Anda di halaman 1dari 7

MAX PLANCK

A. Biodata
Nama : Max Karl Ernst Ludwig Planck (Max Planck)
TTL : Kiel, Schleswig-Holstein, Jerman, 23 April 1858
Wafat : Göttingen, Niedersachsen, Jerman, 4 Oktober 1947
Kebangsaan : Jerman
Penemuan : 1. Teori Kuantum (1900)
2. Konstanta Planck (1989)
3. Hukum Radiasi Badan Hitam Planck (1989)

B. Biografi
Max Karl Ernst Ludwig Planck atau yang biasa dikenal sebagai Max
Planck lahir di Kiel, Schleswig-Holstein, Jerman pada tanggal 23 April 1858.
Planck memiliki seorang ayah yang bernama Johan Julius Wilhem seorang
Professor dalam bidang Hukum Konstitusi di University of Kiel memilki dua istri.
Istri pertamanya bernama Mathilde Voigt dan istri keduanya bernama Ema Patzig.
Planck terlahir dari pasangan Johann Julius Wilhelm Planck dan ibunya (istri
kedua ayahnya), Emma Patzig. Ayah Max Plank merupakan seorang anak dari
pasangan Wilhelm Planck dan Dorothea Planck.
Pada saat Planck dilahirkan, ayahnya berumur 41 tahun dan ibunya
berumur 37 tahun. Planck merupakan anak keenam Johan Julius Wilhem,
sekaligus menjadi anak bungsu dalam keluarganya. Planck di lahirkan dalam
keluarga yang terhomat yang dikenal jujur, adil dan dermawan yang di tunjukan
sepenuhnya terhadap lembaga Negara dan gereja. Nilai-nilai inilah yang
kemudian diajarkan pada Max Planck. Max Planck memiliki lima orang anak, tiga
diantaranya laki-laki sedangkan dua lainnya perempuan. Kelima anak Max Planck
ialah Erwin Planck, Karl Planck, Herman Planck, Emma Planck dan Grette
Planck.

C. Riwayat Pendidikan
Max Planck mulai sekolah dasar di Kiel. Pada musim bunga 1867
keluarganya pindah ke Munich ketika ayahnya diangkat sebagai Profesor. Di
kotainilah Planck mulai belajar, khususnya musik dan setiap tahun sering di
berikan hadiah pada saat pertandingan musik. Di sekolah, Planck merupakan
siswa yang tidak pintar dalam bidang akademik dan tidak ada tanda-tanda bakat
yang luar biasa pada dirinya. Planck terdaftar di sekolah Maximilians gimnasium,
Max Planck mulai belajar mengenai fisika dan matematika yang di ajarkan oleh
seorang guru bernama Hermann Müller dan pada saat itu beliau terkesan oleh sifat
absolut hukum konservasi energi.
Pada bulan Juli 1874, pada usia 16, ia lulus ujian dengan bakat pada
bidang musik terutama piano. Pada tanggal 21 Oktober 1874, Planck melanjutkan
studi diUniversity of Munich di mana guru-gurunya di antaranya adalah Kirchhoff
dan Helmholtz. Pada tahun 1875, Beliau sakit selama musim panas yang
menyebabkan Planck untuk berhenti belajar untuk sementara waktu. Pada bulan
Oktober tahun 1877, Planck pindah di Universitas Berlin dan lulus pada tahun
1879. Bulan Juli 1879 pada usia 21, Planck kembali di Universitas Munich untuk
mengajar di universitas itu dan pada tanggal 28 Juli 1879 memperoleh gelar
doktor dengan tesis pada kedua hukum termodinamika dengan predikat “summa
cum laude” dari universitas Munich.
Beliau adalah dosen privat di Munich 1880-1885, kemudian Associate
Professor Fisika Teoritis di Kiel sampai tahun 1889, di mana tahun itu Planck
menggantikan Kirchhoff sebagai Profesor di Universitas Berlin, dan tetap di sana
sampai pensiun pada tahun 1926. Setelah itu Planck menjadi Presiden Kaiser
Wilhelm Society untuk Promosi Sains, sebuah jabatan yang dia pegang sampai
1937. Prussian Academy of Sciences menunjuknya menjadi anggota pada tahun
1894 dan Sekretaris Tetap pada tahun 1912.

D. Kehidupan Pribadi
Namun sayang, perjalanan hidup Planck tidak secerah karirnya. Sikapnya
yang anti-Nazi membuat kedudukannya menjadi berbahaya karena dianggap
menentang nazi. Pada tahun 1933, beliau keluar dari asosiasinya. Kemudian
setelah Perang Dunia II Planck kembali bergabung dengan asosiasinya dengan
posisi yang sama sebagai Presiden Max Planck Society. Begitu juga dalam
kehidupan rumah tangga, kesedihan demi kesedihan menimpa keluarga Planck.
Max Planck menikahi Marie Mack yang merupakan teman kecilnya pada tahun
1886. Kemudian istrinya meninggal pada tahun 1909, dan satu tahun kemudian
Planck menikahi Marga von Hoesslin dan dikarunia lima orang anak. Tiga
anaknya meninggal semasih kanak-kanak dan satu lagi anak laki-lakinya bernama
Erwin dihukum mati oleh rezim Hitler pada 20 Juli 1944 karena pengkhianatan
dalam hubungan dengan pencobaan pembunuhan Hitler. Pada tanggal 3 Oktober
1947, Max Planck, menghadap Tuhan, di Gottingen, Jerman tepat di usia 89
tahun.

E. Sejarah Penemuan
Sekitar tahun 1900 Max Planck melakukan kegiatan pengamatan terhadap
radiasi yang dipancarkan oleh benda yang dipanaskan.Beliau berusaha untuk
mendapatkan persamaan matematika yang menyangkut bentuk dan posisi kurva
pada grafik distribusi spektrum. Planck menganggap bahwa permukaan benda
hitam memancarkan radiasi secara terus-menerus, sesuai dengan hukum-hukum
fisika yang diakui pada saat itu. Hukum-hukum itu diturunkan dari hukum dasar
mekanika yang dikembangkan oleh Sir Isaac Newton. Namun dengan asumsi
tersebut ternyata Planck gagal untuk mendapatkan persamaan matematika yang
dicarinya. Kegagalan ini telah mendorong Planck untuk berpendapat bahwa
hukum mekanika yang berkenaan dengan kerja suatu atom sedikit banyak berbeda
dengan Hukum Newton.
Dengan hipotesis yang revolusioner ini, Planck berhasil menemukan suatu
persamaan matematika untuk radiasi benda hitam yang benar-benar sesuai dengan
data percobaan yang diperolehnya. Bahwa permukaan benda hitam tidak
menyerap atau memancarkan energi secara kontinu, melainkan berjalan sedikit
demi sedikit dan bertahap-tahap. Menurut Planck, benda hitam menyerap energi
dalam berkas-berkas kecil dan memancarkan energi yang diserapnya dalam
berkas-berkas kecil pula. Berkas-berkas kecil itu selanjutnya disebut kuantum.
Teori kuantum ini bisa diibaratkan dengan naik atau turun menggunakan tangga.
Hanya pada posisi-posisi tertentu, yaitu pada posisi anak tangga kita dapat
menginjakkan kaki, dan tidak mungkin menginjakkan kaki di antara anak-anak
tangga itu.Planck mendapatkan suatu persamaan yang menyatakan bahwa energi
suatu kuantum (E) adalah setara dengan nilai tetapan tertentu yang dikenal sebagai
Tetapan Planck (h), dikalikan dengan frekuensi (n) kuantum radiasi.
𝐸= ℎ𝑓

dengan:
E = energi foton (joule)
h =tetapan Planck (6,626 × 10–34 J dt)
f = frekuensi foton (Hz)

Persamaan tersebut selanjutnya disebut Hukum Radiasi Benda Hitam


Planck yang menyatakan bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan dari suatu
benda hitam berbeda-beda sesuai dengan panjang gelombang cahaya.
Hipotesis Planck yang bertentangan dengan teori klasik tentang
gelombang elektromagnetik(dimana sebagai partikel, foton hanya dapat
berinteraksi dengan materi dengan memindahkan energi) ini merupakan titik awal
dari lahirnya teori kuantum yang menandai terjadinya revolusi dalam bidang
fisika. Terobosan Planck merupakan tindakan yang sangat berani karena
bertentangan dengan hukum fisika yang telah mapan dan sangat dihormati.
Dengan teori ini ilmu fisika mampu menyuguhkan pengertian yang mendalam
tentang alam benda dan materi. Planck menerbitkan karyanya pada majalah yang
sangat terkenal. Namun untuk beberapa saat, karya Planck ini tidak mendapatkan
perhatian dari masyarakat ilmiah saat itu. Pada mulanya, Planck sendiri dan
fisikawan lainnya menganggap bahwa hipotesis tersebut tidak lain dari fiksi
matematika yang cocok. Namun setelah berjalan beberapa tahun, anggapan
tersebut berubah hingga hipotesis Planck tentang kuantum dapat digunakan untuk
menerangkan berbagai fenomena fisika.

F. Penghargaan
Pada tahun 1918 Planck memperoleh Hadiah Nobel bidang fisika berkat
teori kuantumnya itu. Dengan memanfaatkan teori kuantum untuk menjelaskan
efek fotolistrik, Einstein memenangkan Hadiah Nobel bidang fisika pada tahun
1921. Selanjutnya Bohr yang mengikuti jejak Einstein menggunakan Teori
Kuantum untuk teori atomnya juga dianugerahi Hadiah Nobel Bidang Fisika
tahun 1922 Tiga hadiah Nobel fisika dalam waktu yang hampir berurutan di awal
abad ke-20 itu menandai pengakuan secara luas terhadap lahirnya Teori Mekanika
Kuantum. Teori ini mempunyai arti penting dan fundamental dalam fisika. Di
antara perkembangan beberapa bidang ilmu pengetahuan di abad ke-20,
perkembangan mekanika kuantum memiliki arti yang paling penting, jauh lebih
penting dibandingkan Teori Relativitas dari Einstein. Oleh sebab itu, Planck
dianggap sebagai Bapak Mekanika Kuantum yang telah mengalihkan perhatian
penelitian dari fisika makro yang mempelajari objek-objek tampak ke fisika mikro
yang mempelajari objek-objek sub-atomik.
Selain mendapatkan penghargaan bergengsi berupa Nobel Fisika, dalam
karirnya Max Planck juga beberapa kali memperoleh penghargaan. Pada tahun
1915 ia memperoleh penghargaan Pour le Merite, selang beberapa tahun
kemudian ia memperoleh penghargaan Medali Franklin pada tahun 1927, pada
tahun yang sama Planck juga memperoleh penghargaan Medali Lorentz.Satu
tahun kemudian Planck memperoleh penghargaan Adlerschild des Deutschen
Reisches. Pada tahun 1929 Max Planck memperoleh penghargaan Medali Max
Plank, pada tahun yang sama beliau juga memperoleh Medali Copley. Pada tahun
1945 beliau memperoleh penghargaan Goethe Prize.

G. Kedudukan dan Jabatan Max Planck


Selain sebagai ilmuwan dalam bidang Fisika, Planck juga mempunyai
beberapa jabatan pada masanya. Pada tahun 1905 hingga 1909 Planck menjabat
sebagai Kepala Perkumpulan Fisikawan Jerman (Deutsche Physikalische
Gesellschaft). Lalu pada tahun 1913 Planck menjabat sebagai Kepala Universitas
Berlin. Kemudian pada tahun 1930 hingga 1937 ia menduduki jabatan sebagai
Kepala Kaiser-Wilhelm Gesellschaft zur Förderung der Wissenschaften atau yang
biasa disebut KWG, merupakan persatuan Kaisar Wilhelm untuk peningkatan
dalam bidang sains. Lalu setelah kematian Max Planck pada 4 Oktober 1947
KWG diubah namanya menjadi Max-Planck-Gesellschaft zur Förderung der
Wissenschaften atau yang biasa disebut MPG yang memiliki arti Persatuan Max
Planck untuk peningkatan dalam sains, hal itu dilakukan untuk mengenang jasa
Planck dalam dunia sains terutama bidang Fisika.
Referensi
Gibrin, John. 2005. Bengkel Ilmu Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Hellborn, J.L. 1986. The Dilemmas of an Upright Man – Max Planck as
Spokesman for German Science. Berkeley and Los Angeles: University of
Calofornia Press.
Kusminarto, 2011. Esensi Fisika Modern. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Liong, T.H. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Gibrin, John. 2005. Bengkel Ilmu Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Plank, Max. 1949. Scientific Autobiography. New York: Philosophical Library.

Anda mungkin juga menyukai