Anda di halaman 1dari 68

21

Tabel III.1
Nama Pasien Penderita ISPA dari Data Sekunder Puskesmas
Kebonsari
Jenis
No Nama Sakit Umur Alamat
Kelamin
Ibu Sri 44 Jl. Karah IV/63
1. ISPA Perempuan
Rahayu tahun C
Jl. Pagesangan
2. Dila ISPA 4 tahun Perempuan
III/02
Jl. Pagesangan
3. Bryan ISPA 3 tahun Laki-laki
II/23
4. Salsabila ISPA 5 tahun Perempuan Jl. Karah V/44B
Jl. Kebonsari
5. Yunna ISPA 3 tahun Perempuan
VI/19 A
Jl. Bibis Karah
6. Rayyan ISPA 2 tahun Laki-laki
I/25
Jl. Pagesangan
7. Indi Gilang ISPA 6 tahun Perempuan
III/21

a. Kegiatan di luar gedung


Dari 7 pasien di atas, yang dilakukan tindak lanjut adalah
pasien yang bernama Ibu Sri Rahayu (44 tahun) dengan melakukan
observasi di rumah pasien. Kunjungan rumah dilakukan pada tanggal
14 April 2016 untuk melihat langsung keadaan lingkungan rumah
penderita yang mungkin menjadi penyebab pasien menderita ISPA.
Form penilaian rumah sehat dan wawancara terkait perilaku penderita
dalam beraktivitas dilakukan pada saat melakukan kunjungan rumah,
setelah itu memberikan saran membangun terkait kesehatan
lingkungan rumah penderita serta motivasi perilaku hidup bersih dan
sehat kepada pasien. Berikut identifikasi masalah kesehatan
lingkungan rumah dan perilaku pasien:
1) Pasien menderita batuk-batuk selama 3 hari.
2) Ada 2 orang anggota keluarga yaitu suami dan anak yang juga
sakit batuk-batuk (jumlah ada 4 orang penghuni dalam rumah).
22

3) Pada siang hari di dalam rumah dalam keadaan sedang antara


terang dan gelap.
4) Di rumah penderita terdapat atap tembus cahaya( kaca fiber )
yang memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam rumah.
5) Di rumah penderita terdapat jendela yang tembus cahaya( kaca
fiber).
6) Pada siang hari penderita di dalam rumah dalam keadaan panas
(sumuk/gerah)
7) Di rumah penderita terdapat lubang angin
8) Luas rumah < 8m2/orang.
9) Bahan bakar yang digunakan untuk memasak adalah gas elpigi
10) Di dapur juga terdapat lubang tempat keluar asap.
11) Penderita tidur sekamar dengan suami dan anaknya.
12) Jika batuk penderita membuang ludah/riak batuk ke kamar mandi.
13) Setiap kali batuk penderita tidak pernah menutup mulut.
14) Anggota keluarga jika memasak tidak pernah sambil momong
anak

3. Pembahasan
Menurut Depkes RI (2005), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah
penyakit Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
a. Cara penularan
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne
Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan
yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula
menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang
sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
23

mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO,


2007)
b. Gejala
Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal
dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung
tersumbat dengan ingus encer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan
mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Infeksi lebih lanjut
membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah. Bila
tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi
telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii, hingga bronkhitis dan
pneumonia (radang paru). Secara umum gejala ISPA meliputi demam,
batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas,
mengi atau kesulitan bernapas).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA
1) Adanya Mikroorganisme
Mikroorganisme yang terutama penyebab ISPA adalah Virus, Bakteri,
maupun Ricketsia. Menurut Winslow, setiap gram debu jalanan
mengandung kira-kira 50 juta bakteri. Virus merupakan penyebab
terbesar terjadinya ISPA. ( Hood Alsagaff, Abdul Mukti, 2002 )
2) Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubuh seorang tergantung pada utuhnya sel epitel mukosa,
gerak mukosilia, makrofag alveol dan IgA, yaitu antibodi yang ada
pada saluran pernapasan ( Hood Alsagaff, Abdul Mukti,2002 )
3) Umur
Umur mempunyai pengaruh yang besar terhadap terjadinya
ISPA.ISPA yang terjadi pada anak-anak dan bayi serta orang tua akan
memberikan gambaran klinik yang lebih jelek bila dibandingkan
dengan orang dewasa. Gambaran klinik yang jelek dan tampak lebih
berat tersebut terutama disebabkan oleh infeksi virus pada bayi dan
anak-anak yang belum memperoleh kekebalan alamiah ( Mukono,
1997 )
24

4) Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai risiko lebih besar daripada wanita. Hal tersebut
disebabakan oleh beberapa faktor antara lain perbedaan genetik,
jumlah rokok yang dihisap atau adanya pencemaran di tempat kerja (
Mukono )
5) Keadaan lingkungan
Menurut A.L Slamet Riyadi ( 1976 ), lingkungan tempat pemukiman
dengan segala sesuatunya dimana organisme itu hidup beserta segala
keadaan dan kondisinya yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan
organisme tersebut. Keadaan lingkungan yang padat, sempit, dan
ventilasi yang kurang dapat mempercepat dan memudahkan
penyebaran penyakit ISPA.
 Dugaan penyebab
Dari hasil observasi yang dilakukan, disimpulkan penyebab kasus
adalah:
1) Keadaan lingkungan yang menyebabkan yaitu pada siang hari di
dalam rumah penderita dalam keadaan panas dan gelap. Bila
pencahayaan berada dibawah standar, dapat diketahui pula bahwa
dalam rumah tersebut gelap dan tingginya kelembapan akibat
kurangnya pencahayaan yang ada. Bila kelembapan dalam ruangan
yang meningkat maka dapat diketahui pula banyaknya mikroorgansme
pathogen yang berkembang, selain itu kondisi rumah yang gelap dapat
juga dihidupi banyak serangga dan vector penyebab penyakit. Bila hal
tersebut terjadi maka penularan penyakit khusuusnya ISPA akan
terjadi dan meningkat. Penderita tidur satu kamar dengan anggota
keluarga (suami dan anak). Hal tersebut akan menimbulkan mudahnya
proses penularan antara penderita dengan anggota keluarga yang satu
kamar dengan penderita.
25

2) Penyebab dari segi perilaku yaitu setiap kali batuk penderita tidak
pernah menutup mulut. Hal tersebut akan terjadi kontak langsung
dengan penderita melalui udara.
 Observasi Lapangan
Dari hasil observasi keadaan rumah penderita,diperoleh hasil:
1) Pencahayaan tidak memenuhi syarat, sinar matahari sedikit masuk ke
dalam rumah sehingga rumah dalam keadaan gelap.
2) Jendela dan ventilasi sudah memenuhi syarat namun tidak difungsikan
dengan baik yaitu jendela yang tidak dibuka.
3) Luas rumah yang tidak memenuhi syarat kurang dari 8 m2/orang dan 1
kamar tidur dihuni 3 orang.

Pembahasan
ISPA merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumonia ,sirkulasi udara/debu
yang tidak sehat dan keadaan lingkungan. Penularan ISPA terjadi melalui
pernapasan juga dari penderita ke orang lain dan percikan ludah yang
mengandung kuman penyakit ISPA.
Salah seorang penderita ISPA, yaitu Sri Rahayu berusia 44 tahun
beralamat di Jalan Karah IV/63 C, RT 01 RW IV Kelurahan Karah, mulai
sakit pada tanggal 11 April 2016
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah penderita, didapatkan hasil
observasi bahwa pemukiman tempat penderita tinggal merupakan
pemukiman yang padat penduduk dimana jarak antar rumah sangat
berdekatan dengan jarak tidak lebih dari 1-2 meter. Perilaku sehat
keluarga ini masih kurang baik yaitu setiap kali batuk tidak pernah
menutup mulut dan penderita tidur sekamar dengan suami dan anaknya
sehingga tertular dari suami dan anaknya (kontak langsung dengan
penderita melalui udara). Untuk ventilasi dan pencahayaan belum
memenuhi syarat yaitu jendela tidak dibuka dan sinar matahari hanya
masuk sedikit ke dalam rumah sehingga dalam keadaan gelap.
26

4. Kesimpulan dan saran


a. Kesimpulan
Dari hasil wawancara dan kunjungan di rumah penderita ISPA, dapat
disimpulkan bahwa penyebab penyakit ISPA yang diderita oleh Ibu
Sri Rahayu, diduga dari:
1) Keadaan lingkungan yang menyebabkan yaitu pada siang hari di
dalam rumah dalam keadaan gelap dan panas (pencahayaan tidak
memenuhi syarat) serta penderita tidur satu kamar dengan
anggota keluarga lainnya (suami dan anak) yang juga sakit batuk-
batuk.
2) Penyebab dari segi perilaku yaitu setiap kali batuk penderita tidak
pernah menutup mulut dan tidak membuka jendela setiap pagi.
b. Saran
1) Sebaiknya satu kamar dihuni tidak lebih 2 orang
2) Selalu membuka pintu/jendela pada pagi hari
3) Menambah ventilasi buatan
4) Menutup mulut bila batuk dengan cara :
- Tutup hidung dan mulut dengan tissue saat bersin atau batuk ,
atau dengan lengan anda buka dengan telapk tangan, saat
bersin atau batuk
- Gunakan masker yang menutup hidung
- Buanglah tissue setelah digunakan ke tempat sampah
- Cuci tangan anda segera dengan air mengalir dan sabun
- Bersihkan tangan anda dengan alkohol hand rub.
5) Membuang ludah/riak pada tempatnya.
6) Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya
27

 DIARE  Enggrit Ariana Sari (P27833113037)


1. Tujuan Kegiatan
a. Mahasiswa mampu menyusun rencana usaha penyelanggaraan klinik
sanitasi di puskesmas.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan kegiatan klinik sanitasi
yang sudah ada sebelumnya dengan melaksanakan prosedur tetap
penyehatan rumah pasien penyakit diare.
2. Hasil kegiatan
a. Kegiatan dalam gedung
1) Persiapan klinik sanitasi
Menyiapkan buku harian klinik sanitasi dan lembar kuesioner
sebagai bahan wawancara penderita yang menderita penyakit
berbasis lingkungan.
2) Pelaksanaan Klinik Sanitasi
Kegiatan kilinik sanitasi dimulai sesuai dengan jam
operasional Puskesmas Kebonsari yaitu pada pukul 07.30 WIB.
Pasien yang berasal dari poli umum yang menderita penyakit
berbasis lingkungan (Diare, DBD, ISPA dan TB Paru) dirujuk ke
klinik sanitasi. Setelah itu pasien diberi bimbingan atau konseling
terkait penyakit yang dideritanya saat ini, menggunakan panduan
wawancara klinik sanitasi. Dari hasil wawancara dilakukan
pendugaan penyebab penyakit dari faktor lingkungan penderita.
Setelah itu dilakukan perjanjian antara pasien dengan petugas
klinik sanitasi untuk melakukan kunjungan rumah sebagai tindak
lanjut kegiatan klinik sanitasi di dalam gedung. Dari hasil kegiatan
klinik sanitasi berikut merupakan daftar pasien penderita diare yang
dirujuk ke klinik sanitasi Puskesmas Kebonsari:
28

Table III.2
Nama Pasien Penderita Diare dari Data Sekunder Puskesmas
Kebonsari

Jenis
No Nama Sakit Umur Alamat
Kelamin
Pagesangan
1. Bayu Tirta diare 7 tahun Laki-laki IV Lapangan
No.7A
23 Karah IV No.
2. Zainuri diare Laki-laki
tahun 63 C

b. Kegiatan di luar gedung


Dari dua pasien di atas, yang dilakukan tindak lanjut adalah pasien
yang bernama Bayu Tirta (7 tahun) dengan melakukan observasi di
rumah pasien. Tindak lanjut untuk pasien penderita diare bernama Bayu
Tirta (7tahun) tersebut adalah melakukan kunjungan rumah.
Kunjungan rumah dilakukan pada tanggal 13 April 2016 untuk melihat
langsung keadaan lingkungan rumah penderita yang mungkin menjadi
penyebab pasien menderita diare. Form penilaian rumah sehat dan
wawancara terkait perilaku penderita dalam beraktivitas dilakukan pada
saat melakukan kunjungan rumah, setelah itu memberikan saran
membangun terkait kesehatan lingkungan rumah penderita serta
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat kepada pasien. Berikut
identifikasi masalah kesehatan lingkungan rumah dan perilaku pasien:
1) Tempat sampah yang tidak tertutup sehingga menimbulkan bau
tidak sedap jika tidak cepat dibuang
2) Makanan yang dimakan diluar rumah
3) Cara mencuci tangan yang kurang tepat
29

3. Pembahasan

Menurut Depkes RI (1994), diare adalah suatu penyakit dengan


tanda-tanda perubahan bentuk tinja yang melembek sampai mencair
dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (2 hingga 3
lebih dalam sehari).Istilah diare :
1) Diare akut : Kurang dari 2 minggu
2) Diare persisten : 2 minggu
3) Disentri : Diare disertai darah dengan ataupun tanpa
lendir
4) Kholera : Diare dimana tinjanya terdapat bakteri
Cholera
Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita sering mengalami
buang air besar. Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit,
alergi (fructose, lactose), penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin
C, dan biasanya disertai sakit perut, bahkan seringkali mual dan muntah.
Adapun dua mekanisme dasar terjadinya diare, yaitu:
1) Pengeluaran cairan di usus yang berlebihan akibat toksin. Lebih
dikenal dengan sebutan diare sekresi ; pada diare jenis ini dinding
usus permukaannya tidak rusak.
2) Absorbsi karbohidrat / lemak yang jelek, lebih dikenal dengan
sebutan diare osmotic ; pada jenis ini dinding usus mengalami
kerusakan.
a. Penyebab Diare
1) Virus (penyebab diare umumnya karena rotavirus), gejala : berak-
berak air, berbusa, tidak ada darah lender, berbau asam.
2) GE (Flu perut), terbanyak karena virus.
3) Bakteri, contohnya staphylococcus, salmonella, shigella : berak-
berak dengan darah / lendir,sakit perut, memerlukan antibiotika
sebagai terapi pengobatan.
4) Parasit (giardiasis) Jamur, cacing, protozoa : berak darah dan
lendir, sakit perut.
30

5) Amoeba
6) Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotika : bila diare
terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka
hubungi dokter.
7) Alergi susu : diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah
minum susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-
produk yang terbuat dari susu sapi.
8) Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain,
misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak.
9) Keracunan makanan / minuman yang disebabkan oleh bakteri
maupun bahan kimia.
10) Kurang gizi.
11) Immuno defesiensi.
b. Cara penularan Diare
1) Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi : infeksi oleh
agen penyebab terjadi bila makan makanan/air minum yang
terkontaminasi tinja/ muntahan penderita diare. Penularan langsung
juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk
menyuap makanan.
2) Bermain dengan mainan dan atau lainnya yang terkontaminasi,
apalagi pada bayi sering memasukkan tangan/ mainan/ apapun ke
dalam mulut : virus dapat bertahan di permukaan udara sampai
beberapa hari.
3) Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan memasak air
sampai tidak mendidih.
4) Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
5) Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar
atau membersihkan tinja anak / lainnya yang terinfeksi, sehingga
mengakibatkan kontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
31

c. Gejala Diare
1) Demam tinggi
2) Sakit perut
3) Muntah
4) Mencret/ buang air besar terus menerus
5) Anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh) ringan.
6) Lemas
d. Pencegahan Diare
1) Teruskan pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi.
2) Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian
makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
3) Cuci tangan sebelum makan atau menyediakan makanan terutama
untuk makanan bayi, dengan menggunakan sabun.
4) Menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan,
juga jaga kebersihan perabotan makan.
5) Mengobati penderita yang merupakan sumber penularan.
6) Makan makanan yang dimasak dan disimpan di tempat yang
tertutup.
7) Minum air yang dimasak dan disimpan di tempat yang tertutup.
e. Pengobatan
Segera berikan cairan rehidrasi oral, seperti oralit & larutan
gula garam secepatnya sebanyak cairan yang hilang. Bagi anak kecil,
ASI tetap diberikan. Bila meminum susu selain ASI, berikan susu yang
rendah laktosa.
Pada kasus diare akut yang penyebabnya adalah virus, maka
tidak ada pengobatan yang dapat meyembuhkan, karena biasanya akan
sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Diare akut dapat
disembuhkan hanya dengan meneruskan pemberian makanan dan
minuman.
32

Pada dasarnya pengobatan diare yang tepat dan efektif yaitu:


1) Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (sup, kuah sayur, air
tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit).
2) Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang
serta makanan ekstra sesudah diare.
3) Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari
tidak membaik.

Dari hasil kunjungan lapangan yang dilakukan terhadap pasien


penderita penyakit diare saat di observasi dan diwawancarai terkait perilaku
pasien, diperoleh beberapa hasil seperti makan makanan diluar rumah.Tempat
sampah yang tidak tertutup sehingga menimbulkan bau tidak sedap jika tidak
cepat dibuang.Selanjutnya kondisi lingkungan rumahnya, keluarga dari adik
Bayu Tirta kondisi tempat sampah yang tidak tertutup dan menumpuk
sehingga memudahkan lalat selaku vektor penyebaran penyakit diare ini.
Lalat tersebut hinggap di makanan atau minuman yang tidak tertutup.
Dari hasil wawancara, pasien sebelum dan sesudah makan jarang-
jarang mencuci tangan dengan sabun, dimana kondisi demikian dapat
menyebabkan penyakit diare karena tangan yang terkontaminasi oleh virus
maupun bakteri yang tidak terlihat oleh mata.
Dan pasien hanya mencuci tangan sekadarnya saja. Selain, makanan
merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan diare karena dengan
pengamanan makanan yang tidak benar maka akan dapat terjadi kontaminasi
makanan oleh bakteri ataupun kuman Escehericia coli yang disebarkan
melalui lalat sebagai vektor mekanis dan air sebagai medianya. Sedangkan
dalam penggunaan air minuman kemasan harus memperhatikan pengolahan
dan tanggal kadaluarsanya. Karena jika telah melebihi batas yang ditetapkan,
bisa menimbulkan keracunan dan sakit diare merupakan gejala awal dari
suatu penyakit.
33

4. Kesimpulan dan saran


a. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
terhadap penderita diare, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Tempat sampah yang di lingkungan sekitar tidak memenuhi
syarat yaitu tidak tertutup sehingga angka kepadatan lalat cukup
tinggi.
2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kurang yaitu pasien jarang-
jarang mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
makan.
3) Perilaku pasien yang suka sekali jajan diluar

b. Saran
Agar Penderita dan anggota keluarga yang lain tidak mengalami
kejadian serupa maka hendaknya perlu diperhatikan saran-saran
sebagai berikut :
1) Perilaku hidup bersih dan sehat lebih ditingkatkan tentang
mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan dengan
menggunakan sabun.
2) Sebaiknya menyediakan tempat sampah yang terdapat tutupnya
serta membedakan antara sampah basah dan sampah kering yang
di lapisi dengan polybag (tas kresek).
3) Menjaga kualitas makanan yang akan dibeli. Makanan yang
tertutup dan jauh dari tempat sampah.
34

 DBD  Eliya Malika Oktavia (P27833113063)


1. Tujuan Kegiatan
a. Mahasiswa mampu membuat rencana usaha penyelenggaraan klinik
sanitasi di puskesmas.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan kegiatan klinik sanitasi yang
sudah ada sebelumnya dengan melaksanakan prosedur tetap penyehatan
rumah pasien penyakit DBD.

2. Hasil Kegiatan
a. Kegiatan di dalam gedung
Kegiatan kilinik sanitasi dimulai sesuai dengan jam operasional
puskesmas Kebonsari yaitu pada pukul 07.30 WIB. Kegiatan dimulai
dengan menyiapkan tempat dan perlengkapan yang dibutuhkan. Pasien
yang berasal dari poli umum yang menderita penyakit berbasis lingkungan
(Diare, DBD, ISPA dan TB Paru) dirujuk ke klinik sanitasi. Setelah itu
pasien diberi bimbingan atau konseling terkait penyakit yang dideritanya
saat ini, menggunakan panduan wawancara klinik sanitasi. Dari hasil
wawancara dilakukan pendugaan penyebab penyakit dari faktor
lingkungan penderita. Setelah itu dilakukan perjanjian antara pasien
dengan petugas klinik sanitasi untuk melakukan kunjungan rumah sebagai
tindak lanjut kegiatan klinik sanitasi di dalam gedung. Dari hasil kegiatan
klinik sanitasi berikut merupakan daftar pasien DBD yang dirujuk ke
klinik sanitasi puskesmas Kebonsari Surabaya.
Tabel III.1
Daftar Pasien DBD Dari Data Sekunder Puskesmas Kebonsari
Tahun 2015
Jenis
No Nama pasien Penyakit Umur Alamat
kelamin
Rizki Ahdan 6 Kebonsari IA no.3
DBD L
1. Fahri bulan RT 01RW I
2. 55 Kebonsari IVB
Sunarko DBD L
tahun no.6 RT 03 RW 2
3. 6 Jl. Karah no 162
Sirenda DBD L
tahun BRT.03 RW.IV
4. Exel Genius DBD 17 L Graha Kebonsari
35

Darmawan tahun Elveka VII/42-R


RT.7 RW.III
5. Kebonsari
Abhista Evan 6
DBD L gg.Damai No.9A
Veasna tahun
RT.2 RW.II
6. 6 Pagesangan 3 No.1
M. Facktur DBD L
tahun Rt.02 Rw. II
7. Kebonsaari IVK
8
Dini DBD P irigasi 12 Rt.5
tahun
Rw.III
8. 19 Jambangan IX/38B
Wahyu Rizki DBD L
tahun Rt.06 Rw.III
9. 11 Raya Pagesangan
Maya DBD P
tahun Rt.4 Rw.III
10. 53 Kebonsari
Rusmiati DBD P
tahun Manunggal no.1
11. Jambangan Kebon
11
Mohammad F. DBD L Agung 02 Rt.02
tahun
Rw.III
12. 21 Jl.Pagesangan II/23
Laurensius H DBD P
tahun T Rt.02 Rw.I
13. Diki Dwi 12 Jl.Karah 194 B
DBD L
prasetya tahun

b. Kegiatan diluar gedung


Dari beberapa pasien di atas, yang dilakukan tindak lanjut adalah
pasien yang bernama Rizki Ahdan Fahri Azhari karena pada tahun
sebelumnya (2015) daerah kebonsari IA RT.01 RW.01 juga terdapat kasus
DBD, tindak lanjut berupa melakukan observasi di rumah pasien pada
tanggal 5 April 2016 pukul 09.00 WIB dengan form penilaian rumah sehat
dan wawancara terkait perilaku penderita dalam beraktivitas setelah itu
memberikan saran membangun terkait kesehatan lingkungan rumah
penderita serta motivasi perilaku hidup bersih dan sehat kepada pasien.
Berikut identifikasi masalah kesehatan lingkungan rumah dan perilaku
pasien :
1) Kebiasaan 3M yang belum diterapkan sepenuhnya oleh penghuni
rumah : tidak mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung
air, adanya tempat penampungan air bersih yang belum tertutup.
36

2) Disekitar rumah banyak ditemukan barang-barang bekas seperti botol


bekas, ban yang dapat menmpung air hujan
3) Jarak rumah penderita dengan tetangga berdekatan (kurang dari 1
meter) atau lingkungan rumah padat/rapat
4) Cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah
5) Ventilasi rumah tidak dipasang kasa
6) Kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah
7) Sebelum tidur tidak disemprot dahulu atau tidak menggunakan
pelindung diri (obat anti nyamuk) dan tidak memakai kelambu
3. Pembahasan
a. Pengertian DBD
DBD adalalah penyakit yang disebabkan oleh virus dangue yang
diularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegepthy pada pembuluh darah.
b. Penyebab DBD
Penyebab DBD adalah virus dangue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegepthy
c. Cara penularan DBD
1. Sesorang yang dalam darah mengandung virus dangue merupakan
sumber penyakit
2. Bila di gigit nyamuk virus terhisap masuk kedalam lambung
nyamuk, berkembang biak masuk kedalam kelenjar air liur nyamuk
setelah satu minggu didalam nyamuk, bila nyamuk menggigit
orang sehat akan menularkan virus dangue.
3. Virus dangue tetap berada didalam tubuh nyamuk sehingga dapat
menularkan kepada orang lain lagi dan seterusnya.
d. Gejala DBD
1. Panas tinggi selama 2-7 hari
2. Nyeri perut (ulu hati)
3. Pendarahan berupa :
- Bintik-bintik merah dikulit, atau
- Mimisan, atau
37

- Gusi berdarah, dan yang lebih parah lagi dapat disertai muntah
darah dan
- BAB disertai darah
4. Tanda-tanda syok:
- Lemah
- Kulit dingin dan basah
- Tidak sadar
e. Pencegahan DBD
1. Melakukan 4M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, dan
Memantau)
2. Menghindari gigitan nyamuk dengan :
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
- Memakai kelambu berinsektisida watu tidur
- Menggunakan obat nyamuk atau lotion
- Penyemprotan ruangan dengan obat anti nyamuk
- Menutupi seluruh tubuh bila diluar rumah pada malam hari
dengan memakai baju panjang
- Pengasapan/unggun
- Membasmi tempat perindukan nyamuk
- Membuka cendela rumah pada pagi hari sampai sore hari agar
sinar matahari tidak masuk kedalam rumah
- Tidak menggantung pakaian ditempat gelap
-
f. Pengobatan DBD
1. Beri minum air masak/cairan lainya sebanyak-banyaknya
2. Cepat bawa kedokter, Puskesmas, Rumah sakit terdekat.

Berdasarkan teori dan hasil kunjungan lapangan yang dilakukan


terhadap pasien penderita penyakit DBD saat di observasi dan diwawancarai
terkait perilaku pasien, diperoleh beberapa dugaan penyebab DBD yaitu
kebiasaan menggantung pakaian, tidak memakai lotion anti nyamuk atau obat
anti nyamuk atau tidak memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk,
38

kebiasaan 3M yang belum di terapkan sepenuhnya seperti tidak mengubur


barang barang bekas yang dapat menampung air, adanya tempat
penampungan air bersih yang belum tertutup, keadaan rumah yang kurang
memenuhi syarat seperti pencahayaan tidak memenuhi syarat yaitu 38 lux,
ventilasi tidak memenuhi syarat dan tidak dipasang kawat kasa, jarak antar
rumah pasien dengan tetangga kurang dari 1 meter(padat penduduk).

4. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
terhadap penderita DBD, maka dapat disimpulkan :
1) Indikasi pasien menderita DBD adalah karena perilaku yaitu suka
menggantung pakaian, tidak memakai obat anti nyamuk atau lotion
anti nyamuk ataupun kelambu yang dapat mencegah digigit nyamuk,
belum menerapkan 3M.
2) Kondisi sanitasi dari lingkungan sekitar rumah pasien yang kurang
baik, seperti banyaknya barang bekas berserakan
3) Pencahayaan rumah kurang sehingga rumah terlihat gelap (tempat
yang disukai nyamuk)
4) Ventilasi tidak memenuhi syarat dan tidak dilengkapi kawat kasa
5) Jarak antar rumah pasien dengan tetangga kurang dari 1 meter(padat
penduduk).

b. Saran
Agar Penderita dan anggota keluarga yang lain tidak mengalami
kejadian serupa maka hendaknya perlu diperhatikan saran-saran sebagai
berikut :
a. Sebaiknya pakaian yang sudah kotor tidak di gantung di sembarang
tempat
b. Lakukan pencegahan DBD dengan 4M plus (Menguras, Menutup,
Mengubur, dan Memantau)
39

c. Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat anti nyamuk atau


lotion anti nyamuk atau kelambu
d. Memasang genteng kaca, membuka jendela rumah supaya cahaya bisa
masuk ke dalam rumah.
e. Memasang kasa pada ventilasi untuk menghindari nyamuk masuk
40

 TBC  Hasrini Indrias Tutik (P27833113086)


1. Tujuan Kegiatan
a. Mahasiswa mampu menyusun rencana usaha penyelanggaraan klinik
sanitasi di puskesmas.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan kegiatan klinik sanitasi
yang sudah ada sebelumnya dengan melaksanakan prosedur tetap
penyehatan rumah pasien penyakit TBC.
2. Hasil kegiatan
a. Kegiatan dalam gedung
1) Persiapan klinik sanitasi
Menyiapkan buku harian klinik sanitasi dan lembar kuesioner
sebagai bahan wawancara penderita yang menderita penyakit
berbasis lingkungan.
2) Pelaksanaan Klinik Sanitasi
Kegiatan kilinik sanitasi dimulai sesuai dengan jam
operasional Puskesmas Kebonsari yaitu pada pukul 07.30 WIB.
Pasien yang berasal dari poli umum yang menderita penyakit
berbasis lingkungan (Diare, DBD, ISPA dan TB Paru) dirujuk ke
klinik sanitasi. Setelah itu pasien diberi bimbingan atau konseling
terkait penyakit yang dideritanya saat ini, menggunakan panduan
wawancara klinik sanitasi. Dari hasil wawancara diperoleh
informasi tentang penyebab penyakit dari faktor lingkungan
penderita. Setelah itu dilakukan perjanjian antara pasien dengan
petugas klinik sanitasi untuk melakukan kunjungan rumah sebagai
tindak lanjut kegiatan klinik sanitasi di dalam gedung. Dari hasil
kegiatan klinik sanitasi berikut merupakan daftar pasien penderita
TBC yang dirujuk ke klinik sanitasi Puskesmas Kebonsari:
41

Table III.4
Nama Pasien Penderita TBC dari Data Sekunder Puskesmas
Kebonsari
Jenis
No Nama Sakit Umur Alamat
Kelamin
Kebonsari
Pak 64 VIIA No.5
1. TBC Laki-Laki
Senenmarkum tahun RT 05/ RW
02
55 Jambangan
2. Pak Gemantyo TBC Laki-Laki
tahun No. 55
b. Kegiatan di luar gedung
Dari dua pasien di atas, yang dilakukan tindak lanjut adalah
pasien yang bernama bpk. Senenmarkum (64 tahun) dengan
melakukan observasi di rumah pasien. Tindak lanjut untuk pasien
penderita TBC bernama Pak Senenmarkum (64 tahun) tersebut
adalah melakukan kunjungan rumah. Kunjungan rumah dilakukan
pada tanggal 14 April 2016 untuk melihat langsung keadaan
lingkungan rumah penderita yang mungkin menjadi penyebab pasien
menderita TBC. Form penilaian rumah sehat dan wawancara terkait
perilaku penderita dalam beraktivitas dilakukan pada saat melakukan
kunjungan rumah, setelah itu memberikan saran membangun terkait
kesehatan lingkungan rumah penderita serta motivasi perilaku hidup
bersih dan sehat kepada pasien. Berikut identifikasi masalah
kesehatan lingkungan rumah dan perilaku pasien:
1) Kondisi di dalam rumah yang lembab.
2) Pencahayaan tidak memenuhi syarat dan kurangnya sinar matahari
masuk ke tempat tidur pasien
3) Sirkulasi udara kurang karena ada jendela namun tidak
difungsikan dengan benar
42

3. Pembahasan
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh kuman daari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium
tubercolusis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.
(Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkolusis Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2014)
Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk
dalam ordo Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis
meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M.
canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan
jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
(90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia (Masrin, 2008).
a. Penyebab TB
Penyebab tuberkulosis paru adalah kuman Mycobacterium
tuberculosa, yang berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula
sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan
sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa 14 jam
di tempat gelap dan lembab. Oleh karena itu dalam jaringan tubuh
kuman ini dapat dorman (tidur), tertidur lama selama beberapa tahun
(Depkes, 2002).
Mycobacterium tuberculosa merupakan kuman berbentuk
batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora,
dan termasuk bakteri aerob, pada pewarnaan gram maka warna
tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu M.
tuberculosis disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Pada
dinding sel M. Tuberculosis lapisan lemak berhubungan dengan
arabinogalaktan dan peptidoglikan yang ada dibawahnya, hal ini
menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi
efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, yaitu suatu molekul
43

lain dalam dinding sel M. tuberculosis, yang berperan dalam interaksi


antara inang dan patogen, sehingga M. tuberculosis dapat bertahan
hidup di dalam makrofag.
b. Cara penularan TB
1) Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik
renik dahak yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa
pasien TB dengan hasil pemeriksaan BTA negatif tidak
mengandung kuman dalam dahaknya. Hal tersebut bisa saja terjadi
oleh karena jumlah kuman yang terkandung dalam contoh uji ≤
dari 5.000 kuman/cc dahak sehingga sulit dideteksi melalui
pemeriksaan mikroskopis langsung.
2) Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan
menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA
positif adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur
positif adalah 26% sedangkan pasien TB dengan hasil kultur
negatif dan foto Toraks positif adalah 17%.
3) Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang
mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut.
4) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik).
Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
(Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkolusis Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2014)
c. Gejala TB
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-
3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
napsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat
pada malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari satu bulan.
Gejala-gejala tersebut dapat juga dijumpai pada penyakit paru selain
TB, seperti bronkiektasi, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan
lain-lain. Prevalensi TB paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka
44

setiap orang yang datang ke UPK (Unit 15 Pelayanan Kesehatan)


dengan gejala tersebut, dianggap sebagai tersangka (suspek) pasien
TB paru dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskospis
langsung (Depkes, 2008).
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosa,
menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan.
Pemeriksaan dahak untuk menegakkan diagnosa dilakukan dengan
mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari
kunjungan yang berurutan berupa sewaktu- pagisewaktu (S-P-S)
(Depkes, 2008).
d. Upaya pengendalian TB
1) Untuk yang belum terinfeksi penyakit TBC
- Mengurangi kontak dengan penderita TBC aktif.
- Menjaga dan menerapkan standar hidup yang baik, caranya
dengan mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung nilai
gizi ynag tinggi, menjaga lingkungan rumah agar tetap sehat
dan baik.
- Rajin berolahraga.
- Pemberian vaksin BCG yang bertujuan untuk membantu
mencegah terjadinya infeksi TBC lebih berat.
2) Untuk yang sudah terdiagnosis TBC
- Menjalani pengobatan TBC rutin sesuai anjuran dokter dan
tidak bepergian kemana pun.
- Sifat dari bakteri TBC adalah mempunyai suatu kemampuan
untuk menyebar bisa menjadi lebih mudah di dalam ruangan
yang tertutup dimana udara tidak bergerak dengan baik.
- Menggunakan masker apabila telah terdiagnosis TBC,
- Jangan meludah di sembarang tempat.
- Hindari udara yang dingin.
- Jangan melakukan kebiasaan berbagi barang pribadi dengan
orang lain.
45

- Mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung karbohidrat


serta protein yang tinggi.
e. Pengobatan
Pengobatan TB harus meliputi pengobatan tahap awal dan tahap
lanjutan dengan maksud:
1) Tahap awal : pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan
pada tahap ini dilakukan secara efektif untuk menurunkan jumlah
kuman yang ada didalam tubuh pasien dan meminimalisir
pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resisten
sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap
awal semua pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2
bulan. Pada umumnya dengan pengobatan secara teratur dan tanpa
adanya penyulit, daya penularan sudah sangat menurun setelah
pengobatan selama 2 minggu.
2) Tahap lanjutan : pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang
penting untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam
tubuh khususnya kuman persister sehingga pasien dapat sembuh
dan mecegah terjadinya kekambuhan. (Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkolusis Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014)
Dari hasil kunjungan lapangan dengan mewawancarai dan
mengobservasi pasien penderita penyakit TBC diperoleh hasil bahwa
intensitas pencahayaan di ruang tempat tidur pasien dan ruang tamu
kurang. Intensitas cahaya diruang tidur pasien hanya sebesar 41 lux, hal
ini terlihat secara fisik karena memang keadaan ruangan gelap serta jarak
antara rumah penderita dengan tetangga sangat dekat sehingg hanya
sedikit sinar matahari yang dapat masuk kedalam ruangan. Selain itu,
keadaan rumah penderita terasa pengap karena tidak adanya lubang untuk
sirkulasi udara. Bagian depan rumah penderita terdapat jendela namun
tidak difungsikan dengan benar (tertutup) dan hanya di buka saat pagi hari
saja. Berdasarkan hasil wawancara, pasien telah menderita TBC sejak
46

tahun 2012 dan menurut keterangan dari istri penderita pasien memang
terkadang tidak tepat waktu dalam meminum obat.

4. Kesimpulan dan saran


a. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
terhadap penderita TBC, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Indikasi pasien menderita TBC disebabkan oleh Kondisi di dalam
rumah yang lembab.
2) Pencahayaan tidak memenuhi syarat dan kurangnya sinar matahari
masuk ke tempat tidur pasien
3) Sirkulasi udara kurang karena ada jendela namun tidak
difungsikan dengan benar
b. Saran
Agar Penderita dan anggota keluarga yang lain tidak mengalami
kejadian serupa maka hendaknya perlu diperhatikan saran-saran
sebagai berikut :
1) Menjaga dan menerapkan standar hidup yang baik, caranya
dengan mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung nilai gizi
ynag tinggi, menjaga lingkungan rumah agar tetap sehat dan baik,
serta rajin berolahraga.
2) Menggunakan masker.
3) Jangan meludah di sembarang tempat.
4) Hindari udara yang dingin.
5) Jangan melakukan kebiasaan berbagi barang pribadi dengan orang
lain.
47

B. PROMOSI KESEHATAN
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas.
b. Mahasiswa mampu merubah perilaku hygiene dan sanitasi masyarakat.

2. Kegiatan Pokok
a. Mengembangkan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi higiene dan
sanitasi
b. Mempersiapkan instrumen pendukung untuk pelaksanaan penyuluhan
DBD, diare, penyuluhan cuci tangan pakai sabun (CTPS), dan
penyuluhan ISPA.
c. Melakukan monitoring evaluasi masyarakat yang masih Buang Air Besar
Sembarangan (BABS).
d. Penyususnan laporan sesuai dengan sistematika penulisan

3. Hasil Kegiatan dan Pembahasan


a. Penyuluhan di dalam gedung puskesmas
1) Penyuluhan tentang Penyakit DBD
Lokasi : Puskesmas Kebonsari
Hari/tanggal : Senin, 11 April 2016
Waktu : Pukul 08.00-selesai
Materi : Penyakit DBD
Sasaran :Pengunjung/pasien yang datang ke Puskesmas
Kebonsari
a) Instrumen Pendukung
Instrumen pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhan tentang penyakit DBD di Puskesmas Kebonsari
adalah leaflet tentang Penyakit DBD.
48

b) Pembahasan
Dari serangkaian acara atau kegiatan, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan penyuluhan mengenai DBD
yang meliputi pengertian DBD, penyebab DBD, cara penularan
DBD, tempat perindukan vektor DBD dan pencegahan DBD. Dari
Penyuluhan yang telah dilakukan, kami melakukan tanya jawab
terhadap peserta penyuluhan, dan hasilnya peserta penyuluhan
dapat memahami tentang pengertian DBD, penyebab DBD, cara
penularan DBD, tempat perindukan vektor DBD dan pencegahan
DBD
b. Penyuluhan di luar gedung puskesmas
1) Penyuluhan Diare
Lokasi : Posyandu Melati RT 1 RW 1 Kelurahan
Pagesangan
Hari dan tanggal : Sabtu, 11 April 2016
Waktu : Pukul 08.00 – selesai
Materi : Diare
Sasaran : Peserta Posyandu Melati
a) Instrumen Pendukung
Instrumen pendukung dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan
tentang penyakit diare di Puskesmas Kebonsari adalah leaflet
tentang Penyakit Diare.
b) Pembahasan
Dari serangkaian acara atau kegiatan, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan penyuluhan mengenai Diare
yang meliputi pengertian Diare, penyebab diare, cara penularan
diare, dan pencegahan Diare. Dari Penyuluhan yang telah
dilakukan, kami melakukan tanya jawab terhadap peserta
penyuluhan, dan hasilnya peserta penyuluhan dapat memahami
tentang pengertian Diare, penyebab diare, cara penularan diare,
dan pencegahan Diare.
49

2) Penyuluhan STBM Pilar Kedua


Lokasi : Posyandu Mangga RT 1 RW 1 Kelurahan
Kebonsari
Hari dan tanggal : Kamis, 12 April 2015
Waktu : Pukul 09.00 - selesai
Materi : Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Sasaran : Peserta Posyandu Mangga
a) Instrumen Pendukung
Instrumen pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhan STBM Pilar Kedua tentang Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) adalah leaflet mengenai langkah langkah cuci tangan dan
manfaat cuci tangan pakai sabun.
b) Pembahasan
Penyuluhan dilakukan di Posyandu pada tanggal 12 April
2015. Dari serangkaian acara atau kegiatan, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan penyuluhan mengenai Cuci
Tangan Pakai Sabun.Dari Penyuluhan yang telah dilakukan,
peserta diminta untuk mempraktikkan langkah–langkah mencuci
tangan pakai sabun menggunakan lagu cuci tangan. Hasilnya
peserta mampu mempraktikan langkah–langkah mencuci tangan
dan memahami manfaat cuci tangan pakai sabun.
3) Penyuluhan tentang Penyakit ISPA
Lokasi : Posyandu Dahlia 2 RT 2 RW 3 Kelurahan
Pagesangan
Hari/tanggal : Jumat, 15 April 2016
Waktu : Pukul 09.00 – selesai
Materi : Penyakit ISPA
Sasaran : Peserta Posyandu Dahlia
a) Instrumen Pendukung
Instrumen pendukung dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan
tentang penyakit ISPA di Puskesmas Kebonsari adalah leaflet
tentang Penyakit ISPA.
50

b) Pembahasan
Dari serangkaian acara atau kegiatan, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk menyampaikan penyuluhan mengenai ISPA
yang meliputi pengertian ISPA, penyebab ISPA, cara penularan
ISPA, dan pencegahan ISPA. Dari Penyuluhan yang telah
dilakukan, kami melakukan tanya jawab terhadap peserta
penyuluhan, dan hasilnya peserta penyuluhan dapat memahami
tentang pengertian ISPA, penyebab ISPA, cara penularan ISPA,
dan pencegahan ISPA..
c. Kegiatan Monitoring Evaluasi masyarakat yang masih BABS
1) Data rumah yang masih BABS
Tabel III.5
Data Rumah BABS Di Kelurahan Kebonsari
Kecamatan Jambangan
Tahun 2016
No. RW BABS Jumlah Rumah
1. RW II 4
2. RW III 1
Jumlah 5

Tabel III.6
Data Rumah BABS Di Kelurahan Pagesangan
Kecamatan Jambangan
Tahun 2016
No. RW BABS Jumlah Rumah
1. RW II 10
2. RW III 12
Jumlah 22
Sumber : Data Puskesmas Kebonsari 2016
2) Pembahasan
Wilayah kerja Puskesmas Kebonsari terdiri dari Kelurahan
Jambangan, Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Karah, dan
Kelurahan Kebonsari. Dari 4 wilayah kerja tersebut 2 diantaranya
telah Open Defacation Free (ODF). Sisanya 2 Kelurahan yaitu
51

Kelurahan Kebonsari dan Kelurahan Pagesangan masih terus


melakukan upaya untuk mencapai ODF.
Jumlah rumah yang masih BABS di Kelurahan Kebonsari
sebanyak 5 rumah dan di Kelurahan Pagesangan sebanyak 22
rumah yang tersebar di RW I dan RW II. Dari hasil monitoring
dan evaluasi yang telah dilakukan warga yang masih tidak
memiliki septictank dikarenakan rumah dekat dengan aliran
sungai sehingga warga malas untuk membuat septictank dan juga
karena sudah tradisi dari turun-temurun untuk pembuangan
kotoran dari WC langsung ke sungai serta warga mengaku belum
memiliki dana untuk membuat septictank.
Namun saat ini telah ada dana bantuan dari Badan
Kesawdyaan Masyarakat (BKM) untuk mendapatkan pinjaman
dalam pembuatan septictank. Warga yang tidak memiliki cukup
biaya diperbolehkan untuk mengajukanl dana BKM. Sebagian
besar warga mengatakan sanggup untuk membangun septictank
apabila dana BKM yang mereka ajukan telah turun. Dan sisanya
mengaku akan membuat septictank tanpa meminjam dana BKM
namun menunggu musim kemarau, dikarenakan rumah dekat
dengan sungai dan saat dilakukan penggalian air terus keluar
sehingga mempersulit proses pembuatan septictank.

4. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
1) Penyuluhan DBD
Sebagian besar warga memahami materi yang telah disampaikan
mengenai DBD
2) Penyuluhan Diare
Sebagian besar warga memahami materi yang telah disampaikan
mengenai Diare
3) Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun
52

Sebagian besar peserta dapat mempraktikkan langkah- langkah cuci


tangan pakai sabun.
4) Penyuluhan ISPA
Sebagian besar warga memahami materi yang telah disampaikan
mengenai ISPA.
5) Monev masyarakat yang masih BABS
Sebagian besar warga mengatakan sanggup untuk membangun
septictank apabila dana BKM yang mereka ajukan telah turun. Dan
sisanya mengaku akan membuat septictank tanpa meminjam dana
BKM namun menunggu musim kemarau, dikarenakan rumah dekat
dengan sungai dan saat dilakukan penggalian air terus keluar sehingga
mempersulit proses pembuatan septictank.

b. Saran
Masyarakat hendaknya dapat benar – benar memahami pentingnya
PHBS dan, menjaga lingkungan sehat serta manfaatnya dalam mencegah
terjadinya penyakit berbasis lingkungan seperti TBC, DBD dan diare
beserta cara penularannya demi meningkatnya derajat kesehatan mereka
sendiri.
53

C. DASAR-DASAR PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN


LINGKUNGAN
1. Tujuan
Mahasiswa dapat menemukan masalah kesehatan lingkungan di masyarakat
melalui hasil pengamatan berdasar pengolahan data base yang terdiri dari
data primer dan sekunder, serta dapat memberikan alternatif pemecahan
masalah tersebut melalui tahapan :
a. Penemuan masalah, melalui penemuan penyimpangan, penentuan
prioritas dan perumusan masalah kesehatan lingkungan.
b. Analisis / diagnosa masalah, melalui identifikasi sebab-sebab masalah
yang mungkin dan mencari dan penetapan sebab-sebab masalah yang
sesungguhnya.
c. Pemecahan masalah melalui perumusan tujuan, menyusun alternatif
pemecahan masalah.
d. Pengambilan keputusan melalui analisis keputusan, pengambilan
keputusan dan penyusunan rencana kegiatan dalm bentuk Plan Of Action
(POA).

2. Manfaat
a. Bagi Pihak Puskesmas
Dapat menjadi evaluasi bagi pihak puskesmas untuk lebih memperbaiki
apabila terdapat kekurangan di dalam pelaksanaan melalui penyuluhan
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan cara menerapkan teori
yang telah didapatkan selama proses perkuliahan
c. Bagi Lembaga
Dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan sistem lintas
sektoral.
54

3. Hasil Survey dan pengolahan data


 Hasil Survei Nirza Ameilia (P27833113016)
TAHAP 1: PENEMUAN MASALAH
a. Penemuan Masalah
Adapun masalah yang ditemukan di pemukiman penduduk RT 01 RW
IV Kelurahan Karah Kota Surabbaya , sesuai dengan hasil survey rumah
sehat pada tanggal 12 April – 14 April 2016 berupa penilaian kurang /
tidak memenuhi syarat rumah sehat yaitu :

Tabel III.1
Penemuan Masalah
di RT 01 RW IV Kelurahan Karah Tahun 2016

No Masalah Satuan Prosentase


1. Jendela tidak memenuhi syarat 21 52,5%
2. Ventilasi tidak memenuhi syarat 13 32,5%
3. Pencahayaan kurang 14 35%
4. Lubang asap dapur tidak memenuhi
28 70%
syarat
5. Tidak adanya lubang asap dapur 9 22,5%
6. Kepadatan penghuni 17 42,5%
7. Kandang hewan peliharaan tidak
8 20%
terpisah dengan rumah
8. SPAL tidak memenuhi syarat 15 37,5%
9. Tempat sampah tidak memenuhi
26 65%
syarat
10. Terdapat jentik 14 35%
11. Terdapat tikus 22 55%

Dari tabel diatas dapat diketahui masalah yang tertinggi di RT 01 RW IV


Kelurahan Karah Kota Surabaya adalah masalah lubang asap dapur tidak
55

memenuhi syarat, tempat sampah tidak memenuhi syarat,dan belum bebas


tikus.

b. Penentuan Prioritas Masalah


Tabel III.2
Penentuan Prioritas Masalah
di RT 01 RW IV Kelurahan Karah Tahun 2016

Nilai (1-5)
Total
No Masalah Mudah Prioritas
Gawat Mendesak skor
ditangani
Jendela tidak
1. 3 2 1 6 X1
memenuhi syarat
Ventilasi tidak
2. 3 3 4 10 IV
memenuhi syarat
Pencahayaan
3. 3 3 2 8 VI
kurang
Lubang asap dapur
4. tidak memenuhi 3 2 2 7 IX
syarat
Tidak adanya
5. 5 3 3 11 III
lubang asap dapur
Kepadatan
6. 2 3 1 6 X
penghuni
Kandang hewan
peliharaan tidak
7. 2 1 3 6 XII
terpisah dengan
rumah
SPAL tidak
8. 3 3 3 9 V
memenuhi syarat
Tempat sampah
9. tidak memenuhi 3 5 5 13 I
syarat
10. Terdapat jentik 3 2 3 8 VII
11. Terdapat tikus 5 4 3 12 II

Keterangan :
- Gawat  1 : sangat tidak gawat
2 : tidak gawat
3 : cukup gawat
4 : gawat
5 : sangat gawat
56

- Mendesak  1 : sangat tidak mendesak


2 : tidak mendesak
3 : cukup mendesak
4 : mendesak
5 : sangat mendesak
- Mudah ditangani  1 : Sangat tidak mudah ditangani
2 : tidak mudah ditangani
3 : cukup mudah ditangani
4 : mudah ditangani
5 : sangat mudah ditangani
Dari tabel prioritas masalah diatas terpilih 2 prioritas masalah
tertinggi yaitu tempat sampah tidak memenuhi syarat yang merupakan
prioritas masalah pertama (I) setelah itu prioritas nomor dua (II) yaitu
terdapat tikus.
c. Rumusan Masalah
Dari hasil analisis penentuan prioritas masalah, didapatkan urutan
prioritas masalah rumusan masalah:
1) Masih terdapat rumah warga di RT 01 RW IV Kelurahan Karah yang
memiliki tempat sampah tidak memenuhi syarat pada bulan April
2016 sebesar 65%.
2) Masih terdapat rumah warga di RT 01 RW IV Kelurahan Karah yang
belum bebas tikus pada bulan April 2016 sebesar 55%.

TAHAP 2: ANALISIS MASALAH


a. Analisis Masalah
1) Tempat sampah yang tidak memenuhi syarat
- Tingkat kesadaran terhadap kepedulian lingkungan sekitar masih
rendah
- Tingkat pengetahuan rendah
- Tingkat sosial ekonomi masih rendah
57

2) Terdapat tikus
- Tingkat kesadaran terhadap kepedulian lingkungan sekitar masih
rendah
- Tingkat pengetahuan rendah
- Tingkat sosial ekonomi masih rendah

TAHAP 3: PEMECAHAN MASALAH


a. Rumusan Tujuan
Rumusan tujuan pemecahan masalah tersebut yaitu:
1) Tempat sampah yang tidak memenuhi syarat di rumah warga RT 01
RW IV Kelurahan Karah pada tanggal 1 Mei 2016 dari 65 % menjadi
5 %.
2) Belum bebas tikus di rumah warga RT 01 RW IV Kelurahan Karah
pada tanggal 6 Mei 2016 dari 55% menjadi 20%.

b. Alternatif Pemecahan Masalah


1) Tempat sampah yang tidak memenuhi syarat
- Memberikan penyuluhan kepada warga tentang bahaya yag
ditimbulkan dari sampah.
- Memberikan pengarahan kepada warga untuk memperbaiki
tempat sampah.
2) Terdapat tikus
- Memberikan pengarahan kepada warga untuk memperbaiki
kondisi rumah agar tidak menjadi sarang tikus
- Membuang/menjual barang-barang yang sudah tidak digunakan
lagi
58

c. Analisis alternatif
Tabel III.3
Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Tempat sampah
di Rumah Warga RT 01 RW IV Kelurahan Karah
April 2016
NILAI (70-100)
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
NO. KRITERIA
(PERBAIKAN
(PENYULUHAN)
TEMPAT SAMPAH)
1. Biaya 90 80
2. Manfaat 80 85
3. Efektivitas 80 90
4. Politis 80 85
5. Administrasi 80 85
6. Hukum 75 80
7. Pemerataan / 80 80
Keadilan
8. Waktu 80 85
9. Sosial Budaya 80 80
10. Lingkungan 85 80
Jumlah 810 830
Prioritas II I

Tabel III.4
Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Keberadaan Tikus
di Rumah Warga RT 01 RW IV Kelurahan Karah
April 2016
NILAI (70-100)
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
NO. KRITERIA (PERBAIKAN (MENIADAKAN
KONDISI BARANG BEKAS
RUMAH) TIDAK TERPAKAI)
1. Biaya 80 85
2. Manfaat 80 90
3. Efektivitas 70 80
4. Politis 80 85
5. Administrasi 85 80
6. Hukum 75 80
7. Pemerataan / 80 80
Keadilan
8. Waktu 80 70
9. Sosial Budaya 80 80
10. Lingkungan 80 90
Jumlah 790 820
59

Prioritas II I
Dari dua kegiatan penyusunan alternative diambil masing-masing 2
alternatif terpilih priorotas I dan prioritas II maka diperoleh 4 alternative
yaitu perbaikan tempat sampah, meniadakan barang bekas tidak terpakai ,
memperbaiki kondisi rumah dan penyuluhan.

TAHAP 4: PENGAMBILAN KEPUTUSAN


a. Analisis pengambilan keputusan
Tabel III.5
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah
di Rumah Warga RT 01 RW IV Kelurahan Karah
April 2016

SKOR (1-5)
(MENIADAKAN (PERBAIKAN PERBAIKAN PENYULUHAN
NO. KRITERIA
BARANG TAK KONDISI TEMPAT
TERPAKAI) RUMAH) SAMPAH
1. Risiko 4 3 4 5
2. Sasaran 4 5 5 4
3. Biaya 4 3 4 5
4. Waktu 4 3 4 4
5. Pemecahan 5 4 5 4
masalah
Total 21 19 22 20
Prioritas II IV I III

b. Kesimpulan
Berdasarkan analisis keputusan yang telah dilakukan maka
dapat diputuskan bahwa perbaikan tempat sampah merupakan
prioritas I alternative kegiatan yang dilakukan disusul prioritas
berikutnya yaitu meniadakan barang bekas tak terpakai.
60

TAHAP 5: PENYUSUNAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH/PLAN OF ACTION (POA)


Tabel III.6
Rencana Kegiatan dalam Rangka Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan
(PERBAIKAN TEMPAT SAMPAH)
di RT 01 RW IV Kelurahan Karah
Tahun 2016

UNSUR INPUT
NO. KEGIATAN TGL/TEMPAT SASARAN PJ
MAN MONEY MACHINE MATERIAL METHODE MARKET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Membentuk Mahasiswa Nirza Mahasiswa Rp Laptop Alat tulis Diskusi Undangan
kepanitiaan 20.000 menulis
dan
pembagian
tugas
Senin, 25 April
2. Mengatur Enggrit Mahasiswa - Laptop Alat tulis Diskusi -
2016 di
jadwal menulis
Puskesmas
kegiatan
Kebonsari
pemecahan
Mahasiswa
masalah
3. Menentukan Eliya Mahasiswa Rp Transportasi - Observasi -
lokasi 10.000
kegiatan
4. Melakukan Selasa, 26 April Perangkat Indri Mahasiswa - - Alat tulis - Surat
perizinan 2016 di Balai desa/tokoh dan menulis permohonan
61

kepada Kelurahan masyarakat perangkat izin


perangkat Kebonsari Kelurahan desa melakukan
desa/tokoh Kebonsari kegiatan
masyarakat

5. Menyiapkan Rabu, 27 April Mahasiswa Nirza Mahasiswa Rp Kamera dan Alat tulis - -
perlengkapan 2016 di 50.000 laptop menulis
Puskesmas
Kebonsari
6. Jumat. 28 April Mahasiswa Enggrit Mahasiswa, Rp Kamera, Alat - -
pelaksanaan
2016 di Rumah perangkat 100.000 tempat kebersihan
kegiatan
Warga RT 01 desa, dan sampah
perbaikan
RW warga
tempat
IVKelurahan
sampah
Karah
7. Sabtu, 1 Mei Mahasiswa Eliya Mahasiswa, Rp Kendaraan Alat tulis Diskusi -
Evaluasi hasil 2016 di perangkat 35.000 menulis
kegiatan Puskesmas desa, dan
Kebonsari warga
8. Senin , 2 Mei Kelurahan Indri Mahasiswa Rp Laptop, Alat tulis dan - -
Penyusunan 2016 di Kebonsari 100.000 kertas HVS, kantor
laporan Puskesmas dan pihak alat tulis,
Kebonsari instansi dan printer
60

4. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
 Dari hasil survey rumah sehat di RT 01 RW IV Kelurahan Karah,
ditemukan masalah yang menjadi prioritas pertama, yaitu sebesar 65
% rumah warga memiliki tempat sampah yang tidak memenuhi syarat
dan prioritas kedua yaitu sebesar 55% rumah warga yang belum bebas
tikus pada bulan April 2016.
 Hasil dari analisis masalah didapatkan sebab permasalahan yaitu
kurangnya kesadaran warga dan kurangnya penyuluhan.
 Hasil dari analisa alternative masalah untuk permasalahan tempat
sampah tidak memenuhi syarat didapatkan dua alternative yaitu
penyuluhan dan perbaikan tempat sampah, sedangkan untuk
permasalahan belum bebas tikus yaitu meniadakan barang barang
bekas tak terpakai dan memperbaiki kondisi rumah seperti menutup
lubang-lubang tempat masuknya tikus.
 Hasil dari pengambilan keputusan yaitu perbaikan tempat sampah
sebagai prioritas pertama dan meniadakan barang bekas tak terpakai
sebagai prioritas kedua dalam pemecahan masalah kesehatan
lingkungan.
 Plan of Action dilakukan oleh petugas sanitarian dan mahasiswa pada
tanggal 28 April 2016 untuk perbaikan tempat sampah s di Karah IV
RT 01 RW IV Kelurahan Karah Kota Surabaya.
b. Saran
 Agar lingkungan rumah menjadi sehat dan bersih, perlu adanya
kesadaran dan kepekaan untuk menjaga lingkungan rumah. Rutin
dalam pembersihan rumah dan memperbaiki tempat sampah dengan
memberi tutup agar tidak menjadi sarang vector penyakit.
61

 Hasil Survei Enggrit Ariana Sari (P278331130137)


a. Penemuan Masalah
Adapun masalah yang ditemukan di pemukiman penduduk Kelurahan
Karah Kota Surabaya , sesuai dengan hasil survey rumah sehat pada
tanggal 12 April – 14 April 2016 berupa penilaian kurang / tidak
memenuhi syarat rumah sehat yaitu :

Tabel III.1
Temuan Masalah di Karah V RT 02 RW 05 Tahun 2016
No Masalah Satuan Prosentase
1. Jendela tidak memenuhi syarat 25 62,5%
2. Ventilasi tidak memenuhi syarat 20 50%
3. Tidak ada ventilasi 2 5%
4. Pencahayaan kurang 22 55%
5. Lubang asap dapur tidak memenuhi
20 50%
syarat
6. Tidak adanya lubang asap dapur 9 22,5%
7. Kepadatan penghuni 11 27,5%
8. Kandang hewan peliharaan tidak
12 30%
terpisah dengan rumah
9. SPAL tidak memenuhi syarat 27 67,5%
10. Tempat sampah tidak memenuhi
29 72,5%
syarat
11. Terdapat jentik 8 20%
12. Terdapat tikus 18 45%

Dari tabel diatas dapat diketahui masalah yang tertinggi di Karah V


RT 02 RW 05 adalah tempat sampah tidak memenuhi syarat, SPAL tidak
memenuhi syarat, jendela tidak memenuhi syarat, dan pencahayaan
kurang
62

b. Penentuan Prioritas Masalah


Tabel III.2
Prioritas Masalah di Karah V RT 02 RW 05 Tahun 2016
Nilai (1-5)
Total
No Masalah Mudah Prioritas
Gawat Mendesak skor
ditangani
1.Jendela tidak 2 2 2 6 VI
memenuhi syarat
2. Ventilasi tidak 3 2 5 10 II
memenuhi syarat
3. Tidak ada ventilasi 3 3 2 8 IV
4. Pencahayaan 2 3 3 8 IV
kurang
5. Lubang asap dapur 2 3 3 8 IV
tidak memenuhi
syarat
6. Tidak adanya 3 2 2 7 V
lubang asap dapur
7. Kepadatan 2 3 1 6 VI
penghuni
8. Kandang hewan 3 3 3 9 III
peliharaan tidak
terpisah dengan
rumah
9. SPAL tidak 2 1 4 7 V
memenuhi syarat
10. Tempat sampah 3 4 4 11 I
tidak memenuhi
syarat
11. Terdapat jentik 2 2 3 7 V
12. Terdapat tikus 3 3 3 9 III
Keterangan :
- Gawat  1 : sangat tidak gawat
2 : tidak gawat
3 : cukup gawat
4 : gawat
6 : sangat gawat
- Mendesak  1 : sangat tidak mendesak
4 : tidak mendesak
5 : cukup mendesak
4 : mendesak
63

5 : sangat mendesak
- Mudah ditangani  1 : Sangat tidak mudah ditangani
2 : tidak mudah ditangani
3 : cukup mudah ditangani
4 : mudah ditangani
5 : sangat mudah ditangani
Dari tabel prioritas masalah diatas terpilih 2 prioritas masalah
tertinggi yaitu tempat sampah tidak memenuhi syarat yang merupakan
prioritas masalah pertama (I) setelah itu prioritas nomor dua (II) yaitu
ventilasi tidak memenuhi syarat

c. Rumusan Masalah
1. Terdapat tempat sampah tidak memenuhi syarat di rumah warga
Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016
sebesar 67,5%.
2. Terdapat ventilasi yang tidak memenuhi syarat di rumah warga Karah
V RT 02 RW 05 Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016 sebesar
20%.

d. Analisis Masalah
1. Tempat sampah tidak memenuhi syarat
- Tempat sampah tidak tertutup
- Tempat sampah tidak kedap air
2. Ventilasi tidak memenuhi syarat
- Perilaku (jarang membuka ventilasi pada pagi hari dan sore hari)
- Tingkat pengetahuan

e. Rumusan Tujuan
1. Terdapat tempat sampah tidak memenuhi syarat di rumah warga
Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016
sebesar 20%.
64

2. Terdapat ventilasi yang tidak memenuhi syarat di rumah warga Karah


V RT 02 RW 05 Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016 sebesar
20%.

f. Alternatif Pemecahan
1. Tempat sampah tidak memenuhi syarat
a. Perilaku
 Mengadakan pembelian tempat sampah
b. Pengetahuan
- Mengadakan penyuluhan
2. Ventilasi tidak memenuhi syarat
a. Perilaku
 Mengadakan pembuatan ventilasi atau lubang angin
b. Pengetahuan
- Mengadakan penyuluhan

g. Analisis Alternatif

Tabel III.3
Analisis Alternatif Tempat Sampah Tidak Memenuhi Syarat di
Pemukiman Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya tahun 2016

No. Kriteria Nilai (70-100)


Penyuluhan Pembelian tempat sampah
1 Biaya 90 80
2 Manfaat 90 97
3 Waktu 80 75
4 Efektifitas 95 85
5 Politik 90 70
6 Administrasi 90 75
7 Pemerataan/keadilan 75 90
8 Sosial budaya 0 0
9 Hukum 0 0
Jumlah 610 572
Prioritas I II
65

Tabel III.4

Analisis Alternatif Masalah Ventilasi Tidak Memenuhi Syarat di


Pemukiman Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya tahun 2016

No. Kriteria Nilai (70-100)


Penyuluhan Pembuatan
Ventilasi
1. Biaya 85 70
2. Manfaat 90 80
3. Waktu 90 85
4. Efektifitas 85 80
5. Politik 75 80
6. Administrasi 95 75
7. Pemerataan/keadilan 90 80
8. Sosial budaya 0 0
9. Hukum 0 0
Jumlah 610 550
Prioritas I II

A. Dari masalah tempat sampah tidak memenuhi syarat diambil 1


prioritas alternative pemecahan masalah yakni: penyuluhan
tempat sampah.
B. Dari masalah tidak ada ventilasi diambil 1 prioritas alternative
pemecahan masalah yakni: penyuluhan ventilasi.
Selanjutnya, akan dilakukan analisis keputusan.
66

h. Analisis Keputusan
Tabel III.5
Analisis Keputusan Alternatif Pemecahan Masalah di
pemukiman Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya tahun 2016

No. Kriteria Nilai (1-5)


Penyuluhan Penyuluhan
tempat sampah ventilasi
1. Risiko yang paling kecil 3 4
2. Sasaran yang ingin dicapai 5 3
3. Biaya yang relatif kecil 5 4
4. Waktu pencapaian yang 4 3
paling pendek
5. Memecahkan masalahnya 5 4
Jumlah 22 18
Urutan pilihan I II

Berdasarkan hasil analisis keputusan, maka diputuskan bahwa


prioritas utama alternatif pemecahan masalah adalah penyuluhan
tempat sampah

i. Rencana Kegiatan/Plan of Action


Rencana Kegiatan Penyuluhan Tempat Sampah yang Memenuhi
Syarat
Tabel III.6
Rencana Kegiatan Penyuluhan Tempat Sampah yang Memenuhi
Syarat di pemukiman Karah V RT 02 RW 05 Kota Surabaya
tahun 2016

No. Jenis Kegiatan Waktu Sasaran Penanggung


Pelaksanaan Jawab
1. Koordinasi 17 April Karah V Enggrit
persiapan sumber 2016 RT 02 RW Ariana Sari
dana 05 Kota
Surabaya
2. Pengadaan alat dan 17 April Karah V Nirza
bahan tempat 2016 RT 02 RW Ameilia
sampah 05 Kota
Surabaya
3. Pemberitahuan 17 April Karah V Hasrini
masyarakat serentak 2016 RT 02 RW Indrias
05 Kota
67

Surabaya
4. Pelaksanaan 17 April Karah V Eliya
penyuluhan tempat 2016 RT 02 RW Malika
sampah yang 05 Kota
memenuhi syarat Surabaya

j. Rencana Kebutuhan Kegiatan


Tabel III.7
Rencana Kebutuhan Kegiatan

Jenis Kegiatan Alat/Bahan Biaya Sarana Tenaga


Penyuluhan Tempat sampah Rp Balai RW Warga
Tempat Sampah yang memenuhi 100.000,00 Karah V Karah
syarat RT 02 V RT
Banner Rp RW 05 02 RW
100.000,00 Kota 05 Kota
Leaflet Rp Surabaya Suraba
100.000,00 ya
Surat menyurat Rp 5.000,00

5. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
 Dari hasil survey rumah sehat di Karah V RT 02 RW 05, ditemukan
masalah yang menjadi prioritas pertama, yaitu sebesar 72,5 % rumah
warga memiliki tempat sampah yang tidak memenuhi syarat dan
prioritas kedua yaitu sebesar 50% rumah warga yang ventilasi yang
tidak memenuhi syarat bulan April 2016.
 Hasil dari analisis masalah didapatkan sebab permasalahan yaitu
perilaku dan tingkat pengetahuan.
 Hasil dari analisa alternative masalah untuk permasalahan tempat
sampah tidak memenuhi syarat didapatkan dua alternative yaitu
penyuluhan dan pembelian tempat sampah, sedangkan untuk
permasalahan ventilasi tidak memenuhi syarat yaitu penyuluhan dan
pembuatan ventilasi.
 Hasil dari pengambilan keputusan yaitu penyuluhan tempat sampah
sebagai prioritas pertama dan pembuatan ventilasi sebagai prioritas
kedua dalam pemecahan masalah kesehatan lingkungan.
68

 Plan of Action dilakukan oleh petugas sanitarian dan mahasiswa pada


tanggal 17 April 2016 untuk perbaikan tempat sampah di Karah V RT
02 RW 05 Kelurahan Karah Kota Surabaya.

b. Saran
Agar lingkungan rumah menjadi sehat dan bersih, perlu adanya
kesadaran dan kepekaan untuk menjaga lingkungan rumah. Rutin
dalam membuka ventilasi setiap pagi hari dan memperbaiki tempat
sampah dengan memberi tutup agar tidak menjadi sarang vector
penyakit.
69

 Hasil Survey  Eliya Malika Oktavia (P27833113063)


a. Penemuan Masalah
Adapun masalah yang ditemukan di pemukiman penduduk RT : 01
RW: I Kelurahan Kebonsari Surabaya, sesuai dengan hasil survey
rumah sehat pada tanggal 12 April – 14 April 2016 berupa penilaian
kurang / tidak memenuhi syarat rumah sehat yaitu :
Tabel III.1
Hasil Survey Masalah Kesehatan Lingkungan di Kebonsari
RT01/RW I
Prosentase
No Masalah Satuan
(%)
1. Jendela tidak memenuhi syarat 17 42,5
2. Tidak ada jendela 2 5
3. Ventilasi tidak memenuhi syarat 24 60
4. Tidak ada ventilasi 4 10
5. Pencahayaan tidak memenuhi syarat 34 85
6. Lubang asap dapur tidak memenuhi
18 45
syarat
7. Tidak adanya lubang asap dapur 6 15
8. Kepadatan penghuni 6 15
9. Kandang tidak terpisah dengan rumah 2 5
10. Tempat sampah tidak memenuhi syarat 13 32,5
11. Terdapat jentik 5 12,5
12. Terdapat tikus 29 72,5
13. Tidak membersihkan rumah dan
8 20
halaman

Dari tabel diatas dapat diketahui 3 masalah yang tertinggi di RT : 01


RW: I adalah pencahayaan tidak memenuhi persyaratan, terdapat tikus,
dan ventilasi tidak memenuhi syarat.
70

b. Penentuan Prioritas Masalah


Tabel III.2
Prioritas Masalah Kesehatan Lingkungan di Kebonsari
RT 01/RW I
Nilai (1-5)
Total
No Masalah Mudah Prioritas
Gawat Mendesak skor
ditangani
1. Jendela tidak 2 2 4 8 V
memenuhi
syarat
2. Tidak ada 3 3 3 9 IV
jendela
3. Ventilasi 2 3 4 9 V
tidak
memenuhi
syarat
4. Tidak ada 3 3 5 8 V
ventilasi
5. Pencahayaan 4 4 5 13 II
tidak
memenuhi
syarat
6. Lubang asap 3 3 3 9 V
dapur tidak
memenuhi
syarat
7. Tidak adanya 3 4 2 9 V
lubang asap
dapur
8. Kepadatan 3 3 2 8 VI
penghuni
9. Tempat 3 2 5 9 V
sampah tidak
memenuhi
syarat
10. Terdapat 4 3 4 11 III
jentik
11. Terdapat tikus 3 3 3 9 V
12. Tidak 3 4 5 `12 I
membersihka
n rumah dan
halaman
13. Tidak 2 3 5 10 IV
membuan
sampah
71

ditempat
sampah

Keterangan :
- Gawat  1 : sangat tidak gawat
2 : tidak gawat
3 : cukup gawat
4 : gawat
5: sangat gawat
- Mendesak  1 : sangat tidak mendesak
2: tidak mendesak
3 : cukup mendesak
4 : mendesak
5 : sangat mendesak
- Mudah ditangani  1 : Sangat tidak mudah ditangani
2 : tidak mudah ditangani
3 : cukup mudah ditangani
4 : mudah ditangani
5 : sangat mudah ditangani
Dari tabel prioritas masalah diatas terpilih 2 prioritas masalah
tertinggi yaitu pencahayaan tidak memenuhi syarat yang merupakan
prioritas masalah pertama (I) setelah itu prioritas nomor dua (II) yaitu
tidak membersihkan rumah dan halaman rumah.

c. Rumusan Masalah
1. Terdapat pencahayaan tidak memenuhi syarat di rumah warga
Kebonsari RT.01 RW.I Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016
sebesar 85%
2. Sebagian warga kebonsari RT.01 RW. I kurangnya membersihkan
rumah dan halaman rumah pada tanggal 14 April 2016 sebesar
20%
72

d. Analisis Masalah
1. Pencahayaan tidak memenuhi syarat
- Perilaku (tidak membuka jendela)
- Tidak terdapat genteng kaca pada rumah
- Tingkat pengetahuan
2. Tidak membersihkan rumah dan halaman
- Perilaku (Membersihkan rumah kadang-kadang jika
sempat/tidak setiap hari, malas)
- Tingkat pengetahuan

e. Rumusan Tujuan
1. Terdapat pencahayaan tidak memenuhi syarat di rumah warga
Kebonsari RT.01 RW.I Kota Surabaya pada tanggal 14 April 2016
sebesar 85%
2. Sebagian warga kebonsari RT.01 RW. I tidak membersihkan
rumah dan halaman rumah pada tanggal 14 April 2016 sebesar
20%

f. Alternatif Pemecahan
1. Masalah pencahayaan kurang memenuhi syarat
a. Perilaku
- Membuka jendela agar cahaya masuk rumah
- Memasang genteng kaca/fyberglass
b. Tingkat pengetahuan
- penyuluhan
- mengadakan sosialisasi
2) Masalah tidak membersihkan rumah dan halaman rumah
a. Perilaku
- Membuat jadwal untuk membersihkan rumah dengan
anggota keluarga
- Melakukan kerja bakti
73

b. Tingkat pengetahuan
- Penyuluhan
- Mengadakan sosialisasi

g. Analisa alternatif
Tabel III.3
Analisa Alternatif Pemecahan Masalah Pencahayaan Tidak
Memenuhi Syarat di Kebonsari RT 01/RW I Surabaya
No. Kriteria Penilaian (70-100)
Memasang penyuluhan
fyberglass
1. Biaya 100 90
2. Manfaat 75 85
3. Waktu 80 75
4. Efektifitas 80 85
5. Politik 90 90
6. Administrasi 85 80
7. Pemerataan/Keadilan 90 90
8. Sosial budaya 90 90
9. Hukum 90 90
10. Lingkungan 80 90
Total 860 865
Prioritas II I

Penjelasan :
Berdasarkan tabel di dapatkan hasil bahwa alternatif pemecahan
pencahayaan tidak memenuhi syarat prioritas pertama adalah
memberikan penyuluhan tentang pencahayaan yang memenuhi syarat
dan prioritas kedua memasang fiberglass pada atap rumah untuk
menambah pencahayaan alami di rumah warga Kebonsari RT 01/
RW I Kota Surabaya pada April 2016.
74

Tabel III.4
Analisa Alternatif Pemecahan Masalah Kurang Membersihkan
Rumah dan halaman rumah Di Kebonsari RT 01/RW I Surabaya
No. Kriteria Penilaian (70-100)
Penyuluhan Membuat jadwal untuk
membersihkan rumah
dengan anggota
keluarga

1. Biaya 75 80
2. Manfaat 90 80
3. Waktu 90 80
4. Efektifitas 95 80
5. Politik 85 80
6. Administrasi 80 75
7. Pemerataan/Keadilan 85 75
8. Sosial budaya 80 80
9. Hukum 80 80
10. Lingkungan 85 80
Total 845 790
Prioritas I II
Penjelasan :
Berdasarkan tabel di dapatkan hasil bahwa alternatif pemecahan
masalah kurangnya kebersihan rumah dan halaman prioritas pertama
adalah memberikan penyuluhan tentang pentinya kebersihan
lingkungan dan prioritas kedua membuat jadwal untuk membersihkan
rumah dan halaman rumah warga warga Kebonsari RT 01/ RW I
Kota Surabaya pada April 2016.
75

h. Pengambilan Keputusan
1) Meganalisis Keputusan
Tabel III.5
Analisis Keputusan Masalah Pencahayaan Tidak Memenuhi
Syarat Di Kebosari RT 01/ RW I Surabaya
Penilaian (1-5)
No. Kriteria Memasang
Penyuluhan
fyberglass
1. Resiko 4 5
2. Sasaran 3 4
3. Pemecahan 4 5
4. Waktu 3 4
5. Biaya 4 5
Total 19 21
Prioritas II I

Tabel III.6
Analisis Keputusan Masalah Pencahayaan Tidak Memenuhi Syarat
Di Kebosari RT 01/ RW I Surabaya
Penilaian (1-5)
Membuat
jadwal
No. Kriteria kebersihan
Penyuluhan
dengan
anggota
keluarga
1. Resiko 4 5
2. Sasaran 4 4
3. Pemecahan 4 3
4. Waktu 3 2
5. Biaya 3 3
Total 18 17
Prioritas I II

2) Pengambilan Keputusan
a) Berdasarkan hasil analisis keputusan, maka diputuskan bahwa
prioritas utama alternati pemecahan masalah pencahayaan
tidak memenuhi syarat adalah dengan memasang genteng kaca
dan prioritas kedua yaitu dengan membuka jendela
76

b) Berdasarkan hasil analisis keputusan, maka diputuskan


alternatif pemecahan masalah kurang membersihkan rumah
dan halaman rumah adalah dengan melakukan kerja bakti dan
kemudian di lanjutkan prioritas kedua yaitu penyuluhan.

3) Merencanakan Kegiatan
Tabel III.7
Rencana Kegiatan POA (Plan Of Action)
Di Kebonsari RT 01 RW I

Penanggung Waktu
No Jenis Kegiatan
Jawab Pelaksanaan
1. Rapat penyusunan panitia / Eliya 21 April 2016
tim pelaksana kegiatan dan
pembagian tugas
2. Rapat koordinasi dengan Enggrit 22 April 2016
instansi terkait
(RT/RW/Kepala Desa)
3. Pemberian surat/informasi Nirza 23 April 2016
kepada warga Kelurahan
Kebonsari
4. Penyiapan alat dan bahan Indri 24 April 2016
5. Rapat koordinasi dan Eliya 25 April 2016
pengecekan bahan, alat dan
lain-lain
6. Pelaksanaan kegiatan Indri, Eliya, 26 April 2016
penyuluhan pencahayaan Enggrit,
yang memenuhi syarat dan Nirza
pentingnya kebersihan
rumah dan halaman rumah +
Evaluasi
7. Penyusunan Laporan Indri, Eliya, 27 pril
Enggrit, 2016
Nirza

i. Kesimpulan dan Saran


1) Kesimpulan
 Dari hasil survey rumah sehat di RT 01 RW I Kelurahan
Kebonsari, ditemukan masalah yang menjadi prioritas
pertama, yaitu sebesar 85 % rumah warga memiliki
pencahayaan yang tidak memenuhi syarat dan prioritas kedua
77

yaitu kurang membersihkan lingkungan rumah dan halaman


rumah sebesar 20% pada bulan April 2016.
 Dari hasil analisa masalah didapatkan sebab untuk
permasalahan pencahayaan yang tidak memenuhi syarat dan
kurangnya kebersihan lingkungan rumah yaitu kurangnya
pengetahuan warga dan tingkat perilaku (kebiasaan).
 Hasil dari analisa alternative masalah didapatkan dari dua
kegiatan penyusunan altternative diambil masing-masing 2
alternative terpilih
(prioritas I dan prioritas II). Maka diperoleh 4
alternative.Masalah pencahayaan tidak memenuhi syarat,
analisa alternatifnya adalah : penyuluhan dan pemasangan
fyberglass sedangkan masalah kurangnya membersihkan
rumah dan halaman rumah analisa alternatifnya adalah
penyuluhan warga dan membuat jadwal kebersihan untuk
anggota keluarga.
2) Saran
- Sebaiknya petugas kesehatan atau petugas pukesmas
memberikan penyuluhan pentingnya pencahayaan yang
memenuhi syarat dan kebersihan lingkungan rumah
- Agar ligkungan rumah menjadi bersih, nyaman, dan tidak
menjadi sumber penularan penyakit maka penghuni rumah
harus sadar akan pentingnya sarana sanitasi, keadaan rumah
yang baik dengan melakukan kegiatan bersih-bersih rumah
setiap hari, dan supaya keadaan rumah tidak gelap
(pencahayaan memenuhi syarat) maka perlu upaya seperti
pemasangan fyberglass pada atap rumah.
78

 Hasil Survey  Hasrini Indrias Tutik (P27833113086)


1. Uraian Masalah
Tahap 1 : Penemuan Masalah
Adapun masalah yang ditemukan di pemukiman penduduk Kebonsari
Gang VI dan VII Kelurahan Jambangan RT 4 RW 2 Kota Surabbaya ,
sesuai dengan hasil survey rumah sehat pada tanggal 12 April – 14 April
2016 berupa penilaian kurang / tidak memenuhi syarat rumah sehat yaitu:
Tabel III.1
Temuan Masalah di Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2 Tahun
2016
No Masalah Satuan Prosentase
1. Jendela tidak memenuhi syarat 25 62,5%
2. Ventilasi tidak memenuhi syarat 27 67,5%
3. Tidak ada ventilasi 3 7,5%
4. Pencahayaan kurang 27 67,5%
5. Lubang asap dapur tidak memenuhi
20 50%
syarat
6. Tidak adanya lubang asap dapur 9 22,5%
7. Kepadatan penghuni 11 27,5%
8. Kandang hewan peliharaan tidak
12 30%
terpisah dengan rumah
9. SPAL tidak memenuhi syarat 20 50%
10. Tempat sampah tidak memenuhi
18 45%
syarat
11. Terdapat jentik 8 20%
12. Terdapat tikus 20 50%

Dari tabel diatas dapat diketahui masalah yang tertinggi di Kebonsari


gang VI dan VII RT 4 RW 2 adalah masalah ventilasi tidak memenuhi
syarat, pencahayaan kurang, jendela tidak memenuhi syarat, lubang asap
dapur tidak memenuhi syarat, dan terdapat tikus.
79

a. Penentuan Prioritas Masalah


Tabel III.2
Prioritas Masalah di Kebonsari Gang VI dan VII RT 4
RW 2 Tahun 2016
Nilai (1-5)
Total
No Masalah Mudah Prioritas
Gawat Mendesak skor
ditangani
1. Jendela tidak 2 2 2 6 VI
memenuhi syarat
2. Ventilasi tidak 2 3 2 7 V
memenuhi syarat
3. Tidak ada ventilasi 3 3 2 8 IV
4. Pencahayaan tidak 3 4 4 11 I
memenuhi syarat
5. Lubang asap dapur 2 3 3 8 IV
tidak memenuhi
syarat
6. Tidak adanya 3 2 2 7 V
lubang asap dapur
7. Kepadatan 2 3 1 6 VI
penghuni
8. Kandang hewan 3 3 3 9 III
peliharaan tidak
terpisah dengan
rumah
9. SPAL tidak 2 1 4 7 V
memenuhi syarat
10. Tempat sampah 2 3 5 10 II
tidak memenuhi
syarat
11. Terdapat jentik 3 2 3 8 IV
12. Terdapat tikus 3 3 3 9 III
Keterangan :
- Gawat  1 : sangat tidak gawat
2 : tidak gawat
3 : cukup gawat
4 : gawat
5 : sangat gawat
- Mendesak  1 : sangat tidak mendesak
2 : tidak mendesak
3 : cukup mendesak
80

4 : mendesak
5 : sangat mendesak
- Mudah ditangani  1 : Sangat tidak mudah ditangani
2 : tidak mudah ditangani
3 : cukup mudah ditangani
4 : mudah ditangani
5 : sangat mudah ditangani
Dari tabel prioritas masalah diatas terpilih 2 prioritas masalah
tertinggi yaitu tempat sampah tidak memenuhi syarat yang merupakan
prioritas masalah pertama (I) setelah itu prioritas nomor dua (II) yaitu
terdapat jentik.
b. Rumusan Masalah
Dalam merumuskan masalah, kami menggunakan cara
ADISKABAG, yaitu:
1) A, apa masalahnya?
2) Di, dimana terjadi permasalaha tersebut?
3) S, siapa yang mempunyai/mendapati masalah tersebut?
4) Ka, kapan masalah tersebut terjadi?
5) Bag, bagaimana parahnya masalah? (dalam bentuk persentase)
Adapun rumusan masalah di lingkungan pemukiman
Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2 Kelurahan Kebonsari Kota
Surabaya April 2016 adalah sebagai berikut :
1) Masih ditemukannya pencahayaan yang tidak memenuhi syarat di
rumah warga Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2 Kelurahan
Kebonsari pada tanggal 13 April 2016 sebesar 67,5%.
2) Masih ditemukannya tempat sampah yang tidak memenuhi syarat
di rumah warga Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2
Kelurahan Kebonsari pada tanggal 13 April 2016 sebesar 45%.
81

Tahap 2 : Analisis / Diagnosis Masalah


a. Analisis Masalah
1. Pencahayaan tidak memenuhi syarat
Sebab yang sebenarnya :
- Perilaku (kebiasaan tidak membuka jendela)
- Tingkat pengetahuan
2. Tempat sampah tidak memenuhi syarat
- Tingkat pengetahuan kurang
- Perilaku

Tahap 3 : Pemecahan Masalah


a. Rumusan Tujuan
Berdasarkan permasalahan tersebut dapat dirumuskan tujuan sebegai
berikut :
1) Terdapat pencahayaan yang kurang di rumah warga Kebonsari
Gang VI dan VII RT 4 RW 2 Kelurahan Kebonsari Kota Surabaya
pada tanggal 18 April 2016 sebesar 20%.
2) Tempat sampah di Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2
Kelurahan Kebonsari Kota Surabaya pada tanggal 18 April 2016
sebesar 15%.
b. Alternatif Pemecahan
1) Pencahayaan tidak memenuhi syarat
a. Perilaku
- Memasang fyberglass pada atap rumah
- Membuka jendela dengan benar
b. Tingkat pengetahuan
- Memberi penyuluhan
- Mengadakan sosialisasi
2) Tempat sampah yang tidak memenuhi syarat
a) Tingkat pengetahuan kurang
- Mengadakan penyuluhan
- Mengadakan sosialisasi
82

b) Perilaku
- Memberi penyuluhan
- Memanfaatkan barang bekas sebagai tempat sampah
c. Analisa Alternatif
Berikut ini adalah tabel analisis pemecahan masalah yang dilihat
berdasarkan hasil alternatif pemecahan masalah
Tabel III.3
Analisis alternatif masalah pencahayaan tidak memenuhi
syarat
Nilai (skor 70-100)
No. Kriteria
Penyuluhan Memasang fiberglass
1. Biaya 90 85
2. Manfaat 85 80
3. Efektivitas 90 85
4. Politis 85 85
5. Administratif 85 85
6. Hukum 85 85
7. Pemerataan/Keadilan 95 90
8. Waktu 95 90
9. Sosial Budaya 80 80
10. Lingkungan 90 90
Jumlah 880 855
Prioritas I II
Penjelasan :
Berdasarkan tabel di dapatkan hasil bahwa alternatif pemecahan
pencahayaan tidak memenuhi syarat prioritas pertama adalah
memberikan penyuluhan tentang pencahayaan yang memenuhi
syarat dan prioritas kedua memasang fiberglass pada atap rumah
untuk menambah pencahayaan alami di rumah warga Kebonsari
Gang VI dan VII RT 4 RW 2 Kelurahan Kebonsari Kota Surabaya
pada April 2016.
83

Tabel III.4
Analisis alternatif masalah tempat sampah tidak memenuhi
syarat
Nilai (skor 70-100)
No. Kriteria Memanfaatkan
Penyuluhan
barang bekas
1. Biaya 85 90
2. Manfaat 80 85
3. Efektivitas 85 90
4. Politis 80 80
5. Administratif 85 90
6. Hukum 80 80
7. Pemerataan/Keadilan 95 90
8. Waktu 85 90
9. Sosial Budaya 85 85
10. Lingkungan 90 95
Jumlah 850 875
Prioritas II I
Penjelasan :
Berdasarkan tabel di dapatkan hasil bahwa alternatif pemecahan
tempat sampah tidak memenuhi syarat prioritas pertama adalah
memberikan memanfaatkan barang bekas dan prioritas kedua
member penyuluhan tentang tempat sampah yang memenuhi
syarat di rumah warga Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2
Kelurahan Kebonsari Kota Surabaya pada April 2016.

Tahap 4 : Pengambilan Keputusan


Tabel III.5
Analisis Keputusan Masalah Pencahayaan Tidak Memenuhi Syarat
Penilaian (Skor 1-5)
No. Kriteria Penilaian
Penyuluhan Membuat Fyberglass
1. Resiko 3 4
2. Sasaran 4 3
3. Biaya 4 3
4. Waktu 4 3
Pemecahan
5. 4 3
Masalah
Jumlah 19 16
Prioritas I II
84

Tabel III.6
Analisis Keputusan Masalah Tempat Sampah Tidak Memenuhi
Syarat
Penilaian (Skor 1-5)
No. Kriteria Penilaian Memanfaatkan barang
Penyuluhan
bekas
1. Resiko 3 4
2. Sasaran 5 4
3. Biaya 3 5
4. Waktu 5 4
Pemecahan
5. 5 5
Masalah
Jumlah 21 22
Prioritas II I

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis keputusan yang telah dilkukan, maka dapat
disimpulkan bahwa penyuluhan merupakan prioritas pertama untuk
alternatif kegiatan yang dilakukan tentang masalah pencahayaan yang
tidak memenuhi syarat, disusul prioritas yang kedua yaitu membuat
fiberglass. Dan untuk masalah tempat sampah tidak memenuhi syarat
prioritas pertama adalah memanfaatkan barang bekas , disusul prioritas
yang kedua yaitu penyuluhan.
85

2. Rencana kegiatan / POA (Plant Of Action)


Tabel III.7
Plant Of Action
Penanggung Waktu
No Jenis Kegiatan
Jawab Pelaksanaan

1. Rapat penyusunan panitia / tim Nirza dan 14 April 2016


pelaksana kegiatan Enggrit

2. Rapat koordinasi dengan instansi Enggrit 15 April 2016


terkait (RT/RW/Kepala Desa)

3. Pemberian surat/informasi kepada Nirza 16 April 2016


warga Kelurahan Kebonsari

4. Penyiapan alat dan bahan Indri 17 April 2016

5. Rapat koordinasi dan pengecekan Eliya 18 April 2016


bahan, alat dan lain-lain

6. Pelaksanaan kegiatan + Evaluasi Indri, Eliya, 19 April 2016


Enggrit,
Nirza

3. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
- Dari hasil penilaian survey rumah sehat di Kebonsari Gang VI dan
VII RT 4 RW 2 Kelurahan Kebonsari Kota Surabaya dapat
disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas masalah yaitu
pencahayaan tidak memnuhi syarat sebesar 67,5% dan tempat
sampah yang tidak memenuhi syarat sebesar 45%.
- Dari hasil analisa masalah didapatkan sebab untuk permasalahan
pencahayaan dan tempat sampah yang tidak memenuhi syarat
86

yaitu kurangnya pengetahuan warga dan tingkat perilaku


(kebiasaan).
- Hasil dari analisa alternative masalah untuk permasalahan
pencahayaan tidak memenuhi syarat didapatkan dua alternative
yaitu penyuluhan dan membuat fyberglass, sedangkan untuk
permasalahan ventilasi yang tidak memenuhi syarat didapatkan
dua alternative yaitu penyuluhan dan memanfaatkan barang bekas
seperti tong untuk dijadikan tempat sampah.
- Hasil dari pengambilan keputusan untuk permasalahan
pencahayaan yang tidak memenuhi syarat adalah dengan
memberikan penyuluhan tentang pentingnya pencahayaan di
dalam rumah, sedangkan untuk permasalahan tempat sampah yang
tidak memenuhi syarat yaitu dengan memanfaatkan barang bekas
seperti tong untuk dijadikan tempat sampah dan kegiatan Plan of
Action dilakukan oleh petugas sanitarian dan mahasiswa pada
tanggal 19 April 2016.
b. Saran
Dari hasil observasi pemecahan masalah kesehatan lingkungan
terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki agar dapat bermanfaat
bagi masyarakat di Kebonsari Gang VI dan VII RT 4 RW 2
Kelurahan Kebonsari Kota Surabaya Untuk menyelesaikan masalah
tentang pencahayaan dan tempat sampah yang tidak memenuhi syarat
diharapkan petugas puskesmas atau petugas kesehatan memberikan
penyuluhan tentang pentingnya pencahayaan dan tempat sampah yang
memenuhi syarat agar pengetahuan masyarakat berkembang sehingga
masyarakat terhindar dari penyakit berbasis lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai