Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
DHF (Dengue Haemorhagic Fever) pada masyarakat awam sering disebut
sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut
sebagai penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus
Dengue dengan gejala utama demam,nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala
pendarahan spontan seperti ; bintik merah pada kulit, mimisan, bahkan pada
keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah.
Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.
Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya
dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD
ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada
tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan
adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu
berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara
konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah
kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.
Penyakit dengue merupakan penyakit endemik di indonesia tetapi dalam jarak
5-10 tahun dapat timbul letusan epidemi. Dengue pertama kali di Indonesia
dicurigai berjangkit di Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian virologiknya
baru diperoleh pada tahun 1970.
Di Indonesia pengaruh musim terhadap demam berdarah dengue tidak begitu
jelas, tetapi dalam garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita antara
bulan Maret – Mei. Secara keseluruhan tidak terdapat pada bedaan atara jenis
kelamin penderita, tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada perempuan dari
pada laki-laki.
Penderita DHF yang tidak mendapat pengobatan dan perawatan akan
menimbulkan dampak seperti perdarahan pada semua organ, ensepalopati dan

1 | Dengue Haemorhagic Fever


penurunan kesadaran. Maka dari itu sangat diperlukan peran perawat, untuk
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mencegah komplikasi
yang terjadi.
Melihat fenomena diatas maka kelompok merasa tertarik untuk membahas
tentang “Asuhan Keperawatan pada Anak dengan DHF”

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan DHF?
2. Apa yang menyebabkan (etiologi) terjadinya penyakit DHF?
3. Jelaskan patofisiologi dari DHF!
4. Jelaskan pathway dari DHF!
5. Sebutkan manifestasi dari penyakit DHF tersebut?
6. Apa saja penatalaksanaan medik dan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien
DHF?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan DHF?
8. Jelaskan bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien dengan DHF?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan DHF
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab dari DHF
3. Mahasiswa mampu menjelaskan proses keperawatan pada penyakit DHF
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pathway dari DHF!
5. Mahasiswa mampu menyebutkan manifestasi dari penyakit DHF tersebut?
6. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medik dan keperawatan yang dapat
dilakukan pada klien DHF?
7. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
klien dengan DHF?
8. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan
DHF?

2 | Dengue Haemorhagic Fever


BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Demam Dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (Dengue
haemorhagic fever) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limpadenopati, trombositopenia, dan ditesis hemorajik (Nanda
NIC NOC 2013, Jilid 1, hal 108)
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak
dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina)
(Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat
menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman,
1996).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue
haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan
gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

3 | Dengue Haemorhagic Fever


Who, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4
golongan, yaitu:
1. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas
2-7 hari, uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II : Sama dengan derajat i, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan
spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
3. Derajat III : Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi
lemah dan cepat (>120x/mnt ) tekanan nadi sempit (  120 mmhg ), tekanan
darah menurun, (120/80  120/100  120/110  90/70  80/70  80/0 
0/0 )
4. Derajat IV : Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur, (denyut jantung 
140x/mnt) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

B. ETIOLOGI
1. Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus
dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di
Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus
dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer
dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan
baik yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster
Kidney) maupun sel – sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus.
(Soedarto, 1990; 36).
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan berperan.infeksi

4 | Dengue Haemorhagic Fever


dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap
serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis
yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 420). Nyamuk Aedes
Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue
dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti
merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah
pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk
Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana –
bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di
luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun
dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina
lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada
waktu pagi hari dan senja hari. (Soedarto, 1990 ; 37).
3. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih
mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue
tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang
pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi
ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang
mendapat infeksi virus dengue huntuk pertama kalinya jika ia telah mendapat
imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).

C. PATOFISISOLOGI
Fenemona patologis yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma
ke ruang ekstraseluler.
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah
verimia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual,

5 | Dengue Haemorhagic Fever


nyeri otot, pegal – pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik – bintik merah pada kulit
( petekie ), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran limpa ( splenomegali ).
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta
efusi dan renjatan ( syok ).
Hemokonsentrasi ( peningkatan hematokrit > 20% ) menunjukkan atau
menggambarkan adanya kebocoran ( perembesan ) plasma ( plasma leakage )
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Oleh karena itu pada penerita DHF sangat dianjurkan untuk memantau
hematokrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen hemikonsentrasi yang
terjadi.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena
harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru
dan gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita
akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk
bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia
jaringan, metabolik asidosis dan kematian apanila tidak seger adiatasi dengan baik.
Gangguan hemostatis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu perubahan vaskuler,
trombositopenia dan gangguan koagulasi.
Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda – tanda perdarahan hampir
diseluruh alat tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.
Hati umumnya membesar denga perlemakan dan koagulasi nekrosis pada daerah
sentral atau parasentral lobulus hati.( Effendy; 1; 1995 )

6 | Dengue Haemorhagic Fever


D. PATHWAY

7 | Dengue Haemorhagic Fever


E. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam Dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau
lebih manifestasi klinis sebagai berikut:
a. Nyeri kepala
b. Nyeri retro-orbital
c. Mialgia/atralgia
d. Ruam kulit
e. Manifestasi perdarahan
f. Leukopenia
g. Pemeriksaan serologi dengue positif; atau ditemukan DD/DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
2. Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal
dibawah ini dipenuhi:
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik
b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa:
 Uji tourniquet positif
 Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat
bekas suntikan
 Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia <10000/ul
d. Kebocoran plasma ditandai dengan
 Peningkatan nilai hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuai umur dan
jenis kelamin
 Penurunan hematokrit ≥ 20% setelah pemberian cairan yang adekuat
e. Kebocoran plasma seperti : Hipoproteinemi, asites, epusi pleura

8 | Dengue Haemorhagic Fever


3. Sindrom Syok Dengue
Seluruh kriteria DBD diatas disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu:
a. Penurunan kesadaran, gelisah
b. Nadi cepat, lemah
c. Hipotensi
d. Tekanan darah turun ≤ 20 mmHg
e. Perfusi perifer menurun
f. Kulit dingin-lembab

F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan DHF tanpa penyakit :
a) Tirah baring
b) Makanan lunak. Bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum
banyak 1,5 – 2 liter dalam 24 jam ( susu, air dengan gula atau sirop ) atau
air tawar ditambah dengan garam saja.
c) Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberi
kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinia atau diperon dan jang
diberikan asetosal karena bahaya pendarahan.
d) Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.
2. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
a) Pemasangan infuse dan dipertahankan selama 12 – 48 jam setelah renjatan
diatasi.
b) Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernapasan tiap
jam, serta Hb dan Ht tiap 4 – 6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24
jam.
3. Komplikasi
a. Ensefalopati dengue
b. Kelainan ginjal
c. Udem paru. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005)

9 | Dengue Haemorhagic Fever


G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menskrining penderita
DF adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit,
jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya
limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru.
 Uji tourniquet ditujukan untuk menilai ada tidaknya gangguan vaskular.
Uji ini juga dapat memberikan hasil positif pada infeksi virus selain
virus dengue. Hasil dikatakan positif jika terdapat 10-20 atau lebih
petekie dalam diameter 2,8 cm di lengan bawah bagian depan dan pada
lipat siku.
 Peningkatan nilai hematokrit yang selalu dijumpai pada DHF
merupakan indikator terjadinya perembesan plasma, selain
hemokonsentrasi juga didapatkan trombositopenia, dan leukopenia.
2) Pemeriksaan urine
3) Sumsum tulang
Pada awalnya hiposeluler, kemudia menjadi hiperseluler pada hari ke-5
dengan gangguan maturasi sedangkan pada hari ke-10 biasanya sudah
kembali normal.
4) Serologi
Uji Hambatan Hemaglutinasi yang merupakan gold standard WHO untuk
mendiagnosis infeksi virus dengue.
 Uji fiksasi komplemen dan uji netralisasi
 Uji ELISA
 Uji Dengue Blot Dot imunoasai Dengue Stick
 Uji Imunokromatografi
b. Pemeriksaan Radiologi
Kelainan yang didapatkan antara lain :
1. Dilatasi pembuluh darah paru

10 | Dengue Haemorhagic Fever


2. Efusi pleura
3. Kardiomegali atau efusi perikardi
4. Hepatomegali
5. Cairan dalam pongga peritoneum
6. Penebalan dinding vesika felea

11 | Dengue Haemorhagic Fever


H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
 Panas
 Lemah
 Nyeri ulu hati
 Mual dan tidak nafsu makan
 Sakit menelan
 Pegal seluruh tubuh
 Nyeri otot, persendian, punggung dan kepala
 Haus
b. Data Obyektif
 Suhu tinggi selama 2 - 7 hari
 Kulit terasa panas
 Wajah tampak merah , dapat disertai tanda kesakitan
 Nadi cepat
 Selaput mukosa mulut kering
 Ruam dikulit lengan dan kaki
 Epistaksis
 Nyeri tekan pada epigastrik
 Hematomesis
 Melena
 Gusi berdarah
 Hipotensi
c. Data Penunjang
 Hematokrit
 Trombositopenia
 Masa perdarahan memanjang

12 | Dengue Haemorhagic Fever


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan
menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau
mencegah, masalah kesehatan klien yang ada ada tanggung jawabnya.
(Tarwoto wartonah,2006)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit
infeksi Demam Berdarah Dengue tergantung pada data yang ditemukan.
Menurut Nursalam 2005 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
b. Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah
perifer.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.
d. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
permeabilitas kapiler, muntah dan demam.
f. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
g. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan adalah pernyataan singkat dalam
pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah kesehatan
aktual dan resiko (Nursalam, 2001).
Rencana keperawatan Pada anak dengan penyakit infeksi Demam
Berdarah Dengue menurut Nursalam 2005, Wong Dona L 2003 dan Doenges,
Marilynn, E. dkk, 1999. adalah :

13 | Dengue Haemorhagic Fever


a. Diagnosa Keperawatan 1
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Kriteria hasil : Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas
dari kedinginan.
Intervensi Keperawatan
1) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi dan pernapasan setiap 3
jam atau sering lagi.
Rasional : Suhu 38,9-41,1oc menunjukkan proses penyakit
infeksius akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis.
2) Berikan penjelasan mengenai penyebab demam atau peningkatan suhu
tubuh.
Rasional : Untuk memberikan pengetahuan pemahaman tentang
penyebab dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar.
3) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi demam.
Rasional : Perubahan dapat lebih tampak oleh orang terdekat,
meskipun adanya perubahan dapat dilihat oleh orang lain yang jarang
kontak dengan pasien.
4) Catatlah asupan dan keluaran cairan.
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan baik intake
maupun output.
5) Anjurkan anak untuk banyak minum paling tidak ± 2,5 liter tiap 24
jam dan jelaskan manfaat bagi anak.
Rasional : Untuk mempercepat proses penguapan melalui urine
dan keringat, selain itu dimaksudkan untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang.
6) Berikan kompres dingin pada daerah axila dan lipatan paha.
Rasional : Kompres air dingin dapat memberikan efek
vasodilatasi pembululuh darah.

14 | Dengue Haemorhagic Fever


7) Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal.
Rasional : Untuk memudahkan dalam proses penguapan.
8) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program
dokter.
Rasional : Pemberian terapi cairan intravena untuk mengganti
cairan yang hilang dan obat-obatan sebagai preparat yang di
formulasikan untuk penurunan panas.

b. Diagnosa Keperawatan 2
Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.
Tujuan : Nyeri berkurang atau terkontrol
Kriteria hasil : Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri
Intervensi keperawatan.
1) Kaji tingkat nyeri yang dialami anak dengan menggunakan skala nyeri
(0-10). Biarkan anak memutuskan tingkat nyeri yang dialami. Tipe
nyeri yang dialami dan respons anak terhadap nyeri.
Rasional : Mengindikasi kebutuhan untuk intervensi dan juga
tanda-tanda perkembangan resolusi komplikasi.
2) Atur posisi yang nyaman dan usahakan situasi yang tenang.
Rasional : Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat
mengurangi rasa nyeri atau mengurangi stimulus nyeri.
3) Ciptakan suasana yang gembira pada anak, alihkan perhatian anak dari
rasa nyeri (libatkan keluarga) misalnya: membaca buku, mendengar
musik, dan menonton TV.
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri pada anak.
4) Berikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dengan teman-
temannya atau orang terdekat.
Rasional : Dapat menguragi ansietas dan rasa takut, sehingga
mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit.
5) Berikan obat-obat analgetik (kolaborasi dengan dokter).

15 | Dengue Haemorhagic Fever


Rasional : Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman.
c. Diagnosa Keperawatan 3
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.
Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang
adekuat.
Kriteria hasil : Anak mengkonsumsi jumlah makanan yang adekuat.
Intervensi keperawatan
1) Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami oleh anak.
Rasional : Untuk memberikan nutrisi yang optimal meskipun
kehilangan napsu makan serta memotivasi anak agar mau makan.
2) Berikan makanan yang mudah ditelan, seperti bubur dan tim, serta
dihidangkan selagi masih hangat
Rasional : Memudahkan proses menelan dan meringankan kerja
lambung untuk mencerna makanan dan menghindari rasa mual.
3) Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan
teknik porsi kecil tetapi sering.
Rasional : Karena porsi biasanya ditoleransi dengan lebih baik.
4) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan
skala yang sama.
Rasional : Untuk membantu status nutrisi.
5) Mempertahankan kebersihan mulut pasien
Rasional : Untuk merangsang napsu makan.
6) Mempertahankan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk
penyembuhan penyakit.
Rasional : Untuk menghindari intoleransi makanan.
7) Jelaskan pada keluarga manfaat makanan/ nutrisi bagi anak terutama
saat sakit.
Rasional : Makanan merupakan penambahan tenaga bagi orang
sakit.

16 | Dengue Haemorhagic Fever


8) Catatlah jumlah/porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap
hari.
Rasional : Untuk mengetahui jumlah intake makanan dan
penentuan dalam pemberian diet dan selanjutnya.

d. Diagnosa Keperawatan 4
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil : Jumlah trombosit dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan
1) Monitor penurunan trombosit yang di sertai dengan tanda klinis
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan penyakit apabila
terjadi perdarahan bawah kulit.
2) Monitor jumlah trombosit setiap hari
Rasional : Mengetahui nilai batas normal dan perkembangan
penyakit.
3) Berikan penjelasan mengenai pengaruh trombositopenia pada pada
anak.
Rasional : Penjelasan yang akurat tentang trombositopenia
merupakan faktor penyebab terjadinya syok apabila terjadi penurunan
trombosit yang hebat.
4) Anjurkan anak untuk banyak istirahat
Rasional : Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta
membantu dalam proses penyembuhan.

e. Diagnosa Keperawatan 5
Tujuan : Anak menunjukkan terpenuhinya tanda-tanda kebutuhan
cairan.
Kriteria hasil :
 Anak mendapatkan cairan yang cukup

17 | Dengue Haemorhagic Fever


 Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat yang dibutuhkan dengan
tanda-tanda vital dan turgor kulit yang normal, membran mukosa
lembab.
Intervensi keperawatan.
1) Monitor keadaan umum pasien
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan penyakit.
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-3 jam.
Rasional : Untuk meningkatkan hidrasi dan mencegah dehidrasi.
3) Perhatikan keluhan pasien seperti mata kunang-kunang, pusing, lemah,
ekstremitas dingin dan sesak napas.
Rasional : Untuk mengetahui perubahan yang terjadi bila adanya
kekurangan cairan sehingga mendapatkan perawatan lebih baik.
4) Mengobservasi dan mencatat intake dan output.
Rasional : Untuk menentukan status hidrasi
5) Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Rasional : Menentukan adanya ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
6) Monitor nilai laboratorium : elektrolit darah, serum albumin.
Rasional : Menentukan adanya ketidakseimbangannya cairan dan
elektrolit.
7) Mempertahankan intake dan output yang adekuat.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan cairan menurunkan resiko
dehidrasi.
8) Monitor dan mencatat berat badan.
Rasional : Merupakan indikator cairan dan nutrisi.
9) Pasang infus dan beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan
(kolaborasi dengan dokter)
Rasional : Pemberian infus dimaksudkan untuk mengganti cairan
yang hilang akibat kebocoran plasma.

18 | Dengue Haemorhagic Fever


f. Diagnosa Keperawatan 6
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Tujuan : Anak mendapat istirahat yang adekuat
Kriteria hasil:
 Anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan.
 Kebutuhan istirahat anak terpenuhi.
Intervensi keperawatan
1) Bantulah anak untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti:
mandi, makan dan eliminasi, sesuai dengan tingkat keterbatasan anak.
Rasional : Melindungi anak dari cedera selama melakukan
aktivitas dan memungkinkan penghematan energi atau kelemahan
tubuh.
2) Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak
Rasional : Bantuan keluarga membuat anak merasa aman secara
moril dan fisik serta membantu perawat dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
3) Dekatkan dan siapkan alat-alat yang dibutuhkan di dekat anak
Rasional : Memudahkan pasien dapat mengambil keperluannya.

g. Diagnosa Keperawatan 7
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.
Tujuan : Keluarga menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
koping yang adatif.
Kriteria hasil :
 Keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan terapinya
 Keluarga menunjukkan perilaku koping positif terhadap anak.
Intervensi keperawatan
1) Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga
terhadap situasi yang penuh stress.

19 | Dengue Haemorhagic Fever


Rasional : Karena hal ini biasanya terjadi dalam proses
penyesuaian dan untuk menguatkan pemahaman keluarga.
2) Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara
panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan
keluarga.
Rasional : Agar keluarga mendapat dukungan yang di butuhkan
sehingga kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dapat
dimaksimalkan.
3) Identifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar
keberhasilannya dalam mengatasi keadaan.
Rasional : Untuk memberikan dukungan dan ketenangan sesuai
kebutuhan.
4) Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat
anak atau keluarga menjadi lebih baik atau dan jika memungkinkan
memberikan apa yang diminta oleh kelurga.
Rasional : Untuk memberikan perawatan yang optimal terhadap
intervensi lanjut.
5) Memenuhi kebutuhan dasar anak; jika anak sangat tergantung dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, ijinkan hal ini terjadi dalam waktu
yang tidak terlalu lama. Kemudian secara bertahap meningkatkan
kemandirian anak dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Rasional : Untuk memberikan dukungan sehingga
kemampuan anak untuk melakukan koping dapat di maksimalkan
serta menurunkan resiko cedera.

20 | Dengue Haemorhagic Fever


4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana-
rencana perawatan.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya,
tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai
dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.

21 | Dengue Haemorhagic Fever


BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

DHF adalah penyakit yang banyak menyerang anak dan remaja dan sering
kali menjadi penyebab kematian. Penderita yang mengalami DHF biasanya
menunjukkan gejala klinis seperti panas tinggi 2-7 hari, tampak bintik-bintik
merah dikulit.
Tindakan yang harus segera dilakukan agar penderita tidak mengalami
kondisi yang lebih buruk (setelah penetapan diagnosis terhadap DHF) yaitu :
istirahat penderita (tirah baring), pemberian cairan baik melalui intravena maupun
oral, atasi demam dengan pemberian kompres dan obat-obatan antipiretik.
Selama masa perawatan perlu dimonitor adanya perdarahan masif dan curiga
adanya perdarahan intra abdomen terutama jika pemeriksaan Hb menunjukkan
secara dratis dan abdomen tegang. Pada dasarnya pengobatan DHF hanya berupa
pengobatan simtomatik dan suportif dimana pengertian cairan merupakan
tindakan utama. Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu
pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya
hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang
ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit
DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :
o Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan
perbaikan desain rumah.
o Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam,
dan bakteri (Bt.H-14).
o Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
o Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

22 | Dengue Haemorhagic Fever

Anda mungkin juga menyukai