Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERLAWANAN TERNATE TIDORE

MELAWAN PORTUGIS

Disusun oleh :

 Anggi Hartawan

 Ina Inayah

 Muhammad Faisal

 Perdiansyah

 Sri Nurwalia

SMA NEGERI 1 TALAGA

Tahun Ajaran 2018-2019

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatNya-lah maka kami bisa menyelesaikan makalah
dengan tepat waktu.

Berikut ini kami persembahkan makalah tentang Perlawanan Rakyat Ternate


Terhadap Portugis, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita untuk mempelajari berbagai sejarah tentang cikal bakal Bangsa Indonesia dan bisa
mengetahui perjuangan rakyat-nya itu sendiri.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………..................................................................................

DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………….................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang…………………………………………………………………………………................................

B. Tujuan
Pembahasan…………………………………………………………………………...............................

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Perang………………………………………..........................................

B. Tokoh / Pemimpin
Perang………………………………………………………………...............................

C. Proses
Perang………………………………………………………………………………….................................

D. Perjanjian-
Perjanjian…………………………………………………………………………...............................

E. Dampak
Peperangan………………………………………………………………………….............................

F. Hikmah /
Pelajaran………………………………………………………………………….................................

BAB III PENUTUP

A.
Kesimpulan………………………………………………………………………………………............................
.....

B.Saran………………………………………………………………………………….............................................
.....

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………...............................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perlawanan Ternate terhadap Portugis didorong oleh tindakan bangsa


Portugis yang sewenang-wenang dan merugikan rakyat. Perlawanan Ternate dipimpin
oleh Sultan Hairun dari Ternate. Seluruh rakyat dari Irian sampai ke Jawa diserukan
untuk melakukan perlawanan. Pada awalnya Portugis diterima dengan baik oleh raja
setempat dan didirikan untuk mendirikan benteng, namun lama kelama-lamaan rakyat
Ternate mengadakan perlawanan. Kesultanan Ternate yang saat itu sedang berselisih
dengan kesultanan Tidore. Keadaan ini dimanfaatkan Portugis yang langsung
mendukung Ternate. Akibatnya, Portugis diijinkan mendirikan benteng (loji) dengan
alasan untuk melindungi Ternate dari serangan Tidore. Bersamaan dengan itu, pada
1521 datang armada Spanyol yang mempunyai tujuan yang sama dengan Portugis.
Melihat kondisi di Maluku, Spanyol berusaha mendukung Tidore.

Persaingan diantara kedua imperialis Barat tersebut dalam memperebutkan


wilayah Maluku tidak dapat dihindari. Persaingan tersebut dapat diselesaikan melalui
Perjanjian Saragosa pada 22 April 1529. Isi perjanjian tersebut mengharuskan Spanyol
meninggalkan Maluku, sehingga Portugis dapat menguasai Maluku sepenuhnya.
Kegiatan imperialis Portugis, akhirnya mendapat perlawanan dari Raja Ternate, yaitu
Sultan Hairun. Dengan kelicikan Portugis, perlawanan Sultan Hairun dapat dipatahkan
pada 1570. Namun perlawanan rakyat Ternate terus berlanjut di bawah pimpinan
sultan Baabullah. Dengan perlawanan Sultan Baabullah inilah, Portugis dapat diusir
dari bumi Maluku pada 1575.

B. Tujuan Pembahasan

Supaya kita dapat mengetahui susah payahnya para pejuang yang peduli akan
keadaan Bangsa Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Perlawanan

Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini :

1. Portugis melakukan monopoli perdagangan.


2. Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
3. Portugis ingin menyebarkan agama Katholik, yang berarti bertentangan dengan
agama yang telah dianut oleh rakyat Ternate.
4. Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan
mereka.
5. Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.
6. Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka kehendak Portugis ditolak oleh raja Ternate.
Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis,
sehingga Portugis dapat didesak. Pada waktu terdesak, Portugis mendatangkan
bantuan dari Malaka dipimpin oleh Antoni Galvo, sehingga Portugis dapat bertahan di
Maluku.

B. Tokoh / pemimpin Perang

Perlawanan Ternate Dipimpin Sultan Hairun

Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali di bawah pimpinan Sultan
Hairun. Raja Ternate yang sangat gigih melawan Portugis adalah Sultan hairun yang
bersifat anti-Portugis. Portugis berusaha menangkap Sultan Hairun, namun rakyat
bangkit untuk melawan Portugis dan berhasil membebaskan Sultan Hairun dan
tawanan lainnya. Beliau dengan tegas menentang usaha Portugis untuk meleakukan
monopoli perdagangan di Ternate. Rakyat Ternate dibawah pimpinan Sultan Hairun
melakukan perlawanan. Rakyat membakar dan menyerang benteng-benteng Porugis.
Portugis kewalahan menghadapi perlawanan tersebut. Dengan kekuatan yang lemah,
tentu saja Portugis tidak mampu menghadapi perlawanan. Oleh karena itu, pada tahun
1570 dengan licik Portugis menawarkan tipu perdamaian. Sehari setelah sumpah
ditandantangani , de Mosquito mengundang Sultan Hairun untuk menghadiri pesta
perdamaian di benteng. Tanpa curiga Sultan Hairun hadir, dan kemudian dibunuh oleh
kaki tangan Portugis. Perisriwa ini menimbulkan kemarahan besar rakyat Maluku dan
terutama Sultan Baabullah, anak Sultan Hairun.

Perlawanan Ternate Dipimpin Oleh Sultan Baabullah

Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan oleh Sultan Baabullah (putera Sultan


Hairun). Bersama rakyat, Sultan Baaabullah bertekad menggempur Portugis. Pasukan
Sultan Baabullah memusatkan penyerangan untuk mengepung benteng Portugis di
Ternate. Lima tahun lamanya Portugis mampu bertahan didalam benteng yang
akhirnya menyerah pada tahun 1575 karena kehabisan bekal. Kemudian Portugis
melarikan diri ke Timor-Timur. Pada tahun 1574 benteng Portugis direbut, kemudian
Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur
sampai tahun 1975.

C. Proses Perang

Portugis ingin memaksakan monopoli perdagangan kepada rakyat Ternate.


Tentu saja hal itu ditentang oleh rakyat Ternate. Perlawanan terhadap kekuasaan
Portugis di Ternate berkobar pada tahun 1533.

Untuk menghadapi Portugis, Sultan Ternate menyerukan agar rakyat dari Irian
sampai ke Pulau Jawa bersatu melawan Portugis. Maka berkobarlah perlawanan
umum di Maluku terhadap Portugis. Rakyat Maluku bangkit melawan Portugis.

Kerajaan Ternate dan Tidore berstu. Akibatnya Portugis terdesak. Karena


merasa posisinya terdesak, Portugis mendatangkan pasukan bantuan dari Malaka,
dibawah pimpinan Antonio Glavo. Pasukan bantuan tersebut menyerbu beberapa
wilayah kerajaan Ternate. Rakyat Maluku dibawah kerajaan Ternate berjuang penuh
semangat, mempertahankan kemerdekaannya. Tetapi waktu itu Ternate belum
berhasil mengusir Portugis. Untuk sementara Portugis dapat menguasai Maluku. Pada
tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali melawan Portugis, dibawah pimpian
Sultan Hairun. Portugis hampir terdesak kemudian melakukan tindakan licik. Sultan
Hairun diajak berunding. Untuk itu, Sultan Hairun diundang agar datang ke benteng
Portugis. Dengan jiwa ksatria dan tanpa perasaan curiga, Sultan Hairun memenuhi
undangan Portugis. Tetapi apa yang terjadi? Setiba di benteng Portugis, Sultan Hairun
dibunuh. Peristiwa itu membangkitkan kemarahan rakyat Maluku. Perlawanan umum
berkobar lagi dibawah pimpinan Sultan Baabullah, pengganti Sultan Hairun pada
tahun 1574, benteng Portugis dapat direbut oleh rakyat Ternate. Dengan demikian,
rakyat Ternate berhasil mempertahankan kemerdekaannya.
D. Perjanjian-Perjanjian

Perjanjian Saragosa

Perjanjian Saragosa yang berlangsung pada 22 April 1529 merupakan


perjanjian Spanyol dan Portugis untuk menentukan bahwa bumi dibagian Timur
dibagi menjadi dua kerajaan.

Perjanjian Saragosa terjadi karena pertikaian bangsa Spanyol dengan bangsa Portugis
di Maluku, pertikaian ini disebabkan kedua belah pihak ingin memonopoli
perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Persaingan diantara kedua imperialis Barat tersebut dalam memperebutkan


wilayah Maluku tidak dapat dihindari. Persaingan tersebut dapat diselesaikan melalui
Perjanjian Saragosa pada 22 April 1529. Isi perjanjian tersebut mengharuskan Spanyol
meninggalkan Maluku, sehingga Portugis dapat menguasai Maluku sepenuhnya.

E. Dampak Peperangan

Dampak Positif

Rakyat di Maluku dapat bersatu, dan rakyat di luar Maluku terdorong untuk
melawan Portugis.

Dampak Negatif

Meluasnya monopoli, rakyat menderita, dan kekuasaan diatur oleh bangsa


asing.

F. Hikmah / Pelajaran

Adapun pelajaran yang dapat kita ambil antara lain :

a. Tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan.


b. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
c. Gigih dalam melawan para penjajah.
d. Berani membela kebenaran.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Perang terus berlangsung selama 5 tahun, sampai akhirnya Portugis


menyerah dan meninggalkan Maluku pada 1575. Dibawah Sultan
Baabullah “Penguasa 72 Pulau”, Ternate mencapai puncak kejayaannya
dengan wilayah membentang luas dari Sulawesi Utara dan Tengah,
Kepulauan Marshall, hingga Filipina Selatan dan Kepulauan Nusa
Tenggara.

B. Saran

Semoga dengan dibuatnya makalah ini, kita bisa mengetahui


bagaimana susahnya Pejuang Indonesia zaman dahulu merebut NKRI, dari
bertaruh harta maupun nyawa. Janganlah melupakan jasa pahlawan yang
telah gugur dalam membela Indonesia dan emoga kita dapat mangambil
nilai-nilai luhur dari mereka.
DAFTAR PUSTAKA

http://iskandarberkasta-sudra.blogspot.com/2015/11/kedatangan-belanda-ke-
indonesia.html

Notosusanto, Nugroho:Poesponegoro Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional


Indonesia Jilid IV. Jakarta: Balai Pustaka.

Suryono Capt.R.P. 2003. Peperangan Kerajaan di Nusantara. Jakarta:PT Gramedia

Hanna, Williard. 1996. Ternate dan Tidore, Jakarta : PT Penebar Swadya

Anda mungkin juga menyukai