Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir semua lahan di Indonesia pada awalnya merupakan ‘hutan alam’

yang secara berangsur dialih-fungsikan oleh manusia menjadi berbagai bentuk

penggunaan lahan lain seperti pemukiman dan pekarangan, pertanian, kebun dan

perkebunan, hutan produksi atau tanaman industri, dan lain-lainnya. Alih guna

lahan itu terjadi secara bertahap sejak lama dan sampai sekarangpun terus terjadi,

dengan demikian luas lahan hutan di Indonesia semakin berkurang.

Alih-guna lahan hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan

banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan

fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini

bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal

hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestri adalah salah

satu sistem pengelolaan lahan yang mungkin dapat ditawarkan untuk mengatasi

masalah yang timbul akibat adanya alih-guna lahan tersebut di atas dan sekaligus

juga untuk mengatasi masalah pangan. Agroforestri, sebagai suatu cabang ilmu

pengetahuan baru di bidang pertanian dan kehutanan, berupaya mengenali dan

mengembangkan keberadaan sistem agroforestri yang telah dipraktekkan petani

sejak dulu kala. Secara sederhana, agroforestri berarti menanam pepohonan di

lahan pertanian, dan harus diingat bahwa petani atau masyarakat adalah elemen

pokoknya (subyek). Dengan demikian kajian agroforestri tidak hanya terfokus

pada masalah teknik dan biofisik saja tetapi juga manajemen agroekosistem dalam

agroforestri yang benar karena agroforestri merupakan sistem dan teknologi


penggunaan lahan secara terencana pada satu unit lahan dengan

mengkombinasikan tumbuhan berkayu dan tanaman pertanian yang di lakukan

pada waktu bersamaan atau bergiliran.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Tentang Pohon Mahoni

Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35-40 m dan

diameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir.

Kulit luar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan

kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi

cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah tua. Mahoni baru berbunga setelah

berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sari

melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan. Buahnya buah kotak,

bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau

cokelat. Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain

yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung.

Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di

pasir payau dekat dengan pantai.

Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga

disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air.

Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya,

dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya

menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan

mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air. Buah mahoni

mengandung flavonoid dan saponin. Buahnya dilaporkan dapat melancarkan

peredaran darah sehingga para penderita penyakit yang menyebabkan

tersumbatnya aliran darah disarankan memakai buah ini sebagai obat, mengurangi
kolesterol, penimbunan lemak pada saluran darah, mengurangi rasa sakit,

pendarahan dan lebam, serta bertindak sebagai antioksidan untuk menyingkirkan

radikal bebas, mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak di badan, membantu

meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah, serta menguatkan

fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah.

B. Tentang Seresah

Seresah adalah tumpukan dedaunan kering, rerantingan, dan berbagai sisa

vegetasi lainnya di atas lantai hutan atau kebun. Serasah yang telah membusuk

(mengalami dekomposisi) berubah menjadi humus (bunga tanah), dan akhirnya

menjadi tanah.

Kualitas serasah yang beragam akan menentukan tingkat penutupan

permukaan tanah oleh serasah. Kualitas serasah berkaitan dengan kecepatan

pelapukan serasah (dekomposisi). Semakin lambat lapuk maka keberadaan

serasah di permukaan tanah menjadi lebih lama. Swietenia mahagoni yang

kecepatan pelapukannya lebih lama. Tanaman dari golongan Leguminosae dan

tanaman eksotik Swietenia mahagoni merupakan tanaman yang paling banyak

dijumpai dikarenakan kedua jenis tanaman tersebut umum digunakan sebagai

tanaman penghijauan di area hutan. Berdasarkan pengamatan morfologi dilapang,

serasah tanaman dari golongan Leguminosae merupakan serasah yang mudah

terdekomposisi. Serasah asal daun tanaman yang kandungan Nnya tinggi (>3%)

akan lebih cepat lapuk dan keberadaannya di permukaan

Terdapat 3 tahap proses dekomposisi serasah, yaitu:

1. Proses pelindian (leaching), yaitu mekanisme hilangnya bahan-bahan yang

terdapat pada serasah atau detritus akibat curah hujan atau aliran air.
2. Penghawaan (weathering), merupakan mekanisme pelapukan oleh faktor-faktor

fisik seperti pengikisan oleh angin atau pergerakan molekul air.

3. Aktivitas biologi yang menghasilkan pecahanpecahan organik oleh makhluk

hidup yang melakukan dekomposisi (Fiqa dan Sofiah, 2011).

C. Hubungan Mahoni Dengan Seresah yang Dihasilkan

Diversitas spesies pohon yang tinggi memberi masukan serasah yang

beragam. Selain itu, diversitas yang tinggi menunjukkan bahwa suatu ekosistem

memiliki tingkat stabilitas ekologis yang tinggi pula. Stabilitas ekologis ini sangat

penting untuk kesehatan ekosistem di dalam hutan karena hal ini mampu

mengindikasikan bahwa semua proses aliran energi dan interaksi organisme

secara alami sedang berfungsi dengan baik (Putri,dkk, 2008).

Pohon mahoni menghasilkan seresah yang bnyak dibandingkan dengan

tanaman lain.Serasah tanaman dari mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.)

merupakan serasah yang kecepatan pelapukannya lebih lama. Hal ini

mengakibatkan semakin lambat lapuk maka keberadaan serasah di permukaan

tanah menjadi lama. Hal ini sesuai dengan literatur Putri, dkk (2008) yang

menyatakan bahwa kualitas serasah yang beragam akan menentukan tingkat

penutupan permukaan tanah oleh serasah. Kualitas serasah berkaitan dengan

kecepatan pelapukan serasah (dekomposisi). Semakin lambat lapuk maka

keberadaan serasah di permukaan tanah menjadi lebih lama. Swietenia mahagoni

yang kecepatan pelapukannya lebih lama.

D. Peran Pohon Mahoni Terhadap Tanah


Sistem agroforestri dapat mempertahankan sifat-sifat fisik lapisan tanah atas yang

diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman, melalui:

• Adanya tajuk tanaman dan pepohonan yang relatif rapat sepanjang

tahun menyebabkan sebagian besar air hujan yang jatuh tidak langsung ke

permukaan tanah sehingga tanah terlindung dari pukulan air yang bisa

memecahkan dan menghancurkan agregat menjadi partikel-partikel yang mudah

hanyut oleh aliran air.

• Sistem agroforestri dapat mempertahankan kandungan bahan

organik tanah di lapisan atas melalui pelapukan seresah yang jatuh ke permukaan

tanah sepanjang tahun. Pemangkasan tajuk pepohonan secara berkala yang di

tambahkan ke permukaan tanah juga mempertahankan atau menambah kandungan

bahan organik tanah. Kondisi demikian dapat memperbaiki struktur dan porositas

tanah serta lebih lanjut dapat meningkatkan laju infiltrasi dan kapasitas menahan

air.

• Sistem agroforestri pada umumnya memiliki kanopi yang

menutupisebagian atau seluruh permukaan tanah dan sebagian akan melapuk

secarabertahap. Adanya seresah yang menutupi permukaan tanah danpenutupan

tajuk pepohonan menyebabkan kondisi di permukaan tanah dan lapisan tanah

lebih lembab, temperatur dan intensitas cahaya lebih rendah. Kondisi iklim mikro

yang sedemikian ini sangat sesuai untuk perkembangbiakan dan kegiatan

organisme. Kegiatan dan perkembangan organisme ini semakin cepat karena

tersedianya bahan organik sebagai sumber energi. Kegiatan organisme makro dan

mikro berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik tanah seperti terbentuknya pori

makro (biopores) dan pemantapan agregat. Peningkatan jumlah pori makro dan
kemantapan agregat pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas infiltrasi dan

sifat aerasi tanah.

Pada umunya tanaman agroforestri memiliki sistem perakaran yang

dalam,contohnya pada yang dibahas pada makalah kali ini yaitu pohon mahoni.

Akar atau sistem perakaran yang dalam yang dimiliki pohon mahoni mampu

mencengkram tanah dengan kuat sehingga memperkecil proses kehilangan air.

Selain itu pada pembahasan sebelumnya, pohon mahoni meruapakan salah satu

pohon dengan penghasilan seresah yang banyak, tingkat banyaknya seresah yang

dihasilkan setiap tanam berbanding lurus dengan jumlah unsur hara yang

terkandung didalam tanah. Jadi tanah pada ekosistem poho mahoni ini memiliki

kandungan unsur hara yang tinggi dikarenakan seresah yang dihasilkan juga

tinggi. Sehingga mampu menjaga kesuburan tanah.

Dalam sistem agroforestri melalui keragaman masukan seresah dan

keragaman perakarannya,mampu mempertahankan aktifitas dan keragaman biota

tanah. Seresah yang berada dipermukaan tanah akan mendorong aktivitas biota

tanah yang termasuk soil ecosystem engineers sehingga memperbaiki pori tanah.

Pertanian yang berbasis pohon lebih mampu merawat diversitas cacing tanah

daripada pertanian semusim (Dewi,etal.,2007) . Biodiversitas dalam tanah

berperan penting dalam keberlanjutan fungsi ekosistem, antaralain sebagai agen

pendorong primer dalam siklus keharaan, mengatur dinamika bahan organik tanah

dan penyerapan C.
E. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang sering dihadapi pada sistem Agroforestri ini yaitu

seringnya alih guna lahan agroforestri dan juga masalah pembakaran hutan tanpa

adanya penanaman kembali. Jika sebuah lahan dibuka dengan cara dibakar dan

tidak adak tindak lanjutnya maka lahan bekas pembakaran tersebut dapat

ditumbuhi dengan alang-alang, jika sebuah lahan ditumbuhi oleh alang-alang

maka ekosistem yang tadiya sehat menjadi atau dapat menjadi tidak sehat. Hal

tersebut dikarenakan tanaman alang-alang memiliki racun pada akarnya, dan

racun tersebut dapat mengontaminasi tanah yang ditumbuhi oleh alang-alang.

Sehingga tanaman tidak dapat tumbuh disekitar tanaman alang-alang.

Solusi : Agar lahan tidak sampai ditumbuhi alang-alang maka pembukaan

lahan dengan cara pembakaran hendaknya segera ditanami kembali dengan

pepohonan atau tanaman yang memiliki kriteia tumbuh lebih cepat dari pada

alang-alang. Terus dapat pula menjaga dengan menignkatkan keamaan agar tidak

terjadi pembakran hutan dengan sengaja atau perubahan dari alih fungsi hutan

tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyaknya pengalih-fungsian lahan hutan menjadi berbagai bentuk

penggunaan lahan lain seperti pemukiman dan pekarangan, pertanian, kebun dan

perkebunan, hutan produksi atau tanaman industri, dan lain-lainnya. Dan untuk

menghadapi masalah tersebut maka diadakan Agroforestri yaitu Suatu metode

penggunaan lahan secara oftimal, yang mengkombinasikan sitem-sistem produksi

biologis yang berotasi pendek dan panjang (suatu kombinasi kombinasi produksi

kehutanan dan produksi biologis lainnya) dengan suatu cara berdasarkan azas

kelestarian, secara bersamaan atau berurutan, dalam kawasan hutan atau

diluarnya, dengan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Sistem

agroforestri dapat mempertahankan sifat-sifat fisik lapisan tanah atas yang

diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman, melalui:

• Adanya tajuk tanaman dan pepohonan yang relatif rapat sepanjang

tahun menyebabkan sebagian besar air hujan yang jatuh tidak langsung ke

permukaan tanah sehingga tanah terlindung dari pukulan air yang bisa

memecahkan dan menghancurkan agregat menjadi partikel-partikel yang mudah

hanyut oleh aliran air.

• Sistem agroforestri dapat mempertahankan kandungan bahan

organik tanah di lapisan atas melalui pelapukan seresah yang jatuh ke permukaan

tanah sepanjang tahun. Pemangkasan tajuk pepohonan secara berkala yang di

tambahkan ke permukaan tanah juga mempertahankan atau menambah kandungan


bahan organik tanah. Kondisi demikian dapat memperbaiki struktur dan porositas

tanah serta lebih lanjut dapat meningkatkan laju infiltrasi dan kapasitas menahan

air.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi,W. S., KurniatunH., DidikS.2007. Layanan ekologi cacing jenis penggali

tanah dalam mempertahankan makroporositas tanah lahan pertanian bekas

hutan. Prosiding HITIIX. Yogyakarta

Fiqa, P dan Sofiah. 2011. Pendugaan Laju Dekomposisi Dan Produksi Biomassa

Serasah Pada Beberapa Lokasi Di Kebun Raya Purwodadi. UPT Balai

Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi

Putri, D. P., E. Arisoesilaningsih dan B. Rahardi. 2008. Significant Role of

Purwodadi Botanical Garden as Plant Litter C-Sink of Excessive CO2 in the

Global Warming Era. Diakses dari http://fisika.brawijaya.ac.id/bss-

ub/PDF%20FILES/BSS_199_1.pdf.

https://www.scribd.com/doc/210044662/makalah-mahoni

Anda mungkin juga menyukai