BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Subhan Silia (Ketua) 04141411011 Angkatan 2014
Ariyanto (Anggota 1) 04141611007 Angkatan 2016
Hendro Priyono (Anggota 2) 04141711006 Angkatan 2017
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2019
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
jenis burung endemik langka yang perlu dilakukan upaya dalam pengelolaan
penyelamatan habitat dan peningkatan populasi. Salah satu upaya untuk
mempertahankan populasi burung Gosong Sula adalah dengan melakukan penetasan
buatan terhadap telur burung Gosong Sula.
Keberhasilan penetasan secara buatan tergantung pada banyak faktor, antara
lain yaitu telur tetas, mesin tetas, manajemen penetasan, dan penyimpanan telur tetas.
Telur tetas yang telah diseleksi dan memenuhi persyaratan untuk ditetaskan
seharusnya segera dimasukkan ke dalam mesin tetas, selain itu berat telur yang
hendak ditetaskan sangat berpengaruh terhadap kualitas tetas yang dihasilkan.
Berdasarkan permasalahan diatas maka akan dilaksanakan penelitian dengan judul
“Kualitas Tetas Telur Burung Gosong Sula (Megapodius bernsteinii) (Upaya
Pelestarian Burung Endemik)”. Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan
mendapatkan berat telur yang optimal untuk ditetaskan guna mendapatkan kualitas
tetas yang diharapkan sehingga kelangsungan hidup dari burung Gosong Sula dapat
terus dipertahankan sehingga terhindar dari kepunahan.
oval, panjang oval, lebar oval). Yuwanta (2006) menyatakan bahwa bentuk telur pada
unggas yaitu oval, elliptical, biconial, conial, dan spherical, sedangkan tekstur
kerabang terdiri dari kasar, rata licin dan bergaris.
Berat telur burung mamoa yaitu pada kisaran 71.25 - 108.00 g dengan rata-
rata 99,28 ± 8.64 (Sapsuha, 2013) dan jika dibandingkan dengan telur burung Maleo
lebih kecil 2.25 kali yang memiliki berat rata-rata 218,13 g (Hafsah, 2009), 223,70 g
(Saerang et al., 2010) namun termasuk ekstra besar dalam ukuran telur burung atau
hampir sekitar 2 kali berat telur ayam petelur 54,03 gr (Tugiyanti dan Iriyanti, 2012).
2.4. Penetasan
Penetasan adalah usaha untuk menetaskan telur unggas dengan bantuan mesin
tetas yang sistem atau cara kerjanya mengadopsi tingkah laku (behaviour) induk
ayam atau unggas lainnya selama mengeram. Menurut Paimin (2002), pada
hakekatnya ada dua cara penetasan telur, yaitu secara alami (dengan induknya
sendiri) dan secara buatan (dengan alat penetas telur). Kapasitas produksi unggas
sekali pengeraman hanya sekitar 10-14 butir, akan tetapi untuk mesin tetas sangat
bervariasi tergantung kapasitas mesinnya.
2. Daya Tetas
Daya Tetas/Hatchtability adalah persentase telur yang menetas dari
sekelompok telur fertil yang ditetaskan, dengan rumus daya tetas yaitu :
Jumlah telur yang menetas
Daya tetas = x 100%
Jumlah telur yang fertil
3. Mortalitas
Mortalitas adalah persentase telur yang tidak menetas dari sekelompok telur
fertile yang ditetaskan.
Jumlah telur yang tidak menetas
Mortalitas = x 100%
Jumlah telur yang ferti
4. Bobot Tetas
Bobot tetas adalah berat anak burung Gosong Sula setelah menetas.
DAFTAR PUSTAKA
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Universitas Gadjah
Hasanuddin Mada
Jurusan/Prodi Nutrisi dan Makanan Ilmu Peternakan
Ternak
Tahun Masuk-Lulus 1994 -1999 2007 – 2010
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Pemnafaatan Daun Pala (Myristica frangrans Ristek DIKTI 2013
Houtt) dan Cengkeh (Syzygium aromaticum L)
sebagai Phitobiotic untuk Meningkatkan
Produktivitas Broiler (Anggota 1)
2 Peranan Gender dalam Pengembangan BAPEDA Propinsi 2013
Peternakan di Provinsi Maluku Utara (Ketua) Maluku Utara
3 Kajian Keragaman Jenis Burung Berbasis BAPEDA Propinsi 2014
Gugus Pulau di Provinsi Maluku Utara Maluku Utara
(Anggota 1)
14