Anda di halaman 1dari 14

Energi Biomassa

Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati
yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakaratau untuk produksi industrial. Umumnya
biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi
dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan
kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai
bahan bakar. Biomassa tidak mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh proses
geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi.

Apa itu Energi Biomassa?

Energi biomassa adalah jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan biologis seperti
tanaman. Bahan organik juga dapat diperoleh dari hewan dan mikroorganisme. Seperti diketahui,
tumbuhan memproduksi makanan dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis.
Energi ini lantas ditransfer ke hewan dan manusia saat mereka mengkonsumsi tumbuhan. Biomassa,
yang terutama terdiri dari tumbuhan, mampu memberikan sejumlah besar energi yang digunakan
untuk berbagai keperluan. Saat tidak dikonsumsi oleh hewan, tumbuhan lantas dipecah atau
dimetabolisme oleh mikroorganisme untuk kemudian melepaskan karbon dioksida dan metana
kembali ke atmosfer. Hal tersebut merupakan proses berkesinambungan yang berkontribusi pada
siklus karbon.

Contoh Energi Biomassa

Seperti disebutkan sebelumnya, biomassa adalah bentuk energi terbarukan karena diperoleh dari
sumber-sumber yang dapat diproduksi lagi. Hal ini karena sumber utama biomassa (tumbuhan)
berlimpah di alam dan dapat terus tumbuh, serta limbahnya (dalam bentuk daun kering, cabang
mati, dll) tersedia terus-menerus.
Berikut adalah berbagai contoh sumber energi biomassa:

1. Limbah pertanian

Sejumlah limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi energi biomassa. Berbagai limbah
tersebut diantaranya adalah jerami, ampas tebu, kotoran ternak, serta kotoran unggas yang bisa
digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas dan listrik.

2. Biogas

Biogas diproduksi melalui pemecahan bahan organik seperti kotoran manusia, material tanaman,
pupuk kandang, dll. Semua bahan organik tersebut diuraikan melalui proses fermentasi dengan
bantuan mikroorganisme anaerobik untuk menghasilkan karbon dioksida dan metana. Gas yang
dihasilkan lantas digunakan untuk bahan bakar seperti menyalakan kompor, digunakan sebagai
pemanas, atau untuk membangkitkan listrik.

3. Tanaman energi

Terdapat juga sejumlah tanaman energi yang ditanam secara komersial sebagai sumber energi.
Tanaman ini dibudidayakan dalam skala besar dan diproses untuk menghasilkan bahan bakar.
Berbagai tanaman sumber energi ini diantaranya adalah jagung, kedelai, rami, serta gandum. Produk
bahan bakar yang dihasilkan meliputi butanol, etanol, metanol, propanol, serta biodiesel.

4. Kayu

Kayu dibakar sebagai bahan bakar di banyak tempat di seluruh dunia. Kayu dianggap sebagai bentuk
sederhana dari biomassa. Energi yang dilepaskan oleh pembakaran kayu digunakan untuk memasak,
untuk menghasilkan panas, dll. Kayu juga digunakan untuk produksi listrik pada skala besar seperti
dalam kasus pembangkit listrik tenaga uap. Hanya saja, pembakaran kayu disertai dengan emisi
sejumlah besar karbon dioksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca. Untuk menyeimbangkan
polusi, lebih banyak pohon harus ditanam sehingga mampu menyerap kelebihan karbon dioksida
dari atmosfer.

APA ITU BIOMASSA???


Biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal
dari organisme yang belum lama mati (dibandingkan dengan bahan bakar fosil). Sumber-sumber
biomassa yang paling umum adalah bahan bakar kayu, limbah dan alkohol.

Biomassa merupakan sumber energi terbarukan karena tanaman dapat kembali tumbuh pada lahan
yang sama. Kayu saat ini merupakan sumber yang paling banyak digunakan untuk biomassa. Di
Amerika Serikat, misalnya, hampir 90% biomassa berasal dari kayu sebagai bahan bakar. Ada tiga
jenis proses yang digunakan untuk mengkonversi biomassa menjadi bentuk yang energi yang
berguna yaitu: konversi termal dari biomassa, konversi kimia dari biomassa, dan konversi biokimia
dari biomassa.
Biomassa adalah sumber energi terbarukan tetapi ini tidak berarti biomassa adalah sumber energi
yang benar-benar ramah lingkungan. Pertanyaan apakah kita harus menggunakan biomassa atau
tidak telah menimbulkan banyak kontroversi di beberapa tahun terakhir. Para penentang
mengatakan bahwa biomassa dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca yang besar (dari
pembakaran kayu), bahkan lebih besar daripada gas rumah kaca yang berasal dari pembangkit listrik
berbahan bakar batubara. Di sisi lain, para pendukungnya mengatakan bahwa konsep biomassa
berkelanjutan relatif mudah dicapai dengan menerapkan peraturan yang sangat ketat mengenai
bahan yang digunakan dan bagaimana mereka dibakar.

Biomassa dianggap sebagai karbon netral, ini berarti biomassa mengambil karbon dari atmosfer
pada saat tanaman tumbuh, dan mengembalikannya ke udara ketika dibakar. Karena itulah,
setidaknya menurut teori, terjadi siklus karbon tertutup tanpa peningkatan kadar karbon dioksida
(CO2) di atmosfer. Biomassa saat ini memberikan kontribusi sekitar 1,5% dari pasokan listrik total
Amerika Serikat. Kapasitas biomassa di seluruh dunia adalah 58 GW pada tahun 2011.
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN BIOMASSA

Biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal
dari tumbuhan dan hewan. Sumber energi biomassa yang paling populer adalah kayu, sementara
sumber-sumber energi biomassa lainnya adalah sampah, limbah, gas TPA, dan bahan bakar alkohol.
Keunggulan biomassa:

 Biomassa merupakan sumber energi terbarukan (tanaman dapat tumbuh kembali pada
lahan yang sama).

 Biomassa dapat membantu mengurangi impor bahan bakar asing dan membantu
meningkatkan kemandirian energi negara (biomassa digunakan untuk mengurangi
kebutuhan bahan bakar fosil seperti batubara, minyak dan gas alam).

 Peningkatan penggunaan biomassa dari limbah dapat menyebabkan polusi jauh lebih sedikit
di dunia (dengan mengkonversi sampah menjadi sumber energi yang berguna).

 Menggunakan biomassa adalah pilihan yang lebih ramah lingkungan bila dibandingkan
dengan menggunakan bahan bakar fosil dan dapat membantu mengurangi tingkat total
emisi gas rumah kaca (jika tanaman tidak dibakar secara langsung).

 Terbukti merupakan teknologi energi terbarukan yang mampu memberikan hasil instan.

 Sumber biomassa dapat ditemukan di semua negara di dunia.

 Banyak teknologi berbeda yang dapat digunakan untuk mengkonversi biomassa menjadi
bentuk energi yang berguna.

Kelemahan Biomassa:

 Kayu masih merupakan sumber biomassa utama di dunia dan terlalu banyak menggunakan
kayu sebagai bahan bakar bisa mengakibatkan efek yang lebih buruk untuk iklim daripada
bertahan dengan bahan bakar fosil (ini dapat dihindari dengan menggunakan limbah kayu
saja dan dengan memberlakukan peraturan yang sangat ketat berapa banyak kayu yang
digunakan dan bagaimana mereka dibakar).

 Menggunakan banyak lahan untuk biomassa dapat menyebabkan berkurangnya lahan untuk
menanam tanaman pangan yang dapat meningkatkan kelaparan di dunia.
 Banyak teknologi yang digunakan untuk mengkonversi biomassa menjadi bentuk energi yang
berguna masih tidak cukup efisien dan membutuhkan biaya yang signifikan.

 Jika tanaman dibakar langsung, biomassa dapat menyebabkan tingkat polusi yang sama
seperti bahan bakar fosil.

 Ketergantungan yang tinggi pada kayu.

KEUNTUNGAN BIOMASSA

Energi Biomassa adalah sumber energi terbarukan yang dihasilkan dari benda-benda di sekitar kita
seperti kayu, limbah pertanian, kotoran hewan dan tanaman hidup. Biomassa digunakan sebagai
bahan bakar untuk menghasilkan listrik dan bentuk-bentuk energi lainnya. Bahan bakar ini bisa
dalam bentuk gas, cair atau padat. Penggunaan energi biomassa memiliki berbagai manfaat yaitu
manfaat lingkungan dan ekonomi. Energi biomassa telah menjadi energi alternatif bagi bahan bakar
fosil yang saat ini umum dipakai untuk memproduksi energi.

Mengurangi Jejak Karbon


Biomassa menghasilkan emisi karbon lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Hal ini
karena tanaman yang dipakai untuk biomassa baru tumbuh dan menggantikan yang lama yang
digunakan untuk menghasilkan energi biomassa sebelumnya. Penggunaan bahan bakar fosil akan
berkurang ketika sejumlah besar energi biomassa digunakan dan ini berarti akan menurunkan
tingkat karbon dioksida di atmosfer. Satu-satunya kelemahan biomassa adalah bahan bakar fosil
biasanya juga digunakan untuk memanen dan memproduksi tanaman biomassa.

Mengurangi Jumlah Metana di Atmosfer


Dengan menggunakan biomassa, jumlah metana di atmosfer dapat dikurangi. Metana bertanggung
jawab atas efek rumah kaca dan dengan produksi serta pemakaian energi biomassa, tingkat gas
metana diturunkan. Metana biasanya dihasilkan ketika bahan organik terurai, oleh karena itu
dengan berkurangnya proses ini (pembusukan), efek rumah kaca dapat berkurang juga.

Mencegah Kebakaran Hutan


Kayu adalah salah satu bahan baku biomassa yang digunakan untuk menghasilkan energi biomassa
dan bahan ini biasanya diperoleh dari hutan. Penebangan pohon mungkin tampak seperti hal yang
tidak masuk akal untuk dilakukan guna mengurangi kebakaran hutan, tapi cara ini benar-benar
bekerja. Pemanenan pohon dari hutan dapat membantu untuk mencegah melebarnya titik api
karena pertumbuhan pohon yang padat. Jik terlalu banyak pohon di hutan, ada resiko tinggi akan
terjadi kebakaran hutan dan hal ini tidak baik untuk lingkungan, karena ini berarti banyak karbon
dioksida yang akan dilepaskan ke atmosfer.

Peningkatan Kualitas Udara


Saat biomassa menggantikan bahan bakar fosil, hal ini berarti membantu untuk meningkatkan
kualitas udara karena akan ada lebih sedikit polusi. Penggunaan bahan bakar fosil telah lama
dipermasalahkan karena menyebabkan hujan asam. Biomassa tidak menghasilkan emisi sulfur ketika
dibakar dan ini akan mengurangi risiko hujan asam. Dengan menanam tanaman bahan baku
biomassa, karbon di atmosfer akan didaur ulang. Hal ini akan memberikan sebuah manfaat besar
bagi peradaban manusia, karena berkurangnya polusi di udara.

Keandalan
Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan ada peningkatan permintaan listrik dan ini berarti
kita perlu sumber energi yang dapat diandalkan. Energi biomassa dapat diandalkan karena bahan
tanaman dan hewan yang digunakan untuk memproduksinya dapat dipasok secara konstan.
Biomassa adalah sumber listrik yang dapat diandalkan, kita tidak perlu khawatir mengenai
pemadaman listrik. Biomassa juga murah untuk diproduksi dan juga menurunkan jumlah tagihan
listrik.

Daur Ulang
Beberapa sumber energi biomassa meliputi limbah industri dan co-produk, hal ini merupakan
sebuah keuntungan besar karena ini berarti tidak ada keluaran industri yang sia-sia. Semua produk
limbah dari industri dapat digunakan untuk menghasilkan energi biomassa. Ada banyak keuntungan
dengan memanfaatkan bakar biomassa. Hanya saja implementasi yang tepat diperlukan untuk
memastikannya bermanfaat untuk ikut serta menciptakan sebuah dunia yang lebih hijau.
1. PENDAHULUAN

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik,


baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah
tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan
kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan
sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau
merupakan limbah setelah diambil produk primernya.

Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain


merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable). Di
Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan berbagai produk
primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk
memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa
negara.
2. BIOMASSA SEBAGAI
SUMBER ENERGI

Potensi biomassa di
Indonesia yang bisa
digunakan sebagai
sumber energi jumlahnya
sangat melimpah.
Limbah yang berasal dari
hewan maupun
tumbuhan semuanya
potensial untuk
dikembangkan. Tanaman
pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah
yang cukup besar, yang
dapat dipergunakan
untuk keperluan lain
seperti bahan bakar
nabati. Pemanfaatan
limbah sebagai bahan
bakar nabati memberi
tiga keuntungan
langsung. Pertama,
peningkatan efisiensi
energi secara
keseluruhan karena
kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang
percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali
membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga,
mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan
tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah
perkotaan.

Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber


energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak,
kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai
bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.

3. PRINSIP PEMBAKARAN BAHAN BAKAR

Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar
dengan oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur Karbon (C),
Hidrogen (H) dan Belerang (S). Akan tetapi yang memiliki kontribusi yang
penting terhadap energi yang dilepaskan adalah C dan H. Masing-masing
bahan bakar mempunyai kandungan unsur C dan H yang berbeda-beda.

Proses pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu pembakaran lengkap (complete
combustion) dan pembakaran tidak lengkap (incomplete combustion).
Pembakaran sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan
oksigen hanya akan menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O dan
seluruh S menghasilkan SO2. Sedangkan pembakaran tak sempurna terjadi
apabila seluruh unsur C yang dikandung dalam bahan bakar bereaksi dengan
oksigen dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya CO2. Keberadaan CO pada hasil
pembakaran menunjukkan bahwa pembakaran berlangsung secara tidak lengkap.

Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai


entalpi pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan
dari proses pembakaran sempurna. Entalpi pembakaran ini dapat dinyatakan
sebagai Higher Heating Value (HHV) atau Lower Heating Value (LHV). HHV
diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam wujud cair sedangkan LHV diperoleh ketika
seluruh air hasil pembakaran dalam bentuk uap.

Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan memanfaatkan


oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang diperlukan untuk menghasilkan
pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah udara teoritis (atau stoikiometrik). Akan tetapi pada
kenyataannya untuk pembakaran lengkap udara yang dibutuhkan melebihi jumlah udara teoritis.
Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis disebut sebagai excess air yang umumnya dinyatakan
dalam persen. Parameter yang sering digunakan untuk mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan
bakar pada proses pembakaran tertentu adalah rasio udara-bahan bakar. Apabila pembakaran
lengkap terjadi ketika jumlah udara sama dengan jumlah udara teoritis maka pembakaran disebut
sebagai pembakaran sempurna.
4. PEMANFAATAN
ENERGI
BIOMASSA

Agar biomassa
bisa digunakan sebagai
bahan bakar maka
diperlukan teknologi
untuk
mengkonversinya.
Terdapat beberapa
teknologi untuk
konversi biomassa,
dijelaskan pada
Gambar 2. Teknologi
konversi biomassa
tentu saja
membutuhkan
perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan
bahan bakar yang dihasilkan.

Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat


dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan
konversi biokimiawi. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling
sederhana karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar.
Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk
kepraktisan dalam penggunaan. Konversi termokimiawi merupakan teknologi
yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia
dalam menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi biokimiawi merupakan
teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan
bahan bakar.

5. PEMANFAATAN ENERGI BIOMASSA

5.1. Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber
energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara
dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Briket
yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya
batubara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang
sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya.
Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu
rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-jenis mesin pengempa briketmulai dari
yang manual, semi mekanis, dan yang memakai mesin. Adapun cara untuk
membuat biobriket secara semi mekanis disajikan dalam bentuk video.

5.2. Gasifikasi

Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses


konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan
bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk
menggerakan
generator pembangk
it listrik. Gasifikasi
merupakan salah
satu alternatif dalam
rangka program
penghematan dan
diversifikasi energi.
Selain itu gasifikasi
akan membantu
mengatasi masalah
penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan. Ada
tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi
gas, disebut reaktor gasifikasi atau gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.

5.3. Pirolisa
Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang lebih dari
150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses, yaitu pirolisa primer dan pirolisa
sekunder. Pirolisa primer
adalah pirolisa yang
terjadi pada bahan baku
(umpan), sedangkan
pirolisa sekunder adalah
pirolisa yang terjadi atas
partikel dan gas/uap hasil
pirolisa primer. Penting
diingat bahwa pirolisa
adalah penguraian karena
panas, sehingga
keberadaan O2 dihindari
pada proses tersebut
karena akan memicu
reaksi pembakaran.

5.4. Liquification

Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan


proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke
cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan
pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang
energi liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk
menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanfaatan.

5.5. Biokimia

Pemanfaata
n energi
biomassa yang
lain adalah
dengan cara
proses
biokimia. Cont
oh proses yang
termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi dan an-aerobic
digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa
menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Adapun tahapan proses
anaerobik digestion adalah diperlihatkan pada Gambar .

Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa


tergolong dalam konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat
atau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2.
Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih
dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya mempunyai
kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan
bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai
kadar etanol di atas 99.5%.

Contoh Soal

1. Suatu rumah tangga desa memakai sebuah lampu petromak yang sudah dimodifikasi untuk
gas bio selama 6 jam/hari. Apabila lampu modifikasi ini menggunakan gas bio sebanyak 150
lt/jam, berapakah kebutuhan bahan baku isiannya?

Jawab:

Gas bio sebanyak 150 lt/hari x 6 jam/hari = 900 lt/hari. Apabila dipakai
faktor keamanan 80 % maka unit produksi gas bio harus mampu
meproduksi:

900 + (80%)(900) = 1630 lt/hari = 1.63 m3/hari

Bila kita gunakan nilai produksi 0.25 m3 gas bio per kg total solid (TS)
kotoran sapi (setara dengan 250 lt gas bio/kg TS), maka kebutuhan TS per
hari adalah :

1630/250 = 6.25 kg TS/hari

Berat TS = 0.18 berat kotoran basah

Sehingga kotoran sapi yang dibutuhkan adalah :

6.25/0.18 = 36.22 kg kotoran sapi/hari ≈ 37 kg kotoran sapi/hari

Dengan perbandingan canpuran 1 kg kotoran sapi : 1 kg air


Maka bahan baku isian (bbi) yang diperlukan adalah :

(2)(37) = 74 kg bbi/hari atau 74 lt bbi/hari

5.6. Transesterifikasi

Transesterifikasi adalah proses kimiawi yang mempertukarkan grup alkoksi pada


senyawa ester dengan alkohol

Anda mungkin juga menyukai