Pengaruh idealis menunjukkan pengembangan rasa percaya dan hormat

pada bawahan. Pemimpin dengan pengaruh idealis berperan sebagai model

dengan tingkah laku dan sikap yang mengandung nilai-nilai yang baik bagi

sekolah. Perilaku kepemimpinan transformasional ini mampu memberikan

pengaruh terhadap nilai-nilai tersebut pada guru

Kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki proses dalam

Pengembangan Sumber Daya Manusia pendidik/Guru yang akan menjadi faktor

penting yang sangat menentukan dalam mendorong kinerja Guru agar semakin

meningkat. Peningkatan tersebut tidak hanya berimplikasi kuantitas namun juga

kualitas mengenai bagaimana kinerja guru dilaksanakan, dan dalam kontek

perubahan dewasa ini kinerja inovatif menjadi suatu tuntutan yang makin

mendesak untuk dapat dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan peran dan

tugasnya sebagai pendidik sehingga dapat melahirkan lulusan yang kreatif dan

inovatif yang dapat bersaing di era global dewasa ini. Dengan demikian upaya
Blank Page has been intentionally inserted
here.

http://www.svstoolsgroup.com/

Anda mungkin juga menyukai