LP DHF
LP DHF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DHF (Dengue Haemorhagic Fever) pada masyarakat awam sering disebut
sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut
sebagai penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus
Dengue dengan gejala utama demam,nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala
pendarahan spontan seperti ; bintik merah pada kulit, mimisan, bahkan pada
keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah.
Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.
Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya
dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD
ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada
tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan
adanya faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu
berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara
konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah
kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.
Penyakit dengue merupakan penyakit endemik di indonesia tetapi dalam jarak
5-10 tahun dapat timbul letusan epidemi. Dengue pertama kali di Indonesia
dicurigai berjangkit di Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian virologiknya
baru diperoleh pada tahun 1970.
Di Indonesia pengaruh musim terhadap demam berdarah dengue tidak begitu
jelas, tetapi dalam garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita antara
bulan Maret – Mei. Secara keseluruhan tidak terdapat pada bedaan atara jenis
kelamin penderita, tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada perempuan dari
pada laki-laki.
Penderita DHF yang tidak mendapat pengobatan dan perawatan akan
menimbulkan dampak seperti perdarahan pada semua organ, ensepalopati dan
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan DHF?
2. Apa yang menyebabkan (etiologi) terjadinya penyakit DHF?
3. Jelaskan patofisiologi dari DHF!
4. Jelaskan pathway dari DHF!
5. Sebutkan manifestasi dari penyakit DHF tersebut?
6. Apa saja penatalaksanaan medik dan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien
DHF?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan DHF?
8. Jelaskan bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien dengan DHF?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan DHF
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab dari DHF
3. Mahasiswa mampu menjelaskan proses keperawatan pada penyakit DHF
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pathway dari DHF!
5. Mahasiswa mampu menyebutkan manifestasi dari penyakit DHF tersebut?
6. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medik dan keperawatan yang dapat
dilakukan pada klien DHF?
7. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
klien dengan DHF?
8. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan
DHF?
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Demam Dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (Dengue
haemorhagic fever) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limpadenopati, trombositopenia, dan ditesis hemorajik (Nanda
NIC NOC 2013, Jilid 1, hal 108)
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak
dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina)
(Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat
menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman,
1996).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue
haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan
gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
B. ETIOLOGI
1. Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus
dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di
Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus
dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer
dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan
baik yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster
Kidney) maupun sel – sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus.
(Soedarto, 1990; 36).
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan berperan.infeksi
C. PATOFISISOLOGI
Fenemona patologis yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma
ke ruang ekstraseluler.
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah
verimia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual,
F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan DHF tanpa penyakit :
a) Tirah baring
b) Makanan lunak. Bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum
banyak 1,5 – 2 liter dalam 24 jam ( susu, air dengan gula atau sirop ) atau
air tawar ditambah dengan garam saja.
c) Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberi
kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinia atau diperon dan jang
diberikan asetosal karena bahaya pendarahan.
d) Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.
2. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
a) Pemasangan infuse dan dipertahankan selama 12 – 48 jam setelah renjatan
diatasi.
b) Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernapasan tiap
jam, serta Hb dan Ht tiap 4 – 6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24
jam.
3. Komplikasi
a. Ensefalopati dengue
b. Kelainan ginjal
c. Udem paru. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005)
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan adalah pernyataan singkat dalam
pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah kesehatan
aktual dan resiko (Nursalam, 2001).
Rencana keperawatan Pada anak dengan penyakit infeksi Demam
Berdarah Dengue menurut Nursalam 2005, Wong Dona L 2003 dan Doenges,
Marilynn, E. dkk, 1999. adalah :
b. Diagnosa Keperawatan 2
Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.
Tujuan : Nyeri berkurang atau terkontrol
Kriteria hasil : Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri
Intervensi keperawatan.
1) Kaji tingkat nyeri yang dialami anak dengan menggunakan skala nyeri
(0-10). Biarkan anak memutuskan tingkat nyeri yang dialami. Tipe
nyeri yang dialami dan respons anak terhadap nyeri.
Rasional : Mengindikasi kebutuhan untuk intervensi dan juga
tanda-tanda perkembangan resolusi komplikasi.
2) Atur posisi yang nyaman dan usahakan situasi yang tenang.
Rasional : Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat
mengurangi rasa nyeri atau mengurangi stimulus nyeri.
3) Ciptakan suasana yang gembira pada anak, alihkan perhatian anak dari
rasa nyeri (libatkan keluarga) misalnya: membaca buku, mendengar
musik, dan menonton TV.
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri pada anak.
4) Berikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dengan teman-
temannya atau orang terdekat.
Rasional : Dapat menguragi ansietas dan rasa takut, sehingga
mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit.
5) Berikan obat-obat analgetik (kolaborasi dengan dokter).
d. Diagnosa Keperawatan 4
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil : Jumlah trombosit dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan
1) Monitor penurunan trombosit yang di sertai dengan tanda klinis
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan penyakit apabila
terjadi perdarahan bawah kulit.
2) Monitor jumlah trombosit setiap hari
Rasional : Mengetahui nilai batas normal dan perkembangan
penyakit.
3) Berikan penjelasan mengenai pengaruh trombositopenia pada pada
anak.
Rasional : Penjelasan yang akurat tentang trombositopenia
merupakan faktor penyebab terjadinya syok apabila terjadi penurunan
trombosit yang hebat.
4) Anjurkan anak untuk banyak istirahat
Rasional : Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta
membantu dalam proses penyembuhan.
e. Diagnosa Keperawatan 5
Tujuan : Anak menunjukkan terpenuhinya tanda-tanda kebutuhan
cairan.
Kriteria hasil :
Anak mendapatkan cairan yang cukup
g. Diagnosa Keperawatan 7
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.
Tujuan : Keluarga menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
koping yang adatif.
Kriteria hasil :
Keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan terapinya
Keluarga menunjukkan perilaku koping positif terhadap anak.
Intervensi keperawatan
1) Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga
terhadap situasi yang penuh stress.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya,
tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai
dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
PENUTUP
A. SIMPULAN
DHF adalah penyakit yang banyak menyerang anak dan remaja dan sering
kali menjadi penyebab kematian. Penderita yang mengalami DHF biasanya
menunjukkan gejala klinis seperti panas tinggi 2-7 hari, tampak bintik-bintik
merah dikulit.
Tindakan yang harus segera dilakukan agar penderita tidak mengalami
kondisi yang lebih buruk (setelah penetapan diagnosis terhadap DHF) yaitu :
istirahat penderita (tirah baring), pemberian cairan baik melalui intravena maupun
oral, atasi demam dengan pemberian kompres dan obat-obatan antipiretik.
Selama masa perawatan perlu dimonitor adanya perdarahan masif dan curiga
adanya perdarahan intra abdomen terutama jika pemeriksaan Hb menunjukkan
secara dratis dan abdomen tegang. Pada dasarnya pengobatan DHF hanya berupa
pengobatan simtomatik dan suportif dimana pengertian cairan merupakan
tindakan utama. Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu
pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya
hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang
ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit
DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :
o Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan
perbaikan desain rumah.
o Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam,
dan bakteri (Bt.H-14).
o Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
o Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.