A. KOMPETENSI INTI
Kompetensi Sikap : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, serta
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI-4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KD3 KD4
3.1 Menjelaskan konfigurasi elektron dan pola 4.1 Menentukan letak suatu unsur
konfigurasi elektron terluar untuk setiap dalam tabel periodik
golongan dalam tabel perodik berdasarkan konfigurasi
elektron
IPK IPK
3.3.1 Menuliskan konfigurasi elektron suatu 4.3.1 Menuliskan konfigurasi
atom/ion jika diketahui nomor atomnya atau elektron suatu atom/ion
sebaliknya. jika diketahui nomor atom
3.3.2 Menentukan elektron valensi suatu atom atau sebaliknya.
berdasarkan nomor atom. 4.3.2 Mempresentasikan hasil
3.3.3 Menjelaskan macam macam bilangan diskusi menentukan
kuantum bilangan kuantum suatu
3.3.4 Mengambarkan diagram orbital elektron
3.3.5 Membandingkan perkembangan sistem 4.3.3 Mendiskusikan cara
periodik menentukan golongan
3.3.6 Menentukan golongan dan periode suatu periode suatu unsur dalam
unsur dalam sistem periodik sistem periodik
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran discovery learning dengan menggali informasi dari berbagai
sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan siswa terlibat
aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam
melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik, menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan
diagram dan dapat menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram
orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta
Elektron, proton, dan neutron merupakan partikel-partikel penyusun atom
Jumlah elektron valensi
Sistem periodik unsur dan sifat unsur.
Tabel periodik unsur
Konsep
Bilangan Kuantum
Sifat unsur
Prinsip
Teori atom mekanika kuantum, Azas Aufbau, larangan Pauli dan aturan Hund
Prosedur
Konfigurasi elektron
Penulisan konfigurasi elektron didasarkan pada aturan Aufbau dan larangan Pauli
Untuk pengisian elektron pada orbital s, p, d, dan f digunakan kaidah Hund.
Menggambarkan diagram orbital.
Menentukan bilangan kuantum suatu elektron
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model : Discovery learning
3. Metode : Diskusi , tanya jawab, dan penugasan
F. MEDIA/ALAT/BAHAN
1. White board dan spidol
2. Laptop
3. Charta sistem periodik kosong
4. Kartu unsur-unsur periodic
5. PPT
G. SUMBER BELAJAR
Watoni, A. H., Kurniawati, D., & Juniastri, M. (2016). Kimia untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: Yrama Widya.
Internet
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
b. Identifikasi masalah
Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
menanyakan yang berkaitan dari gambar diatas. (rasa
ingin tahu)
c. Pengumpulan data :
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengumpulkan informasi yang relevan dari
membaca literatur, internet dan mengamati objek
tentang konfigurasi elektron bohr-bury, aturan
penyusunan konfigurasi elektron menggunakan prinsip
aufbau, aturan hund, dan larangan pauli serta
pengecualian konfigurasi elektron dalam subkulit d dan
f (literasi).
d. Pengolahan data
Dengan membaca literatur/bahan ajar (literasi),
mengerjakan soal yang berkaitan dengan konfigurasi
No Tahap Kegiatan Estimasi
Waktu
elektron bohr-bury dan konfigurasi elektron bilangan
kuantum.
e. Pembuktian
Peserta didik melakukan pemeriksaan untuk
membuktikan benar atau tidaknya jawaban mengenai
konfigurasi elektron bohr-bury dan konfigurasi
elektron bilangan kuantum.
f. Menarik Kesimpulan
Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan
tentang konfigurasi elektron bohr-bury dan konfigurasi
elektron bilangan kuantum.
3 Penutup a. Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik 20’
tentang kejelasan materi yang telah dipelajari.
b. Evaluasi
c. Pendidik memberikan pesan untuk mempelajari materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu
perkembangan sistem periodik unsur
d. Berdoa dan memberi salam
Pertemuan Kedua
b. Identifikasi masalah
Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
menanyakan yang berkaitan dari gambar-gambar yang
ditayangkan (rasa ingin tahu)
c. Pengumpulan data :
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengumpulkan informasi yang relevan tentang
dasar penyusunan tabel periodik mulai dari yang
dibuat oleh Dobereiner, John Newlands, dan
Mendeleev. (literasi)
d. Pengolahan data
Peserta didik menuliskan hasil kerja tentang dasar
penyusunan tabel periodik mulai dari yang dibuat oleh
Dobereiner, John Newlands, dan Mendeleev.
e. Pembuktian
Peserta didik melakukan pemeriksaan untuk
membuktikan benar atau tidaknya jawaban mengenai
dasar penyusunan tabel periodik mulai dari yang
dibuat oleh Dobereiner, John Newlands, dan Mendeleev.
(kreatif).
f. Menarik Kesimpulan
Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan
tentang perkembangan dan dasar penyusunan tabel
periodik mulai dari yang dibuat oleh Dobereiner, John
Newlands, dan Mendeleev.
3 Penutup a. Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik 20’
tentang kejelasan materi yang telah dipelajari.
b. Evaluasi
c. Pendidik memberikan pesan untuk mempelajari materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu
sistem periodik modern.
d. Berdoa dan memberi salam
Pertemuan Ketiga
No Tahap Kegiatan Estimasi
Waktu
1 Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam, melihat kondisi ruang kelas 10’
b. Salah satu siswa memimpin doa untuk menciptakan
suasana religius di dalam kelas (religius)
c. Menyanyikan lagu wajib nasional
d. Guru mengabsen siswa
e. Guru menanya pelajaran sebelumnya
f. Guru menyampaikan kompentesi dasar dan tujuan
materi yang akan di pelajari
g. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan di
sampaikan
2 Inti a. Memberi stimulus 105’
Peserta didik diberikan rangsangan untuk memusatkan
pada materi seperti membaca buku yang berhubungan
dengan sistem periodik modern (literasi), lalu guru
memberikan stimulus berupa tayangan gambar (disiplin)
b. Identifikasi masalah
Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
menanyakan tentang gambar yang ditayangkan (rasa
ingin tahu)
c. Pengumpulan data :
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengumpulkan informasi yang relevan dari
membaca literatur (literasi) tentang nama baru
beberapa unsur, periode dan golongan, blok s,p,d,f ,
logam,metaloid, non logam, dan unsur-unsur transisi.
d. Pengolahan data
Peserta didik berdiskusi kelompok masing-masing
terdiri atas 6 orang, untuk menentukan konfigurasi
elektron, letak setiap unsur dalam table periodik (nomor
periode dan golongan), nama golongan unsur, sifat
unsur (logam, non logam, atau metaloid), nama dan
lambang unsur dari nomor atom 4, 10, 18, 41, 52, 63, 78
(kreatif)
e. Pembuktian
Peserta didik melakukan pemeriksaan untuk
membuktikan benar atau tidaknya jawaban mengenai
soal diskusi kelompok yang dipresentasikan.
(komunikasi)
f. Menarik Kesimpulan
Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan
tentang sistem periodik unsur modern.
3 Penutup a. Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik 20’
tentang kejelasan materi yang telah dipelajari.
No Tahap Kegiatan Estimasi
Waktu
b. Evaluasi
c. Pendidik memberikan pesan untuk mempelajari materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu
sifat-sifat periodik unsur.
d. Berdoa dan memberi salam
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis/Lisan/Penugasan
c. Penilaian Keterampilan : Praktik/Produk/Portofolio/Projek
2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : Uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : Lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : Penilaian laporan
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
1. Aturan Aufbau
Pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang tinggi. Elektron
mempunyai kecenderungan akan menempati dulu subkulit yang energinya rendah. Besarnya tingkat
energi dari suatu subkulit dapat diketahui dari bilangan kuantum utama (n) dan bilangan kuantum
azimuth ( l ) dari orbital tersebut. Orbital dengan harga (n + l) lebih besar mempunyai tingkat energi
yang lebih besar. Jika harga (n + l) sama, maka orbital yang harga n-nya lebih besar mempunyai
tingkat energi yang lebih besar. Urutan energi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi
sebagaimana digaram yang dibuat oleh Mnemonik Moeler adalah sebagai berikut:
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d ….
Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1926. Yang menyatakan “Tidak
boleh terdapat dua elektron dalam satu atom dengan empat bilangan kuantum yang sama”. Orbital
yang sama akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m, yang sama tetapi yang membedakan hanya
bilangan kuantum spin (s). Dengan demikian, setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron dengan spin
(arah putar) yang berlawanan. Jadi, satu orbital dapat ditempati maksimum oleh dua elektron, karena
jika elektron ketiga dimasukkan maka akan memiliki spin yang sama dengan salah satu elektron
sebelumnya.
Contoh :
(Hal ini membuktikan bahwa walaupun kedua elektron mempunyai n,l dan m yang sama tetapi
mempunyai spin yang berbeda)
3. Aturan Hund
Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund Tahun 1930. yang menyatakan “elektron-elektron
dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan”.
Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.
Suatu orbital digambarkan dalam bentuk kotak, sedangkan elektron yang menghuni orbital
digambarkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orn=bital hanya mengandung satu
elektron, maka anak panah yang ditulis mengarah ke atas.
Dalam menerapkan aturan hund, maka kita harus menuliskan arah panah ke atas terlebih
dahulu pada semua kotak, baru kemudian diikuti dengan arah panah ke bawah jika masihterdapat
elektron sisanya.
PRINSIP PENGGUNAAN ATURAN HUND
Setiap subkulit disusun oleh satu atau lebih orbital dan setiap orbital mempunyai bentuk tertentu. Adapun
bentuk oebital di tentukan oleh bilangan kuantum azimut.Perhatikan gambar bentuk-bentuk orbital berdasarkan
harga l (bilangan kuantum azimut).
Orbital s yang berbentuk bola tidak menunjukan arah ruang tertentu karena kebolehjadian
ditemukan elektron dengan bentuk ini berjarak sama jauhnya ke segala arah dari inti atom.
Inti atom terdapat pada pusat bola. Perhatikanlah gambar arah ruang orbital s berikut ini
Kebolehjadian terbesar ditemukannya elektron dalam orbital s terdapat pada daerah sekitar
bola, yaitu untuk orbital :
a. 1s : terdapat pada kulit bola
b. 2s : terdapat pada awan lapisan kedua
c. 3s : terdapat pada awan lapisan ketiga
Gambaran kebolehjadian ditemukan orbital pada masing-masing kulit :
Subkulit p terdiri dari tiga orbital p. Karena nilai bilangan kuantum magnetiknya ada tiga yaitu
–1, 0, dan +1. Ketiga orbital ini mempunyai tingkat energi yang sama tetapi arah ruangnya masing-
masing berbeda. Jika digabungkan, ketiga orbital ini saling tegak lurus satu sama lain. Bila
digambarkan pada sistem koordinat kartesius yang memiliki sumbu X, Y, dan Z maka orbital p yang
terletak pada sumbu X disebut orbital px, sedangkan yang terletak pada sumbu Y disebut orbital py.
Begitu pula halnya dengan orbital p yang terletak pada sumbu Z disebut orbital pz, perhatikan gambar
berikut ini!
Sehingga gambaran orbital p dengan bilangan kuantum azimut l =1 dinyatakan dalam gambar
berikut ini!
Untuk mengambarkan orbital atom p, ambillah 3 buah balon. Kemudian pilin (putar) pada
bagian tengah balon. Lakukan hal ini pada semua balon. Siapkan tali pengikat yang akan digunakan
untuk menggabungkan ketiga balon. Balon pertama diletakkan tegak lurus (vertikal), sedangkan balon
kedua diletakkan mendatar (horisontal), dan balon ketiga diletakkan diantara balon pertama dan balon
kedua. Bagian balon yang dipilin harus berada di tengah-tengah ikatan dari ketiga balon yang diikat
menjadi satu. Pastikan bahwa ketiga balon ini terikat dengan kuat.
Subkulit d terdiri dari 5 orbital d karena nilai bil kuantum magnetiknya –2, -1, 0, +1, +2.
Seperti halnya orbital p, orbital d juga memiliki tingkat energi yang sama tetapi arah ruangnya masing-
masing berbeda. Bila digambarkan pada sistem koordinat kartesius maka ketiga orbital d menempati
ruang antar sumbu pada koordinat kartesius tersebut. Masing-masing orbital dinyatakan sebagai dXY,
dXZ dan dYZ, sedangkan dua orbital d lainnya terletak pada sumbu koordinat kartesius yang masing-
masing orbital dinyatakan sebagai dX2-Y2 dan dZ2. Bentuk kelima orbital d dapat digambarkan sebagai
berikut:
Orbital dZ2 terletak pada sumbu Z
Orbital dX2-Y2 terletak pada sumbu X dan Y
Orbital dXY terletak antara sumbu X dan Y
Orbital dXZ terletak antara sumbu X dan Z
Orbital dYZ terletak antara sumbu Y dan Z
Untuk menggambarkan orbital d yaitu : pada orbital d mempunyai 4 orbital dengan bentuk
seperti 2 balon terpilin yaitu dxy, dxz, dyz dan dx2-y2 dengan satu bentuk orbital yang berbeda yaitu
orbital dz2.Sedangkan orbital f memiliki 7 obital seperti yang digambarkan sebagai berikut:
Dalam pengambaran orbital atom akan semakin rumit, sebagai contoh penggambaran orbital atom pada atom-
atom yang no atomnya kecil seperti atom Li, Be, B dan C adalah sebagai berikut :
Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier yang mengelompokkkan unsur ke dalam
logam dan nonlogam. Pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal. Oleh karena
pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur tersebut kelihatannya berbeda
antara yang satu dengan yang lain, artinya belum terlihat adanya kemiripan antara unsur yang satu
dengan unsur yang lainnya. Tentu saja pengelompokan atas logam dan nonlogam masih sangat
sederhana, sebab antara sesama logam pun masih terdapat banyak perbedaan.
1. Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner ,seorang profesor kimia di Jerman, mengemukakan
bahwa massa atom relatif stronsium sangat dekat dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang
mirip stronsium, yaitu kalsium dan barium. Dobereiner juga menemukan beberapa kelompok unsur
lain mempunyai gejala seperti itu. Oleh karena itu, Dobereiner mengambilan kesimpulan bahwa unsur-
unsur dapat dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang disbutnya triade. Namun
sayang, Dobereiner tidak berhasil menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut tidak
bermanfaat.
Diantara para ahli yang dianggap paling berhasil dalam mengelompokkan unsur-unsur dan berani
menduga adanya unsur-unsur yang pada saat itu belum ditemukan adalah Dmitry Mendeleev.
Mendeleev mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Cara
pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan kartu. Dalam kartu tersebut ditulis lambang atom,
massa atom relatifnya dan sifat-sifatnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan
kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode. Sistem
periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat pada tabel berikut:
Mendeleev sengaja mengosongkan beberapa tempat untuk menetapkan kemiripan sifat dalam
golongan. Beberapa kotak juga sengaja dikosongkan karena Mendeleev yakin masih ada unsur yang
belum dikenal karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai dengan ramalan Mendeleev
adalah germanium yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh Mendeleev.
Pada awal abad 20, setelah penemuan nomor atom, Henry Moseley menunjukkan bahwa urut-urutan
unsur dalam sistem periodik Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Penempatan
telurium (Ar = 128) dan iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai dengan keniakan massa atom relatif,
ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52; I = 53).
4. Sistem Periodik Modern
Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat-
sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomya. Artinya, jika unsur-unsur disusun
berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Itu
sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel Periodik.
Periode
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode. Sistem periodik modern terdiri atas 7
periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.
1 2 1-2
2 8 3-10
3 8 11-18
4 18 19-36
5 18 37-54
6 32 55-86
7 32 87-118
Periode 1, 2,3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur, sedangkan periode 4 dan
seterusnya disebut periode panjang.
Golongan
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur dalam golongan
berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri atas 18 kolom vertikal. Ada dua cara
penamaan golongan, yaitu:
A. Sistem 8 golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-
masing terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B). Unsur-
unsur golongan B disebut juga unsur transisi. Nomor golongan ditulis dengan angka Romawi.
Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdiri atas 3
kolom vertikal.
B. Sistem 18 Golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi kedalam 18 golongan, yaitu
golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak
pada golongan 3-12
Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus, diantaranya:
Golongan IA : logam alkali (kecuali hidrogen)
Golongan IIA : logam alkali tanah
Golongan VIIA : halogen
Golongan VIIIA : gas mulia
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
b. 22Ti
5. Jelaskan dasar penyusunan sistem periodik Mendeleev dan sistem periodik modern!
6. Tentukan golongan dan periode dari 11Na!
Tabel Pedoman Penskoran.
No Jawaban Skor
1. a. K=2, L=5 5
b. K=2, L=8, M=8 5
2. a. K=2, L=6 elektron valensi= 6 5
5
b. K=2, L=8, M=3 elektron valensi= 3
2 2 6 2 6 1
3. 19K : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 5
Bilangan kuantum:
5
1. n= 4 (nomor kulit terbesar)
2. l = 0 (subkulit s) 5
3. m = 0 (subkulit s hanya memiliki sebuah orbital)
5
4. s = +1/2 atau – ½
4. a. 1s2, 2s2, 2p4 10
b.[Ar] 4s23d2
10