Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
fungsinya menurun juga terjadi retensi air. Maka air akan ditarik oleh
natrium ke ruang ekstraseluler lama kelamaan akan terjadi penimbunan
natrium dan air sehingga terjadi kelebihan volume cairan atau edema.Pada
LFG dibawah 15% pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal
(renal replacement therapy) antar lai dialisis atau transplantasi ginjal.
Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal
(Setiati, 2014 : 2160).
8
Aliran darah ginjal Suplai O2 kejaringan Suplai O2 otak turun Tekanan vena pulmunalis
turun turun
RAA turun Syncope Kapiler paru naik
Metabolisme anaerob
(kehilangankesadara
Retensi Na dan H2O Asam laktat naik n) Edema paru
5. Manifestasi klinis
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) manifestasi klinis gagal ginjal
kronik adalah sebagai berikut :
a. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat
menurun hingga 25% dari normal.
b. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami poliuria dan
nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar kreatinin serum
dan BUN sedikit meningkat diatas normal.
c. Penyakit ginjal stadium akhir (ESDR) atau sindrom uremik (lemah,
letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volune cairan,
neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang
sampai koma), yang ditandai dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit,
kadar serum kreatinin dan BUN meningkat tajam dan terjadi
perubahan biokimia dan gejala yang kompleks.
Baradero (2008) menyatakan bahwa ada beberapa tanda dan gejala
gagal ginjal kronik antara lain :
a. Sistem hematopoletik : anemia, trombositopenia, ekimosis dan
perdarahan.
b. Sistem kardiovaskular : hipertensi, hipervolemia, takikardia, disritmia,
gagal jantung kongesif dan perikarditis.
c. Sistem gastrointestinal : anoreksia, mual muntah, perdarahan
gastrointestinal, distensi abdomen, diare dan konstipasi.
d. Sistem pernapasan : takipnea, pernapasan kusmaul, sputum yang
lengket, pleural friction rub dan edema paru.
e. Sistem neurologi : perubahan tingkat kesadaran (letargi, bingung,
stupor, koma), kejang dan gangguan tidur.
f. Sistem skeletal : osteodistrofi ginjal, nyeri sendi dan pertumbuhan
lambat pada anak.
g. Kulit : pucat, hiperpigmentasi, pruritus, ekimosis dan uremia frost.
h. Sistem perkemihan : haluaran urin berkurang, berat jenis urin
menurun, proteinuria, dan natrium dalam urin berkurang.
10
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Kadar kreatinin serum untuk menghitung laju filtrasi glomerulus
Kreatinin adalah sampah dari sisa – sisa metabolisme yang
dilakukan oleh aktivitas otot. Sama dengan ureum, kreatinin akan
menumpuk dalam darah apabila ginjal tidak berfungsi
sebagaimana mestinya untuk menyaring serta membuangnya
bersama urin. Hasil Normal: 0.5 s/d 1.5 mg/dl untuk pria
dewasa0.5 s/d 1.3 mg/dl untuk wanita dewasa.
11
e. Pemeriksaan EKG
Pada pemeriksaan EKG, keadaan abnormal menunjukkan adanya
ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, aritmia, hipertrofi
ventrikel, dan tanda-tanda perikarditis (Muhammad, 2012 : 53).
8. Penatalaksanaan
Menurut Nursalam dan Batticaca (2008) penatalaksanaan pada gagal
ginjal kronik antara lain :
a. Deteksi dan obati penyakit gagal ginjal (kontrol diabetes mellitus,
terapi hipertensisehingga diharapkan dapat meringankan atau
menghilangkan masalah-masalah yang timbul.
b. Diet rendah protein
Diet teratur rendah protein dengan asam amino esensial untuk
meminimalisir keracunan uremia dan mencegah limbah serta
malnutrisi.
Tabel 2.1 Pembatasan Asupan Protein dan Fosfat pada Gagal Ginjal
Kronik (Setiati, 2014 : 2163)
LFG (ml/menit) Asupan Protein Fosfat
(g/kg/hari) (g/kg/hari)
> 60 Tidak dianjurkan Tidak dibatasi
25 – 60 0,6-0,8/kg/hari, ≤ 10 g
5 – 25 0,6-0,8/kg/hari, 0,3 asam amino ≤ 10 g
esensial atau asam keton
< 60 (sindrom 0,8/kg/hhari tambahan asam ≤9g
nefrotik) amino esensial atau asam keton
c. Pengobatan keadaan yang berhubungan dengan peningkatan dinamika
ginjal :
1) Anemia : rekombinan dan human eritropotein
2) Eigen : pengganti hormon ginjal
3) Asidosis : ganti bikarbonat dengan infus sodium bikarbonat/oral
4) Hiperkalemia : diet ketat potasium-kation pengganti renin
15
8. Asupan Cairan
Menurut Kozier (2010 : 984) asupan cairan selama periode aktivitas
sedang pada suhu sedang, rata-rata orang dewasa minimun 1.500 ml per
hari tetapi kebutuhannya adalah 2.500 ml per hari, butuh tambahan 1.000
ml. Volume tambahan ini dapat darioksidasi makanan selama proses
metabolik yang menarik, kandungan air dalam makanan relatif besar,
dapat memberikan sekitar 750 ml per hari. Kandungan air dan sayuran
segar sekitar 90%, dari buah-buahan segar sekitar 85%, dan dari daging
tanpa lemak 60%.
9. Cara Pengeluaran Cairan
Menurut Tartowo dan Wartonah (2010 : 75) pengeluaran cairan
terjadi melalui organ-organ seperti :
a. Ginjal
1) Merupakan pengaturan utama keseimbangan cairan yang
memnerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.
2) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.
3) Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.
4) Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH
dan aldosteron.
b. Kulit
1) Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatisyang
merangsang aktivitas kelenjar keringat.
2) Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,
temperatur lingkungan yangmeningkat, dan demam.
3) Disebut juga Isensible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.
c. Paru – paru
1) Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari.
2) Memningkatnya cairan yang hilang sebagai respon terhadap
perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau
demam.
22
d. Gastrointestinal
1) Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gatrointestinalsetiap
hari sekitar 100-200 ml.
2) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kgBB/24
jam, dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan
temperatur 1 derajat celsius.
10. Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Menurut Tamsuri (2008 : 6) faktor yang mempengaruhi keseimbangan
cairan dan elektrolit antara lain :
a. Usia
Berpengaruh terhadap proporsi tubuh, kebutuhan metabolik, serta
berat badan.
b. Aktivitas
Aktivitas dapat menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam
tubuh, sehingga mengakibatkan peningkatan haluaran cairan melalui
keringat.
c. Iklim
Seseorang yang tinggal di lingkungan yang tidak terlalu panas maka
tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit
dan pernafasan., begitupun sebaliknya.
d. Diet
Jika asupan makanan tidak adekuat atau seimbang, tubuh akan
memecah simpanan glikogen dan lemak. Hal itu akan mengakibatkan
perpindahan cairan dari intravaskular ke interstitial sehingga terjadi
edema di interstitial.
e. Stress
Dapat mengakibatkan retensi air dan natrium serta meningkatkan
produksi hormon antiduiretik yang dapat mengurangi produksi urine.
f. Penyakit
Trauma, diare, gangguan ginjal dan jantung dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
23
g. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti diuretik dan laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh.
h. Pembedahan
Dapat kehilangan banyak darah dan juga dapat mengalami kelebihan
cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama
pembedahan.
11. Menghitung Balance Cairan
Menurut Nurkayat untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran
cairan menggunakan beberapa rumus dan hanya menggunakan data 24
jam yang dipakai.
a. Rumus Balance Cairan
1) Intake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible
Water Loss) Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum,
kandungan cairan dalam makanan pasien, volume obat-obatan,
termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin dll.
2) Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang
kateter maka hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka
pasien harus menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di
botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
3) IWL (insensible water loss) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari
dan sulit dihitung, yaitu jumlah keringat, uap nafas.
Untuk menghitung IWL menurut Nurkayat menggunakan rumus
sebagai berikut :
(15 × 𝐵𝐵(𝑘𝑔)
𝐼𝑊𝐿 =
24 𝑗𝑎𝑚
Gambar 2.4Rumus menghitung IWL
24