Tabel III.1
Nama Pasien Penderita ISPA dari Data Sekunder Puskesmas
Kebonsari
Jenis
No Nama Sakit Umur Alamat
Kelamin
Ibu Sri 44 Jl. Karah IV/63
1. ISPA Perempuan
Rahayu tahun C
Jl. Pagesangan
2. Dila ISPA 4 tahun Perempuan
III/02
Jl. Pagesangan
3. Bryan ISPA 3 tahun Laki-laki
II/23
4. Salsabila ISPA 5 tahun Perempuan Jl. Karah V/44B
Jl. Kebonsari
5. Yunna ISPA 3 tahun Perempuan
VI/19 A
Jl. Bibis Karah
6. Rayyan ISPA 2 tahun Laki-laki
I/25
Jl. Pagesangan
7. Indi Gilang ISPA 6 tahun Perempuan
III/21
3. Pembahasan
Menurut Depkes RI (2005), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah
penyakit Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
a. Cara penularan
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne
Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan
yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula
menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang
sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
23
4) Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai risiko lebih besar daripada wanita. Hal tersebut
disebabakan oleh beberapa faktor antara lain perbedaan genetik,
jumlah rokok yang dihisap atau adanya pencemaran di tempat kerja (
Mukono )
5) Keadaan lingkungan
Menurut A.L Slamet Riyadi ( 1976 ), lingkungan tempat pemukiman
dengan segala sesuatunya dimana organisme itu hidup beserta segala
keadaan dan kondisinya yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan
organisme tersebut. Keadaan lingkungan yang padat, sempit, dan
ventilasi yang kurang dapat mempercepat dan memudahkan
penyebaran penyakit ISPA.
Dugaan penyebab
Dari hasil observasi yang dilakukan, disimpulkan penyebab kasus
adalah:
1) Keadaan lingkungan yang menyebabkan yaitu pada siang hari di
dalam rumah penderita dalam keadaan panas dan gelap. Bila
pencahayaan berada dibawah standar, dapat diketahui pula bahwa
dalam rumah tersebut gelap dan tingginya kelembapan akibat
kurangnya pencahayaan yang ada. Bila kelembapan dalam ruangan
yang meningkat maka dapat diketahui pula banyaknya mikroorgansme
pathogen yang berkembang, selain itu kondisi rumah yang gelap dapat
juga dihidupi banyak serangga dan vector penyebab penyakit. Bila hal
tersebut terjadi maka penularan penyakit khusuusnya ISPA akan
terjadi dan meningkat. Penderita tidur satu kamar dengan anggota
keluarga (suami dan anak). Hal tersebut akan menimbulkan mudahnya
proses penularan antara penderita dengan anggota keluarga yang satu
kamar dengan penderita.
25
2) Penyebab dari segi perilaku yaitu setiap kali batuk penderita tidak
pernah menutup mulut. Hal tersebut akan terjadi kontak langsung
dengan penderita melalui udara.
Observasi Lapangan
Dari hasil observasi keadaan rumah penderita,diperoleh hasil:
1) Pencahayaan tidak memenuhi syarat, sinar matahari sedikit masuk ke
dalam rumah sehingga rumah dalam keadaan gelap.
2) Jendela dan ventilasi sudah memenuhi syarat namun tidak difungsikan
dengan baik yaitu jendela yang tidak dibuka.
3) Luas rumah yang tidak memenuhi syarat kurang dari 8 m2/orang dan 1
kamar tidur dihuni 3 orang.
Pembahasan
ISPA merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumonia ,sirkulasi udara/debu
yang tidak sehat dan keadaan lingkungan. Penularan ISPA terjadi melalui
pernapasan juga dari penderita ke orang lain dan percikan ludah yang
mengandung kuman penyakit ISPA.
Salah seorang penderita ISPA, yaitu Sri Rahayu berusia 44 tahun
beralamat di Jalan Karah IV/63 C, RT 01 RW IV Kelurahan Karah, mulai
sakit pada tanggal 11 April 2016
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah penderita, didapatkan hasil
observasi bahwa pemukiman tempat penderita tinggal merupakan
pemukiman yang padat penduduk dimana jarak antar rumah sangat
berdekatan dengan jarak tidak lebih dari 1-2 meter. Perilaku sehat
keluarga ini masih kurang baik yaitu setiap kali batuk tidak pernah
menutup mulut dan penderita tidur sekamar dengan suami dan anaknya
sehingga tertular dari suami dan anaknya (kontak langsung dengan
penderita melalui udara). Untuk ventilasi dan pencahayaan belum
memenuhi syarat yaitu jendela tidak dibuka dan sinar matahari hanya
masuk sedikit ke dalam rumah sehingga dalam keadaan gelap.
26
Table III.2
Nama Pasien Penderita Diare dari Data Sekunder Puskesmas
Kebonsari
Jenis
No Nama Sakit Umur Alamat
Kelamin
Pagesangan
1. Bayu Tirta diare 7 tahun Laki-laki IV Lapangan
No.7A
23 Karah IV No.
2. Zainuri diare Laki-laki
tahun 63 C
3. Pembahasan
5) Amoeba
6) Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotika : bila diare
terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka
hubungi dokter.
7) Alergi susu : diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah
minum susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-
produk yang terbuat dari susu sapi.
8) Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain,
misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak.
9) Keracunan makanan / minuman yang disebabkan oleh bakteri
maupun bahan kimia.
10) Kurang gizi.
11) Immuno defesiensi.
b. Cara penularan Diare
1) Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi : infeksi oleh
agen penyebab terjadi bila makan makanan/air minum yang
terkontaminasi tinja/ muntahan penderita diare. Penularan langsung
juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk
menyuap makanan.
2) Bermain dengan mainan dan atau lainnya yang terkontaminasi,
apalagi pada bayi sering memasukkan tangan/ mainan/ apapun ke
dalam mulut : virus dapat bertahan di permukaan udara sampai
beberapa hari.
3) Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan memasak air
sampai tidak mendidih.
4) Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
5) Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar
atau membersihkan tinja anak / lainnya yang terinfeksi, sehingga
mengakibatkan kontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
31
c. Gejala Diare
1) Demam tinggi
2) Sakit perut
3) Muntah
4) Mencret/ buang air besar terus menerus
5) Anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh) ringan.
6) Lemas
d. Pencegahan Diare
1) Teruskan pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi.
2) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian
makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
3) Cuci tangan sebelum makan atau menyediakan makanan terutama
untuk makanan bayi, dengan menggunakan sabun.
4) Menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan,
juga jaga kebersihan perabotan makan.
5) Mengobati penderita yang merupakan sumber penularan.
6) Makan makanan yang dimasak dan disimpan di tempat yang
tertutup.
7) Minum air yang dimasak dan disimpan di tempat yang tertutup.
e. Pengobatan
Segera berikan cairan rehidrasi oral, seperti oralit & larutan
gula garam secepatnya sebanyak cairan yang hilang. Bagi anak kecil,
ASI tetap diberikan. Bila meminum susu selain ASI, berikan susu yang
rendah laktosa.
Pada kasus diare akut yang penyebabnya adalah virus, maka
tidak ada pengobatan yang dapat meyembuhkan, karena biasanya akan
sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Diare akut dapat
disembuhkan hanya dengan meneruskan pemberian makanan dan
minuman.
32
b. Saran
Agar Penderita dan anggota keluarga yang lain tidak mengalami
kejadian serupa maka hendaknya perlu diperhatikan saran-saran
sebagai berikut :
1) Perilaku hidup bersih dan sehat lebih ditingkatkan tentang
mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan dengan
menggunakan sabun.
2) Sebaiknya menyediakan tempat sampah yang terdapat tutupnya
serta membedakan antara sampah basah dan sampah kering yang
di lapisi dengan polybag (tas kresek).
3) Menjaga kualitas makanan yang akan dibeli. Makanan yang
tertutup dan jauh dari tempat sampah.
34
2. Hasil Kegiatan
a. Kegiatan di dalam gedung
Kegiatan kilinik sanitasi dimulai sesuai dengan jam operasional
puskesmas Kebonsari yaitu pada pukul 07.30 WIB. Kegiatan dimulai
dengan menyiapkan tempat dan perlengkapan yang dibutuhkan. Pasien
yang berasal dari poli umum yang menderita penyakit berbasis lingkungan
(Diare, DBD, ISPA dan TB Paru) dirujuk ke klinik sanitasi. Setelah itu
pasien diberi bimbingan atau konseling terkait penyakit yang dideritanya
saat ini, menggunakan panduan wawancara klinik sanitasi. Dari hasil
wawancara dilakukan pendugaan penyebab penyakit dari faktor
lingkungan penderita. Setelah itu dilakukan perjanjian antara pasien
dengan petugas klinik sanitasi untuk melakukan kunjungan rumah sebagai
tindak lanjut kegiatan klinik sanitasi di dalam gedung. Dari hasil kegiatan
klinik sanitasi berikut merupakan daftar pasien DBD yang dirujuk ke
klinik sanitasi puskesmas Kebonsari Surabaya.
Tabel III.1
Daftar Pasien DBD Dari Data Sekunder Puskesmas Kebonsari
Tahun 2015
Jenis
No Nama pasien Penyakit Umur Alamat
kelamin
Rizki Ahdan 6 Kebonsari IA no.3
DBD L
1. Fahri bulan RT 01RW I
2. 55 Kebonsari IVB
Sunarko DBD L
tahun no.6 RT 03 RW 2
3. 6 Jl. Karah no 162
Sirenda DBD L
tahun BRT.03 RW.IV
4. Exel Genius DBD 17 L Graha Kebonsari
35
- Gusi berdarah, dan yang lebih parah lagi dapat disertai muntah
darah dan
- BAB disertai darah
4. Tanda-tanda syok:
- Lemah
- Kulit dingin dan basah
- Tidak sadar
e. Pencegahan DBD
1. Melakukan 4M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, dan
Memantau)
2. Menghindari gigitan nyamuk dengan :
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
- Memakai kelambu berinsektisida watu tidur
- Menggunakan obat nyamuk atau lotion
- Penyemprotan ruangan dengan obat anti nyamuk
- Menutupi seluruh tubuh bila diluar rumah pada malam hari
dengan memakai baju panjang
- Pengasapan/unggun
- Membasmi tempat perindukan nyamuk
- Membuka cendela rumah pada pagi hari sampai sore hari agar
sinar matahari tidak masuk kedalam rumah
- Tidak menggantung pakaian ditempat gelap
-
f. Pengobatan DBD
1. Beri minum air masak/cairan lainya sebanyak-banyaknya
2. Cepat bawa kedokter, Puskesmas, Rumah sakit terdekat.
b. Saran
Agar Penderita dan anggota keluarga yang lain tidak mengalami
kejadian serupa maka hendaknya perlu diperhatikan saran-saran sebagai
berikut :
a. Sebaiknya pakaian yang sudah kotor tidak di gantung di sembarang
tempat
b. Lakukan pencegahan DBD dengan 4M plus (Menguras, Menutup,
Mengubur, dan Memantau)
39
Table III.4
Nama Pasien Penderita TBC dari Data Sekunder Puskesmas
Kebonsari
Jenis
No Nama Sakit Umur Alamat
Kelamin
Kebonsari
Pak 64 VIIA No.5
1. TBC Laki-Laki
Senenmarkum tahun RT 05/ RW
02
55 Jambangan
2. Pak Gemantyo TBC Laki-Laki
tahun No. 55
b. Kegiatan di luar gedung
Dari dua pasien di atas, yang dilakukan tindak lanjut adalah
pasien yang bernama bpk. Senenmarkum (64 tahun) dengan
melakukan observasi di rumah pasien. Tindak lanjut untuk pasien
penderita TBC bernama Pak Senenmarkum (64 tahun) tersebut
adalah melakukan kunjungan rumah. Kunjungan rumah dilakukan
pada tanggal 14 April 2016 untuk melihat langsung keadaan
lingkungan rumah penderita yang mungkin menjadi penyebab pasien
menderita TBC. Form penilaian rumah sehat dan wawancara terkait
perilaku penderita dalam beraktivitas dilakukan pada saat melakukan
kunjungan rumah, setelah itu memberikan saran membangun terkait
kesehatan lingkungan rumah penderita serta motivasi perilaku hidup
bersih dan sehat kepada pasien. Berikut identifikasi masalah
kesehatan lingkungan rumah dan perilaku pasien:
1) Kondisi di dalam rumah yang lembab.
2) Pencahayaan tidak memenuhi syarat dan kurangnya sinar matahari
masuk ke tempat tidur pasien
3) Sirkulasi udara kurang karena ada jendela namun tidak
difungsikan dengan benar
42
3. Pembahasan
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh kuman daari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium
tubercolusis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.
(Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkolusis Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2014)
Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk
dalam ordo Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis
meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M.
canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan
jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
(90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia (Masrin, 2008).
a. Penyebab TB
Penyebab tuberkulosis paru adalah kuman Mycobacterium
tuberculosa, yang berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula
sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan
sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa 14 jam
di tempat gelap dan lembab. Oleh karena itu dalam jaringan tubuh
kuman ini dapat dorman (tidur), tertidur lama selama beberapa tahun
(Depkes, 2002).
Mycobacterium tuberculosa merupakan kuman berbentuk
batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora,
dan termasuk bakteri aerob, pada pewarnaan gram maka warna
tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu M.
tuberculosis disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Pada
dinding sel M. Tuberculosis lapisan lemak berhubungan dengan
arabinogalaktan dan peptidoglikan yang ada dibawahnya, hal ini
menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi
efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, yaitu suatu molekul
43
tahun 2012 dan menurut keterangan dari istri penderita pasien memang
terkadang tidak tepat waktu dalam meminum obat.
B. PROMOSI KESEHATAN
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas.
b. Mahasiswa mampu merubah perilaku hygiene dan sanitasi masyarakat.
2. Kegiatan Pokok
a. Mengembangkan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi higiene dan
sanitasi
b. Mempersiapkan instrumen pendukung untuk pelaksanaan penyuluhan
DBD, diare, penyuluhan cuci tangan pakai sabun (CTPS), dan
penyuluhan ISPA.
c. Melakukan monitoring evaluasi masyarakat yang masih Buang Air Besar
Sembarangan (BABS).
d. Penyususnan laporan sesuai dengan sistematika penulisan
b) Pembahasan
Dari serangkaian acara atau kegiatan, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan penyuluhan mengenai DBD
yang meliputi pengertian DBD, penyebab DBD, cara penularan
DBD, tempat perindukan vektor DBD dan pencegahan DBD. Dari
Penyuluhan yang telah dilakukan, kami melakukan tanya jawab
terhadap peserta penyuluhan, dan hasilnya peserta penyuluhan
dapat memahami tentang pengertian DBD, penyebab DBD, cara
penularan DBD, tempat perindukan vektor DBD dan pencegahan
DBD
b. Penyuluhan di luar gedung puskesmas
1) Penyuluhan Diare
Lokasi : Posyandu Melati RT 1 RW 1 Kelurahan
Pagesangan
Hari dan tanggal : Sabtu, 11 April 2016
Waktu : Pukul 08.00 – selesai
Materi : Diare
Sasaran : Peserta Posyandu Melati
a) Instrumen Pendukung
Instrumen pendukung dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan
tentang penyakit diare di Puskesmas Kebonsari adalah leaflet
tentang Penyakit Diare.
b) Pembahasan
Dari serangkaian acara atau kegiatan, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan penyuluhan mengenai Diare
yang meliputi pengertian Diare, penyebab diare, cara penularan
diare, dan pencegahan Diare. Dari Penyuluhan yang telah
dilakukan, kami melakukan tanya jawab terhadap peserta
penyuluhan, dan hasilnya peserta penyuluhan dapat memahami
tentang pengertian Diare, penyebab diare, cara penularan diare,
dan pencegahan Diare.
49
b) Pembahasan
Dari serangkaian acara atau kegiatan, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan penyuluhan mengenai ISPA
yang meliputi pengertian ISPA, penyebab ISPA, cara penularan
ISPA, dan pencegahan ISPA. Dari Penyuluhan yang telah
dilakukan, kami melakukan tanya jawab terhadap peserta
penyuluhan, dan hasilnya peserta penyuluhan dapat memahami
tentang pengertian ISPA, penyebab ISPA, cara penularan ISPA,
dan pencegahan ISPA..
c. Kegiatan Monitoring Evaluasi masyarakat yang masih BABS
1) Data rumah yang masih BABS
Tabel III.5
Data Rumah BABS Di Kelurahan Kebonsari
Kecamatan Jambangan
Tahun 2016
No. RW BABS Jumlah Rumah
1. RW II 4
2. RW III 1
Jumlah 5
Tabel III.6
Data Rumah BABS Di Kelurahan Pagesangan
Kecamatan Jambangan
Tahun 2016
No. RW BABS Jumlah Rumah
1. RW II 10
2. RW III 12
Jumlah 22
Sumber : Data Puskesmas Kebonsari 2016
2) Pembahasan
Wilayah kerja Puskesmas Kebonsari terdiri dari Kelurahan
Jambangan, Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Karah, dan
Kelurahan Kebonsari. Dari 4 wilayah kerja tersebut 2 diantaranya
telah Open Defacation Free (ODF). Sisanya 2 Kelurahan yaitu
51
b. Saran
Masyarakat hendaknya dapat benar – benar memahami pentingnya
PHBS dan, menjaga lingkungan sehat serta manfaatnya dalam mencegah
terjadinya penyakit berbasis lingkungan seperti TBC, DBD dan diare
beserta cara penularannya demi meningkatnya derajat kesehatan mereka
sendiri.
53
2. Manfaat
a. Bagi Pihak Puskesmas
Dapat menjadi evaluasi bagi pihak puskesmas untuk lebih memperbaiki
apabila terdapat kekurangan di dalam pelaksanaan melalui penyuluhan
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan cara menerapkan teori
yang telah didapatkan selama proses perkuliahan
c. Bagi Lembaga
Dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan sistem lintas
sektoral.
54
Tabel III.1
Penemuan Masalah
di RT 01 RW IV Kelurahan Karah Tahun 2016
Nilai (1-5)
Total
No Masalah Mudah Prioritas
Gawat Mendesak skor
ditangani
Jendela tidak
1. 3 2 1 6 X1
memenuhi syarat
Ventilasi tidak
2. 3 3 4 10 IV
memenuhi syarat
Pencahayaan
3. 3 3 2 8 VI
kurang
Lubang asap dapur
4. tidak memenuhi 3 2 2 7 IX
syarat
Tidak adanya
5. 5 3 3 11 III
lubang asap dapur
Kepadatan
6. 2 3 1 6 X
penghuni
Kandang hewan
peliharaan tidak
7. 2 1 3 6 XII
terpisah dengan
rumah
SPAL tidak
8. 3 3 3 9 V
memenuhi syarat
Tempat sampah
9. tidak memenuhi 3 5 5 13 I
syarat
10. Terdapat jentik 3 2 3 8 VII
11. Terdapat tikus 5 4 3 12 II
Keterangan :
- Gawat 1 : sangat tidak gawat
2 : tidak gawat
3 : cukup gawat
4 : gawat
5 : sangat gawat
56
2) Terdapat tikus
- Tingkat kesadaran terhadap kepedulian lingkungan sekitar masih
rendah
- Tingkat pengetahuan rendah
- Tingkat sosial ekonomi masih rendah
c. Analisis alternatif
Tabel III.3
Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Tempat sampah
di Rumah Warga RT 01 RW IV Kelurahan Karah
April 2016
NILAI (70-100)
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
NO. KRITERIA
(PERBAIKAN
(PENYULUHAN)
TEMPAT SAMPAH)
1. Biaya 90 80
2. Manfaat 80 85
3. Efektivitas 80 90
4. Politis 80 85
5. Administrasi 80 85
6. Hukum 75 80
7. Pemerataan / 80 80
Keadilan
8. Waktu 80 85
9. Sosial Budaya 80 80
10. Lingkungan 85 80
Jumlah 810 830
Prioritas II I
Tabel III.4
Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Keberadaan Tikus
di Rumah Warga RT 01 RW IV Kelurahan Karah
April 2016
NILAI (70-100)
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
NO. KRITERIA (PERBAIKAN (MENIADAKAN
KONDISI BARANG BEKAS
RUMAH) TIDAK TERPAKAI)
1. Biaya 80 85
2. Manfaat 80 90
3. Efektivitas 70 80
4. Politis 80 85
5. Administrasi 85 80
6. Hukum 75 80
7. Pemerataan / 80 80
Keadilan
8. Waktu 80 70
9. Sosial Budaya 80 80
10. Lingkungan 80 90
Jumlah 790 820
59
Prioritas II I
Dari dua kegiatan penyusunan alternative diambil masing-masing 2
alternatif terpilih priorotas I dan prioritas II maka diperoleh 4 alternative
yaitu perbaikan tempat sampah, meniadakan barang bekas tidak terpakai ,
memperbaiki kondisi rumah dan penyuluhan.
SKOR (1-5)
(MENIADAKAN (PERBAIKAN PERBAIKAN PENYULUHAN
NO. KRITERIA
BARANG TAK KONDISI TEMPAT
TERPAKAI) RUMAH) SAMPAH
1. Risiko 4 3 4 5
2. Sasaran 4 5 5 4
3. Biaya 4 3 4 5
4. Waktu 4 3 4 4
5. Pemecahan 5 4 5 4
masalah
Total 21 19 22 20
Prioritas II IV I III
b. Kesimpulan
Berdasarkan analisis keputusan yang telah dilakukan maka
dapat diputuskan bahwa perbaikan tempat sampah merupakan
prioritas I alternative kegiatan yang dilakukan disusul prioritas
berikutnya yaitu meniadakan barang bekas tak terpakai.
60
UNSUR INPUT
NO. KEGIATAN TGL/TEMPAT SASARAN PJ
MAN MONEY MACHINE MATERIAL METHODE MARKET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Membentuk Mahasiswa Nirza Mahasiswa Rp Laptop Alat tulis Diskusi Undangan
kepanitiaan 20.000 menulis
dan
pembagian
tugas
Senin, 25 April
2. Mengatur Enggrit Mahasiswa - Laptop Alat tulis Diskusi -
2016 di
jadwal menulis
Puskesmas
kegiatan
Kebonsari
pemecahan
Mahasiswa
masalah
3. Menentukan Eliya Mahasiswa Rp Transportasi - Observasi -
lokasi 10.000
kegiatan
4. Melakukan Selasa, 26 April Perangkat Indri Mahasiswa - - Alat tulis - Surat
perizinan 2016 di Balai desa/tokoh dan menulis permohonan
61
5. Menyiapkan Rabu, 27 April Mahasiswa Nirza Mahasiswa Rp Kamera dan Alat tulis - -
perlengkapan 2016 di 50.000 laptop menulis
Puskesmas
Kebonsari
6. Jumat. 28 April Mahasiswa Enggrit Mahasiswa, Rp Kamera, Alat - -
pelaksanaan
2016 di Rumah perangkat 100.000 tempat kebersihan
kegiatan
Warga RT 01 desa, dan sampah
perbaikan
RW warga
tempat
IVKelurahan
sampah
Karah
7. Sabtu, 1 Mei Mahasiswa Eliya Mahasiswa, Rp Kendaraan Alat tulis Diskusi -
Evaluasi hasil 2016 di perangkat 35.000 menulis
kegiatan Puskesmas desa, dan
Kebonsari warga
8. Senin , 2 Mei Kelurahan Indri Mahasiswa Rp Laptop, Alat tulis dan - -
Penyusunan 2016 di Kebonsari 100.000 kertas HVS, kantor
laporan Puskesmas dan pihak alat tulis,
Kebonsari instansi dan printer
60
Tabel III.1
Temuan Masalah di Karah V RT 02 RW 05 Tahun 2016
No Masalah Satuan Prosentase
1. Jendela tidak memenuhi syarat 25 62,5%
2. Ventilasi tidak memenuhi syarat 20 50%
3. Tidak ada ventilasi 2 5%
4. Pencahayaan kurang 22 55%
5. Lubang asap dapur tidak memenuhi
20 50%
syarat
6. Tidak adanya lubang asap dapur 9 22,5%
7. Kepadatan penghuni 11 27,5%
8. Kandang hewan peliharaan tidak
12 30%
terpisah dengan rumah
9. SPAL tidak memenuhi syarat 27 67,5%
10. Tempat sampah tidak memenuhi
29 72,5%
syarat
11. Terdapat jentik 8 20%
12. Terdapat tikus 18 45%
5 : sangat mendesak
- Mudah ditangani 1 : Sangat tidak mudah ditangani
2 : tidak mudah ditangani
3 : cukup mudah ditangani
4 : mudah ditangani
5 : sangat mudah ditangani
Dari tabel prioritas masalah diatas terpilih 2 prioritas masalah
tertinggi yaitu tempat sampah tidak memenuhi syarat yang merupakan
prioritas masalah pertama (I) setelah itu prioritas nomor dua (II) yaitu
ventilasi tidak memenuhi syarat
c. Rumusan Masalah
1. Terdapat tempat sampah tidak memenuhi syarat di rumah warga
Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016
sebesar 67,5%.
2. Terdapat ventilasi yang tidak memenuhi syarat di rumah warga Karah
V RT 02 RW 05 Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016 sebesar
20%.
d. Analisis Masalah
1. Tempat sampah tidak memenuhi syarat
- Tempat sampah tidak tertutup
- Tempat sampah tidak kedap air
2. Ventilasi tidak memenuhi syarat
- Perilaku (jarang membuka ventilasi pada pagi hari dan sore hari)
- Tingkat pengetahuan
e. Rumusan Tujuan
1. Terdapat tempat sampah tidak memenuhi syarat di rumah warga
Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016
sebesar 20%.
64
f. Alternatif Pemecahan
1. Tempat sampah tidak memenuhi syarat
a. Perilaku
Mengadakan pembelian tempat sampah
b. Pengetahuan
- Mengadakan penyuluhan
2. Ventilasi tidak memenuhi syarat
a. Perilaku
Mengadakan pembuatan ventilasi atau lubang angin
b. Pengetahuan
- Mengadakan penyuluhan
g. Analisis Alternatif
Tabel III.3
Analisis Alternatif Tempat Sampah Tidak Memenuhi Syarat di
Pemukiman Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya tahun 2016
Tabel III.4
h. Analisis Keputusan
Tabel III.5
Analisis Keputusan Alternatif Pemecahan Masalah di
pemukiman Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya tahun 2016
Surabaya
4. Pelaksanaan 17 April Karah V Eliya
penyuluhan tempat 2016 RT 02 RW Malika
sampah yang 05 Kota
memenuhi syarat Surabaya
b. Saran
Agar lingkungan rumah menjadi sehat dan bersih, perlu adanya
kesadaran dan kepekaan untuk menjaga lingkungan rumah. Rutin
dalam membuka ventilasi setiap pagi hari dan memperbaiki tempat
sampah dengan memberi tutup agar tidak menjadi sarang vector
penyakit.
69
ditempat
sampah
Keterangan :
- Gawat 1 : sangat tidak gawat
2 : tidak gawat
3 : cukup gawat
4 : gawat
5: sangat gawat
- Mendesak 1 : sangat tidak mendesak
2: tidak mendesak
3 : cukup mendesak
4 : mendesak
5 : sangat mendesak
- Mudah ditangani 1 : Sangat tidak mudah ditangani
2 : tidak mudah ditangani
3 : cukup mudah ditangani
4 : mudah ditangani
5 : sangat mudah ditangani
Dari tabel prioritas masalah diatas terpilih 2 prioritas masalah
tertinggi yaitu pencahayaan tidak memenuhi syarat yang merupakan
prioritas masalah pertama (I) setelah itu prioritas nomor dua (II) yaitu
tidak membersihkan rumah dan halaman rumah.
c. Rumusan Masalah
1. Terdapat pencahayaan tidak memenuhi syarat di rumah warga
Kebonsari RT.01 RW.I Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016
sebesar 85%
2. Sebagian warga kebonsari RT.01 RW. I kurangnya membersihkan
rumah dan halaman rumah pada tanggal 14 April 2016 sebesar
20%
72
d. Analisis Masalah
1. Pencahayaan tidak memenuhi syarat
- Perilaku (tidak membuka jendela)
- Tidak terdapat genteng kaca pada rumah
- Tingkat pengetahuan
2. Tidak membersihkan rumah dan halaman
- Perilaku (Membersihkan rumah kadang-kadang jika
sempat/tidak setiap hari, malas)
- Tingkat pengetahuan
e. Rumusan Tujuan
1. Terdapat pencahayaan tidak memenuhi syarat di rumah warga
Kebonsari RT.01 RW.I Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016
sebesar 85%
2. Sebagian warga kebonsari RT.01 RW. I tidak membersihkan
rumah dan halaman rumah pada tanggal 14 April 2016 sebesar
20%
f. Alternatif Pemecahan
1. Masalah pencahayaan kurang memenuhi syarat
a. Perilaku
- Membuka jendela agar cahaya masuk rumah
- Memasang genteng kaca/fyberglass
b. Tingkat pengetahuan
- penyuluhan
- mengadakan sosialisasi
2) Masalah tidak membersihkan rumah dan halaman rumah
a. Perilaku
- Membuat jadwal untuk membersihkan rumah dengan
anggota keluarga
- Melakukan kerja bakti
73
b. Tingkat pengetahuan
- Penyuluhan
- Mengadakan sosialisasi
g. Analisa alternatif
Tabel III.3
Analisa Alternatif Pemecahan Masalah Pencahayaan Tidak
Memenuhi Syarat di Kebonsari RT 01/RW I Surabaya
No. Kriteria Penilaian (70-100)
Memasang penyuluhan
fyberglass
1. Biaya 100 90
2. Manfaat 75 85
3. Waktu 80 75
4. Efektifitas 80 85
5. Politik 90 90
6. Administrasi 85 80
7. Pemerataan/Keadilan 90 90
8. Sosial budaya 90 90
9. Hukum 90 90
10. Lingkungan 80 90
Total 860 865
Prioritas II I
Penjelasan :
Berdasarkan tabel di dapatkan hasil bahwa alternatif pemecahan
pencahayaan tidak memenuhi syarat prioritas pertama adalah
memberikan penyuluhan tentang pencahayaan yang memenuhi syarat
dan prioritas kedua memasang fiberglass pada atap rumah untuk
menambah pencahayaan alami di rumah warga Kebonsari RT 01/
RW I Kota Surabaya pada April 2016.
74
Tabel III.4
Analisa Alternatif Pemecahan Masalah Kurang Membersihkan
Rumah dan halaman rumah Di Kebonsari RT 01/RW I Surabaya
No. Kriteria Penilaian (70-100)
Penyuluhan Membuat jadwal untuk
membersihkan rumah
dengan anggota
keluarga
1. Biaya 75 80
2. Manfaat 90 80
3. Waktu 90 80
4. Efektifitas 95 80
5. Politik 85 80
6. Administrasi 80 75
7. Pemerataan/Keadilan 85 75
8. Sosial budaya 80 80
9. Hukum 80 80
10. Lingkungan 85 80
Total 845 790
Prioritas I II
Penjelasan :
Berdasarkan tabel di dapatkan hasil bahwa alternatif pemecahan
masalah kurangnya kebersihan rumah dan halaman prioritas pertama
adalah memberikan penyuluhan tentang pentinya kebersihan
lingkungan dan prioritas kedua membuat jadwal untuk membersihkan
rumah dan halaman rumah warga warga Kebonsari RT 01/ RW I
Kota Surabaya pada April 2016.
75
h. Pengambilan Keputusan
1) Meganalisis Keputusan
Tabel III.5
Analisis Keputusan Masalah Pencahayaan Tidak Memenuhi
Syarat Di Kebosari RT 01/ RW I Surabaya
Penilaian (1-5)
No. Kriteria Memasang
Penyuluhan
fyberglass
1. Resiko 4 5
2. Sasaran 3 4
3. Pemecahan 4 5
4. Waktu 3 4
5. Biaya 4 5
Total 19 21
Prioritas II I
Tabel III.6
Analisis Keputusan Masalah Pencahayaan Tidak Memenuhi Syarat
Di Kebosari RT 01/ RW I Surabaya
Penilaian (1-5)
Membuat
jadwal
No. Kriteria kebersihan
Penyuluhan
dengan
anggota
keluarga
1. Resiko 4 5
2. Sasaran 4 4
3. Pemecahan 4 3
4. Waktu 3 2
5. Biaya 3 3
Total 18 17
Prioritas I II
2) Pengambilan Keputusan
a) Berdasarkan hasil analisis keputusan, maka diputuskan bahwa
prioritas utama alternati pemecahan masalah pencahayaan
tidak memenuhi syarat adalah dengan memasang genteng kaca
dan prioritas kedua yaitu dengan membuka jendela
76
3) Merencanakan Kegiatan
Tabel III.7
Rencana Kegiatan POA (Plan Of Action)
Di Kebonsari RT 01 RW I
Penanggung Waktu
No Jenis Kegiatan
Jawab Pelaksanaan
1. Rapat penyusunan panitia / Eliya 21 April 2016
tim pelaksana kegiatan dan
pembagian tugas
2. Rapat koordinasi dengan Enggrit 22 April 2016
instansi terkait
(RT/RW/Kepala Desa)
3. Pemberian surat/informasi Nirza 23 April 2016
kepada warga Kelurahan
Kebonsari
4. Penyiapan alat dan bahan Indri 24 April 2016
5. Rapat koordinasi dan Eliya 25 April 2016
pengecekan bahan, alat dan
lain-lain
6. Pelaksanaan kegiatan Indri, Eliya, 26 April 2016
penyuluhan pencahayaan Enggrit,
yang memenuhi syarat dan Nirza
pentingnya kebersihan
rumah dan halaman rumah +
Evaluasi
7. Penyusunan Laporan Indri, Eliya, 27 pril
Enggrit, 2016
Nirza
4 : mendesak
5 : sangat mendesak
- Mudah ditangani 1 : Sangat tidak mudah ditangani
2 : tidak mudah ditangani
3 : cukup mudah ditangani
4 : mudah ditangani
5 : sangat mudah ditangani
Dari tabel prioritas masalah diatas terpilih 2 prioritas masalah
tertinggi yaitu tempat sampah tidak memenuhi syarat yang merupakan
prioritas masalah pertama (I) setelah itu prioritas nomor dua (II) yaitu
terdapat jentik.
b. Rumusan Masalah
Dalam merumuskan masalah, kami menggunakan cara
ADISKABAG, yaitu:
1) A, apa masalahnya?
2) Di, dimana terjadi permasalaha tersebut?
3) S, siapa yang mempunyai/mendapati masalah tersebut?
4) Ka, kapan masalah tersebut terjadi?
5) Bag, bagaimana parahnya masalah? (dalam bentuk persentase)
Adapun rumusan masalah di lingkungan pemukiman
Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2 Kelurahan Kebonsari Kota
Surabaya April 2016 adalah sebagai berikut :
1) Masih ditemukannya pencahayaan yang tidak memenuhi syarat di
rumah warga Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2 Kelurahan
Kebonsari pada tanggal 13 April 2016 sebesar 67,5%.
2) Masih ditemukannya tempat sampah yang tidak memenuhi syarat
di rumah warga Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2
Kelurahan Kebonsari pada tanggal 13 April 2016 sebesar 45%.
81
b) Perilaku
- Memberi penyuluhan
- Memanfaatkan barang bekas sebagai tempat sampah
c. Analisa Alternatif
Berikut ini adalah tabel analisis pemecahan masalah yang dilihat
berdasarkan hasil alternatif pemecahan masalah
Tabel III.3
Analisis alternatif masalah pencahayaan tidak memenuhi
syarat
Nilai (skor 70-100)
No. Kriteria
Penyuluhan Memasang fiberglass
1. Biaya 90 85
2. Manfaat 85 80
3. Efektivitas 90 85
4. Politis 85 85
5. Administratif 85 85
6. Hukum 85 85
7. Pemerataan/Keadilan 95 90
8. Waktu 95 90
9. Sosial Budaya 80 80
10. Lingkungan 90 90
Jumlah 880 855
Prioritas I II
Penjelasan :
Berdasarkan tabel di dapatkan hasil bahwa alternatif pemecahan
pencahayaan tidak memenuhi syarat prioritas pertama adalah
memberikan penyuluhan tentang pencahayaan yang memenuhi
syarat dan prioritas kedua memasang fiberglass pada atap rumah
untuk menambah pencahayaan alami di rumah warga Kebonsari
Gang VI dan VII RT 4 RW 2 Kelurahan Kebonsari Kota Surabaya
pada April 2016.
83
Tabel III.4
Analisis alternatif masalah tempat sampah tidak memenuhi
syarat
Nilai (skor 70-100)
No. Kriteria Memanfaatkan
Penyuluhan
barang bekas
1. Biaya 85 90
2. Manfaat 80 85
3. Efektivitas 85 90
4. Politis 80 80
5. Administratif 85 90
6. Hukum 80 80
7. Pemerataan/Keadilan 95 90
8. Waktu 85 90
9. Sosial Budaya 85 85
10. Lingkungan 90 95
Jumlah 850 875
Prioritas II I
Penjelasan :
Berdasarkan tabel di dapatkan hasil bahwa alternatif pemecahan
tempat sampah tidak memenuhi syarat prioritas pertama adalah
memberikan memanfaatkan barang bekas dan prioritas kedua
member penyuluhan tentang tempat sampah yang memenuhi
syarat di rumah warga Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2
Kelurahan Kebonsari Kota Surabaya pada April 2016.
Tabel III.6
Analisis Keputusan Masalah Tempat Sampah Tidak Memenuhi
Syarat
Penilaian (Skor 1-5)
No. Kriteria Penilaian Memanfaatkan barang
Penyuluhan
bekas
1. Resiko 3 4
2. Sasaran 5 4
3. Biaya 3 5
4. Waktu 5 4
Pemecahan
5. 5 5
Masalah
Jumlah 21 22
Prioritas II I
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis keputusan yang telah dilkukan, maka dapat
disimpulkan bahwa penyuluhan merupakan prioritas pertama untuk
alternatif kegiatan yang dilakukan tentang masalah pencahayaan yang
tidak memenuhi syarat, disusul prioritas yang kedua yaitu membuat
fiberglass. Dan untuk masalah tempat sampah tidak memenuhi syarat
prioritas pertama adalah memanfaatkan barang bekas , disusul prioritas
yang kedua yaitu penyuluhan.
85