Laporan Uji Benedict
Laporan Uji Benedict
I PENDAHULUAN
II METODE PERCOBAAN
1 m l la ru ta n k a rb o h id ra t +
3 m l la ru ta n b e n e d ic t
p a n a s k a n s e la m a 5 m e n it
a m a ti te rb e n tu k n y a e n d a p a n
m e ra h b a ta a ta u b iru k e h iju a a n
3.2. Pembahasan
Uji Benedict adalah uji untuk membuktikan adanya
gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami
reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi
secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan
monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya
berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan
hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya,
contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan
CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict),
maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid
atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak
mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi
larutan (Razuna, 2010).
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, untuk
mengatahui kadar karbohidrat dalam bahan pangan melalui uji
Benedict, dapat disimpulkan bahwa sampel K, J dan A positif
mengandung monosakarida. Dapat terlihat dari indikator positif
yang terbentuk (endapan berwarna merah bata/biru
kehijauan).
4.2. Saran
Dalam melakukan percobaan, diharapkan praktikan
dapat menjaga kebersihan, mengerjakan tepat waktu, teliti.
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)
DAFTAR PUSTAKA