Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PHASE CONTRAS

Magnetic Resonance Imaging


Dosen Pengampu : Emi Murniati, S.ST, M.Kes

Disusun oleh Kelompok 2


Kelas 4C
1. Afif Naufal Hisyam (P1337430215061)
2. Sarika Setya Putri (P1337430215007)
3. Ayu Yuliana Fajriyah (P1337430215013)
4. Fauzia Itsna Devrilia (P1337430215038)
5. Indah Apriyani (P1337430215047)
6. Karina Widya Armelia (P1337430215077)
7. Taufik Hidayat (P1337430215082)
8. Qotrunada Amadea (P1337430215032)
9. Salis Nurbaiti (P1337430215015)
10. Arwinny Pratiwi (P1337430215005)
11. Rizky Aditya Nugraha (P1337430215053)
12. Novelin Safitri Maulida (P1337430215072)
13. Ika Kurnia Dewi (P1337430215018)

PRODI DIV TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teknik MRI Lanjut II dengan judul “Makalah
Phase Contras Imaging”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teknik MRI Lanjut II
serta diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi mengenai Fase
Kontras pada MRI.
Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Emi Murniati, SST, M.Kes
selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik MRI Lanjut II, yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, Oktober 2018


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
C. Manfaat Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Phase Contrast Imaging.................................................... 3
B. Basic Prinsip dari Phase Contrast MR Angiography ......................... 3
1. Gradient Flow Imaging.................................................................. 3
2. Gambaran Magnitude dan Gambaran Fase .................................. 5
3. Kecepatan Encoding ...................................................................... 6
4. Kuantifikasi Aliran ........................................................................ 7
C. Mm Sejarah 4DFlow MRI (Phase Contrast MRA) ........................... 7
D. Akuisisi Intracranial 4DFlow MRI ................................................... 8
E. Keuntungan Phase Contrast MRA .................................................... 11
F. Kekurangan Phase Contrast MRA ..................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, MRI dapat menampilkan gambaran pembuluh darah tanpa
memasukkan media kontras kedalam pembuluh darah dan tidak menggunakan radiasi
pengion dalam proses pengambilan data. Sekuen pemeriksaan ini dikenal dengan istilah
Magnetic Resonance Angiography (MRA). MRA adalah metode pencitraan diagnostik
yang dapat menampilkan gambaran pembuluh darah dengan memaksimalkan intensitas
sinyal dari flowing spin dan meminimalkan intensitas sinyal dari jaringan di
sekitarnya/stasionary spin.
MRA digunakan untuk menghasilkan gambar-gambar jalur pembuluh darah arteri
dengan tujuan pendeteksian stenosis (penyempitan yang tidak normal) atau aneurysms
(pembesaran dinding pembuluh, kemungkinan akan terjadinya pemecahan pembuluh
darah). MRA biasa digunakan pada bagian leher dan otak, bagian dada dan aorta perut,
arteri ginjal, dan kaki. Pada dasarnya terdapat beberapa metode yang digunakan dalam
mendeteksi kelainan pada pembuluh darah misalnya dengan menggunakan kontras melalui
pengaturan komponen (agent) kontras paramagnetik (gadolinium) yang biasa dikenal
dengan metode Contrast-Enhanced Magnetic Resonance Angiography (CEMRA), maupun
tanpa menggunakan media kontras atau menggunakan metode yang disebut Time Of Flight
(TOF) MRA dan Phase Contrast (PC) MRA.
Selain teknik Phase Contrast (PC) MRA tidak membutuhkan media kontras, metode
ini juga mirip dengan angiografi konvensional dimana keduanya menyebabkan
pengurangan sinyal dari jaringan statis. Hasilnya hanya sinya dari aliran darah yang terlihat
pada angiogram. Mekanisme yang bertangung jawab untuk membangkitkan sinyal pada PC
adalah pergerakan dari darah. Perbedaan dari aliran darah dengan jaringan statis pada PC
diperoleh dengan cara memanipulasi fase magnetisasi.sehingga fase magnetisasi nol untuk
jaringan statis dan tidak nol untuk jaringan bergera (Rubin et al, 2009). Salah satu
tantangan utama PCA yaitu berkaitan dengan kebutuhan operator untuk memilih secara
tepat gradient kecepatan encoding.

1
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai tambahan sumber pengetahuan bagi
pembaca mengenai teknik Magnetic Resonance Angiography (MRA) secara khusus tentang
Phase Contrast (PC) MRA dimana didalam makalah ini mengupas secara rinci tentang
pengertian Phase Contrast (PC) MRA, prinsip dasar Phase Contrast (PC) MRA, sejarah
Phase Contrast (PC) MRA, akuisisi pada Phase Contrast (PC) MRA, display Phase
Contrast (PC) MRA, dan aplikasi klinis Phase Contrast (PC) MRA.
C. MANFAAT PENULISAN
Membantu mahasiswa untuk lebih memahami tentang Fase Kontras pada
Pemeriksaan Magnetic Resonance Angiography.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Phase Contrast Imaging


Pencitraan fase kontras (PC) adalah teknik yang digunakan untuk menghasilkan
gambar MRA atau untuk mendapatkan gambar aliran dengan pengkodean cepat. Hal ini
umumnya digunakan untuk kuantifikasi aliran atau dalam evaluasi tingkat keparahan
stenosis luminal, terutama di arteri serebral dan ginjal. Pencitraan PC juga dapat digunakan
sebagai localizer untuk planning sekuens kontras enhancement.

B. Basic Prinsip dari Phase Contrast MR Angiography


PC MRA (PCA) mirip dengan angiografi konvensional dimana keduanya
menyebabkan pengurangan sinyal dari jaringan statis. Hasilnya hanya sinyal dari aliran
darah yang terlihat pada angiogram. Disisi lain, PC MRA berbeda dengan angiografi
konvensional karena pada teknik PC MRA tidak dibutuhkan pemberian zat kontras.
Mekanisme yang bertanggung jawab untuk membangkitkan sinyal pada PC adalah
pergerakan dari darah. Perbedaan antara aliran darah dan jaringan statis pada teknik PC
diperoleh dengan cara memanipulasi fase magnetisasi sehingga fase magnetisasi nol untuk
jaringan statis dan tidak nol untuk jaringan bergerak.
1. Gradient flow encoding
Pencitraan PC memanfaatkan fase shifts (pergeseran fase) yang diinduksi oleh
kecepatan untuk membedakan aliran darah dari jaringan stasioner. Hal ini biasanya
dilakukan menggunakan teknik GRE intercorporating bipolar 'gradien flow-encoding'.
Sebuah gradien flow-encoding terdiri dari sepasang gradien yang sama besarnya,
tetapi dengan polaritas berlawanan (gradien bipolar). Lobus pertama menyebabkan spin
dephasing, sedangkan lobus kedua (dengan amplitudo yang sama tetapi tanda
kebalikannya) menginduksi spin untuk rephasing. Sebuah gradien bipolar, dengan
demikian, tidak menyebabkan fase shifts pada jaringan stasioner. Namun, proton yang
bergerak sepanjang arah gradien tidak akan terkena dua lobus gradien pada intensitas
yang sama dan akan menghasilkan pergeseran fasa, sebanding dengan kecepatan
gerakan (Gambar 13.4). Setelah aplikasi lobus pertama dari gradien bipolar, proton

3
akan bergerak sepanjang arah gradien dan akan berada di posisi yang berbeda pada saat
lobus kedua diterapkan.
Proton yang bergerak akan mengalami medan magnet dengan intensitas yang
berbeda (lebih kuat atau lebih lemah, berdasarkan arah gerakan) dibandingkan dengan
yang dihasilkan oleh lobus pertama. Dengan demikian, dengan proton yang bergerak
(aliran darah), dephasing tidak akan sama dengan rephasing, dan proton akan
mengakumulasi pergeseran fasa bersih relatif terhadap proton stasioner. Besarnya
pergeseran fasa tergantung pada arah proton yang bergerak dan sebanding dengan
kecepatannya.
Untuk menghasilkan gambar MR dengan teknik ini, gradien flow-encoding
diterapkan di tiga arah menghasilkan tiga set data terpisah (2 arah untuk pencitraan
2D). Satu set data tambahan diperoleh tanpa aplikasi gradien flow-encode (mask data
set). Empat set data kemudian digabungkan untuk merekonstruksi gambar magnitude
dan fase.

Gambar 13.4 Efek diferensial dari gradien bipolar pada proton stasioner dan
bergerak. Sebuah pembuluh darah secara skematis diwakili dengan lumen (A) dan

4
jaringan sekitarnya (B) dipisahkan oleh dinding pembuluh darah. Perilaku pemindahan
proton hypothetical (a) yang berhubungan dengan aliran darah dan proton stasioner (b)
yang berhubungan dengan jaringan perivaskular digambarkan dalam kondisi aliran
yang berbeda. Panel atas menggambarkan situasi 'tidak mengalir'. Dalam keadaan ini,
penerapan gradien bipolar sepanjang arah slice-selektif (Gss) menghasilkan tidak
adanya pergeseran fasa bersih untuk proton a (intraluminal) dan proton b
(perivaskular). Efek dari lobus positif sempurna diimbangi oleh lobus negatif. Pada
gambar yang dihasilkan, tidak ada diferensiasi peningkatan terkait aliran yang
diperoleh (A = B). Di panel tengah (mensimulasikan aliran arteri), proton a bergerak
sepanjang arah-z (kepala-ke-kaki). Dengan aplikasi lobus positif dari gradien, proton
akan mengalami medan magnet dengan kekuatan tertentu, tetapi pada saat gradien
dibalik maka akan berada pada posisi yang berbeda dan terkena medan magnet yang
lebih kuat dibandingkan dengan proton stasioner. b. Dalam hal ini, proton a,
mengakumulasi pergeseran fase positif relatif terhadap proton b, dan ini dapat
digunakan untuk menghasilkan gambar dengan kontras intravaskular positif (A> B).
Intensitas sinyal yang dihasilkan berbanding lurus dengan kecepatan dan arah proton
yang bergerak. Panel bawah (mensimulasikan aliran vena) menggambarkan efek
penerapan gradien bipolar dalam situasi di mana proton a bergerak dengan kecepatan
yang sama, tetapi dalam arah yang berlawanan (kaki-ke-kepala) dibandingkan dengan
simulasi sebelumnya. Dalam hal ini, proton mengakumulasi pergeseran fase negatif
relatif terhadap proton b, dengan gambar yang sesuai yang dicirikan oleh kontras
intravaskular negatif (A <B).

2. Gambaran Magnitude dan Gambaran Fase


Efek yang berbeda dari gradien flow-encoded pada stasioner versus jaringan yang
bergerak dapat digunakan untuk menghasilkan kontras gambar antara struktur latar
belakang dan pembuluh darah (gambar besarnya) serta untuk memperoleh peta
kecepatan aliran (gambar fase). Dalam kasus pertama, gambar anatomi diperoleh
dengan menetapkan nilai spesifik dari intensitas sinyal ke setiap voxel gambar,
berdasarkan besarnya kecepatan yang diukur. Dalam kasus kedua, peta kecepatan
aliran dihasilkan dari pergeseran fasa turunan. Dalam gambar fase, intensitas sinyal di

5
setiap voxel berbanding lurus dengan kecepatan aliran (pergeseran fasa), tetapi juga
terkait dengan arah aliran. Dibandingkan dengan jaringan stasioner, sinyal yang lebih
terang dikaitkan dengan pergeseran fase positif dan sinyal yang lebih gelap dikaitkan
dengan pergeseran fase negatif.

3. Kecepatan Encoding
Seperti dijelaskan di atas, amplitudo pergeseran fasa sebanding dengan kecepatan
proton yang bergerak. Dengan demikian, kecepatan aliran dapat diturunkan dengan
mengukur pergeseran fasa (mulai dari -180 ° hingga +180 °). Kecepatan proton
maksimum yang dapat diukur (sesuai dengan pergeseran fasa 180 °) disebut sebagai
Venc (atau kecepatan pengkodean). Operator mengatur parameter ini pada saat akuisisi
gambar. Ketika nilai Venc tertentu dipilih, sistem MR memodifikasi kekuatan gradien
flow-encoding, sehingga proton yang bergerak pada kecepatan yang sesuai dengan
Venc akan menghasilkan pergeseran fasa 180 °. Jika proton bergerak lebih cepat
daripada Venc yang dipilih, pergeseran fase akan lebih besar dari 180 ° dan ini akan
disalahartikan sebagai aliran ke arah yang berlawanan (aliasing). Dengan demikian,
aliasing akan terjadi untuk kecepatan aliran darah yang jauh lebih tinggi daripada Venc
preset. Di sisi lain, pengukuran kecepatan yang tidak akurat diperoleh ketika Venc
yang dipilih terlalu tinggi dalam kaitannya dengan kecepatan aliran yang diukur.
Pengukuran yang akurat menggunakan teknik PC tergantung pada pemilihan Venc
yang tepat (sedikit lebih tinggi dari kecepatan maksimum sebenarnya) dan bidang
akuisisi tegak lurus terhadap pembuluh yang discanning (Tabel 13.2)

6
4. Kuantifikasi aliran
Kuantifikasi aliran dengan pencitraan PC didasarkan pada akuisisi EKGgated dari
beberapa gambar 2D dalam satu bidang tunggal. Gambar dapat dilihat sebagai loop
sinus dan juga dapat disebut sebagai PC-MRA cine. Dengan cara ini, in-plane flow
(bidang pencitraan sejajar dengan aliran pembuluh) atau through-pane flow (bidang
pencitraan tegak lurus terhadap aliran pembuluh) dapat divisualisasikan dan diukur.
Dengan pencitraan in-plane flow, gradien flow-encoding diterapkan dalam fase dan
arah frekuensi encoding, dan gambar sepanjang sumbu panjang pembuluh akan bisa
diperoleh. Dengan pencitraan in-plane flow, gradien velocity-encoding diterapkan
dalam arah pemilihan slice dan gambar sepanjang sumbu transversal pembuluh.
Menggunakan EKG gating, rangkaian gambar dapat menampakkan variasi
temporal aliran darah selama siklus jantung. Kecepatan aliran darah dan volume dapat
diukur dari kurva aliran / waktu. Kecepatan aliran puncak di stenosis juga dapat diukur
dan gradien tekanan puncak dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan
Bernoulli yang dimodifikasi (gradien tekanan = 4xVmax 2) untuk menentukan
signifikansi hemodinamik dari stenosis.
Dengan teknik 3D PC, flow-encoding secara bersamaan diperoleh dalam tiga
arah. Teknik ini mampu memberikan aliran pembuluh dalam 3D, tetapi menmberikan
beberapa kerugian penting. Waktu pemindaian yang lama diperlukan untuk
menerapkan gradien dalam tiga arah. Aliran turbulen dapat menginduksi intravoxel
dephasing dan konsekuensi putus sinyal. Fenomena ini dapat menyebabkan adanya
gambaran stenosis yan terlalu tinggi tingkat keparahannya. Di sisi lain, dalam beberapa
aplikasi klinis seperti MRA ginjal, sinyal dephasing diamati pada gambar PC 3D
digunakan untuk mengkonfirmasi signifikansi fungsional dari stenosis.

C. Mm Sejarah 4DFlow MRI (Phase Contrast MRA)


Aliran darah berada dalam berbagai penyakit. Namun, metode klinis yang layak
untuk mengevaluasi aliran arteri dan vena intrakranial telah dibatasi. Dengan kemajuan
terbaru, kecepatan darah dapat diukur dengan ultrasound Doppler transkranial, magnetic
resonance imaging (MRI) dan berpotensi oleh digital subtraction angiography (DSA). Dari
modalitas ini, MRI adalah pilihan pencitraan yang menarik karena sifatnya yang non-

7
invasif, kemampuan untuk menggambarkan pembuluh darah dengan geometri kompleks,
resolusi spasial tinggi dan kemampuan untuk berkorelasi baik dengan fitur pencitraan
lainnya. Kemampuan untuk mengukur kecepatan oleh aliran dikodekan MRI ditunjukkan
oleh Moran pada tahun 1983, tak lama setelah MR diimplementasikan untuk pencitraan
klinis. Menggunakan pengkodean aliran strategi ini diimplementasikan untuk 2D dan 3D
akuisisi oleh Dumoulin dan aplikasi klinis untuk pencitraan aliran vaskular diperluas oleh
Pelc,dkk dan Wigstrom,dkk. Namun, penggunaan umum pencitraan aliran dibatasi oleh
waktu akuisisi yang panjang, implementasi yang kompleks dan artefak gerak. Akibatnya,
selama beberapa dekade pengukuran aliran dengan MRI hanya memainkan peran kecil
dalam penilaian neurovaskular.
Baru-baru ini, teknologi substansial telah dikembangkan yang telah memperluas
peluang pada penilaian aliran dengan MRI. Termasuk gradien pencitraan yang lebih cepat,
lebih kuat, dan lebih stabil, teknologi phase array receiver, dan order peningkatan
magnitude dalam rekonstruksi hardware. Pencitraan aliran 3D (4DFlow) untuk diperoleh
dengan resolusi yang relevan secara klinis dalam waktu pencitraan yang relatif singkat.
4DFlow mengakuisisi gambar volumetrik yang memungkinkan visualisasi retrospektif dan
kuantifikasi medan aliran yang kompleks.
Aplikasi klinis dari 4DFlow MRI sekarang berkembang dan 4DFlow meningkat
digunakan untuk melengkapi MRI dan pemeriksaan MRA. Kemampuan mengukur
kecepatan secara kuantitatif dengan banyak aplikasi dalam pencitraan neurovaskular.

D. Akuisisi Intracranial 4DFlow MRI


Ketika sebuah spin bergerak sepanjang medan magnet, gradien perubahan frekuensi
resonasinya sedangkan untuk spin statis, frekuensi resonansi akan tetap konstan. Jadi, jika
gradien diterapkan untuk beberapa waktu dan gradien yang sama dan berlawanan
diterapkan untuk waktu yang sama (aliran encoding gradien) berputar statis akan berputar
lebih cepat dan kemudian lebih lambat sehingga perubahan bersih dalam frekuensi
(kecepatan putaran) adalah nol . Untuk putaran yang bergerak, frekuensi yang lebih cepat
dan lambat tidak akan dibatalkan. Untuk setiap putaran, ini menghasilkan pergeseran fasa
pada sinyal yang diperoleh yang secara langsung proporsional terhadap kecepatan. Jika
gradien pengodean aliran cukup kecil dan gerakannya koheren (misalnya aliran darah)

8
perbedaan fasa dalam sinyal yang dideteksi berbanding lurus dengan kecepatan rata-rata
dalam voxel yang diinginkan. Perbedaan fase ini hanya terdeteksi hingga ± 180 ° di setiap
arah dan kecepatan minimum yang menyebabkan rotasi 180 ° adalah pengkodean
kecepatan, Venc. Karena rentang dinamis tetap ini, untuk menghindari aliasing, Venc harus
dipilih hanya sedikit lebih tinggi daripada kecepatan maksimum yang diharapkan. Seperti
yang ditunjukkan pada Gambar. 1, untuk angiogram yang dihasilkan dari akuisisi aliran
4D, ada tradeoff antara kepekaan terhadap aliran lambat dan kisaran kecepatan yang dapat
dideteksi. Dalam beberapa kasus, seperti dalam kasus pencitraan aliran vena, pengkodean
kecepatan dipilih untuk memaksimalkan sinyal dari aliran lambat dan aliasing kecepatan
yang lebih tinggi diidentifikasi dan diterima dalam gambar sebagai kehilangan sinyal.

Gambar. 1 Proyeksi intensitas maksimum yang terbatas (MIPS) dari angiogram yang
dihasilkan dari akuisisi 4DFlow dengan Venc dari 80, 40, 20 dan 10 cm / s. Saat Ven
berkurang menjadi 10 cm / detik visualisasi pembuluh arteri besar berkurang. Pada
pembuluh ini, nilai-nilai kecepatan yang terukur tidak dapat diandalkan karena terbatasnya
rentang kecepatan kecepatan terdeteksi. Pada saat yang sama, visualisasi struktur vena
yang mengalir lambat ditingkatkan sebagai V enc berkurang
4DFlow MRI didasarkan pada RF dan gradien bergas 3D gradien gema urutan (yaitu
SPGR / FLASH / TFE / Fast FE). Mulai dari urutan standar, aliran encoding gradien
disisipkan setelah eksitasi dan sebelum pembacaan imaging, seperti ditunjukkan pada

9
Gambar. 2. Ini meningkatkan waktu echo (TE) dan pengulangan time (TR) oleh ~ 1–3 ms
tergantung pada kinerja V enc dan scanner gradient. Selanjutnya, untuk mengukur aliran
dalam 3 arah setidaknya 4 gambar harus dikumpulkan dengan arah gradien pengaliran
aliran yang berbeda, 1 untuk fase latar belakang dan 1 untuk setiap arah. Implementasi
yang khas menyisipkan pengkodean ini. Akhirnya, gating jantung dimasukkan baik
meskipun pemicuan prospektif atau retrospektif. Untuk aplikasi intrakranial biasanya 10-
20 fase jantung diperoleh. Hal ini mengakibatkan waktu jantung menyelesaikan volume
3D, yang dikurangi untuk menghasilkan aliran medan (Gambar 3). Mempertimbangkan
peningkatan TR, kebutuhan untuk setidaknya 4 pengkodean aliran, dan minimum 10 fase
jantung, waktu akuisisi untuk pemeriksaan aliran 4D adalah ~ 50- 100x lebih lama
daripada pemindaian gema gradien tradisional, seperti yang digunakan untuk kontras yang
ditingkatkan angiografi.

Gambar. 2 Diagram urutan pulsa untuk Cartesian 4DFlow yang menunjukkan


gradien untuk (a) TR tunggal dan kombinasi pengkodean ini untuk sampel gated ECG (b).
Untuk setiap fase pengkodean, empat pengukuran diambil dengan pengkodean kecepatan
terpisah. Seperti yang ditunjukkan, satu gambar diperoleh dengan kompensasi aliran dan
pengkodean kecepatan berikutnya diperoleh pada sumbu x (merah), y (biru) dan z (hijau).
Untuk memperdagangkan resolusi sementara untuk waktu pemindaian, adalah umum untuk
mendapatkan bingkai jantung dengan berbagi tampilan. Dalam hal ini 3 baris k-space
dikumpulkan per pemicu jantung menghasilkan resolusi temporal 12 TR.

10
Gambar. 3 Sumber besarnya dan fase slice yang diambil dari akuisisi aliran 4D
dengan pengkodean kecepatan seperti pada Gambar. 2. Pengurangan fase-fase ini
menghasilkan gambar yang sebanding dengan kecepatan. Alat pasca-pemrosesan
menghasilkan bidang kecepatan 4D yang memungkinkan ekstraksi fitur-fitur medan aliran
seperti tegangan geser dinding, dan laju aliran, tekanan relatif dan juga memungkinkan
visualisasi pola kecepatan yang kompleks.

E. Keuntungan Phase Contrast MRA


1. PC MRA adala sequence berbasis kecepatan sesungguhnya, tidak didasarkan pada
pemasukan.
2. Penekanan latarbelakang yang sangat baik.
3. Kecepatan selektif.

F. Kekurangan Phase Contrast MRA


1. Waktu akuisisi yang lama (3D)
2. Sensitif terhadap flow artefact
3. Venc dependent.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PC MRA (PCA) mirip dengan angiografi konvensional dimana keduanya
menyebabkan pengurangan sinyal dari jaringan statis. Hasilnya hanya sinyal dari aliran
darah yang terlihat pada angiogram. Disisi lain, PC MRA berbeda dengan angiografi
konvensional karena pada teknik PC MRA tidak dibutuhkan pemberian zat kontras.
Mekanisme yang bertanggung jawab untuk membangkitkan sinyal pada PC adalah
pergerakan dari darah. Perbedaan antara aliran darah dan jaringan statis pada teknik PC
diperoleh dengan cara memanipulasi fase magnetisasi sehingga fase magnetisasi nol
untuk jaringan statis dan tidak nol untuk jaringan bergerak.

B. Saran
Pada saat pemeriksaan harus diperhatikan kenyamanan pasien karena Phase Contrast
MRA memerlukan waktu akuisisi yang lama.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mukherjee, Debabrata MD, Rajagopalan, Sanjay MD FACC. 2007. CT And MR Angiography Of


The Peripheral Circulation. India by Replika Pvt Ltd.

Turski1, Patrick. 2016. Neurovascular 4DFlow MRI (Phase Contrast MRA): emerging clinical
applications. USA: Bio Med Central

Yueniwati, Yuyun. 2016. Pencitraan Pada Stroke. Malang: UB Press

13

Anda mungkin juga menyukai