Anda di halaman 1dari 4

SHINGO METHODOLOGY

Operational Excellence atau keunggulan operasional ialah upaya menciptakan nilai


keunggulan pada setiap proses operasional melalui penerapan berbagai prinsip,
sistem, dan tools yang menuju perbaikan berkelanjutan (continuous improvement), yang
dapat diibaratkan membangun sebuah rumah, maka pondasinya adalah Budaya, dinding
batu batanya disusun satu persatu melalui proses perbaikan berkelanjutan agar semakin
kokoh, dan diselaraskan agar dapat berdiri tegak, menuju sebuah hasil (result) sebuah
bangunan rumah indah yang dapat dicitrakan (shingo model).

Prinsip dasar operational excellence ialah sebuah naluri untuk terus mencari perbaikan-
perbaikan, mengejar gairah kesempurnaan, berupaya tanpa henti mebuat hal baru dan
selalu berfikir untuk keunggulan. Prinsip ini akan tertanam dalam perilaku / behavior,
mengakar kuat dalam sebuah karakter, dan dikembangkan dalam lingkup budaya
organisasi.

Dalam menerapakan prinsip operational excellence tidak mudah, karena perlu sebuah
kerja keras, dan tidak dapat didelegasikan, melainkan harus ditanamkan /
ditransformasikan kedalam sebuah budaya setiap hari, dari hal yang paling kecil, dari
waktu ke waktu melalui proses perjalanan pribadi memahami prinsip tersebut, serta
proses pembelajaran cara pandang lama ke cara pandang baru, serta bagaimana
benar-benar mempengaruhi perubahan. Pemimpin harus mampu mendorong prinsip
operational excellence kedalam suatu budaya yang mengakar kuat.

Suatu organisasi memiliki visi-misi, strategi, dan kebijakan-kebijakan, serta actionplan


yang dijalankan selaras dalam sebuah sistem manajemen. Sistem ini dirancang untuk
mencapai sasaran tertentu, melalu proses plan – do – check – action, memiliki
struktur organisasi yang jelas, dan menjalankan fungsi-fungsi kerja, dimana didalamnya
terdapat proses bisnis yang dijalankan oleh sekelompok individu. Menanamkan budaya
operational excellence pada setiap individu yang menjalankan fungsi kerja, serta
mendorong setiap perilaku dengan cara sistematis dan konsisten, adalah cara
bagaimana membangun keselarasan antara prinsip operational excellence dengan
sistem dalam sebuah organisasi.
Peran Manajer harus bergeser tidak hanya mencari solusi persoalan, namun lebih
kepada merancang, menyelaraskan dan memperbaiki sistem, serta membangun
budaya keunggulan.

Kemampuan seorang manajer untuk menjalankan Operational Excellence dalam


sebuah perusahaan, ialah dimulai dari membangun budaya, lingkungan yang saling
menghormati, kepemimpinan yang rendah hati dan komunikasi terbuka, serta
penciptaan tata nilai. Langkah selanjutnya ialah fokus proses perbaikan berkelanjutan,
mengakomodir pemikiran rasional dan pendekatan metode ilmiah untuk setiap usulan
perbaikan, membuat mengefisienkan waktu proses, menghilangkan hambatan yang
tidak efektif, memahami setiap potensi / sumber permasalahan dan segera diantisipasi,
mencari kesempurnaan dengan perbaikan berkelanjutan dan sistematis. Penyelarasan
dengan tata nilai, visi-misi, strategi, dan kebijakan perusahaan dengan prinsip-prinsip
operational excellence yang memungkinkan perusahaan mempertahankan budaya
perbaikan berkelanjutan ialah dengan kemampuan berfikir sistematis yang terdiri atas
kemampuan analisa, sintesa, holistik, dinamis, dan ada feedback terhadap suatu tata
nilai yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan dalam suatu perusahaan, serta
memastikan keselarasan prinsip, strategi dan visi misi perusahaan sudah dijalankan
pada setiap lini secara konsisten. Dari proses tersebut di atas hasil akhir yang
diharapkan adalah terciptanya suatu Nilai yang dapat diterima oleh pelanggan, stake
holder, mitra, pemerintah, masyarakat dan setiap lini perusahaan.
10 SHINGO GUIDING PRINCIPLES :

1. Respect every individual


2. Lead with humanity
3. Seek Perfection
4. Embrace scientific thinking
5. Focus on Process
6. Assure quality at the source
7. Flow & Pull value
8. Think systemically
9. Create constancy of purpose
10. Create value for the customer

Anda mungkin juga menyukai