Dokumen - Tips - Makalah Biodiesel Kel1
Dokumen - Tips - Makalah Biodiesel Kel1
BIODIESEL
Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Satu)
Kelas : 6 EGA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui potensi biodiesel yang dihasilkan dari bahan baku nabati
atau tumbuhan penghasil biodiesel yang ada di Indonesia.
2. Dapat memahami proses pembuatan biodiesel sehingga dapat digunakan
sebagai energi alternatif pengganti biodiesel.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai informasi kepada semua pihak, bahwa banyak sekali bahan baku
nabati atau tanaman yang dapat dikonversikan menjadi biodiesel. Serta, dapat
melihat sisi lain dari sisa (limbah) yaitu minyak jelantah yang dapat berpotensi
sebagai energi alternatif biodiesel.
2. Ikut serta dalam meningkatkan penggunaan energi alternatif, sehingga dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Biodiesel
Biodiesel merupakan nama yang diberikan untuk bahan bakar yang terdiri dari
mono-alkyl ester yang dapat terbakar dengan bersih, berasal dari berbagaiminyak
tumbuhan atau lemak hewan, biasanya berupa metil ester atau etil esterdari asam
lemak. Nama biodiesel telah disetujui oleh Departemen of Energy (DOE), Environmental
Protection Agency (EPA) dan American Society of Testing Material (ASTM) sebagai industri
energi alternatif. Berasal dari asamlemak yang sumbernya renewable limit,dikenal sebagai
bahan bakar yang ramah ngkungan dan menghasilkan emisi gas buang yang relatif
lebih bersihdibandingkan bahan bakar konvensional. Biodiesel tidak beracun, bebas
daribelerang, aplikasinya sederhana dan berbau harum.Biodiesel dapat ditulis sebagai
B100.B100 menunjukkan bahwa biodieseltersebut murni 100% terdiri atas mono-alkyl
ester . Biodiesel campuran ditandaiseperti " BXX", dimana " XX" menyatakan
prosentase komposisi biodiesel yangterdapat di campuran tersebut, dengan kata lain
B20 adalah 20% biodiesel, 80%minyak solar (Zuhdi dkk, 2003).
2.2.2.1. Trigiliserida
Trigliserida adalah triester dari gliserol dengan asam-asam lemak, yaitu asam-
asam karboksilat beratom karbon 6 s/d 30. Trigliserida banyak dikandung dalam
minyak dan lemak, merupakan komponen terbesar penyusun minyak nabati. Selain
trigliserida, terdapat juga monogliserida dan digliserida. Struktur molekul dari ketiga
macam gliserid tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.4.2. Esterifikasi
Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester.
Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Katalis-katalis yang cocok
adalah zat berkarakter asam kuat dan, karena ini, asam sulfat, asam sulfonat organik
atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis yang biasa terpilih
dalam praktek industrial (Soerawidjaja, 2006). Untuk mendorong agar reaksi bisa
berlangsung ke konversi yang sempurna pada temperatur rendah (misalnya paling
tinggi 120° C), reaktan metanol harus ditambahkan dalam jumlah yang sangat
berlebih (biasanya lebih besar dari 10 kali nisbah stoikhiometrik) dan air produk
ikutan reaksi harus disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu fasa minyak. Melalui
kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan metode penyingkiran
air, konversi sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat dituntaskan dalam
waktu 1 sampai beberapa jam. Reaksi esterifikasi dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 2.6. Reaksi esterifikasi dari asam lemak menjadi metil ester
Esterifikasi biasa dilakukan untuk membuat biodiesel dari minyak berkadar asam
lemak bebas tinggi (berangka-asam ≥ 5 mg-KOH/g). Pada tahap ini, asam lemak
bebas akan dikonversikan menjadi metil ester. Tahap esterifikasi biasa diikuti dengan
tahap transesterfikasi. Namun sebelum produk esterifikasi diumpankan ke tahap
transesterifikasi, air dan bagian terbesar katalis asam yang dikandungnya harus
disingkirkan terlebih dahulu.
2.4.3. Transesterifikasi
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi dari
trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol, dan
menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di antara alkohol-alkohol monohidrik
yang menjadi kandidat sumber/pemasok gugus alkil, metanol adalah yang paling
umum digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi (sehingga
reaksi disebut metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia ini, biodiesel praktis identik
dengan ester metil asam-asam lemak (Fatty Acids Metil Ester, FAME). Reaksi
transesterifikasi trigliserida menjadi metil ester dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 2.7. Reaksi Transesterifikasi dari Trigliserida menjadi ester metil asam-asam
lemak
Produk yang diinginkan dari reaksi transesterifikasi adalah ester metil asam-
asam lemak. Terdapat beberapa cara agar kesetimbangan lebih ke arah produk,
yaitu:
a. Menambahkan metanol berlebih ke dalam reaksi
b. Memisahkan gliserol
c. Menurunkan temperatur reaksi (transesterifikasi merupakan reaksi eksoterm)
Gambar 2.11. Diagram Alir ekstraksi minyak dari biji jarak dengan
kombinasi metode twin screw press dan solvent extraction
- Keuntungan Biodiesel
1. Biodiesel tidak beracun.
2. Terbuat dari sumber daya terbarukan (bahan bakar biodegradable.).
3. Berfungsi seperti solar pada umumnya
4. Menghasilkan polusi lebih sedikit dan lebih mudah terbakar dibandingkan
yang memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 50 juta galon biodiesel per
tahun.
15. Produksi dan penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit emisi dibandingkan
-Kekurangan Biodiesel
1. Biodiesel secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan diesel
konvensional.
2. Cenderung mengurangi keekonomian bahan bakar.
3. Kurang cocok untuk digunakan dalam suhu rendah karena Biodiesel murni
memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah.
4. Tidak dapat dipindahkan/diangkut melalui pipa.
5. Menghasilkan lebih banyak emisi nitrogen oksida (NOx) yang dapat mengarah
pada pembentukan kabut asap.
6. Hanya dapat digunakan untuk mesin bertenaga diesel.
7. Menyebabkan tabung bahan bakar kendaraan tua menurun keawetannya
(tambah korosi). Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air
dibandingkan dengan diesel konvensional, hal ini bisa menyebabkan korosi,
filter rusak, pitting di piston, dll.
8. Lebih banyak mengikat uap air, yang dapat menyebabkan masalah dalam cuaca
dingin (misalnya: bahan bakar beku, deposit air di sistem penyaluran bahan
bakar kendaraan, aliran bahan bakar dingin, pengkabutan, dan peningkatan
korosi).
9. Biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari jagung yang dapat
menyebabkan kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan. Hal ini
bisa memicu meningkatnya kelaparan di dunia.
10. Biodiesel memiliki kandungan energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan diesel konvensional, sekitar 11% lebih sedikit dibandingkan dengan
bahan bakar diesel konvensional.
Keterangan:
VR = vaporizer R = reactor
SH = super heater Cd = condenser
H = heater O = outlet
V = valve B = level controller
Gambar 2.13. Skema Flow Diagram Sistem BCR Aliran Semi Batch
Minyak biji karet atau rubber seed oils (RSO) yang akan diolah menjadi
biodiesel diperoleh dengan cara pengepres biji karet. Karakteristik RSO harus
diketahui terlebih dahulu terutama FFA dan titik didihnya. Titik didih ini akan
menentukan pada temperatur berapa setting peralatan itu harus dilakukan. Yang
terpenting adalah setting temperatur reaksi harus di bawah titik didih RSO untuk
mempertahankan agar kondisinya tetap sebagai cairan. Dari uji laboratorium,
diperoleh data RSO sebagai berikut: viskositas 5,19 cSt, densitas 0,9209 kg/l, kadar
air 0,2%, FFA 6,66%, dan titik didih 305 0C. Metanol dengan kemurnian minimum
99,8% diperoleh di pasaran bebas.
Kebutuhan Reaktan
Untuk menghasilkan kadar metil ester optimum, bahan baku CPO memerlukan rasio
molar antara metanol dengan minyak CPO = 148 : 1. Dalam penelitian ini,
perhitungan kebutuhan reaktan untuk rasio molar 140 adalah sebagai berikut:
Kebutuhan RSO
Jumlah RSO fixe bed = 200 ml pada bubble column reactor → ∀RSO = 200 ml
m x g ml x ml g RSO RSO RSO = ρ ∀ = 0,9252 / 200 =185,04
(BM)RSO = 878,414 g/gmol → dihitung
Metanol
Rasio molar reaktan (Metanol: RSO) = 140 : 1
molmethanol = 140 x molRSO = 1140 x 0,216 gmol = 29,484 gmol
(BM)metanol = 32,04 g/gmol
mmethanol = molmethanol x (BM) methanol = 29,484 gmol x 32,04g/gmol =
944667g
SGmetanol = 0,7866
Kebutuhan metanol
atau
mmethanol = molmethanol x (BM) methanol = 29,484 gmol x 32,04g/gmol =
944667g
Dengan cara yang sama, maka kebutuhan reaktan untuk rasio molar (rm) 140, 150,
dan 160, ditabulasikan pada Tabel 2.4
Tabel 2.4. Kebutuhan Reaktan
.
BAB III
PENUTUP
Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif yang terbuat dari minyak
nabati yang merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui. Biodiesel dapat
dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dengan tingkat emisi yang lebih
rendah apabila dibandingkan dengan solar-fosil sehingga lebih ramah lingkungan. Di
Indonesia yang kaya akan Flora dan fauna merupakan kelebihan yang dimiliki untuk
dimanfaatkan dalam ilmu pengetahuan. Dengan beragam tumbuhan yang ada di
bumi, dapat dilakukan banyak penelitian terhadap tanaman yang kemungkinan dan
memiliki potensi dalam menghasilkan biodiesel.
Biodiesel yang diperoleh dari pengolahan tanaman, di olah dengan proses
sedemikian rupa sehingga diperoleh minyak (biodiesel) dalam jumlah yang banyak.
Setiap tanaman memiliki bagian tertentu yang bermanfaat, seperti yang telah kita
bahas pada makalah, bahwa tanaman-tanaman tersebut dimanfaatkan bijinya dan
diolah hingga akhirnya diperoleh biodiesel yang berkualitas dan bermanfaat dalah
kehidupan manusia.
Pengelolahan tanaman biodiesel sehingga didapat poduk yang diinginkan
tidaklah mudah, prosesnya membutuhkan ketelitian, dan ketersediaan pangan
(bahan mentah) penghasil produk biodiesel. Minyak dengan keasaman yang tinggi
dapat diolah menjadi biodiesel dengan prosedur standar (transesterifikasi). Cara
mengatasi keasaman dimulai penanganan biji di lapangan sampai dengan pemilihan
teknologi yang tepat. Proses “estrans” telah teruji dapat mengatasi keasaman
biodiesel dari minyak jarak pagar. Pembangunan industri biodiesel dengan bahan
baku jarak pagar dianjurkan hanya untuk tujuan ekspor.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka sangat diharapkan
para ilmuan untuk mengembangkan penelitiannya demi kelangsungan kehidupan
manusia di bumi. Tidak lepas dari semua itu, pemerintah juga harus ikut berperan
dalam mengembangkan dalam sektor ini.
Demikianlah gambaran sekilas mengenai biodiesel (Tanaman Penghasil
Biodiesel), semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terutama
memotivasi bagi mahasiswa Ilmu Pengetahuan Alam untuk terus berkarya dengan
mengembangkan Ilmu Pengetahuan hingga masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA