Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“PENGENALAN DAN IDENTIFIKASI ALAT DAN BAHAN


KIMIA”

Disusun Oleh :

NAMA : RADEN ARYA LAKSAMANA YUDHA


NPM : 1810401068
KELOMPOK : C3

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam seorang praktikan melakukan kegiatan ilmiah atau percobaan ilmiah
biasanya seorang praktikan melakukan kegiatan tersebut dilaboratorium. Sebelum
praktikan melakukan percobaan ilmiah, pengenalan peralatan sangat diperlukan
sebelum melakukan sebuah praktikum. Pengenalan alat-alat dalam kegiatan tersebut
sangat penting yang mana guna melancarkan percobaan seorang praktikan agar
terhindar dari kecelakaan kerja dan gagalnya dalam percobaan.
Pengenalan dan identifikasi alat dan bahan, dituntut seorang praktikan harus
mampu dalam menggunakan dan cara pemakaian alat-alat kimia, dan juga seorang
praktikan mampu menganalisis tentang nama, jenis, kegunaaan, dan cara penyimpanan
bahan atau zat kimia.

1.2 Tujuan Praktikum


1.2.1 Mahasiswa mampu mengkaji dan menganalisis tentang nama, jenis, kegunaan, dan cara
pemakaian alat-alat kimia yang ada didalam laboratorium
1.2.2 Mahasiswa mampu mengkaji dan menganalisis mengenai nama, jenis, sifat, kegunaan
dan cara penyimpanan bahan atau zat kimia
BAB II METODE PRAKTIKUM
Dalam kegiatan ilmiah suatu percobaan biasanya dilaksanakan di laboratorium. Dalam
melakukan percobaan di laboratorium seorang praktikan harus mengenal alat-alat yang
dipergunakan. Pengenalan alat-alat yang dipergunakan dalam laboratorium ini sangat penting
untuk kelancaran percobaan yang dilaksanakan dan untuk menghindari kecelakaan kerja dan
gagalnya percobaan. Tujuan percobaan pengenalan alat di laboratorium untuk mengetahui dan
menguasai jenis-jenis alat, nama alat, masing-masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang
baik dan benar agar pada saat praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan kesalahan.
Pimsipnya berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi
dari masing-masing alat tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk menggunakannya
( Farhan, 2013 ).
Dalam praktikum kali ini saya dan rekan praktikan saya melakukan praktikum di
Laboratorium Faperta P2 02 pada hari Senin 1 Oktober 2018. Dimana praktikum kali ini
membahas mengenai “ Pengenalan dan Identifikasi Alat dan Bahan Kimia” yang mana
praktikum kali ini kami akan mengenal dan mengetahui tentang nama, jenis, kegunaan, dan
cara pemakaian alat-alat kimia yang ada didalam laboratorium. Selanjutnya, kami juga akan
mengkaji dan menganalisis nama, jenis, sifat, kegunaan, dan cara penyimpanan bahan atau zat
kimia. Lalu, kami juga akan menganalisis bagaimana cara penanggulangan kecelakaan
penggunaan bahan berbahaya.
Pertama, kami dikenalkan alat-alat oleh asisten praktikum kami yaitu Mas Widi. Alat-
alat yang dikenalkan yaitu pipet tetes, labu ukur, gelas ukur, pipet volume, Erlenmeyer, tabung
reaksi, corong, gelas arloji, pengaduk kaca, pipet ukur, buret, spatula, timbangan analitik,
timbangan digital, dan neraca ohaus. Dalam pengenalan alat-alat tersebut asisten praktikum
juga menjelaskan mengenai nama alat dan kegunaan alat tersebut. Kemudian, kami diminta
untuk mendokumentasikan semua alat-alat semuanya yang nantinya akan dilampirkan di bab
hasil dan pembahasan serta kegunaan alat tersebut.
Selanjutnya, kami dikenalkan juga bahan atau zat kimia oleh asisten praktikum. Disini
kami dikenalkan beberapa bahan atau zat kimia yaitu napthol, furfural, resorsinol, iod depplet,
ethanol, chloroform, natrium hydroxid, cupper II sulfat, cupper II asetat, sodium hydroxid.
Lalu, kami dijelaskan mengenai nama bahan kimia, dan golongan yang terdapat pada bahan
kimia tersebut. Setelah dijelaskan, kami diminta untuk mendokumentasi bahan kimia tersebut
yang mana untuk dilampirkan dalam hasil pembahasan serta kegunaan golongan yang terdapat
pada bahan kimia tersebut.
Adapun prosedur kerja praktikum kali ini alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu
dengan mengebon alat dan bahan di TU Lab. Faperta. Kemudian alat dan bahan diperiksa dan
dipastikan alat dan bahan sebelum digunakan dalam keadaan baik. Setelah diperiksa, lalu alat
dan bahan yang digunakan diamati untuk mengenali karakteristik atau bentuk pada alat dan
bahan. Selanjutnya, alat dan bahan dijelaskan oleh asisten praktikum mengenai nama, jenis,
kegunaan, dan cara pemakaian alat-alat kimia serta penjelasan lainnya. Lalu, penjelasan-
penjelasan yang disampaikan oleh asisten praktikum dicatat oleh si praktikan. Kemudian, alat-
alat praktikum difoto, lalu dimasukan kedalam table lembar kerja yang telah dibuat oleh
praktikan.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Alat

NO NAMA FOTO KEGUNAAN

Untuk mengambil cairan


1. Pipet Tetes kimia dalam skala tetes
( Farhan, 2013 )

Untuk menyaring
campuran kimia dengan
2. Corong
gravitasi.
( Fitri,2012 )

Untuk mengambil zat


3. Spatula kimia berupa padatan
( Farhan, 2013 )

Untuk mengukur volume


larutan tidak memerlukan
4. Gelas Ukur tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah
tertentu. ( Fitri, 2012 )
Untuk mengeluarkan
cairan dalam volume
5. Buret
tertentu
( Farhan, 2013 )

Untuk tempat bahan


Timbangan padatan pada saat
6.
Analitik menimbang, mengeringkan
bahan dll. ( Farhan, 2013 )

Untuk menampung titran


7. Labu Ukur pada proses titrasi
( Farhan, 2013 )

Untuk tempat bahan


padatan pada saat
8. Gelas Arloji menimbang, mengeringkan
bahan.
( Fitri, 2012 )

Digunakan untuk
Pengaduk
9. mengaduk cairan di dalam
Gelas
gelas kimia. ( Fitri, 2012 )
Untuk menyimpan dan
memanaskan larutan,
menampung filtrat hasil
10. Erlenmeyer
penyaringan, menampung
tiran pada proses titrasi.
( Fitri, 2012 )

Memudahkan untuk
memperoleh bahan kimia
Timbangan dengan
11.
Digital takaran/ukuran/bobot
tertentu.
( Fitri, 2012 )

Neraca Ohaus adalah alat


Neraca ukur massa benda dengan
12.
O’hauss ketelitian 0.01gram.
( Fitri, 2012 )

Untuk mengammbil
larutan dengan volume
13. Pipet Ukur
tertentu.
( Fitri, 2012 )
Untuk penyimpanan adatan
14. Pipet Volume yang akan ditimbang
( Fitri, 2012 )

Sebagai tempat
mereaksikan bahan kimia,
15. Tabung Reaksi untuk melakukan reaksi
kimia dalam skala kecil.
( Fitri, 2012 )
3.2 Bahan

NO NAMA FOTO GOLONGAN NAMA KETERANGAN

Bahan yang bersifat


beracun, dapat
menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
Toxic
Tindakan : Jangan ditelan
dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung
dengan kulit.
1. Naphtol
( Laisa, 2013 )
Bahan yang bersifat
korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada
Corrosive
kulit, gatal-gatal dan
dapat membuat kulit
mengelupas.
( Laisa, 2013 )
Bahan yang bersifat
beracun, dapat
menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
2. Furfural Toxic
Tindakan : Jangan ditelan
dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung
dengan kulit.
( Laisa, 2013 )
Berbahaya
jika tertelan, Berbahaya
Awas jika terkena
kulit
( Fatchiyah, 2011 )
Dapat menyebabkan
efek tiba-tiba atau dalam
3. Resorsinol sela waktu tertentu pada
Bahan satu kompartemen
berbahaya lingkungan atau lebih
bagi (air, tanah, udara,
lingkunga tanaman,
n mikroorganisma) dan
menyebabkan gangguan
ekologi
( Fatchiyah, 2011 )
Berbahaya
jika tertelan, Berbahaya
4. Iod Deppelt Awas jika terkena
kulit
( Fatchiyah, 2011 )

Bahan sangat mudah


terbakar menghasilkan
gas
yang amat sangat mudah
terbakar di bawah
flammable
pengaruh kelembaban.
(sangat
5. Ethanol Bahan-bahan yang dapat
mudah
menjadi panas di udara
terbakar)
pada temperatur kamar
tanpa tambahan pasokan
energi dan akhimya
terbakar
( Fatchiyah, 2011 )
Bahan yang bersifat
beracun, dapat
menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
Toxic
Tindakan : Jangan ditelan
dan jangan dihirup,
6. Chloroform hindari kontak langsung
dengan kulit.
( Laisa, 2013 )
Dapat
menyebabkan
Bahaya
kerusakan genetic
( Fatchiyah, 2011 )

Bahan yang bersifat


korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat
Natrium menyebabkan iritasi pada
7. Corrosive
Hydroxid kulit, gatal-gatal dan
dapat membuat kulit
mengelupas.
( Laisa, 2013 )
Bahan yang dapat
menyebabkan iritasi,
Cuper II gatal-gatal dan dapat
8. Irritant
Sulfat menyebabkan luka bakar
pada kulit.
( Laisa, 2013 )

Bahan yang dapat


menyebabkan iritasi,
Cuper II gatal-gatal dan dapat
9. Irritant
Asetat menyebabkan luka bakar
pada kulit.
( Laisa, 2013 )

10. Sodium
Hydroxid Bahan yang bersifat
korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada
Corrosive
kulit, gatal-gatal dan
dapat membuat kulit
mengelupas.
( Laisa, 2013 )

3.3 Penyimpanan bahan yang baik


3.3.1 Pengemasan dan Penempatan
Ada beberapa jenis kemasan atau botol yang dapat digunakan untuk mengemas bahan
kimia, misalnva botol plastik, botol berwama coklat, botol berwama putih. Botol plastic hanva
dapat digunakan untuk bahan padat. Namun ada bahan cair yang memang sengaja harus
diletakkan dalam botol plastik berwama hitam misalnya H2O1.
Penempatan bahan - bahan kimia disusun secara alfabetik sehingga mudah untuk dicari
bahkan oleh orang yang pertarmakali masuk ke laboratorium tersebut. Bahan-bahan yang
berbahaya sebaiknya diletakkan dalam rak yang paling bawah. Sehingga mudah untuk
mengambil.
Semua bahan harus diberi label secara jelas. Untuk larutan sebaiknva dicantumkan pula
tanggal pembuatannva, dengan demikian kita akan segera tahu larutan mana yang lebih lama
dan itu yng digunakan dulu. ( Endang, 2003 ).
3.3.2 Pengelompokan menurut Jenis bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan di laboratorium wujudnya bermacam-macam, yaitu gas
cair dan padat, demikian pula sifat fisikanya maupun sifat kimianya. Secara umum bahan kimia
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Sifat racunnya
Bahan- bahan yang beracun diletakkan dikemas dalam kemasan bertanda khusus
sehingga pengguna langsung tahu dan berhati- hati dalam menggunakannya. Contoh bahan ini
misalnva sublimat, sianida. arsen dan senyawanya, brom, phosfor putih. zar radioaktif,
hidrogen fluorida, air raksa dsb. Setelah dikemas, maka bahan tersebut dapat diletakan di rak
yang khusus, sehingga tidak mudah diambil oleh sembarang orang. Dalam laboratorium
sebaiknya ditempel bagaimna menggunakan dengan benar bahan- bahan vang beracun,
sehingga tidak terjadi kejadian yang tidak diharapkan.
b Sifat Korosifnya
Bahan korosif sebaiknva diletakkan jauh-jauh dari alat-alat atau instrument, terutama
alat-alat yang terbuat dari logam. Penyimpanan bahan korosif yang benar adalah dalam lemari
asam. Contoh bahan korosif misalnva asam sulfat pekat, asam nitrat pekat, asam klorida pekat
dan amonia pekat, asam orthophosfat, dan asam perklorat.
Bahan korosif ada-juga yang berbentuk padatan seperti NaoH, KoH, Cao, AgNor. Ada
senyawa yang juga korosif terhadap jaringan tubuh manusia, misalnya belerang dioksida dan
klor, maka kita harus berhati- hati terhadap kegiatan yang menghasilkan gas ini.
c. Wujudnya
Berdasarkan wujudnya bahan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bahan padat. bahan
cair dan bahan gas. Penyimpanan yang baik adalah pengelompokan menurut wujudnya. Contoh
bahan ini adalah gas klor, gas oksigen, gas nitrogen.
d. Mudah tidaknya menguap
Bahan yang mudah menguap sebaiknya diletakkan di lemari asam, sehingga uapnya
akan langsung keluar ruangan dan tidak menyebar kemana- mana.
e. Mudah tidaknya terurai akibat cahaya langsung
Bahan yang mudah terurai bila kena cahaya harus dikemas dengan kemasan khusus
(botol hitam) dan diletakkan tersembunyi dari matahari atau cahaya.
f. Mudah tidaknya terbakar
Bahan kimia yang mudah terbakar, bahan harus diletakkan jauh dan sumber api
atau panas. Contohnya eter, alcohol, dan metanol
g. Bahan kimia reaktif terhadap air
Bahan ini harus jauh dari tempat berair. contohnya Na, logam halida, asam sulfat
( Endang, 2003 ).
3.3.3 Pencatatan penggunaan bahan
Semua bahan harus mempunyai catatan yang rapi dan teliti. Inventarisasi bahan ini
sangat berguna untuk merencanakan pembelian bahan yang akan diusulkan. Kita tahu
pembelian bahan kimia tidak seperti membeli bahan makanan yang setiap saat dapat kita beli
dan tersedia dimana- mana. Untuk membeli bahan kimia kita harus memesannya terlebih
dahulu, oleh sebab itu untuk kelancaran kegiatan selanjutnva administrasi penggunaan bahan
harus tercatat secara rapi. Adanya pencatatan yang teratur juga dapat digunakan untuk
merencanakan anggaran biaya yang diperlukan untuk mengadakan kegiatan laboratorium.
Kadang- kadang bahan dijual dalam kemasan yang besar (misal 1 kg) padahal kita
hanya membutuhkan beberapa gram saja. Beberapa toko ada yang bersedia mengecerkan
bahan- bahan tersebut. Namun bila temyata kita mendapat kesulitan untuk membeli bahan
dalam jumlah sedikit, maka kita dapat bergabung dengan sekolah lain untuk membeli bahan
kebutuhan tersebut. Dibandingkan jika kita mengecer dari toko. menggunakan sistem
bergabung ini biaya pembelian akan jauh lebih murah ( Endang, 2003 ).
3.3.4 Kondisi tempat penyimpanan
Tempat penyimpanan yang baik adalah di ruangan khusus, tidak bercampur dengan
tempat kegiatan praktikum berjalan. Kelembaban ruangan harus benar- benar diperhatikan
untuk mcncegah agar bahan tidak mudah rusak. Sinar matahari diusahakan bisa masuk, tetapi
tidak terlalu langsung atau banyak. Suhu ruangan juga tidak boleh terlalu panas. karena akan
merusak beberapa bahan ( Endang, 2003 ).
3.3.5 Pengaturan bahan dalam lemari atau rak
Bahan kimia yang disimpan dalam lemari sebaiknya diurutkan berdasarkan abjad dan
gunakan nama yang seragam, misalnya natrium klorida, natrium sulfat, natrium tiosulfat atau
sodium chloride, dan sodium phosfat. Jadi jangan sampai ada dua istilah untuk bahan yang
sama, hal ini dapat menyulitkan pengguna untuk mengambil bahan kimia tersebut. Sebaiknya
untuk bahan yang sama dibuat urut ke dalam lemari. Bahan yang sudah dibuka segelnya
diletakkan di bagian depan agar penggunaan atau pengambilan bahan terkontrol. Jadi kemasan
yang terbuka untuk bahan yang sama cukup satu.
Untuk menata dalam lemari, label diletakan dibagian depan agar mudah terbaca. Untuk
memudahkan pengambilan sebaiknya lemari dilengkapi dengan daftar atau skema tempat
bahan diletakan. Pintu lemari harus dapat dibuka dengan mudah ( Endang, 2003 ).
3.4 Penanggulangan kecelakaan penggunaan bahan berbahaya

Jenis Bahan Penanganan


 Pencampuran, pengadukan, pemanasan dan pemindahan
dilakukan dalam ruang khusus atau almari asam.
 Menggunakan alat pelindung seperti masker, sarung
tangan & respirator yang sesuai dengan bahan yang
ditangani, pelindung badan/ jas lab dll. Alat ini harus
Bahan Beracun
terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosif dan
& Korosif
mempunyai daya lindung terhadap bahan yang ditangani.
 Tidak diperkenankan merokok, minum dan makan
didalam ruang kerja.
 Ruang kerja mempunyai sirkulasi dan ventilasi udara yang
baik.
 Menjauhkan sumber panas yaitu api terbuka/bara, loncatan
api listrik, logam panas, dan tidak diperkenankan
Bahan Mudah
merokok.
Terbakar
 Ruang kerja mempunyai sirkulasi dan ventilasi udara yang
baik serta tersedia alat pemadam kebakaran.
Bahan reaktif  Hindarkan dari sumber panas dan matahari.
 Hindarkan pengadukan yang menimbulkan panas.
 Hindarkan dari benturan dan gesekan yang kuat.
 Untuk zat reaktif thd air harus disimpan ditempat yang
kering, hindarkan dari uap air dan air.
 Jika terjadi kebakaran gunakan alat pemadam, bukan air.
( Harjanto, Suliyanto, dkk. 2011 )
BAB IV KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa semua
alat dilaboratorium memiliki nama, fungsi, dan cara kerja masing-masing. Sehingga dalam
penggunaannya memiliki ketelitian yang berbeda-beda. Lalu, bahan-bahan kimia memiliki
sifat-sifat tersendiri yang mana dapat melihat dari symbol-simbol yang ada pada kemasan dan
karakteristiknya masing-masing.
Dalam kami melaksanakan praktikum tentang pengenalan alat dan bahan di
Laboratorium Faperta. Kami dapat mengkaji dan menganalisis tentang nama, jenis, kegunaan,
dan cara pemakaian alat-alat kimia yang ada didalam laboratorium. Kemudian kami juga
mampu mengkaji dan menganalisis mengenai nama, jenis, sifat, kegunaan, dan cara
penyimpanan bahan atau zat kimia. Yang mana praktikum kali ini sangat membantu kami
dalam pengenalan alat dan bahan kimia, dan juga menambah wawasan mengenai pengenalan
alat dan bahan kimia. Lalu, kami juga tahu bagaimana cara penyimpanan bahan-bahan kimia
dan cara penanggulangan kecelakaan penggunaan bahan kimia.
Daftar Pustaka
Farhan. 2013. Pengenalan Alat Di Laboratorium. Pasundan : Universitas
Pasundan
Fatchiyah. 2011. Pengenalan Dan Pelabelan Bahan Kemikalia Berbahaya,
DosisUntuk Hewan Coba, Dan Symbol Di Laboratorium. Malang : Universitas
Brawijaya.
Fitri. 2012. Pengenalan Alat Dan Bahan Di Laboratorium Kimia. Bandung :
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Harjanto, Suliyanto, dkk. 2011. Manajemen Bahan Kimia Berbahaya Dan
Beracun Sebagai Upaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Perlindungan
Lingkungan. Batan : Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir.
Laisa. 2013. Analisis Pengetahuan Mahasiswa Tentang Dampak Penggunaan
Bahan Kimia Dalam Praktikum Kimia Organik Terhadap Kesehatan. Bali :
Universitas Pendidikan Ganesha.
Widjajanti. 2003. Pengelolaan Bahan Kimia. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai